Anda di halaman 1dari 159

Soal 26-50

CBT periode Feb 2018

dr. Letvi Mona, M.Ked(DV),


SpDV
26. Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke
rumah sakit dengan keluhan utama bercak
kemerahan disertai sisik di lipatan hidung yang
terasa gatal sejak 1 bulan yang lalu. Pada
pemeriksaan status dermatologi didapatkan
makula eritematosa disertai skuama kuning
berminyak di lipatan nasolabial. Apakah terapi
yang dapat diberikan pada pasien ini:
A. Krim betametason valerate 0,1%
B. Salap betametason valerate 0,01%
C. Krim betametason dipropionat 0,05%
D. Salap betametason dipropionat 0,05%
E. Salap mometason fuorat 0,01%
DERMATITIS SEBOROIK
Definisi:
Kelainan kulit eritroskuamosa dg predileksi di
daerah kaya kelenjar sebasea

Epidemiologi:
3-5% populasi umum
Awalnya usia pubertas & memuncak 40th
Bayi cradle cap
• Etiologi:
– Kelenjar sebasea  diperdebatkan

– Tanda awal HIV

– Malassezia
GEJALA KLINIS

Predileksi daerah “sebasea”

Makula eritema batas tidak tegas di atasnya


ada skuama berminyak warna kekuningan

Bila skuamanya kering dan warnanya putih


(P.sika = ketombe)

Eritroderma obat-obatan
• Diagnosis:
– Morfologi khas lesi

• Diagnosis banding:
– Psoriasis
– Dermatitis atopik
– Dermatitis kontak iritan
– Dermatofitosis
– rosasea
PENGOBATAN

Pengobatan topikal:
Sampo mengandung anti malassezia (selenium
sulfida, zinc pirithione, ketokonazal)
Sabun lunak utk cuci muka
Asam salisililat/ sulfur melunakkan skuama
Kst potensi sedang, imunosupresan
topikal(takrolimus, pimekrolimus)
Metronidazol topikal, BPO
• kasus berat:
– UVB

– itrakonazole 100mg/hari21 hari

– Prednisolon 30mg/hari  respon cepat


• KS Potensi Sedang IV:
– Triamsinolon asetonid 0,1%
– Mometason furoat O,1%
– Fluosinolon asetonid 0,1%
– Hidrokortison valerat 0,2%
• KS Potensi Sedang V:
– Flutikason propionat 0,05%
– Betametason dipropionat 0,05%
– Triamsinolon asetonid 0,1%
– Hidrokortison butirat 0,1%
– Fluosinolon asetonid 0,025%
– Desonide 0,05%
– Betametason valerat 0,1%
– Hidrokortison valerat 0,2%

• KS potensi medium VI:


– Triamsinolon asetonid 0,1%
– Desonide 0,05%
– Triamsinolon asetonid 0,025%
– Hidrokortison butirat 0,1%
27. Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan bercak-bercak merah bulat di punggung
sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya bercak merah muncul
satu di punggung, beberapa hari kemudian timbul
bercak lain dengan ukuran lebih kecil sehingga punggung
pasien hampir penuh dengan bercak merah.. Pada
pemeriksaan status dermatologi didapatkan plak
eritematosa disertai skuama halus, multipel di daerah
punggung. Lesi tampak seperti pohon cemara terbalik
Pada pemeriksaan KOH didapatkan hasil negatif.
Apakah diagnosis penyakit yang diderita pasien:
A. Dermatitis seboroik
B. Parapsoriasis
C. Pitiriasis rosea
D. Psoriasis
E. Eritroderma
PITIRIASIS ROSEA
Definisi:
Erupsi kulit akut yg sembuh sendiri,
dimulai dg lesi inisial berbentuk eritema
& skuama halus. Kemudian diikuti o/ lesi
yg lebih kecil di badan, lengan, tungkai
atas. Tersusun sesuai lipatan kulit &
biasanya sembuh 3-8mg
• Epidemiologi:
– semua umur (15-40 tahun)
– Perempuan:laki2 = 1,5:1

• Etiologi:
– HHV-7 dan HHV-6
Gejala Klinis
Gatal ringan
Herald patch (lesi inisial)
Susunannya sejajar kosta pohon
cemara terbalik
Swasirna dalam 3-8 minggu
• Diagnosis banding:
– Tinea korporis
– Sifilis sekunder
– Dermatitis numularis
– Psoriasis gutata
– Pitiriasis likenoides kronik
– Dermatitis seboroik
– Erupsi obat
• Pengobatan :
– Sedatif
– Bedak salisil+mentol 1/2%-1%
– Asiklovir 5x800mg selama 1 minggu flu
– Sinar UVB luas
• Prognosis
– Baik  swasirna

– Hipo/hiperpigmentasi pasca inflamasi


28. Seorang perempuan berusia 18 tahun datang
ke klinik dengan keluhan utama jerawat di
wajah sejak 2 minggu yang lalu. Jerawat mulai
timbul ketika pasien mengikuti ujian akhir
nasional. Pada pemeriksaan status dermatologi
ditemukan komedo 10, papul 15, Apakah
diagnosis yang tepat untuk pasien ini:
A. Akne vulgaris derajat ringan
B. Akne vulgaris derajat sedang
C. Akne vulgaris derajat berat
D. Rosasea
E. Erupsi akneiformis
• Akne vulgaris:
Peradangan kronis folikel pilosebasea dg
penyebab multifaktor dan manifestasi klinis
berupa komedo, papul, pustul, nodus serta kista.

