Anda di halaman 1dari 59

MENARA DISTILASI

Distilasi merupakan salah satu cara pemisahan yang paling banyak dipakai, karena
operasi dan alatnya yang cukup mudah dan relatif murah, terutama pemakaian
tenaganya tergolong yang paling rendah.
Perancangan menara distilasi meliputi:

 Kondisi Operasi (Tekanan dan Suhu)


 Jumlah “Tray”
 Posisi Umpan Masuk
 Komposisi Uap dan Cairan
 Diameter dan Tinggi Menara
 Design “Tray atau Plate” dan optimasi
 Bahan Konstruksi Menara
a. Kondisi Operasi
T & P operasi pada menara semakin ke atas makin rendah karena jika
sama tidak terjadi aliran, tetapi pada P tinggi, guna memudahkan
penentuan suhu operasi serta kondisi lain, tekanan seluruh menara
dianggap sama.
Dalam menentukan P & T operasi perlu diketahui hal-hal berikut:
1) Sifat-sifat zat masing-masing dan campurannya,
misal zat tersebut mudah terpolarisasi atau tidak
2) Puncak menara harus diketahui keadaan kritisnya (Tc dan Pc),
karena jika operasinya dekat atau melebihi keadaan kritis nya,
maka tidak bisa diembunkan (Harus < Titik kritisnya)
3) Campuran zat yang akan didistilasi merupakan azeotrop atau
bukan.
4) Utilitas yang ada atau yang disediakan meliputi pendingin
kondensor dan pemanas reboiler serta perbedaan suhu yang
diijinkan antara zat tersebut dan utilitasnya.
1. Pendingin kondensor dan perbedaan suhu (∆t) yang
diijinkan
Pendingin kondensor bertugas mengembunkan uap
puncak menara.
Beberapa pendingin yang dapat dipakai : air pendingin,
refrigeran, udara pendingin, process fluid dan steam
boiler.
a. Air Pendingin (Cooling water )
Pendingin dengan “cooling water ” paling banyak
dipakai, kerena mempunyai suhu kira-kira sama dengan
suhu sekeliling. Pemilihan suhu perancangan harus
diambil suhu sekeliling yang paling tinggi. Di Indonesia
biasanya antara 30-36 oC. Dalam hal ini ∆t yang dijinkan
mencapai 10 - 20 oC
b. Refrigeration
 “Refrigerant” dipakai sebagai pendingin kondensor untuk mencegah penggunaan
P operasi yang terlalau besar, supaya T & P operasi rendah, sehingga “relatif
volatility (α)” besar, agar fluida yang dipisahkan tidak rusak karena terjadi
polarisasi dll.
 Pemakaian refrigeran disesuaikan dengan suhu yang diinginkan, misalnya:
- Untuk mencapai suhu rendah digunakan NH3, freon, propan dsb.
- Untuk mencapai suhu lebih rendah lagi digunakan “cascade refrigeration”
misalnya propilene dan etilene
- Untuk suhu sangat rendah digunakan cascade refrigeration etilene dan
metana.
 Sebagai gambaran tentang suhu terendah yang dapat dicapai sbagai refrigerant
misalnya:
* Freon, NH3 suhu sekitar : - 20 oC
* C3H8 : - 30 oC
* C3H6 : - 35 oC
* C2H4 : - 100 oC
* CH4 : - 150 oC
c. Udara Pendingin
 Dipergunakan untuk daerah-daerah yang kekurangan air,
sehingg cooler nya dipakai jenis “fin-fan cooler ”
 Suhu udara pendingin juga sama dengan suhu sekeliling
 ∆t yang diijinkan : 20 oC.

d. Process Fluid
 Dalam rangka “ energy integration ” atau “energy utilization”
digunakan pendingin yaitu fluida yang lebih dingin dari
operasi alat yang lain. Misalnya pendingin menara yang satu
merupakan hasil yang keluar dari dasar menara yang lain,
sehingga alatnya dapat mempunyai fungsi ganda yaitu
sebagai kondensor menara yang satu, tetapi juga sebagai
reboiler menara yang lain.
 ∆t yang diijinkan : 10 – 20 oC

