KESAKSIAN PALSU
Disebutkan dalam hadits shahitu bahwa kesaksian palsu termasuk salah satu
dosa terbesar.
Dari Abu Bakar ra , dia berkata, "Kami bersama Rasulullah, kemudian
beliau bersabda, " APAKAH KALIAN MAU AKU BERITAHU
DOSA BESAR YANG PALING BESAR?" Beliau menyatakannya
tiga kali. Mereka menjawab, "Mau, wahai Rasulullah." Maka beliau
bersabda " Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua."
Lal:u beliau duduk dari sebelumnya berbaring kemudian melanjutkan
sabdanya, "Ketahuilah, juga kesaksian palsu, perkataan yang keji
(curang)." Beliau terus saja mengatakannya berulang- ulang hingga
kami mengatakan "Sekiranya beliau diam." (Hr. Al-Bukhari, Muslim
dan yang lainnya)
Kesaksian palsu dianggap sebagai
1. kejahatan akhlak yang sangat kotor,
2. berseberangan dengan norma masyarakat dan
3. menyebabkan lahirnya kekacauan dalam setiap bidangckehidupan,
hal itu sudah sangat ielas. Tidak ada seorang pun yang ragu. Ia adalah
keburukan yang sudah menyebar luas, maka setiap orang wajib membersihkan
diri secara sempurna dari kejahatan ini.
Para ulama menyebutkan kesaksian palsu sebagai salah satu dosa besar.
Sebab, Allah telah memerintahkan kita untuk meniauhinya dan
menggandengkannya dengan dosa syirik.
Allah berfirman
Maksudnya, jauhilah najis yaitu berhala-berhala dan jauhilah kesaksian palsu.
Di sini Allah menggandengkan penyembahan berhala dengan kesaksian palsu,
]30-30: [ الحج٣٠ َفٱۡج َتِنُبوْا ٱلِّر ۡج َس ِم َن ٱَأۡلۡو َٰث ِن َو ٱۡج َتِنُبوْا َقۡو َل ٱلُّز وِر
maka jauhilah olehmu berhala-berhala yang najis itu dan jauhilah
perkataan-perkataan dusta. [Al Hajj:30]
2
Sumpah Palsu
]32-32: [ اإلسراء٣٢ َو اَل َتۡق َر ُبوْا ٱلِّز َنٰۖٓى ِإَّن ۥُه َك اَن َٰف ِح َش ٗة َو َس ٓاَء َس ِبياٗل
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang
buruk. [Al Isra":32]
Hal ini jelas tidak akan dilakukan kecuali oleh orang yang
hatinya keras dan lalai dari Tuhannya, hingga dia menjadi
seperti binatang yang tidak memiliki hasrat apa Pun selain
menuntaskan syahwatnya.
Nabi bersabda,
o "Tidaklah masuk surga orang yang tetangganya tidak
merasa aman dari perlakuan buruknya."
o Padahal tidak ada kejahatan yang lebih buruk daripada
seseorang yang berzina dengan istrinya.
o Apabila tetangganya itu termasuk kerabat atau saudaranya,
maka dosanya bertambah lagi dengan dosa memutuskan
hubungan silaturahim.
o Jika zina dilakukan pada saat sang tetangga tidak ada
karena sedang melakukan ketaatan kepada Allah, seperti
shalat, mencari ilmu atau berjihad,.maka dosa pelaku
semakin berlipat ganda.
o Jika wanita yang dizinai masih keluarga pelaku sendiri,
maka dia telah memutuskan hak kekerabatannya.
o Jika dia sudah berkeluarga (muhshan), maka dosanya
semakin bertambah.
8