Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

Oleh :
Maulfi Kholis
NPM. 09310058

Pembimbing :
dr. H. Amri AK, SpB

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BAGIAN SMF BEDAH RSUD TASIKMALAYA
2014
IDENTITAS
• Nama : Tn. A
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 66 tahun
• Pekerjaan : Penjahit
• Alamat : Karangtunggal
• No. CM : 14018061
• Tanggal masuk : 24 Februari 2014
• Tanggal periksa : 25 Februari 2014
• Jam periksa : 09.15 WIB
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Sulit buang air kecil (BAK)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan sulit BAK sejak
2 tahun yang lalu. Untuk memulai BAK pasien
membutuhkan waktu sekitar 3-5 menit. Pasien
juga harus mengedan agar air kencing pasien
keluar.
Pasien mengatakan ± 6 bulan yang lalu
pancaran air kencing pasien mulai melemah,
terputus-putus dan lalu menetes. Pada saat
merubah posisi, keluhan tersebut tetap
timbul. Pasien juga mengeluhkan buang air
kecil merasa tidak lampias dan merasa masih
ada sisa air kencing di kandung kencing pasien.
Karena keluhan tersebut pasien berobat ke
dokter spesialis urologi dan diperiksa
menggunakan USG. Pasien kemudian
dianjurkan untuk operasi tetapi menolak.
Pasien juga diberi resep 2 obat yang diminum
pada pagi hari dan malam hari selama 10 hari.
Setelah meminum obat tersebut pasien
merasa ada perbaikan tetapi keluhan muncul
kembali saat obat habis.
Sekitar ± 4 bulan yang lalu pasien
mengeluhkan rasa ingin kencing yang tidak
tertahan. Pada malam hari pasien BAK ± 10
kali. Pasien menyatakan ± 3 bulan yang lalu
juga mengeluhkan nyeri pada saat BAK, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk pada daerah
perut bagian bawah. Nyeri yang dirasakan
tersebut tidak menjalar dan menghilang
setelah BAK.
Sejak saat itu pasien beberapa kali tidak
bisa BAK sama sekali dan harus dipasang
selang kencing agar air kencing pasien keluar.
Setelah selang kencing dicabut, pasien bisa
BAK seperti sebelumnya selama ± 3-4 minggu
kemudian pasien tidak bisa kencing lagi dan
dipasang selang kembali. Pasien sudah
beberapa kali dipasang selang kencing dan
terakhir 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit.
Riwayat kencing berdarah disangkal,
kencing berpasir atau batu disangkal, kencing
bernanah disangkal, riwayat trauma pada
saluran kencing disangkal, nyeri pinggang
disangkal, demam disangkal, penurunan berat
badan yang drastis disangkal. Susah buang air
besar (BAB) dan BAB berdarah juga disangkal
oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu dan Kronis
Pasien merasa tidak memiliki penyakit kronis selain
keluhannya saat ini.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah berobat ke dokter spesialis urologi dan
diperiksa menggunakan USG. Pasien kemudian
dianjurkan untuk operasi tetapi menolak. Pasien juga
diberi resep 2 obat yang diminum pada pagi hari dan
malam hari selama 10 hari. Pasien juga pernah berobat
alternatif tetapi tidak ada perubahan.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang
sama.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata
• Kesadaran : Compos mentis
• Vital sign : Tekanan darah : 140/90 mmHg
Heart rate : 94 x/menit
Respiratory rate : 23 x/menit
Suhu : 36,8 0C
Kepala dan Leher
• Mata : dalam batas normal
• Hidung : dalam batas normal
• Mulut : dalam batas normal
• Telinga : dalam batas normal
• Leher : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas
– Superior : dalam batas normal
– Inferior : dalam batas normal
Genitalia : dalam batas normal
Status Localis ad Regio Suprapubic
• Inspeksi : datar, distensi (-), massa (-), skar (-)
• Palpasi : nyeri tekan (-)
• Perkusi : pekak (+)