e. Steam Boiler
 Pendingin yang dipakai adalah air, karena tekanannya dibuat
rendah sehingga dihasilkan uap dengan tekanan rendah.
 ∆t yang diijinkan : 20 – 40 oC.
2. Pemanas Reboiler dan perbedaan suhu (∆t) yang
diijinkan
Pemanas reboiler bertugas menguapkan hasil yang keluar
dari dasar menara. Pemanas yang dipakai berupa: uap air
(steam), prosess fluid, api langsung dan hot oil (minyak
pemanas)
a. Uap Air (Steam)
 Steam merupakan pemanas yang paling banyak
digunakan. Suhunya tergantung tekanan yang digunakan.
Umumunya digunakan uap air jenuh yang akan keluar
sebagai embunan.
 ∆t yang diijinkan mencapai hingga 60 oC.
b. Process Fuid
 Dalam hal ini dipakai fluida hasil puncak menara (distilat)
yang suhunya lebih tinggi dari hasil dasar menara
 ∆t yang diijinkan mencapai hingga 10 - 20 oC
c. Api Langsung
 Pemanas ini merupakan yang langsung dari pembakaran
bahan bakar (fuel), sehingga suhunya akan sangat tinggi.
Biasanya pemanas dengan suhu yang terlalau tinggi
tidak disukai karena dapat merusak hasil., sehingga
pemanasan dengan api langsung dipakai bila dipandang
cukup aman, misalnya “crude distilation unit ”
d. Hot Oil (minyak pemanas)
 Pemanas ini dipakai untuk suhu reboiler yang cukup
tinggi. Minyak pemanas dipilih bila dibandingkan dengan
memakai uap air (steam) masih lebih murah atau kalau di
pabrik persediaannya cukup dibanding dengan pamanas
lain
 ∆t yang diijinkan mencapai hingga 20 - 60 oC
Menentukan kondisi operasi pada menara distilasi’
Untuk multikomponen tentukan KOMPONEN KUNCI
(fraksi berat/ Hk dan fraksi ringan/Lk)
1. Trial Bubble Point Feed
 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult : (P =
xA. PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Feed (Po) dengan
Hukum Antoine:
ln (Po) = A - ( B/(C+T))
Po = tekanan uap murni (mmHg)
T = suhu operasi (oK)
A,B,C = konstanta Antoine
 Menentukan konstanta kesetimbangan (K) = Po/P
 Jumlah komponen Feed liquid: (∑xi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Feed uap yaitu:
(∑yi =∑(xi.Ki) = 1)
2. Trial Dew Point Top:
 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult :
(P = xA. PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Top (Po) dengan Hukum
Antoine:
ln (Po) = A-(B/(C+T))
 Jumlah komponen Top uap: (∑yi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Top liquid yaitu:
(∑xi =∑(yi/Ki) = 1)
3. Trial Bubble Point Bottom
 Menentukan Tekanan (P) dengan Hukum Raoult :
(P = xA. PAo + xB.PBo)
 Menentukan tekanan uap murni Bottom (Po) dengan
Hukum Antoine:
ln (Po) = A-(B/(C+T))
 Jumlah komponen Bottom liquid: (∑xi =1), Berdasarkan
kesetimbangan dibuktikan Komponen Bottom uap yaitu:
(∑yi =∑(xi.Ki) = 1)
Contoh 1:
Menentukan kondisi operasi (T dan P) suatu
distilasi yang umpan nya terdiri atas 50 % mol n-
butana dan 50 % mol propana. Hasil yang
diharapkan adalah: hasil puncak 1 % n-butana
dan hasil dasar 1 % mol propana

Penyelesaian:
Kondisi operasi harus dibawah titik kritisnya.
Tc, oK Tc, oC Pc, atm

C3H8 370 97 42
n-C4H10 425 152 37,5
Konstanta Antoine
C4H10: Log Psat (bar) = A – B…….
A 3.93266 tC+C
B 935.773 Log Psat = log P C4H10 = 0.68
C 238.789 Psat = P C4H10 =

C3H8 : Log Psat = log P C3H8 = 1.212


A 3.92828 Psat = P C3H8 =
B 803.997
C 247.04
Kondisi Atas /Top
Dilihat dari suhu kritisnya, maka pendingin
kondensor dapat dipergunakan air (cooling tower ).
Suhu air pendingin yang tersedia = 35 oC atau 95
oF, jika ∆t diambil 25 oF atau 13,89 oC).