Etiologi:
– Ekstrinsik: stres, iklim/ suhu,/ kelembaban,
kosmetik, diet & obat2an
– Intrinsik: genetik, ras, hormonal
• Patogenesis:
– Produksi sebum ↑
– Hiperproliferasi folikel pilosebasea
– Kolonisasi Propionibacterium acnes
– Proses inflamasi
• Gejala klinis:
– Predileksi: wajah & leher (99%), punggung
(60%), dada (15%), bahu & lengan atas
– Gatal, nyeri (kadang2)
– Kulit cendrung berminyak
– Komedo hitam (terbuka), komedo putih
(tertutup): non inflamasi
– Papul, pustul, nodus, kista, jar parut: inflamasi
• Gradasi akne:

– Ringan : komedo <20, atau lesi inflamasi <15, atau total


lesi <30

– Sedang : komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-150, atau


total lesi 30-125

– Berat : kista >5 atau komedo <100, atau lesi inflamasi >50,
atau total lesi >125
• Diagnosis banding:
– Erupsi akneiformis
– Folikulitis
– Folikulitis pityrosporum
– Dermatitis perioral
– Rosasea
– Dermatitis seboroik
29. Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa
orang tuanya ke rumah sakit dengan keluhan
utama bintil-bintil merah kecil di sekitar mulut dan
dagu yang terasa gatal sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien memiliki riwayat penggunaan kortikosteroid
inhaler. Pada pemeriksaan status dermatologi
ditemukan papul eritematosa multipel, seukuran
milier di sekitar mulut dan dagu. Apakah diagnosis
yang tepat untuk pasien ini:
A. Akne vulgaris
B. Rosasea
C. Rinofima
D. Dermatitis perioral
E. Erupsi akneiformis

Dermatitis Perioral
• Epidemiologi:
– Wanita muda (15-25 th) & Anak2
• Etiologi:
– Blm diket
– KS topikal
– Infeksi Candida, Demodex folliculorum
– Fluoride pd pasta gigi
• Gejala klinis:
– Papul, vesikel, dan pustul di daerah perioral,
periorbital dan atau perinasal
30. Seorang perempuan berusia 33 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan utama bengkak-
bengkak merah yang terasa gatal di badan, tangan
dan kaki yang timbul mendadak dan hilang
perlahan sejak 1 minggu yang lalu. Pada
pemeriksaan status dermatologi ditemukan urtika
dikelilingi daerah eritematosa di daerah lengan
kanan pasien. Apakah diagnosis yang tepat untuk
pasien ini:
A. Tinea korporis
B. Urtikaria akut
C. Urtikaria kronis
D. Angioedema akut
E. Angioedema kronis
• <6 minggu
• rx simpang thd obat,
Urtikaria akut makanan dan peny virus
pd anak.

• > 6 minggu
• Dibagi menjadi :
Urtikaria kronis • Urtikaria kronis
autoimun
• Urtikaria kronis
idiopatik
31. Seorang laki-laki berusia 23 tahun datang ke puskesmas
dengan keluhan utama bintil-bintil merah yang terasa
gatal hampir di seluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. bintil
merah awalnya timbul di badan dan kemudian
menyebar ke bagian lain tubuh. Riwayat demam
sebelum timbul bintil-bintil merah disangkal pasien.
Riwayat mengkonsumsi obat diakui pasien sekitar 2
minggu yang lalu. Pada pemeriksaan status dermatologi
ditemukan papul eritematosa yang konfluen sehingga
membentuk plak, papul eritematosa yang diskret,
makula eritematosa, di badan dan kedua lengan.
Apakah diagnosis pada kasus ini:
A. Urtikaria akut
B. Urtikaria kronis
C. Exanthematous drug eruption
D. Dermatitis eksfoliativa generalisata
E. Sindroma hipersensitivitas obat
• Exanthematous drug eruption
– Erupsi makulopapular/morbiliformis
– EOA >>>
– 2-3 mg setelah konsumsi obat
– Mulai dari batang tubuh  perifer, simetris &
generalisata.
– Umumnya gatal
– Deskuamasi hilang  hiperpigmentasi
– Ampisilin, NSAID, sulfonamid, fenitoin,
karbamazepin
Exanthematous drug eruption: ampicillin. Simetris, makula
eritematosa & papul, diskret & konfluen
•Tata Laksana EOA

• Hentikan obat penyebab & yg bereaksi silang


• Terapi Sistemik
– Kortikosteroid: ringan 0,5 mg/kgBB/hari,
berat 1-4 mg.kgBB/hari
– Antihistamin tu EOA tipe urtikaria &
angioedema
– Siklosporin, plasmaferesis, Imunoglobulin
intravena (IVIg)
– Terapi Topikal
• Tidak spesifik
• Tergantung kondisi & luas lesi kulit
• Sesuai prinsip dermatoterapi
32. Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan bercak merah di daerah
lengan bawah sebelah kiri yang terasa perih sejak 2
hari yang lalu. Riwayat makan obat tetrasiklin diakui
pasien sekitar 3 hari yang lalu. Pasien sudah pernah
mengalami hal yang sama sekitar 2 tahun yang lalu
setelah mengkonsumsi obat yang sama. Pada
pemeriksaan status dermatologi ditemukan makula
eritematosa, soliter di regio antebrakhialis sinistra.
Apakah diagnosis pada kasus ini:
A. Fixed drug eruption
B. Exanthematous drug eruption
C. Sindroma hipersensitivitas obat
D. Luka bakar
E. Urtikaria akut
Fixed drug eruption
• Makula atau plak eritema-keunguan dan
kadang disertai vesikel/bula pd bagian
tengah lesi
• Predileksi: bibir, tangan, genitalia
• Meninggalkan bercak hiperpigmentasi lama
hilang/menetap
• Berulang pd predileksi yg sama setelah
pajanan obat penyebab
• Tetrasiklin, naproxen, metamizol
33. Seorang perempuan berusia 20 tahun dibawa keluarganya
ke rumah sakit dengan keluhan utama lepuh-lepuh di
muka, perut, lengan, kemaluan dan kaki sejak 3 hari yang
lalu. 5 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita menjalani
operasi pengangkatan kista di pipi dan mendapat antibiotik
injeksi. 1 hari setelah injeksi antibiotik timbul lepuh di daerah
wajah dan menyebar hampir ke seluruh tubuh. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis,
tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan status
dermatologi didapatkan epidermolisis pada 60% bagian
tubuh, termasuk di bibir dan labia mayora didapatkan
erosi(+), ekskoriasi(+). Apakah diagnosis yang tepat pada
pasien ini :
A. Sindroma Stevens-Johnson
B. Pemfigus vulgaris
C. Staphylococcal scalded skin syndrome
D. Pemfigoid bulosa
E. Toxic pidermal necrolysis
Sindrom Stevens-Johnson (SSJ)/
Nekrolisis Epidermal Toksik (TEN)

