Anda di halaman 1dari 7

Dosa-Dosa

Kecil Yang
Berubah
Menjadi Dosa
Besar
Disarikan dari penjelasan Ibnu Qudamah
Al Maqdisi rahimahullah dalam
kitab Mukhtashor Minhajul Qoshidin

1438H/2017M
1/5
Dilakukan terus menerus
(kebiasan)
 Terdapat sebuah hadits yang
maknanya shahih (benar), namun
didhoifkan (dilemahkan) oleh para ulama
pakar hadits,

ِ َ‫اال ْس ِت ْغف‬
َ‫ار َو ال‬ ِ ‫الَ َك ِبي َْرة َ َم َع‬
‫ص َر ِار‬ ِ ‫ص ِغي َْرة َ َم َع‬
ْ ‫اإل‬ َ
“Tidak ada dosa besar jika dihapus dengan
istighfar (meminta ampun pada Allah) dan
tidak ada dosa kecil jika dilakukan terus
menerus.”[1]

[1] Dhoiful Jaami’ no. 6308. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa


hadits ini diriwayatkan pula oleh Al Baihaqi dalam Asy Syu’ab
dengan sanad lainnya dari Ibnu ‘Abbas namun mauquf (perkataan
Ibnu ‘Abbas), periwayatnya tsiqoh (terpercaya). Riwayat ini pun
munqothi’ (terputus) antara Qois bin Sa’ad (dia orang Mekkah), ia
katakan bahwa Ibnu ‘Abbas berkata.

Sumber : https://rumaysho.com/932-dosa-kecil-pun-bisa-menjadi-
besar.html
2/5
Meremehkan dosa kecil
 Dosa bisa dianggap besar di sisi Allah jika
seorang hamba menganggap remeh dosa
tersebut. Oleh karenanya, jika seorang hamba
menganggap besar suatu dosa, maka dosa
itu akan kecil di sisi Allah. Sedangkan jika
seorang hamba menggaggap kecil (remeh)
suatu dosa, maka dosa itu akan dianggap
besar di sisi Allah.
 Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
“Sesungguhnya seorang mukmin melihat
dosanya seakan-akan ia duduk di sebuah
gunung dan khawatir gunung tersebut akan
menimpanya. Sedangkan seorang yang fajir
(yang gemar maksiat), ia akan melihat
dosanya seperti seekor lalat yang lewat
begitu saja di hadapan batang
hidungnya.”(Al Bukhari dalam kitab
Shahihnya no. 6308)

 Anas bin Malik mengatakan,


“Sesungguhnya kalian mengerjakan amalan
(dosa) di hadapan mata kalian tipis seperti
rambut, namun kami (para sahabat) yang
hidup di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menganggap dosa semacam itu
seperti dosa besar.” (Al Bukhari dalam kitab Shahihnya
no. 6492)

 Bilal bin Sa’ad rahimahullah mengatakan,


“Janganlah engkau melihat kecilnya suatu
dosa, namun hendaklah engkau melihat
siapa yang engkau durhakai.”
3/5
Memamerkan suatu dosa
 Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,“
Setiap umatku akan diampuni
kecuali orang yang melakukan
jahr. Di antara bentuk melakukan
jahr adalah seseorang di malam
hari melakukan maksiat, namun di
pagi harinya –padahal telah Allah
tutupi-, ia sendiri yang bercerita,
“Wahai fulan, aku semalam telah
melakukan maksiat ini dan itu.”
Padahal semalam Allah telah
tutupi maksiat yang ia lakukan,
namun di pagi harinya ia sendiri
yang membuka ‘aib-‘aibnya yang
telah Allah tutup.” (HR. Bukhari no.
6069 dan Muslim no. 2990, dari
Abu Hurairah)
4/5
Dosa tersebut dilakukan
oleh seorang alim

Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda,
Barangsiapa melakukan
suatu amalan kejelekan lalu
diamalkan oleh orang
sesudahnya, maka akan
dicatat baginya dosa semisal
dosa orang yang
mengikutinya, tanpa
mengurangi dosanya
sedikitpun. HR. Muslim no. 1017
5/5
Mengajak orang lain
melakukan dosa serupa
 Rasulullah
shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
“Barangsiapa menyeru
kepada kesesatan, maka ia
memperoleh dosa
sebagaimana dosa orang
yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa orang
tersebut sedikitpun.”

Anda mungkin juga menyukai