Trial: suhu hasil atas 120 oF (49 C)


P operasi ( Hukum Raoult) :
P = yA. PAo + yB.PBo
P = (0,99) ( 270) + (0,01) (80) = 264,6 psia
Mol fraksi, yi K: Po/P xi = yi/K
C3H8 (A) 0,99 1,02 0,9706
n-C4H10 (B) 0,01 0,30 0,0333
1,0039 ≈ 1
Karena tekanan cukup tinggi maka untuk mencari
tekanan bawah, seluruh menara dianggap sama.
Kondisi Bawah/Bottom
•Hasil Trial Suhu operasi bawah adalah 230 oF (110C)
•Tekanan P = 264,6 psia
Mol fraksi, x K: Po/P y = x.K
C3H8 0,01 2,3 0,023
n-C4H10 0,09 1,00 0,990
1,013 ≈ 1
Jadi :
 Kondisi operasi atas/top adalah: suhu 120 oF dan P: 264,6 psia
 Kondisi operasi bawah/bottom adalah: suhu 230 oF dan P:
264,6 psia
Contoh 2:
Menentukan suhu dan tekanan suatu distilasi
yang umpannya terdiri dari 50 % mol etana dan
50 % mol etilena. hasil atas yang diharapkan
adalah 98 % mol etilena dan 2 % mol etana ,
hasil bawah adalah 2 % mol etilena dan 98 %
mol etana.
Penyelesaian
Kondisi kritis:
Tc, oK Tc, oC Pc, atm

C2H4 282 9 50,0

C2H6 306 33 48,2


Kondisi Atas/Top
Karena suhu kritisnya rendah, suhu operasinya juga harus lebih
rendah dari suhu kritisnya, jadi perlu pendingin “refrigerant”
Misal: digunakan C3H6, suhu terendah yang bisa dicapai : - 35
oC; ambil ∆t = 10 oC
Trial suhu operasi atas – 25 oC = - 13 oF
P operasi ( Hukum Raoult) : P = xA. PAo + xB.PBo
P = (0,98) ( 303) + (0,02) (180) = 300,5 psia

Mol fraksi, y K: Po/P x = y/K

C2H4 0,98 1,009 0,971


C2H6 0,02 0,599 0,033
1,004 ≈ 1
Kondisi Bawah/Bottom
• Trial Suhu operasi bawah 20 oF = - 6,7 oC
• Tekanan P = 300,5 psia

Mol fraksi, x K: Po/P y = x.K


C2H4 0,02 1,45 0,0138
C2H6 0,98 0,99 0,9899
1,0027 ≈ 1

Jadi :
 Kondisi operasi atas/top adalah: suhu - 13 oF dan P: 300,5
psia
 Kondisi operasi bawah/bottom adalah: suhu 20 oF dan P:
300,5 psia
B. Menentukan Jumlah “ tray” atau “ plate” (N)

 Penentuan jumlah “tray” ini bisa dihitung dengan bermacam-macam cara,


antara lain: 1) Plate to plate calculation; 2) Metode Mc. Cabe and Thiele; 3)
Metode Fenske Underwood; 4) Short cut calculation.
 Pada penentuan N ini, ada beberapa hal yang berpengaruh yakni N min
(jumlah “plate” atau “tray” minimum), R min (perbandingan Reflux
minimum), R (perbandingan reflux) dan Eo (effisiensi “plate” ).
 Harga R biasanya selalu dibandingkan dengan R min.

1. Menentukan R dan R min:


 Batasan-batasan yang dipakai yakni sbb:

R / R min N / N min
Low level refrigeration (< - 150 oF) 1,05 – 1,1 2,5 – 3,5
High level refrigeration 1,1 – 1,2 2,0 – 3,0
Pendingin kondensor dengan air atau 1,2 – 1,5 1,8 – 2,5
udara
1) Plateto plate calculation : dengan Metode Mc. Cabe and
Thiele : perhitungan stage ideal untuk sistem biner, tidak
perlu memperhitungkan heat balance, dengan asumsi laju
alir molar konstan. Tahapan perhitungan : membuat kurva
kesetimbangan, membuat garis operasi, membuat garis
umpan (q line), membuat garis stage

2) Metode Fenske Underwood : perhitungan minimum stage


menggunakan persamaan fenske, diturunkan dari distilasi
dua komponen pada total reflux (tidak ada distilat diambil)