DEFINISI
 Reaksi mukokutan akut mengancam jiwa
ditandai nekrosis epidermis luas sehingga
terlepas.
 SSJ  < 10% luas permukaan tubuh (LPB)
 TEN  >30% LPB
• Etiopatogenesis
– Rx sitotoksik keratinosit  apoptosis luas
– Sulfonamida, antikonvulsan, aromatik,
alopurinol, NSAID, Nevirapin
– Infeksi
• Gambaran klinis
– 8 mg setelah pajanan obat
– Gejala prodromal
– Lesi kulit simetris di wajah, badan, proksimal
ekstremitas
– Kulit: Makula eritematosa/purpura  bula
kendur (Nikolsky +)  erosi luas
– Mukosa: eritem& erosi, minimal 2 lokasi (mulut,
konjungtiva, genital)
• Pemeriksaan Penunjang
– Histologis  menyingkirkan diagnosis banding
– Laboratorium: evaluasi keparahan peny & utk
tatalaksana
• Diagnosis Klinis
– Anamnesis
– Gambaran klinis lesi kulit & mukosa
• Diagnosis Banding
– Staphylococcal scaalded skin syndrome
– Generalized bullous fixed drug eruption
– Acute generalized exanthematous pustulosis
– Graft versus host disease
– Lupus eritematosus bulosa
• Prognosis
– SCORTEN  nilai 1
• Usia>40 thn
• Denyut jantung>120/menit
• Kanker atau keganasan hematologik
• Epidermolisis >10% LPB
• Kadar urea serum <20mM/L (>28mg/dL)
• Bikarbonat Serum <20mEq/L
• Kadar gula darah >14mM/L (>252mg/Dl)
– Sepsis dan multiple organ failure
34. Seorang laki-laki berusia 33 tahun datang ke
rumah sakit dengan keluhan bercak merah
disertai lepuh yang terasa pedih di hampir
seluruh tubuh. Riwayat minum amoksilin (+).
Pada pemeriksaan status dermatologi
didapatkan epidermolisis 10% luas permukaan
badan dan mengenai mukosa mata, dan mulut.
Nikolsky sign (+). Apakah diagnosis pasien ini:
A. Sindroma Stevens-Johnson
B. Pemfigus vulgaris
C. Staphylococcal scalded skin syndrome
D. Pemfigoid bulosa
E. Toxic pidermal necrolysis
35. Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke
rumah sakit dengan keluhan utama bengkak di
kelopak mata dan bibir yang terasa panas sejak 2
jam yang lalu.Beberapa jam sebelumnya, pasien
baru saja makan obat dari bidan. Pada pemeriksaan
status dermatologi ditemukan edema eritematosa di
daerah kelopak mata dan bibir. Apakah diagnosis
pada kasus ini:
A. Urtikaria akut
B. Urtikaria kronis
C. Angioedema
D. Sindrom hipersensitifitas obat
E. Dermatitis kontak alergi
• Angioedema
– Edema di dermis bag dalam & jar subkutaneus,
kulit diatasnya eritematosa/N
– predileksi: bibir, kelopak mata, genitalia
eksterna, tangan & kaki
– << gatal, nyeri, panas
– Semua usia
– penisilin, asam asetilsalisilat, NSAID
36. Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan utama timbul bintil-bintil kecil di kemaluan pasien sejak 2
bulan yang lalu. Bintil awalnya sedikit dan kemudian bertambah. Bintil-
bintil ini tidak terasa gatal dan nyeri, tidak mudah berdarah. Suami
pasien juga mengalami hal yang sama di kemaluannya. Pasien saat ini
sedang hamil. Pada pemeriksaan venereologis didapatkan vegetasi
papul verukosa, multipel, berkelompok dengan konsistensi lunak, warna
merah kecoklatan di labia mayora sinistra dengan ukuran 1x1x1 mm.
Apakah terapi kimiawi yang yang tepat untuk kasus diatas:
A. Tinktura podofilin 25%
B. Asam trikloroasetat 80-90 %
C. 5-fluorourasil
D. Imikuimod 5 %
E. Fluorourasil 2 %
• Kondiloma akuminata
– HPV 6 dan 11
– Daerah genitalia eksterna
– Daerah lembab
– Lesi seperti kembang kol, daging/ sama
mukosa
– Lesi keratotik
– papul/plak verukosa
– Diagnosis
• Klinis
• Asam asetat  acetowhite (+)
– Terapi
• Kemoterapi
– Tinktura podofilin 25%
– Asam trikloroasetat 80-90%
– 5-fluorourasil
• Bedah listrik, beku, skalpel
• Laser CO2
• Interferon
• imunoterapi
37. Seorang perempuan berusia 21 tahun datang ke
rumah sakit dengan keluhan utama bercak merah
disertai erosi yang terasa gatal di bibir pasein sejak 3
hari yang lalu. Pasien menggunakan lipstik baru
sejak 1 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan status
dermatologi ditemukan makula eritematosa disertai
erosi pada labialis superior et inferior. Jika dilakukan
uji tempel pada pasien dan didapatkan hasil
kresendo. Apakah diagnosis pasien ini:
A. Dermatitis autosensitisasi
B. Dermatitis numularis
C. Dermatitis statis
D. Dermatitis kontak alergi
E. Dermatitis kontak iritan
Interpretasi hasil
uji tempel

