Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN EEG NORMAL

Pembimbing:
Dr. dr. SUSI AULINA, Sp.S (K)
EEG
• Alat  merekam aktivitas elektrik otak mll
tengkorak yg utuh
• Petunjuk ttg adanya gangguan fungsi otak
• Teknik perekaman  menempelkan
elektroda pada kulit kepala
• Pengukuran b’langsung terus-menerus 
bbrp menit  hasil dicatat pd kertas yg
berjalan
• Gelombang2 yg muncul  akb voltase yg
dicatat oleh galvanometer
Tujuan EEG
• Untuk mendiagnosa penyakit yang
berhubungan dgn kelainan otak &
kejiwaan.
• EEG dpt mengidentifikasi kondisi mental
& pikiran serta menangkap persepsi
seseorang terhadap rangsangan dari luar.
Indikasi EEG
• Mendiagnosa & mengklasifikasi epilepsy
• Mendiagnosa & lokalisasi tumor otak,
infeksi otak, perdarahan otak &
parkinson.
• Mendiagnosa cedera kepala.
• Periode keadaan pingsan atau dementia.
• Narcolepsy.
Sinyal EEG
• Yang perlu diperhatikan pada pembacaan
hasil EEG:
• Lokasi/distribusi.
• Frekuensi.
• Pola/gambaran khas.
• Usia
• Bangun.
• Tidur.
• Gambaran EEG yg perlu diketahui :
• Irama latar belakang posterior.
• Mu.
• Beta.
• Theta & delta.
• Prosedur aktivasi.
Terdapat 4 jenis gelombang ~ frekuensinya:
• Gelombang alfa
- 8 – 13 spd
- A 10 – 50 uV
- lokasi: oksipito-parietal (terbanyak)
- sifat: bentuk sinusoid
sinkron, bilateral, simetris
mata tertutup, istirahat  maksimal
mata terbuka, gel alfa ↓/ (-)
• Gelombang beta
- > 13 spd
- A  sampai 25 uV, kadang-2 lebih
besar
- lokasi: biasanya di frontal, dpt difus
- Sifat: b/ bentuk spindle
 ↑ oleh barbiturat
• Gelombang theta
- 4 – 7 spd
- A  variabel
- lokasi: variabel, tergantung usia &
derajat kesadaran
- sifat: bbrp gel theta di area temporal
 sering pd dewasa muda dlm
keadaan sadar & usia > 50 tahun
• Gelombang delta
- < 4 spd
- A  variabel
- lokasi: variabel
- sifat: semua umur, kead tidur
 gelombang normal
dewasa muda, kead bangun
 gelombang abnormal
difus / lokal  tergantung proses
penyakit
Gambaran EEG ~ pola gelombangnya:

• Gelombang lambda
- muncul sepintas lalu
- gelombang positif
- terutama dekat lobus oksipitalis
- mrp gelomb bifasik
- A  relatif rendah 10 – 20 uV
• Gelombang tidur
- sekelomp gelombang
- 10 – 15 spd
- hilang saat tidur ringan
- gelomb awal & akhir  voltase rendah
- gelomb di tengah  voltase tinggi
EEG pada saat tidur
• Gelombang kompleks K
- gabungan satu / bbrp gelomb lambat
- berbaur dg gelomb cepat
- lokasi: para-sagital frontal & sentral
- muncul karena ada rangsangan saat
tidur ringan
Sifat gelombang kompleks K:
- gelomb bifasik
- voltase tinggi
- bentuk spt bukit  cenderung runcing
pd puncak
- sering diikuti irama cepat yg singkat
- 12 – 14 spd
• Gelombang verteks
- bentuk tajam / runcing
- muncul sepintas lalu
- bilateral, simetrik
- hanya di area para-sagital saja, antara
area presentral dan postsentral
- sering muncul bersama kompleks K 
terutama saat tidur ringan
• Gelombang mu
- timb di area sentral, dekat area motoris
- bentuk spt gigi gergaji, cenderung
runcing pd fase negatif & tumpul pd
fase positif
- mrp kelomp gelomb sinkron / asinkron
pd kedua sisi
- frek 6 – 12 spd
- timb saat pend menutup / buka mata
Gelombang mu
• Gel.spindle
• Frekuensi 14-15 Hz, bilateral, sinkron,
ritmis.
• Anak usia 2 blnasinkron&asimetris.
• Usia 18 blnsinkron bilateral.
• Usia 2 thn sdh seperti dewasa. Jelas
terlihat pd tdr stadium 2.
• Hipnagogik hipersinkron
• Berupa aktivitas theta-delta, amplitudo
tinggi, menyeluruh, maksimum difronto-
sentral, sinkron & ritmik saat transisi
tidur-bangun.
Aktivasi
• Hiperventilasi
• Pasien disuruh untuk nafas dalam, anak2
biasanya disuruh meniup balon/kertas,
lamanya sekitar 3mnt.
• Stimulasi fotik
Stimulasi chya dgn frekuensi 1-20x/dtk.
Respon yg akan didpt yaitu photic
driving, bila tdk ada, tdk dikatakan
abnormal.
Artefak
• semua ggn pd perekaman otak yg bukan
b’asal dari aktivasi otak
• dpt mengaburkan p’bacaan EEG 
kesalahan interpretasi
• kadang2 mirip aktivitas otak abnormal
• frekuensi sgt rendah  mudah dikenal
Penyebab artefak:

Eksternal
Instrumental
Fisiologikal
(atau kombinasi)
Penyebab eksternal:
• tersering  interferensi 60 Hz dari listrik
PLN
• peralatan di ruang ICU & ICCU: pompa
respirator, pompa infus, monitor EKG, dll
 m’induksi interferen 60 Hz tsb
• potensial elektrostatik dari pakaian
• tipe & bentuk artefak: kompl gelomb
paku / gelomb lambat, gbrn spt gel.paku
Penyebab instrumental:
• beberapa tempat sistem perekaman:
elektroda, kabel elektroda, saklar,
amplifier, oscillograph, & pen

• bbrp gelomb tampak spt aktivitas otak


Penyebab fisiologikal:
• Kulit
- gerakan otot mis otot frontalis &
temporalis
 elektroda bergerak di atas kulit
- keringat  m’angkat elektroda dr
permukaan kulit  merubah tahanan
elektroda  b’mcm2 artefak berupa gel
p’segi, paku -gel lambat berombak
• Mata
- artefak b’asal dari gerakan kelopak
mata, gerakan bola mata
- penutupan kelopak mata parsial 
aktivitas
ritmik mirip teta pada area frontal
- artefak yg paling sering & jelas  bila
mata berkedip
• Lidah dan mulut
- sering pd bayi  artefak timb dari
gerakan mengisap
- dewasa  gerakan lidah dlm mulut,
gerakan menjilat, dan kadang-2 gigi
palsu
- gerakan mengunyah  gel paku otot
 sulit dibedakan dr gelombang paku
yg berasal dr korteks
Hasil pada pemeriksaan EEG
• Normal
a. Hasil 2 sisi otak menunjukkan pola
serupa.
b.Tdk ada gbrn abnormal & tdk ada gel. yg
lambat.
c. Jika ada stimulasi fotik selama
perekaman hsl gel.ttp normal.
• Abnormal
a. Hasil 2 sisi otak pola tdk serupa.
b.EEG menunjukkan gbrn gel.abnormal yg
cpt/lambat.
c. EEG menunjukkan gel.delta/theta pd org
dewasa yg terjaga.
d.EEG tdk menunjukkan aktivitas elektrik
dlm otak.
Simpulan
Perlu memahami & mengetahui pola
EEG normalterhindar dari interpretasi
yg berlebihan.
• EEG normal dipengaruhi oleh usia,
keadaan pasien & aktivitas pd saat
perekaman.
• EEG yg normal tdk menyingkirkan
keadaan otak yg abnormal.

Anda mungkin juga menyukai