3) Short cut calculation :perhitungan minimum stage, feed


plate location, minimum reflux, actual stage
Apabila terdapat n komponen dalam sistem, maka
dapat dipakai Metode Fenske dan Underwood:
α i .x iD
 α  θ  R m  1, ..........pers : 11.60 (Coulson)
i
Keterangan:
 : “relative volatilit y” K komponen ringan dibanding dengan K komponen kunci berat
K
  LK
K HK
 : konstanta Underwood yang besarnya antara  lk dan  hk
L
Rm atau ( ) min : Reflux ratio yaitu : aliran yang balik sebagai reflux (L) dibanding dengan
D
produk hasil atas (D)

Harga  dapat dicari dari persamaan berikut :


α i .x i.f
 α  θ  1  q, .................................pers : 11.61 (Coulson)
i
Harga q dalam section 11.5.2 coulson didefinisi kan sebagai :
panas yang menguap setiap1 mol feed
q
panas laten (molar) feed

nilai q = 1 , untuk umpan pada titik didihnya


q = 0 , untuk umpan pada titik embunnya
sehingga nilai θ dapat dicari dengan trial and error.

Setelah harga Rm ditemukan, maka besarnya R dapat dicari


berdasarkan batasan-batasan diatas.
2. Menentukan Jumlah Plate Teoritis Minimum
Jumlah plate minimum (Nm), terjadi pada reflux
total, Fenske mengemukakan jumlah plate teoritis
minimum adalah:
 x LK   x HK 
log    
 x HK  D  x LK  B
(N) min  ,..............pers 11.58 (Coulson)
log α avg

Keterangan :
α  ( K LK )D
puncak K HK
K LK
α puncak  ( K HK
)B

α avg  (K LK .K HK )
3. Menentukan Plate Teoritis
Dengan bantuan Grafik: Erbar and Maddok, 1961, Gambar 11.11
(Coulson) , dengan harga R/(R + 1) sebagai ordinat, dan parameter
Rm/(Rm + 1) maka akan didapatkan nilai N/Nm (absis). “ N dan Nm”
adalah “ Jumlah plate teoritis dan Jumlah plate minimum t eoritis”
4. Jumlah Plate Sesungguhnya (N act)
N teoritis
a) (N) act  1
Eo (efisiensi )

b) Untuk kondensor total dan reboiler parsiil


N teoritis
(N) act  2
Eo (efisiensi )

Berdasarkan kesepakatan pada pemakaian kondensor


dan reboiler parsiil, Diperkirakan efisiensi 60 – 80 %
atau biasa diambil Eo = 70 %
C. Menentukan Posisi Umpan Masuk
Digunakan persamaan Kirkbride (1944):
 Nr   B  x  xB.LK 
2

log    0,206 log   F .. HK   ,..........pers 11.62 (Coulson)
 Ns   D  xF . LK  x D.HK  

atau
2 0,206
 Nr   B  xF .. HK  xB.LK 
 

 Ns    D  x 
    F .LK  x D.HK  

N act sama dengan (Nr + Ns).


Dengan diketahui Nact dan nilai (Nr/Ns), maka diperoleh nilai Nr,
yang merupakan kondisi umpan masuk dihitung dari plate teratas.

Nr (Nrectifiying) : jumlah plate diatas umpan masuk


Ns (Nstriping) : jumlah plate dibawah umpan masuk
D. Komposisi Uap dan Cairan

 Reflux (Lo) yaitu cairan yang masuk kembali ke


dalam menara
 Lo = R x D
 Vapor yang masuk ke kondensor (V) = (R + 1) x D
 Cairan yang keluar menara (L) = Lo (q . F), q = 1
 Vapor yang kembali ke dalam menara (Vo) = L – B

Kondisi flooding : kondisi tray kolom distilasi terendam


cairan yang didestilasi, hal ini menyebabkan kecepatan
penguapan berkurang
E. Menghitung Diameter dan Tinggi Menara
1. Laju Alir Superficial batas Flooding (FLV)

L ρV
FLV  ,..........pers. 11.82 (Coulson)
V ρL

2. Flooding Vapor Velocity (Uf)


ρ L- - ρ V
Uf  K ,...........pers. 11.81 (Coulson)
ρV
K  konstanta flooding, diperoleh dari Gambar 11.27 (Coulson)

3. Flooding Vapor Velocity Actual (Un)


Dipilih design persen flooding (F*) pada laju alr maksimum
= 85 % ( Gambar 11.29), sehingga dengan rumus 11.83.

Un = F* x Uf
4. Laju Alir Volumetrik Uap Maksimum (Qv)
V
QV 
ρV
5. Net Area Yang Dibutuhkan (An)
Qv
An 
Un
6. Penampang Menara (Ac)
Asumsi Downcomer area (Ad) adalah 12 %
total area, sehingga penampang menara:
An
Ac 
0,88
7. Diameter Menara (Dc)
Ac x 4
Dc 
π
Keterangan Tabulasi daerah Menara :
Berdasarkan keterangan pada halaman 568 Coulson:
 Downcomer area (Ad) = 0,12 x Ac
 Net area (An) = Ac – Ad
 Active area (Aa) = Ac – (2 x Ad)
 Hole active area (Hs) = 0,1 x Aa
8. Tinggi Menara
Dengan mengetahui jumlah plate, jarak antar
plate maka dengan menambah 2 meter dibawah
untuk menampung cairan dan 1,5 m di atas untuk
mencegah entrainment (Douglas)
F. Design ”Tray atau Plate”

1. Pola Aliran pada Plate


Masa aliran liquid
Laju aliran liquid volumetri k maksimum 
Berat jenis liquid

• Atau dengan mengetahui diameter menara


(Dc), untuk single pass atau double pass,
maka dengan menggunakan Gambar
11.28 Coulson, diperoleh laju alira liquid
(m3/detik)
2. Downcomer dan Weir Length
• Hubungan antara Downcomer (Ad) dan Weir
Length (Iw) disajikan dalam Gambar 11.31.
• Dengan mengambil harga (Ad/Ac) = 12 %,
maka diperoleh harga (Iw/Dc), sehingga nilai
weir length (Iw) juga dapat dicari.
• Weir Dimensions: Weir height/hw ( 40 – 90
mm), biasanya diambil 50 mm
• Hole diameter (hd) : (2,5 – 12 mm), biasanya
diambil 5 mm

3. Liquid Flow Rate (Lw)


• Minimum Liquid Flow Rate (Lw) adalah 70 %
turn-down
4. Weir Liquid Crest/how (tinggi luapan cairan diatas weir)

2/3
 Lw 
h ow  750   ,...................................pers. 11.85 Coulson
ρ
 L w
.I
Keterangan: Iw = weir length; m
how = weir crest; mm
Lw = liquid flow rate; kg/s

5. Laju Alir Superficial Uap Minimum (uh) untuk Mencegah Weeping.

 K 2  0,90 (25,4  d h 
uh   ,.........................pers. 11.84 Coulson
 ρ V  0,5


Keterangan: dh= hole diameter, mm


K2 = konstanta, tergantung dari ketinggian liquid (hw +
how) dalam plate. K2 diperoleh dari Gambar 11.30
6. Dry Plate Drop (hd)

2
u  ρ
h d  51  h  x V ,......................................pers. 11.88 Coulson
 Co  ρ L

Pressure drop melalui plate kering dapat didefinisikan sbb:


Co adalah suatu fungsi dari ketebalan plate, dapat diperoleh dari
Gambar 11.34, dengan , tp/dh diambil 1 serta (Ah/Ap) x 100 diambil
10, maka diperoleh harga Co.

7. Residual Head (hr)


Residual head (hr) sebagai fungsi dari gaya permukaan cairan.

12,5 x 10 3
hr  ,..................................................pers. 11.89 Coulson
ρL
8. Total Drop plate (ht)

h t h d (h w  h o w)  h r .....................................pers. 11.90 Coulson

9. Total Pressure Drop plate

ΔPt  (9,81x10 3 ) x h t x ρ L ................................pers. 11.87 Coulson


G. Pengecekan Kelayakan “ Tray Design”
1. Downcomer Design back-up (hb)
h b  (h w  h ow )  h t  h dc ................................pers. 11.91 Coulson

Keterangan: hb = Downcomer back-up, diukur dari permukaan plate

 Head loss dalam downcomer (hdc)


 L wd 
h dc  166  ........................................pers. 11.92 Coulson
 ρL x Am 
Keterangan: Lwd = kecepatan laju cairan dalam downcomer, kg/s
Am = Aap bila nilainya < Ad
A ap  h ap x I w ..................................pers. 11.93 Coulson
h ap  h w  ( 5 sampai 10 mm)

 Pemeriksaan Kelayakan :
hb < ½ (plate spacing + weir height), maka tray spacing layak dipakai
……...pers 11.94
2. Downcomer Residence Time (tr)