Rx tipe Rx tipe
crescendo  decrescendo 
Alergik Iritan
38. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke
klinik dengan keluhan utama bercak
kehitaman di punggung kaki kiri yang terasa
sangat gatal sejak 1 minggu yang lalu. Gatal
dirasakan pasien hilang timbul sejak 1 tahun
yang lalu. Pada pemeriksaan status
dermatologi ditemukan plak likenifikasi,
ekskoriasi, di regio dorsum pedis sinistra.
Apakah diagnosis pada pasien ini:
A. Liken simpleks kronik
B. Dermatitis numularis
C. Dermatitis statis
D. Dermatitis atopik
E. Dermatitis kontak alergi
• Neurodermatitis sirkumskripta:
– Peradangan kulit kronis, sirkumskrip, ditandai
dg kulit tebal dan garis kulit tampak lebih
menonjol, (likenifikasi) menyerupai batang kayu,
akibat garukan atau gosokan yang berulang2
karena berbagai rangsangan pruritogenik
• Etiopatogenesis :
– Peny yg mendasari (GGK, obstruksi sal empedu,
limfoma hodgkin, hipertiroid, DA, DKA, gigitan
serangga)
– Tekanan emosi
– ↑↑ eosinofil & sel langerhans, CGRP, SP
pruritus  prurigo nodularis
• Gejala klinis:
– Gatal
– Lesi biasanya soliter
– Plak eritematosa  tengah berskuama &
menebal  likenifikasi
– Ekskoriasi
– Batas tidak tegas
– Puncak insiden: 30-50 th, jarang anak
– >> perempuan, dimana saja di tubuh
– Lichen nuchae  Neurodermatitis di tengkuk
– Variasi klinis: prurigo nodularis (nodus, multipel,
ekstremitas)
• Diagnosis: gambar klinis

• Diagnosis banding:
– Liken planus
– Liken amiloidosis
– Psoriasis
– DA
• Pengobatan:
– Menghindari garukan
– Antihistamin sedatif (hidroksizin, difenhidramin,
difenhidramin, prometazin)
– Antihistamin topikal : doxepin 5%  8hari
– Tranquilizer
– KS topikal potensi kuat/intralesi
– Ter
– UVB/PUVA
– Obati peny dasar
39. Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke
puskesmas dengan keluhan bercak kemerahan
dengan sisik yang tebal pada siku dan lutut.
Status dermatologis tampak makula
eritematosa dengan skuama tebal, terdapat
fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner.
Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
diatas:
A. Pitiriasis sika
B. Dermatitis seboroik
C. Psoriasis vulgaris
D.Pitiriasis rosea
E. Eritroderma
I. PSORIASIS
Definisi:
Peradangan kulit kronik dg dasar genetik
yg kuat dg karakteristik perubahan
pertumbuhan & diferensiasi sel
epidermis disertai manifestasi vaskuler,
diduga ada pengaruh sistem saraf
Gambaran klinis:
Plak eritema, diliputi skuama putih
disertai titik2 perdarahan bila skuama
dilepas
Gatal
Besar lesi lentikuler – plakat
Simetris
Kulit, kuku, mukosa & sendi
Fenomena “Auspitz, Koebner”, tetesan
lilin
• Hot psoriasis (gatal) & cold psoriasis

• Lidah geografik

• Asimptomatik  generalisata
(eritroderma)
BENTUK KLINIS PSORIASIS

• Psoriasis vulgaris (tipe plak) → terbanyak


– beragam bentuk

– gatal (70%), terbakar, nyeri, tu  skalp

– skalp, siku, lutut, punggung, lumbal &


retroaurikuler
• Psoriasis inversa (P.fleksural)
• Psoriasis gutata
– Dewasa muda
– Anak plakat
– Infeksi streptococcus beta hemolitikus
• Psoriasis pustulosa
– Von Zumbusch (generalisata)
– Lokalisata
• Eritroderma
• Psoriasis kuku: pits, yellowwish dis-
coloration, onikolisis, hiperkeratosis
subungual
• Psoriasis artritis: 30% kasus
• Fc pencetus:
• Lingkungan
• Kimia, mekanik, termal koebner
• Stress
• Obat (beta-bloker, ace-inhibitor,
antimalaria, litium, NSAID, gembifrosil,
bbrp antibiotik
• Bakteri, virus, jamur
• Komplikasi:
– Gangguan kardiovaskuler
– Limfoma malignum
– Gangguan emosional
– Hipotermia, hipoalbuminemia, gagal jantung,
pneumonia eritroderma
– Artralgia, mialgia pustulosa
PENGOBATAN

Obat Topikal
Preparat tar
Kortikosteroid
Ditranol (antralin) 0,2-0,5%: bersifat iritasi, mewarnai kulit,
pemakaian ½jam/hari
Penyinaran: UVA,PUVA, UVB apoptosis
Calcipotriol: suatu sintetik vit D, antiproliferatif, bersifat
iritasi
Retinoid topikal
Obat Sistemik

