ABSTRAK
ABSTRACT
yang pertama. Timbulnya infeksi berulang ini akibat lanjut dari infeksi bakteri
dapat berasal dari re-infeksi atau bakteriuria berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.
persisten. Pada re-infeksi kuman berasal dari Obstruksi saluran kemih serta refluk
luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria
persisten bakteri penyebab berasal dari dalam kronik sering diikuti pembentukan jaringan
fokus infeksi di tempat lain, misalnya infeksi Gambar 4. Masuknya kuman secara
S. aureus pada ginjal bisa terjadi akibat ascending ke dalam saluran kemih.
penyebaran hematogen dari fokus infeksi di (1)kolonisasi kuman di sekitar uretra,
tulang, kulit, endotel, atau tempat lain. M. (2)masuknya kuman melaui uretra ke buli-buli
Tuberculosis, Salmonella, pseudomonas,
(3)penempelan kuman pada dinding buli-buli
Candida, dan Proteus sp termasuk jenis
bakteri/ jamur yang dapat menyebar secara (4)masuknya kumanmelaui ureter ke ginjal.13
hematogen.5,13 Walaupun jarang terjadi,
Terjadinya infeksi saluran kemih
penyebaran hematogen ini dapat
karena adanya gangguan keseimbangan antara
mengakibatkan infeksi ginjal yang berat,
mikroorganisme penyebab infeksi
misal infeksi Staphylococcus dapat
(uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran
menimbulkan abses pada ginjal.
kemih sebagai host. Gangguan keseimbangan
2. Infeksi Ascending ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh
dari host yang menurun atau karena virulensi
Infeksi secara ascending (naik) dapat
agen yang meningkat.13
terjadi melalui 4 tahapan, yaitu :
A. Faktor host
- Kolonisasi mikroorganisme pada uretra dan
daerah introitus vagina Kemampuan host untuk menahan
mikroorganisme masuk ke dalam saluran
- Masuknya mikroorganisme ke dalam buli-
kemih disebabkan oleh beberapa faktor, antara
buli.
lain :
- Multiplikasi dan penempelan
- Pertahanan lokal dari host
mikroorganisme dalam kandung kemih
- Peranan sistem kekebalan tubuh yang terdiri
- Naiknya mikroorganisme dari kandung
dari imunitas selular dan humoral. Pertahanan
kemih ke ginjal.
lokal sistem saluran kemih yang paling baik
adalah mekanisme wash out urin, yaitu aliran
urin yang mampu membersihkan kuman-
kuman yang ada di dalam urin. Gangguan dari
sistem ini akan mengakibatkan kuman mudah
sekali untuk bereplikasi dan menempel pada
urotelium. Agar aliran urin adekuat dan
mampu menjamin mekanisme wash out
adalah jika :
- Piuria, Sedimen leukosit dalam urin yang - Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen
didefinisikan oleh Stamm, bila ditemukan urin dimaksudkan untuk memastikan
paling sedikit 8000 leukosit per ml urin yang diagnosis ISK (gold standart).
tidak disentrifus atau setara dengan 2-5
Radiologis dan Pemeriksaan penunjang
leukosit per lapangan pandang besar pada urin
lainnya
yang di sentrifus. Infeksi saluran kemih dapat
dipastikan bila terdapat leukosit sebanyak > Pemeriksaan radiologis pada ISK
10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu
urin. atau kelainan anatomis yang merupakan
faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat
- Silinder,
berupa foto polos abdomen, pielonegrafi
Silinder dalam urin dapat memiliki arti dalam intravena, demikian pula dengan pemeriksaan
15
diagnosis penyakit ginjal, antara lain : lainnya, misalnya ultrasonografi dan CT
Scan.6
Silinder eritrosit, sangat diagnostik
untuk glomerulonefritis atau vaskulitis ginjal Penatalaksanaan
Silinder leukosit bersama dengan
Prinsip umum penatalaksanaan ISK adalah :
hanya piuria, diagnostik untuk pielonefritis
Silinder epitel, dapat ditemukan pada - Eradikasi bakteri penyebab dengan
nekrosis tubuler akut atau pada menggunakan antibiotik yang sesuai.
gromerulonefritis akut
- Mengkoreksi kelainan anatomis yang
Silinder lemak, merupakan penanda
merupakan faktor predisposisi.4
untuk sindroma nefrotik bila ditemukan
bersaman dengan proteinuria nefrotik. Penatalaksanaan Infeksi saluran kemih
(ISK) bawah
- Bakteri, Bakteri dalam urin yang ditemukan
dalam urinalisis tidak identik dengan infeksi Prinsip penatalaksanaan ISK bawah meliputi
saluran kemih, lebih sering hanya disebabkan intake cairan yang banyak dan antibiotik yang
oleh kontaminasi. adekuat.
- Bila infeksi menetap disertai kelainan memelihara status hidrasi dan terapi
urinalisis (leukosuria) diperlukan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam.6
konvensional selama 5-10 hari.
Adapun indikasi rawat inap pada
- Pemeriksaan mikroskopis urin dan biakan pasien dengan pielonefritis akut :
urin tidak diperlukan bila semua gejala hilang
1. Kegagalan mempertahankan hidrasi
dan tanpa leukosuria.
normal atau perlu antibiotik intravena
Pada pasien reinfeksi berulang 2. Pasien sakit berat
(frequent re-infection) : 3. Terapai AB oral selama rawat jalan
gagal
- Disertai faktor predisposisi, terapi
4. Perlu investigasi lebih lanjut
antimikroba yang intensif diikuti dengan
5. ISK berkomplikasi
koreksi faktor predisposisi.
6. Ada komorbiditas7
- Tanpa faktor predisposisi, terapi yang dapat The Infection Disease Society of
dilakukan adalah asupan cairan yang banyak, America menganjurkan satu dari tiga
cuci setelah melakukan senggama diikuti alternatif terapi antibiotika sebagai terapi
terapi antimikroba dosis tunggal (misal awal selama 48-72 jam sebelum diketahui
trimentoprim 200 mg) mikroorganisme penyebabnya :6
Laporan Kasus