A d x h bc x ρ L
tr  ,....................Pers.11.95 Coulson
L wd

• Keterangan : hbc = clear liquid back-up


• Kelayakan : tr harus > 3 detik
H. Bahan Konstruksi Menara
 Bahan untuk konstruksi menara “Tray” dan bubble
cap “ umumnya digunakan dari lembaran logam-
logam dan paduan logam-logam. Pemilihan bahan
disesuaikan dengan bahan-bahan yang diproses dan
kondisi operasinya. Sebagai bahan yang paling
murah adalah besi tuang, tetapi karena Tower harus
dibuat lebih tebal hingga menjadi terlalu berat dan
banyak makan tempat, sehingga sebagai standar
dipakai baja karbon (carbon steel). Untuk bahan-
bahan yang korosif terhadap baja karbon terpaksa
dipakai logam lain
Jenis logam
yang lebih mahal.
Harga 1 lb logam dibanding
Perbandingan harga logam-logam harga 1 lblain terhadap
carbon steel baja
karbon (carbon steel )
“Carbon Steel” 1
304 “ stainless steel clad steel” 5
304 “ stainless steel” 7
316 “stainless steel clad steel” 6
Aluminium (Al) 6
Cu 7
“Nickel clad steel” 8
Ni 12
Contoh Soal Perancangan Menara Distilasi
terdiri 3 bagian :
• Menentukan Kondisi Operasi
• Menentukan Jumlah Plate
• Prosedur Perancangan Kolom Plate dan
Pertimbangan Optimasi
Tugas Rancangan Menara Distilasi

Sistem Pemisahan Menara Distilasi benzen dan air dengan jumlah


umpan 100 kmol/jam , jka pemanas di reboiler steam 100 C. T
pendekatan di reboiler 20C , pressure drop sepanjang kolom 0,1
atm :
a. Tentukan kondisi operasi top dan bottom
Tc Benzen (Bz) : 562,1 K; Air (A) 647,3 K
Konst Antoine :
Benzene (Bz) A: 15,9008; B = 2788.51; C = -52.36
Air (B) A : 18.3036; B: 3816.44; C=-46.133
b. Tentukan Jumlah Plate, R, Nmin, Lokasi umpan masuk
c. Rancang Kolom Tray/Plat
Penyelesaian
• Menentukan kondisi operasi
F D
20% Bz 18 kmol Bz
80% A 10 kmol air
100 kmol

B
2 kmol Bz
70 kmol air
1. Menentukan suhu operasi bawah
Suhu operasi bawah ditentukan dari data suhu pemanas
(steam) dan T reboiler:
Tbottom = Tsteam- T reboiler = 100-20=80C=353,15K

2. Menentukan tekanan operasi bawah menggunakan


persamaan Raoult
P = XBZ P0 BZ + Xa P0 A
Xbz = 2/(2+70) = 0.0278
P0bz = 757.62 mmHg
Xa =70/(2+70) = 0.972
P0A = 355.32 mmHg
Pbottom = Xbz P0bz + XA P0A = 366.49 mmHg = 0.48 atm

3. Menentukan tekanan operasi atas


Ptop dihitung dari Pbottom dengan pressure drop 0.1 atm
Ptop = 0.48-0.1 = 0.38 atm = 290.49 mmHg
4. Menentukan suhu operasi atas , T bottom = 80C
Trial T top < Tbottom = 50C= 323.15 K
• Benzen
Ybz =18/(18+10) = 0.64
P0bz 271,27 mmHg
Kbz = P0bz/ Poperasi(top)
=271.27/290.49=0.94
Xbz = ybz/Kbz = 0.64/0.94=0.68
• Air
yA=10/(18+10)=0.36
P0A=92.46 mmHg
KA =P0A/Poperasi(top)
92.46/290.49=0.32
XA=0.36 / 0.32 =1.125
Xi= xbz+xA= 0.68+1.25=1.805>>1
Trial lain di suhu
Trial 1 : Kondisi Operasi Atas, dew Point , trial = 50C= 323.15 K , 290.49 mmHg

