Anda di halaman 1dari 4

Surga Lebih Dekat Dari Pada Tali Sandal - Ustadz Dr.

Firanda Andirja, MA

‫ « َاْلَج َّنُة َأْقَر ُب ِإَلى َأَح ِد ُك ْم ِم ْن‬: ‫ َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫عَْن اْبِن َم ْسُعوٍد َرِض َى ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
. ‫ِشَر اِك َنْع ِلِه َو الَّناُر ِم ْثُل َذ ِلَك » َر َو اُه اْلُبَخ اِر ُّي‬
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda:
“Surga itu lebih dekat kepada salah seorang di antara kalian dari tali sandalnya, dan begitu
juga neraka seperti itu.” (HR. Al-Bukhari, no. 6488)

Dalam hadits ini rosulullah memberikan gambaran di dalamnya tentang betapa dekatnya surge
dan neraka bahkan lebih dekat dari tali sandalnya, padahal kita tau bahwa tali sandalnya
menempel pada tubuhnya artinya sudah sangat dekat dengan tubuhnya akan tetapi rasulullah
mengambarkan bahwa surge dan neraka lebih dekat dari itu, maksud dari hadits itu bahwasanya
untuk masuk surge atau neraka adalah perkara yang sangat mudah. Maka Seseorang jangan
meremehkan amal apapun yang dapat mendekatkan diri kepada Allah karena bisa jadi dengan
amalan tersebut dia masuk surge dan seseorang jangan meremehkan maksiat apapaun karena bisa
jadi dengan kemaksiatan tersebut dia masuk neraka. Ketika kita beramal kita tidak tau amalan
mana yang mendatangkan keridhoan dari Allah sehingga menyebabkan masuk surge. Dan
sebaliknya seseorang jangan meremehkan kemaksiatan sekecil apapun, mungkin ada
kemaksiatan yang dianggap sepele ternyata sebagaimana firman Allah ta’ala dalam surah
Annur : 15

dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah perkara
besar.
Karena di dalam banyak hadits rasulullah mengkabarkan ada orang orang yang beramal dengan
amalan yang dianggap sepele contohnya rasulullah bersabda :
Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketika ada
seorang lelaki tengah berjalan di suatu jalan dan ia mendapati batang kayu yang berduri dijalan
tersebut, lalu ia mengambil dan membuangnya. Maka Allah 'azza wajalla membalas kebaikannya
dan mengampuni dosa-dosanya." (HR. Muslim, Hadits No 4743)

dia menghilangkan gangguan dari jalan


Padahal menghilangkan gangguan dari jalan merupakan amal soleh yang rendah.
Rasulullah bersabda :
" Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh tiga sampai enam puluh sembilan cabang. Yang
paling tinggi adalah perkataan, LAA ILAAHA ILLALLAH (Tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Allah). Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalanan. Dan
malu itu adalah sebagian dari iman." (HR. Muslim)
orang ini melakukan cabang keimanan paling rendah menghilangkan gangguan dari jalan namun
dengan sebab tersebut Allah ampuni dosa dosanya.
Amalan yang sepele akan tetapi menjadi sebab dia masuk surge.
Demikian juga dalam sebuah hadits rasulullah bersabda :

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda,
“Ada seorang lelaki berjalan di sebuah jalan, dia merasa sangat
kehausan. Lalu dia menemukan sebuah sumur. Dia turun ke dalam
sumur, lalu meminum airnya lalu keluar. Tiba-tiba ada seekor anjing
yang menjulurkan lidahnya dan menjilati debu karena kehausan. Lelaki
tersebut berkata, ‘Anjing ini sangat kehausan seperti yang aku
rasakan.’ Lalu dia turun lagi ke dalam sumur dan memenuhi khuf-nya
(alas kakinya) dengan air. Lalu dia menggigitnya dengan mulutnya agar
bisa naik, dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah pun
memberi balasan pahala baginya dan mengampuni dosanya.” Para
sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan mendapatkan
pahala jika berbuat baik kepada binatang ternak kami?”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Tentu, setiap kebaikan
kepada makhluk yang bernyawa, ada pahalanya” (HR. Al Bukhari no.6009,
Muslim no.2244).