• Metotreksat  gangg fungsi hati & hematopoetik

– Dewasa: 7,5-15mg/ minggu

• Asitretin  gangg fungsi hati

– 0,5-1 mg/kgbb

Siklosporin  gangg ginjal & HT

– 2,5 mg/kgbb- 4mg/kgbb

• Agen biologik
40. Seorang perempuan berusia 22 tahun datang
ke klinik dengan keluhan utama jerawat di
wajah sejak 2 minggu yang lalu. Jerawat mulai
timbul ketika pasien mempersiapkan ujian
skripsi. Pada pemeriksaan status dermatologi
ditemukan komedo 40, papul 25, pustul 10
Apakah terapi yang dapat diberikan pada
pasien ini:
A. Isotretinoin oral
B. Antibiotik oral + retinoid topikal +/- BPO
C. Isotretinoin oral + retinoid topikal +/-BPO
D. Retinoid topikal + antimikroba topikal
E. Anti androgen oral + retinoid topikal
• Akne vulgaris:
Peradangan kronis folikel pilosebasea dg
penyebab multifaktor dan manifestasi klinis
berupa komedo, papul, pustul, nodus serta kista.

Etiologi:
– Ekstrinsik: stres, iklim/ suhu,/ kelembaban,
kosmetik, diet & obat2an
– Intrinsik: genetik, ras, hormonal
• Patogenesis:
– Produksi sebum ↑
– Hiperproliferasi folikel pilosebasea
– Kolonisasi Propionibacterium acnes
– Proses inflamasi
• Gejala klinis:
– Predileksi: wajah & leher (99%), punggung
(60%), dada (15%), bahu & lengan atas
– Gatal, nyeri (kadang2)
– Kulit cendrung berminyak
– Komedo hitam (terbuka), komedo putih
(tertutup): non inflamasi
– Papul, pustul, nodus, kista, jar parut: inflamasi
• Gradasi akne:

– Ringan : komedo <20, atau lesi inflamasi <15, atau total


lesi <30

– Sedang : komedo 20-100 atau lesi inflamasi 15-150, atau


total lesi 30-125

– Berat : kista >5 atau komedo <100, atau lesi inflamasi >50,
atau total lesi >125
• Diagnosis banding:
– Erupsi akneiformis
– Folikulitis
– Folikulitis pityrosporum
– Dermatitis perioral
– Rosasea
– Dermatitis seboroik
• Tatalaksana:
– Umum: cuci wajah minimal 2x sehari
– Medikamentosa:
• Berdasarkan gradasi akne
– ringan: komedonal: retinoid topikal,
papul/pustular: retinoid topikal +antimikroba
topikal
– Sedang: papul/pustular: AB oral+ retinoid topikal
+/- BPO, Nodular: AB oral+ retinoid topikal +/-
BPO
– Berat: nodular/ konglobata: isotretinoin oral

• Diikuti terapi pemeliharaan/ pencegahan (retinoid


topikal, BPO)
41. Seorang anak perempuan berusia 14 tahun dibawa
orang tuanya berobat ke rumah sakit dengan
keluhan utama bercak putih di kelopak mata kiri
sejak 3 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan status
dermatologi ditemukan makula hipopigmentasi,
soliter, berbatas tegas, seukuran numular di regio
palpebra superior sinistra. Hasil pemeriksaan KOH
pada pasien adalah negatif. Apakah terapi topikal
yang dapat diberikan pada pasien ini:
A. Takrolimus
B. Triamsinolon asetonid 0,1%
C. Flusinolon asetat 0,01%
D. Betametason valerat 0,1%
E. Klobatasol propionat 0,05%
• Vitiligo :
– Penyakit akibat proses depigmentasi pada kulit,
disebabkan fc genetik dan non genetik yg berinteraksi dg
kehilangan atau ketahanan fungsi melanosit & pd
kenyataannya merupakan peristiwa autoimun.

• Patogenesis:
– Genetik
– Autoimun
– Neural
– biokimia
• Gambaran klinis:
– Generalisata: >>, simetris & ukuran bertambah
luas seiring waktu, di bag tubuh mana saja.
– Lokalisata (fokal, segmental, mukosal)

• Diagnosis :
– Klinis
– Lampu wood
– fotografi
– Pem kadar tiroid
• Fc pencetus:
– Fc genetik
– Tekanan emosional berat
– Peny2 internal seperti peny autoimun (tiroid, anemia
pernisiosa, DM)
– Peny kulit : halo nevus  vitiligo

• Fc eksogen:
– Trauma fisik
– Obat2an: betadrenergik blocking agent, zat
melanositotoksik (rubber, kuinon, agen pemutih)
• Tatalaksana:
– Psoralen dan UVA (PUVA)
– Narrowband UVB
– Kortikosteroid topikal potensi sedang, kuat
(triamsinolon asetonid 0,1%, flusinolon asetat 0,01%,
betametason valerat 0,1-0,2%,fluticason propionat
0,05%, klobetasol propionat 0,05%)
– Takrolimus
– Agen pemutih: mono benzil eter hidrokuinon 
>80% LPB
– Laser excimer
– Bedah
– Kamuflase
– Antioksidan sistemik
– Konseling komunikasi
42. Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke
klinik dengan keluhan utama bercak- kecoklatan di
pipi kiri pasien sejak 1 bulan yang lalu. Bercak
kecoklatan timbul setelah pasien melakukan
tindakan pengelupasan kimiawi di wajah pasien.
Pada pemeriksaan dermatologi ditemukan makula
hiperpigmentasi, soliter, seukuran numular di regio
zigomatikus sinistra. Apakah terapi pada pasien ini:
A. Gel Benzoil peroksida
B. Krim eritromisin
C. Krim hidrokuinon 4%
D. Krim hidrokuinon 6%
E. Salep mupirosin
Hiperpigmentasi pasca inflamasi:
Hiperpigmentasi yg disebabkan oleh
beberapa gangguan kulit yg
mendahuluinya:
– Reaksi fototoksik dan obat
– Infeksi, trauma fisik, reaksi alergi, penyakit
inflamasi
– Tindakan dermatologi
• Gejala klinis:
– Makula hiperpigmentasi di tempat inflamasi

– >>> tipe kulit gelap (Fitzpatrick III–VI)

– hipermelanosis melanotik epidermal dan dermal

– Lampu wood  kedalaman hiperpigmentasi


Histologis:
Incontinensia pigmen dg akumulasi melanofag dan
peningkatan melanin di lap epidermis dan dermis.

Terapi PIH :
Sulit diobati, PIH epidermal sering memudar
sendiri
Melasma

• Hipermelanosis

• Simetris

• Makula cokelat muda-cokelat tua yg tidak merata

• Area terpapar matahari

• Predileksi: pipi, dahi, daaerah atas bibir, hidung dan


dagu
• Etiologi:
– Sinar ultra violet
– Hormon (estrogen, progesteron, MSH)
Kontrasepsi
– Obat (difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin,
sitostatik, dan minosiklin)
– Genetik
– Ras (hispanik, kulit gelap)
– Kosmetika
– Idiopatik
• Gambaran klinis:

– Bentuk sentro-fasial : dahi, hidung, pipi, bawah


hidung, dagu (63%)

– Bentuk malar: hidung, pipi bagian lateral (21%)

– Mandibular (16%)
Tata laksana:
Pencegahan:

• Menghindari pajanan sinar matahari

• Payung & topi

• Tabir surya: 30 menit sblm terpapar matahari

– Fisis : titanium dioksida, seng oksida

– Kimiawi: PABA, non-PABA


• Menghilangkan faktor penyebab

• Pengobatan

 Topikal:

• Hidrokinon: 2,5-5%, malam hari

• Asam retinoat: 0,1%, malam hari

• Asam azeleat: 20%


 Sistemik:

• Asam askorbat, vit C

• Glutation

 Tindakan khusus

• Pengelusan kimiawi: asam glikolat 50-70%

• Bedah laser
43. Seorang pria berusia 20 tahun datang ke rumah
sakit dengan keluhan bercak putih di punggung
pasien yang tidak terasa gatal sejak 3 minggu yang
lalu. 2 bulan yang lalu pasien mengalami panu di
punggung dan telah diobati, tetapi bercak putih
tidak menghilang. Pada pemeriksaan status
dermatologi didapatkan makula hipopigmentasi,
mutipel, seukuran lentikuler hingga numular di
daerah punggung. Apakah terapi yang dapat
diberikan pada pasien ini:
A. Kortikosteroid topikal potensi kuat
B. Ketokonazol topikal
C. Kortikosteroid topikal potensi sedang
D. Hidrokuinon
E. Arbutin
Hipopigmentasi pasca inflamasi:
kehilangan pigmen kulit sebagian atau seluruhnya
yang didapat disebabkan oleh proses inflamasi di
kulit, trauma atau tindakan dermatologi.
• Luka bakar

• Terapi:
– Obati peny dasar
– KS topikal potensi sedang+ Ter
– Takrolimus/Pimekrolimus
– Narrowband UVB/PUVA
– Paparan matahari
– Laser Excimer
• Prognosis: sembuh dlm minggu-thn tgtg
keparahan
44. Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan utama timbul benjolan
makin membesar sebesar telur puyuh di kepala sejak
3 tahun yang lalu. Awalnya timbul benjolan kecil
sebesar biji kacang hijau tidak sakit, kemudian
semakin lama semakin membesar. Pada
pemeriksaan status dermatologikus di regio frontalis
pada perbatasan rambut tampak nodul permukaan
licin, mudah digerakkan, tampak central punctum,
warna putih kekuningan, soliter. Apakah diagnosis
pada kasus ini….
A.Steatostistoma
B. Lipoma
C. Milia
D. Kista pilar
E. Kista epitelial
KISTA EPITELIAL

• Kista epidermal, kista keratin, kista


infundibular

• Keratin

• Dinding epidermis
• Etiopatogenesis
– Peradangan sekitar folikel pilosebasea

– Proliferasi sel epidermal dalam dermis

– Implantasi bag epidermis akibat trauma


• Gambaran Klinis
– Papul/ nodul bentuk kubah

– Punktum berisi keratin (seperti keju &


berbau tdk enak)

– Predileksi: wajah, leher, punggung atas, dada

– Soliter/ multipel

– Sindroma Gardner dan Nevoid basal cell


carcinoma syndrome  multipel
• Diagnosis
– Klinis + Histopatologis

• Diagnosis Banding
– Kista steatokistoma multipleks

– Kista pilar
• Tatalaksana
– Nonmedikamentosa: (-) di pegang ===
infeksi
– Medikamentosa:
• eksisi kista (enukleasi)
• KS intralesi  meradang
• Insisi serta drainase  infeksi
• Antibiotik oral
• Prognosis
– Rekurens  dinding kista tidak terangkat lengkap
45. Seorang pria berusia 60 tahun datang ke rumah sakit
dengan keluhan utama bintil-bintil coklat kehitaman di
daerah wajah yang terasa gatal sejak 1 tahun yang lalu.
awalnya bintil-bintil hanya timbul beberapa, semakin
lama-semakin banyak di daerah wajah. Pasien sering
terpajan matahari. Riwayat keluarga mengalami
penyakit yang sama disangkal pasien. Pada pemeriksaan
status dermatologi didapatkan papul hiperpigmentasi,
nodul hiperpigmentasi, multipel di daerah wajah. Apakah
diagnosis pada pasien ini:
A. Nevus pigmentosus
B. Melasma
C. Melanoma
D. Keratosis seboroik
E. Solar lentigo
KERATOSIS SEBOROIK
DEFINISI:
Tumor jinak berpigmen
Sering orang tua
Keratinosit