Komponen Ydistilat P0 mmHg P K=P0/P X=Y/K

Benzene 0.64 271,27 290.49 0.94 0.68


Air 0.36 92.46 290.49 0.32 1.125
=1.805

Trial 2 :Kondisi Operasi Atas, dew Point , trial = 60C= 333.15 K , 290.49 mmHg

Komponen Ydistilat P0 mmHg P K=P0/) X=Y/K


Benzene 0.64 645.45 290.49 1.602 0.40
Air 0.36 148.26 290.49 0.510 0.71
=1.19

Trial 3 Kondisi Operasi Atas, dew Point , trial = 65C= 338.15 K , 290.49 mmHg

Komponen Ydistilat P0 mmHg P K=P0/) X=Y/K


Benzene 0.64 387.61 290.49 1.334 0.48
Air 0.36 187.54 290.49 0.646 0..56
=1.04
5. Menentukan Jumlah Plate, R, Nmin, lokasi umpan
Langkah : (seperti exmp 11.7 Coulson Richardson)
1. Menentukan jumlah plate min (pers 11.58)
2. Menentukan Reflux ratio minimum (pers 11.60 &
11.61) dengan trial , dengan batasan jika umpan
pada boiling point, q=1
3. Menentukan Jumlah plate minimum pers (11.58), Plot
kan pada Fig 11.11 dengan parameter R/R+1 dan
Rm/Rm+1 sehingga didapatkan Nmin/N
II. Menentukan Jumlah Plate, R, Nmin, lokasi umpan
(Contoh 11.6 dan 11.7 Coulson Richardson)
Pada aliran per 100 kmol umpan

Komponen Volatilitas,a Umpan, f Puncak, d Bottom, b

vg

(top&botto
m)
C3 5 5 5 0
iC4 2.6 15 14.9 0.1
nC4 (LK) 2.0 25 24 1
iC5 (HK) 1.0 20 1 19
nC5 0.85 35 0.4 34.6
100 D = 45.3 B = 54.7
Menentukan jumlah plate min, fenske underwood (pers 11.58)

Keterangan
top = (KLK/KHK)top

bottom = (KLK/KHK)bottom

avg = (KLK.KHK)

Nmin = log [24/1] [19/1] = 8.8


Log (2)

 x  x 
log  LK   HK 
(N)min   x HK  D  x LK  B
,..............pers 11.58 (Coulson)
log α avg
b. Menentukan Reflux ratio minimum (pers 11.60 & 11.61) dengan trial ,
dengan batasan jika umpan pada boiling point, q=1

i xi.f = 1-q = 1-1=0


i - 
Trial 

Trial

Xi, f i i, xi,f =1.5 =1.3 =1.25


0.05 5 0.25 0.25/(5-1.5) 0.068 0.068
0.071
0.15 2.6 0.39 0.355 0.300 0.312
0.25 2.0 0.50 1.000 0.714 0.769
0.20 1.0 0.20 -0.400 -0.667 -0.571
0.35 0.85 0.30 -0.462 -0.667 -0.600
= 0.564 -0.252 0.0220
c. Menentukan Jumlah plate minimum pers (11.58), Plot kan pada
Fig 11.11 dengan parameter R/R+1 dan Rm/Rm+1 sehingga
didapatkan Nmin/N
Berdasarkan persamaan 11.60 Coulson
 i xi.d = Rm + 1
i - 
Dari hasil trial =1.25

Xi, d i i.xi.d i.xi.d/(i-)


0.11 5 0.55 0.15
0.33 2.6 0.85 0.69
0.53 2.0 1.08 1.66
0.02 1 0.02 -0.06
0.01 0.85 0.01 -0.02
= 2.42
Rm + 1 = 2.42
Rm = 1.42
Rm/(Rm+1) = 1.42/2.42 = 0.59
Untuk R =2
R/(R+1) = 0.666
Dari fig 11.11
Nm/Nteoritis = 0.56
N teoritis = 8.8/0.56 = 15.7

Untuk R yang lain :

R 2 3 4 5 6
N 15.7 11.9 10.7 10.4 10.1

Jadi N teoritis mendekati konstan sekitar 11 plate


N act = N teoritis/ eff + 1 = 12/0.7 + 1 =18.4  19
Menentukan Lokasi Umpan Masuk (Contoh 11.8)
Menggunakan persamaan Kirkbride (11.62)
 Nr   B  x  xB. LK 
2

log    0,206 log   F .. HK   ,..........pers 11.62 (Coulson)
 Ns   D  xF . LK  x D.HK  

