Anda di halaman 1dari 25

dr I Made Buddy Setiawan SpOT

DEFINISI
 Suatu cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang cedera atau luka
serta penanganannya yang disebabkan
oleh kekerasan seperti kecelakaan,
bencana alam dsb.
 Surgical traumatology adalah suatu cabang ilmu
yang mempelajari trauma secara komprehensif,
artinya mempelajari dasar keilmuan trauma
seperti cell injury, hemostasis, wound healing,
shocks, sepsis/ SIRS, MODS, MOFS,
immunology of trauma, genes polymorphism in
trauma, coagulopathy, metabolic and
electrolytes imbalance, metabolic changes in
trauma, damage control surgery, trauma and
prognostic scoring, nutrition in trauma,
epidemiologi trauma, ATLS/ DSTC dan lain-lain

 Ilmu dasar ini akan terus berkembang pesat


sesuai dengan tuntutan teknologi.
SEJARAH
 MESIR – 3500BC
 Amputasi ekstremitas akibat kecelakaan,
didokumentasikan dalam buku-buku
kedokteran Mesir.
 INDIA
 Trauma Care tercatat pada sejarah
kedokteran India dalam Sushruta, yang
memberikan tuntunan pada ahli pengobatan
India kuno
 Bagaimana menangani trauma secara cepat
dan tepat untuk dapat menolong penderita.
 YUNANI - Abad 4 dan 5
 Hippocrates menulis tentang trauma pada
kumpulan bukunya “Corpus Hippocraticum”,
 Roman Empire banyak melakukan perang
dengan korban yang banyak, merupakan “wadah”
bagi kedokteran Romawi untuk belajar.
 Pada abad pertengahan, abd ke 17,
abad ke 18 dan abad ke 19, perhatian
ahli bedah terhadap trauma menjadi
semakin terfokus.

 Perang Dunia I, II, Perang Vietnam,


Perang Korea menjadi laboratorium
hidup bagi para dokter bedah untuk
mempelajari ilmu traumatologi.
Perkembangan Traumatologi
 Di masa modern ini, dengan adanya
kehidupan yang semakin sibuk, lalulintas yang
semakin padat, dan kendaraan yang
semakinpowerful, berkecepatan tinggi, pola
trauma pada manusia juga semakin berubah.

 Akan semakin bertambah korban-korban


kecelakaan yang bersifat multipel, polytrauma,
dan high velocity injuries, dengan kualitas dan
kuantitas kerusakan jaringan organ yang
semakin parah tingkatannya.
Disease Oriented Science
 Selain ilmu dasar, traumatologi klinis juga
akan terus berkembang, dan akan semakin
banyak spesialis bedah lain (selain bedah
umum) yang juga akan tertarik
memfokuskan ekspertisnya, seperti
ortopedi, urologi, anestesi.
 Tim trauma harus terdiri dari Traumatologi
Bedah Umum, Traumatologi Ortopedi,
Traumatologi Urologi, Traumatologi Bedah
Syaraf, Traumatologi Plastik/ Maxillo-
Facial, dan ahli anestesi
Distribusi Mortalitas di Dunia
Angka Mortalitas Dunia
Trimodal Death Distribution
 Kematian yang terjadi pada trauma dapat dibagi atas:

 kematian early
 sebagai akibat kerusakan organ yang berat, ruptur pembuluh
darah besar jantung/ jantung, kerusakan otak primer yang berat

 kematian intermediate
 terjadi pada beberapa jam sampai beberapa hari pasca trauma,
 kematian pada fase ini adalah kematian akibat adanya shock,
kerusakan otak sekunder;

 Kematian late
 sebagai akibat reaksi tubuh yang berlebihan seperti pada SIRS,
MODS, MOFS, sepsis yang bisa terjadi beberapa hari sampai
beberapa minggu kemudian.
PRINSIP PENANGANAN TRUMA
 Menanggulangi dulu gangguan yang paling
mengancam jiwa

 Ketidakpastian diagnosa jangan


menghalangi tindakan yang sudah jelas
indikasinya

 Anamnesa mendetail tidak diperlukan untuk


evaluasi pasien dengan cedera akut
POLA PENANGANAN TRAUMA
4 PENYEBAB UTAMA KEMATIAN AWAL

 Tersumbatnya Air way / Saluran nafas

 Ketidakmampuan Bernafas

 Kehilangan Volume Darah

 Peningkatan Volume Intracranial


POLA PENANGANAN TRAUMA
PENANGANAN TRAUMA DENGAN SISTEM “ABCDE”

 Airway dengan C-Spine Control

 Breathing

 Circulation (Kontrol perdarahan eksternal )

 Disability atau status neurologis

 Exposure (Undressed patient) & Environment (Control


Temperature)
CEDERA / TRAUMA adalah PENYAKIT

 HOST : Penderita

 VECTOR : Kendaraan Bermotor, Senjata


dsb

 Preventif Belum Memadai


 Perlu Dana APBN yang Besar (U$ 400 Billion Di
USA )
PENGELOLAAN PENDERITA
TRAUMA
Memerlukan
 Penilaian Cepat
 Pengelolaan Tepat

 Menghindarkan kematian
INITIAL ASSESMENT
1. Persiapan
2. TRIAGE
3. Primary Survey (ABCDE)
4. Resusitasi
5. Secondary Survey
6. Re evaluasi
7. Definitif Treatment
Persiapan
 Transportasi
 Fasilitas
 Bantuan tenaga medis
TRIAGE
 Menentukan jenis trauma pada pasien
 Ringan, Sedang, Berat
 Multiple atau Mass Casualties
Primary Survey
 Airway with c-spine protection
 Breathing
 Circulation with haemorrhage control
 Disability
 Exposure/ Environment
RESUSITASI
 Protect and secure airway
 Ventilate and oxygenate
 Stop the Bleeding
 Vigorous shock therapy
 Protect from hypothermia
Secondary Survey
 History
 Physical examination: Head-to-toe
 Tubes and fingers in every orifice
 Complete neuro exam
 Special diagnostic tests
 Reevaluation

 Terapi Definitif
LEARNING OBJEKTIF
 Cara menghindari injury
 Mekanisme patogenesis, patofisiologi dan patologi
akibat trauma pada masing-masing organ jaringan,
ataupun sistem yang terkena trauma
 Prinsip membedakan pasien dengan trauma berat,
sedang dan ringan (triage)
 Prinsip dasar penanganan trauma (termasuk multiple
trauma)
 Perencanaan pengelolaan pasien dengan trauma
 Managemen luka (termasuk luka bakar)
 Management nyeri karena trauma
 Prinsip – prinsip anastesi pada trauma
 Penanganan efek psikis akibat trauma
fisik
 Penanganan pencegahan komplikasi
dan kecacatan akibat trauma
 Rehabilitasi kecacacatan akibat trauma
 Medical forensik untuk kasus trauma

Anda mungkin juga menyukai