Para ulama ketika menjelaskan hadis ini, maksimalnya mereka


memaknai bahwa kita tidak putus asa terhadap ampunan dan rahmat
Allah. Sebesar apapun dosa, pintu ampunan Allah tetap terbuka lebar
selama kita mau bertaubat.

Ibnu Mulaqqin rahimahullah menjelaskan,

“Hadis ini adalah dalil tentang tetap diterimanya amalan kaum


Muslimin yang melakukan dosa besar. Dan bahwasanya Allah
memaafkan dosa besar karena sebab pelakunya melakukan amalan
kebaikan yang sederhana. Sebagai bentuk karunia dari Allah” (At
Taudhih Syarah Al Jami Ash Shahih, 19/259).

Perhatikan bahwa pahala amal itu bukan hanya tergantung pada


banyaknya amal saja tetapi lebih bergantung pada niat dan keikhlasan
seseorang. Amal yang besar bisa jadi kecil karena niat yang kurang
ikhlas dan sebaliknya, amal yang kecil jadi besar karena niat yang
sangat ikhlas.

Ibnul Mubarak berkata,

“Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar (pahalanya) karena


sebab niat. Dan betapa banyak amalan yang besar menjadi kecil
(pahalanya) karena sebab niat.” (Al-Jami’ Ulum wal Hikam)

Karenanya seseorang jika ada kesempatan untuk beramal sholeh


sekecil apapun hendaknya ia lakukan, bukankah rasulullah bersabda :

Dari sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu ia berkata, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda kepadaku,

‫اَل َت ْح ِقَر َّن ِم ْن اْلَم ْع ُروِف َش ْي ًئ ا َو َلْو َأْن َت ْلَق ى َأَخ اَك ِبَو ْج ٍه َطْل ق‬
“Janganlah sekali-kali kebaikan sekecil apa pun itu, walau engkau bertemu saudaramu
dengan wajah berseri (menyenangkan).” (HR. Muslim).

Tersenyum kelihatan sepele akan tetapi nabi mengatakan jangan sepelekan,


bisa jadi senyuman yang tulus tersebut menyebabkan Allah mengampuni dosa
dosamu, terserah Allah ampunan Allah maha luas, allah mau mengampuni dosa
dosa karena amalan sepele atau memasukkan surge hanya karena amalan
sepele dan kita tidak bisa memastikan amalan mana yang menyebabkan masuk
surge, bisa jadi amalan kita banyak tapi tidak ikhlas.maka jika ada kesempatan
untuk beramal maka lakukanlah, rasulullah bersabda :

sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:


"Jagalah diri kalian dari neraka meskipun hanya dengan sedekah setengah biji kurma.
(HR. Bukhari no. 1413, 3595 dan Muslim no. 1016).
Meskipun hanya sepenggal kurma jangan sepelekan bisa jadi dengan sepenggal
kurma Allah tersebut Allah jauhkan dari neraka jahanam. Begitu juga sebaliknya
janganlah kita sekali kali menyepelekan kemaksiatan, rasulullah bersabda :

dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

‫ْأ‬
‫ِإَّن الَّر ُج َل َلَي َتَك َّلُم ِباْل َك ِلَمِة َال َيَر ى ِبَه ا َب ًسا َي ْه ِو ى ِبَه ا َس ْبِعيَن َخ ِر يًفا ِفى الَّن اِر‬
“Sesungguhnya seseorang berbicara dengan suatu kalimat yang dia anggap itu
tidaklah mengapa (tidak berdosa), padahal karena ucapan itu dia dilemparkan di
neraka sejauh 70 tahun perjalanan.” (HR. Tirmidzi. Beliau mengatakan bahwa hadits
ini hasan gharib).

Oleh karenanya seseorang jangan menyepelekan kemaksiatan apapun berusaha


bertakwa kepada Allah jika dia telah terjemurus dalam maksiat untuk segera
bertaubat, dia tidak tau kapan kemurkaan Allah akan menimpanya, dan
sebagaimana kita ketahui kemaksiatan akan semakin besar dosanya ketika dia
menyepelekannya.

Anda mungkin juga menyukai