EPIDEMIOLOGI:
↑↑ Seiring pertambahan usia
Kulit putih
Laki2=perempuan
• ETIOPATOGENESIS
– Belum jelas

– Daerah terpapar matahari >>

– KS multipel  familial

– Tanda Leser-Trelat
GEJALA KLINIS
1. Wajah, badan atas >>
2. Plak verukosa, papul, nodul yg
menempel di kulit &
hiperpigmentasi (coklat-hitam),
skuama diatasnya
3. Bertangkai  kelopak mata/
lipatan
4. Warna coklat s/d hitam
5. Jumlah lesi: soliter & multipel
6. Gatal, asimtomatik
DIAGNOSIS BANDING:
1. Lentigo senilis
KS datar
2. Keratosis aktinik
3. Nevus melanositik
KS nodul
4. Karsinoma sel basal
5. melanoma

PENGOBATAN:
1. Bedah listrik
2. Bedah beku
3. Bedah laser
Prognosis :
– Baik, sering trauma  inflamasi / infeksi
46. Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke rumah
sakit dengan keluhan utama benjolan sebesar telur
puyuh yang mudah berdarah di pipi kanan sejak 6 bulan
yang lalu. Benjolan serupa di lokasi yang sama sudah
pernah dialami pasien 3 tahun yang lalu dan telah
diangkat. Riwayat pekerjaan pasien adalah petani. Pada
pemeriksaan status dermatologi ditemukan nodul, soliter,
berbatas tegas, mudah berdarah di pipi kanan. Pada
pemeriksaan histopatologis didapatkan gambaran
pulau-pulau sel basaloid dan retraksi stroma. Apakah
terapi yang tepat pada pasien ini:
A. Bedah beku
B. Bedah Mohs
C. Bedah laser
D. Bedah skalpel
E. Bedah listrik
Karsinoma Sel Basal

• Destruktif
• Invasi setempat
• Jarang metastasis
• Tumor ganas kulit >>
• Laki2 > perempuan
• Kulit putih >>
• >> 60 tahun
• Etiopatogenesis:
– Sinar matahari

– Luka bakar

– Arsen

– Genetik

– Sel pluripotensial di epidermis


• Gambaran klinis:
– Dini: Papul / nodus, permukaan mengkilap,
berpigmen / kemerahan, teleangiektasis
– Lanjut:
• 1. Tipe Nodulo-ulseratif
• 2. Tipe Berpigmen
• 3. Tipe Superfisial: plak berbatas
tegas
• 4. Tipe Morfea: makula/ plak padat
karena fibrosis, batas tdk tegas,
permukaan licin, kekuningan
• 5. Tipe fibroepitelioma: nodus agak
bertangkai, kemerahan
• Pemeriksaan penunjang:
– Histopatologis

• Diagnosis
– Klinis + Histopatologis
• Diagnosis Banding:
1. Nevus melanositik

2. Melanoma

3. Dermatitis

4. Psoriasis

5. Penyakit bowen
• Tata Laksana:
– Nonmedikamentosa: menghindari sinar
matahari
– Medikamentosa:
1. Bedah skalpel
2. Bedah beku
3. Bedah listrik
4. Bedah laser
5. Bedah Mohs  batas tdk tegas, rekurens
6. Radioterapi
7. Krim imiquimod 5%
• Prognosis:
– Umumnya tumor tumbuh setempat dan
jarang metastasis, sangat destruktif pd jar
sekitarnya
47. Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun dibawa
orang tuanya berobat ke puskesmas dengan
keluhan utama warna kulit putih pucat,
rambut pirang sejak lahir. Pada pemeriksaan
status dermatologi terlihat proses depigmentasi
di rambut dan seluruh tubuh pasien. Apakah
tindakan yang dapat dilakukan untuk
mencegah timbulnya keganasan kulit pada
pasien ini:
A. Pemakaian pelembab
B. Pemakaian bedak
C. Pemakaian tabir surya
D. Pemakaian pemutih
E. Pemakaian kamuflase
• Albinisme:
– Hipopigmentasi pada kulit, rambut, dan mata.

• Gambaran klinis:
– Kekurangan pigmen yg nyata pd kulit, rambut
dan mata
– Fotofobia
– Keratosis aktinika’karsinoma sel skuamosa
– melanoma
• Pengobatan:
– Tidak ada
– Preparat pelindung matahari
– Pemeriksaan berkala utk deteksi dini
keganasan, tu yg tinggal di daerah tropis

• Prognosis:
– Tropis keratosis aktinik, karsinoma sel
skuamosa, melanoma
48. Seorang anak perempuan berusia 13 tahun dibawa
orangtuanya ke klinik dengan keluhan bintil-bintil
kekuningan tungkai dan bokong. Pada pemeriksaan
status dermatologi didapatkan papul multipel
kekuningan yang terdapat pada ekstensor tungkai
kanan dan kiri serta pada bokong. Hasil pemeriksaan
profil lipid ditemukan hipertrigliseridemia serta
terdapat peningkatan kilomikron. Apakah diagnosis
pada pasien ini:
A. Xanthoma
B. Lipoma
C. Fibroma
D. Kista epitelial
E. Dermatofibroma
XANTHOMA

• Plak atau nodul yang terdiri


dari deposisi lipid dan sel
busa di kulit atau di tendon.