Status Localis ad Regio Flank


• Balotemen (-/-)
• Nyeri ketok CVA (-/-)
Rectal Toucher
• Tonus sfingter ani : kuat
• Mukosa rectum : licin
• Ampula recti : tidak kolaps
• Teraba massa
– pada arah jam 11 sampai jam 1
– permukaan licin
– konsistensi kenyal
– lobus kanan dan kiri simetris
– pole atas teraba
– nodul (-)
– taksiran berat ± 40 gram
• Handscoon : darah (-), feses (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Darah rutin
• USG urologi
• Patologi anatomi
HASIL PEMERIKSAAN
• Hb : 12 g/dl
• Ht : 36 vol%
• Leukosit : 7.400 /mm3
• Trombosit : 295.000 /mm3
• Ureum : 25 mg/dl
• Kreatinin : 1,08 mg/dl
DIAGNOSIS BANDING
1. Suspect benign prostatic hyperplasia
2. Suspect carcinoma prostat
DIAGNOSIS KERJA
Suspect benign prostatic hyperplasia
PENATALAKSANAAN
• Inform concern
• TURP
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : ad bonam
• Quo ad functionam: ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
BPH merupakan pembesaran kelenjar
prostat yang bersifat jinak yang hanya timbul
pada laki-laki yang biasanya pada usia
pertengahan atau lanjut.
Etiologi BPH
Hingga sekarang masih belum diketahui secara
pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat;
tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa
hiperplasia prostat erat kaitannya dengan
peningkatan kadar dihidrotestosteron (DHT) dan
proses aging (menjadi tua).
Beberapa hipotesis yang diduga sebagai penyebab
timbulnya hiperplasia prostat jinak adalah:
1. Teori Dihidrotestosteron
2. Adanya ketidakseimbangan antara estrogen-
testosteron
3. Interaksi antara sel stroma dan sel epitel prostat
4. Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
5. Teori Stem sel
Patofisiologi
Sebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada
zona transisional, sedangkan pertumbuhan
karsinoma prostat berasal dari zona perifer.
Pertumbuhan kelenjar ini sangat bergantung pada
hormon testosteron, yang di dalam sel-sel kelenjar
prostat hormon akan dirubah menjadi metabolit
aktif dihidrotestosteron (DHT) dengan bantuan
enzim 5α reduktase. Dihidrotestosteron inilah yang
secara langsung memacu m-RNA di dalam sel- sel
kelenjar prostat untuk mensintesis protein growth
factor yang memacu pertumbuhan kelenjar
prostat.
Hiperplasia Prostat

Penyempitan lumen uretra posterior

Tekanan intravesika meningkat

Buli-buli: Ginjal dan ureter:


•Hipertrofi otot detrusor •Refluks vesicoureter
•Trabekulasi •Hidroureter
•Selula •Hidronefrosis
•Divertikel buli-buli •Pionefrosis
•Gagal ginjal
Gambaran klinis
Obstruksi Iritasi

 Hesitansi  Frekuensi
 Pancaran miksi lemah  Nokturi
 Intermitensi  Urgensi
 Miksi tidak puas  Disuria
 Menetes setelah
miksi
Pemeriksaan fisik
• Buli-buli yang terisi penuh dan teraba massa
kistus di daerah supra simfisis akibat retensi
urine. Kadang-kadang didapatkan urine yang
selalu menetes yang merupakan pertanda dari
inkontinensia paradoksa.
• Pada colok dubur BPH menunjukan konsistensi
prostat kenyal, seperti meraba ujung hidung,
lobus kanan dan kiri simetris dan tidak
didapatkan nodul.
Pemeriksaan penunjang
• Laboratorium
• Foto polos
• Ultrasonografi transrektal (TRUS)
• Sistoskopi
• USG trans-abdominal
• Sistografi buli
• Uroflometri
Terapi
• Watchful waiting
• Medikamentosa
– α-blocker
– Inhibitor 5α-reduktase
– Fitofarmaka
• Pembedahan
Indikasi pembedahan
• Gagal medikamentosa
• Retensio urine berulang
• Infeksi saluran kemih
• Vesicolitiasis
• Hidronefrosis bilateral
• Divertikulum buli-buli
• Gross hematuri
Jenis pembedahan
• Open prostatectomy
• TURP
• TUIP
• Elektrovaporasi prostat
• Laser prostatectomy
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai