Anda di halaman 1dari 2

Sifat Shalat Nabi (24): Di Tasyahud Akhir, Nabi Meminta

Perlindungan dari Banyak Utang


rumaysho.com/8723-sifat-shalat-nabi-24-di-tasyahud-akhir-nabi-meminta-perlindungan-dari-banyak-utang.html

September 8, 2014

Setelah tasyahud akhir, lalu meminta perlindungan dari 4 hal, kemudian diperkanankan
meminta doa semau kita. Di antara doa yang diajarkan setelah tasyahud akhir atau dalam
shalat adalah meminta perlindungan dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang.

Dari ‘Aisyah -istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, Aisyah mengabarkan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdoa di dalam shalatnya,

‫ اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ إِﱢﻧﻰ أَُﻋﻮُذ‬، ‫ َوأَُﻋﻮُذ ِﺑَﻚ ِﻣْﻦ ِﻓْﺘَﻨِﺔ اْﻟَﻤْﺤَﯿﺎ َوِﻓْﺘَﻨِﺔ اْﻟَﻤَﻤﺎِت‬، ‫اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ إِﱢﻧﻰ أَُﻋﻮُذ ِﺑَﻚ ِﻣْﻦ َﻋَﺬاِب اْﻟَﻘْﺒِﺮ َوأَُﻋﻮُذ ِﺑَﻚ ِﻣْﻦ ِﻓْﺘَﻨِﺔ اْﻟَﻤِﺴﯿِﺢ اﻟﱠﺪﱠﺟﺎِل‬
‫ِﺑَﻚ ِﻣَﻦ اْﻟَﻤْﺄَﺛِﻢ َواْﻟَﻤْﻐَﺮِم‬

“Allahumma inni a’udzu bika min ‘adzabil qobri, wa a’udzu bika min fitnatil masiihid dajjal,
wa a’udzu bika min fitnatil mahyaa wa fitnatil mamaat. Allahumma inni a’udzu bika minal
ma’tsami wal maghrom (artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa
kubur, aku meminta perlindungan pada-Mu dari cobaan Al Masih Ad Dajjal, aku meminta
perlindungan pada-Mu dari musibah ketika hidup dan mati. Ya Allah, aku meminta
perlindungan pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang).” (HR. Bukhari no. 832
dan Muslim no. 589).

Imam Bukhari membawakan hadits di atas dalam Bab “Doa Sebelum Salam”. Namun yang
lebih tepat, doa di atas bukan dibaca khusus ketika tasyahud akhir, namun bisa ketika sujud
pula, yang penting di dalam shalat. Demikian penegasan dari Ibnu Hajar dalam Al Fath, 2:
318.

Dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ﱢ‬ ‫ﱡ‬
‫ َﻓَﻘﺎَل ﻟَُﻪ ﻗَﺎِﺋٌﻞ َﻣﺎ أَْﻛﺜََﺮ َﻣﺎ ﺗَْﺴﺘَِﻌﯿُﺬ َﯾﺎ َرُﺳﻮَل اَﷲ ِﻣَﻦ اْﻟَﻤْﻐَﺮِم‬. « ‫ﺼﻼِة َوَﯾُﻘﻮُل » اﻟﻠَﻬَّﻢ إِِّﻧﻰ أَُﻋﻮُذ ِﺑَﻚ ِﻣَﻦ اْﻟَﻤْﺄﺛَِﻢ َواْﻟَﻤْﻐَﺮِم‬
َ‫َﻛﺎَن َﯾْﺪُﻋﻮ ِﻓﻰ اﻟ ﱠ‬
‫َﻗﺎَل » إَِّن اﻟﱡَﺮﺟَﻞ إَِذا َﻏِﺮَم َﺣﱠَﺪث َﻓَﻜَﺬَب َوَوَﻋَﺪ َﻓﺄَْﺧﻠََﻒ‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di dalam shalat: Allahumma inni a’udzu
bika minal ma’tsami wal maghrom (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa
dan banyak hutang).” Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Kenapa engkau sering meminta perlindungan dari hutang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam lantas bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta.
Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397 dan Muslim no. 589).

Maksud do’a di atas adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindung pada
Allah dari dosa dan utang. Demikian kata Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 5:
79.

Doa tersebut berisi kandungan bahwa kita meminta perlindungan dari utang yang
sebenarnya tidak ada sebab untuk kita berutang dan yang ada sebabnya, lalu kita tidak
mampu melunasi utang tersebut. Namun yang dimaksud bisa jadi lebih umum dari itu. Bisa
1/2
juga yang dimaksud adalah meminta perlindungan dari terlilitnya utang. Demikian kata Ibnu
Hajar Al Asqolani dalam Fathul Bari, 2: 319. Beliau katakan juga bahwa hadits tersebut
menunjukkan bahayanya berutang dan nasib jeleknya di akhirat kelak.

Ibnu Hajar Al Asqolani menerangkan pula, “Yang dimaksud dengan meminta perlindungan
dari utang yaitu jangan sampai hidup sulit gara-gara terlilit utang. Atau maksudnya pula,
meminta perlindungan pada Allah dari keadaan tidak mampu melunasi utang.”

Kata Ibnu Hajar pula, dalam Hasyiyah Ibnul Munir disebutkan bahwa hadits meminta
perlindungan dari utang tidaklah bertolak belakang dengan hadits yang membicarakan
tentang bolehnya berutang. Sedangkan yang dimaksud dengan meminta perlindungan
adalah dari kesusahan saat berutang. Namun jika yang berutang itu mudah melunasinya,
maka ia berarti telah dilindungi oleh Allah dari kesulitan dan ia pun melakukan sesuatu
yang sifatnya boleh (mubah). Lihat Fathul Bari, 5: 61.

Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya memotong
segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do’a
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat
mengantarkan pada dusta.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 12: 37).

Jadi, jangan lupa dalam tasyahud akhir kita atau dalam shalat kita untuk menambahkan
doa ini,

‫اﻟﱠﻠُﻬﱠﻢ إِﱢﻧﻰ أَُﻋﻮُذ ِﺑَﻚ ِﻣَﻦ اْﻟَﻤْﺄﺛَِﻢ َواْﻟَﻤْﻐَﺮِم‬

“Allahumma inni a’udzu bika minal ma’tsami wal maghrom (artinya: Ya Allah, aku meminta
pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang).”

Hanya Allah yang memberi taufik.

Disusun di Panggang, Gunungkidul di Pesantren Darush Sholihin, 13 Dzulqo’dah 1435 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Ikuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal
Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom

Milikilah buku karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang membahas fikih jual beli
(tinjauan fikih dasar dan masalah kontemporer) dengan judul “Bermodalkan Ilmu Sebelum
Berdagang”. Harga Rp.30.000,-, terbitan Pustaka Muslim Yogyakarta. Lihat infonya di sini.

Segera pesan via sms +62 852 00 171 222 atau BB 2A04EA0F atau WA +62 8222 604 2114.
Kirim format pesan: buku dagang#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.

2/2

Anda mungkin juga menyukai