• Defek metabolit
Gejala klinis

• Xanthomata eruptif
– Papul kuning-kemerahan, multipel yg muncul tiba-
tiba dan berkelompok di permukaan ekstensor
ekstremitas dan bokong.

• Xanthomata tuberous
– Nodul 2 di permukaan ekstensor siku, lutut, buku
jari dan bokong.
• Xanthomata tendinous
– Nodul subkutaneus di fasia, ligamen,
tendon achilles, atau tendon ekstensor
tangan, lutut, dan siku.

• Xanthomata planar
– Makula , papul atau plak kuning yang
sering muncul di kelopak mata atas
(xantelasma palpebra), pergelangan
tangan, telapak tangan, dan daerah
intertriginosa.
• Diagnosis banding
– Lipoma
– Neurofibroma
– Siringoma
– Juvenile xanthogranuloma

• Pengobatan
– Tergantung etiologi mendasari
– Bedah listrik
49. Seorang bayi laki-laki berusia 3 bulan dibawa orang
tuanya berobat ke puskesmas dengan keluhan
utama benjolan berwarna merah di kelopak mata
kanan pasien sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan
mudah berdarah. Pada pemeriksaan status
dermatologi didapatkan nodul eritematosa, soliter, di
palpebra superior . Apakah terapi yang paling tepat
untuk kasus ini:
A. Kortikosteroid intralesi
B. Kortikosteroid sistemik
C. Interferon alfa sistemik
D. Skleroterapi
E. Bedah beku
HEMANGIOMA

DEFINISI:
Tumor jinak vaskuler yg muncul bulan2 awal
kelahiran dg sifat khas, yaitu proliferasi
pada awalnya kemudian mengalami involusi.

• perempuan > > laki-laki


• Bayi, ↑↑ lahir prematur
• Hemangioma tumbuh pd jaringan
angioblastik embrional atau karena faktor
angiogenik
Gejala klinis
• Hemangioma superfisial
– Tumor berbentuk kubah, oval, atau bulat,
merah terang.
– Permukaan licin/ berlobus2
– >> kepala, leher, badan & anggota gerak
– Tunggal/jamak
– Terus membesar sampai 6 bulan, setelah
1 tahun berhenti
• Hemangioma dalam
– Massa kebiruan, lunak di bawah kulit
– Disertai hemangioma superfisial
– Komplikasi : perdarahan, ulkus  trauma

• Regresi spontan: 5 th: 50-60%, 7th: 75%,


9th: 90%
• Waspada alat vital gangguan fungsi /
perdarahan>>
• Histopatologis
– Massa padat proliferasi sel endotel dg
sedikit lumen tersusun lobuler

• Diagnosis
– Klinis + histopatologis

• Diagnosis banding
– Nevus flameus
PENGOBATAN
1. Nonmedikamentosa: cegah trauma & infeksi
2. Medikamentosa : gangg kosmetik, pdrhn,
gangg alat vital
– KS sistemik: 2-4mg/kgbb selama 4-8mg baik untuk
hemangioma yg mengganggu mata, sal nafas, atau sal
makan, & yg dpt menimbulkan banyak perdarahan
– Interferon-alfa sistemik: 3 jt unit/m2/hr selama 6-12 bln
– KS intralesi
– Skleroterapi
– Bedah beku  risiko jar parut

– Bedah laser -> lesi masih makula/plak

– Bedah eksisi

– Bebat tekan

– Embolisasi

– Topikal: KS poten, imiquimod 5%, beclapermin gel


0,01%
• Prognosis

– Hemangioma tu superfisial  regresi


spontan
50. Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke klinik
dengan keluhan kebotakan pada Kepala bagian
depan. Tanda-tanda kebotakan sudah mulai
tampak sejak usia 35 tahun, tanpa disertai rasa gatal
atau timbulnya sisik. Ayah penderita juga
mengalami kebotakan pada lokasi yang sama. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan alopesia pada bagian
frontal dengan diameter kurang lebih 9 cm, pada
beberapa bagian terdapat rambut-rambut halus
dengan kulit yang tampak normal. Manakah terapi
yang merupakan 5 α reduktase inhibitor:
A. Topikal Minoksidil 5%
B. Laser CO2
C. Finasteride 1mg
D. Spironolakton 50mg
E. Etinil estradiol 50mg
Alopesia Androgenetik

• Male pattern baldness

• Male pattern alopecia

• Androgen dependent alopecia

• Miniaturisasi batang rambut

• Tergantung usia dan ras


Etiopatogenesis:
– Reseptor androgen

– Enzim 5-α reduktase

– Testosteron  dehidrotestosteron (DHT)

– DHT ↑↑ pd kebotakan
• Gambaran Klinis:
– Rambut menipis
– Rambut terminal  velus
– Produksi pigmen ↓↓
– Akhir umur 20 atau awal 30 an
– Dimulai dari verteks dan frontal
– Genetik
• Pemeriksaan penunjang
– 1. Pemeriksaan mikroskopik
– 2. Pemeriksaan laboratorium

• Diagnosis banding:
– Efluvium telogen
– Alopesia areata stadium permulaan
• Tata Laksana
– Medikamentosa
• Finasteride 1 mg : 5 α reduktase inhibitor
• Spironolaktone 50-300 mg/hr: anti androgen sistemik
• Siproteron asetat 2mg + etinil estradiol 50 mg 21 hr
• Topikal minoksidil: 1-5%

– Nonmedikamentosa
• Rambut palsu
• Transplantasi

Anda mungkin juga menyukai