atau
0,206
 Nr   B  xF .. HK 
2
 xB. LK 
 Ns    D  x   
    F . LK  x D.HK  

XB, LK = 1/54.7 = 0.018


XD, HK = 1/45.3 = 0.022
Log (Nr/Ns ) = 0.206 log [(54.7/45.3) (0.20/0.25) (0.018/0.022)2]
= 0.206 log (0.65)
(Nr/Ns) = 0.91
Untuk R =3, N=12 jumlah stage termasuk boiler = 11
Nr + Ns = 11
Ns = 11- Nr = 11 – 0.91 Ns
Ns = 11/1.91 = 5.76  6
Umpan masuk pada plate ke 7
III.Soal Merancang Kolom Plate
• Rancang plate untuk kolom untuk pemisahan aseton-air. Kecepatan
umpan 13.000 kg/jam). Gunakan plate sieve (Coulson Richardson)
• BM aseton : 58, air : 18; Xf aseton : 0.033
• Xtop aseton : 0.94; Xbtm aseton : 15.5 x10-6
• Jumlah stage : 16; Rasio reflux : 1.35
• L/V bottom : 5; L/V top : 0.57
• Bottom L= 954 kg/m3 v= 0.72 kg/m3
• Top L = 753 kg/m3 v= 2.05 kg/m3
• Vm’ = aliran uap di kolom di bawah umpan = 162.3 kmol/j
• Lm’= aliran cairan di kolom di bawah umpan = 811.6 kmol/j
• Top Product D =23.6 kmol/j
• Laju alir uap V = 55.5 kmol/j
Penyelesaian : L ρV
FLV  ,..........pers. 11.82 (Coulson)
V ρL
•Menentukan Diameter kolom :
Laju Alir Superficial batas Flooding (FLV)
L : Laju alir massa cairan, kg/s
V : Laju alir massa uap, kg/s
FLV bottom = 5.0 0.72/954 = 0.14
FLV top = 0.572.05/753 = 0.03
Tray spacing = 5 m
Dari Fig 11.27 nilai konst kecepatan flooding (K1) :
K1 Bottom = 7 x 10-2 ; K1 Top = 9 x 10-2
Karena adanya Koreksi terhadap nilai  :
K1 Bottom = (57/20)0.2 x 7 x 10-2 = 9.3 x 10-2
K1 Top = (23/20)0.2 x 9 x 10-2 = 9.0 x 10-2
Maka Kecepatan flooding, uf, (11.81)
Bottom uf = 9.3 x10-2 (954 – 0.72)/0.72 = 3.38 m/s
Top uf = 9.0 x 10-2(753-2.05)/2.05 = 1.78 m/s
Rancangan untuk flooding pada kondisi normal 70-90%, dipilih 85%
flooding pada laju alir maka,
Laju Alir
Bottom : 3.38 x 0.85 = 2.87 m/s
Top : 1.78 x 0.85 = 1.51 m/s
Laju alir volumetric maksimum :
Bottom = 162.3 kmol/j x 18 = 1.13 m3/detik
0.72 x 3600
Top = 55.5 x 55.6 = 0.42 m3/detik
2.95 x 3600
Luas Area yang dibutuhkan An = Laju alir volumetric / Laju alir
Bottom = 1.13 (m3/detik) / 2.83 (m/detik) = 0.40 m2
Top = 0.42 (m3/detik) / 1.51 (m/detik) = 0.28 m2
Trial 1 Area downcomer =12 % total , maka
Column cross-sectional area :
Bottom = 0.40/0.88 = 0.46 m2
Top = 0.28/0.88 = 0.32 m2
Column diameter :
Bottom = (0.46 x 4/) = 0.77 m
Top =  (0.34 x 4/) = 0.64 m
Mendekati ukuran pipa standar, BS 1600 Pt.2: Diameter luar :
812.8 mm (32 in); ketebalan dinding 9.52 mm; inside diameter : 794 mm
Menentukan Pola Aliran Cairan
Laju cairan volumetric maksimum : 811.6 x 18 = 4.3 x 10-3 m3/detik
3600 x 954
Dengan menggunakan Fig 11.28 pada liquid flow rate 4.3 x 10-3 dan
diameter 0.77 m, maka pola aliran cairan adalah single pass

Provisional Plate Design


Diameter kolom Dc = 0.79 m ; Luas area Ac = 0.50 m2
Downcomer area Ad = 0.12 x 0.5 = 0.06 m2, pada 12%
Net are An = Ac-Ad = 0.5-0.06 = 0.44 m2
Active Area Aa =Ac – 2 Ad = 0.5 – 0.12 = 0.38 m2
Weir Length (Fig 11.31 grafik antara Ad/Ac Vs lw / Dc)
Ad/Ac = 0.06/0.5 = 0.12 = 12% Memotong kurva pada lw/Dc = 0.76
Maka lw = 0,76 x 0.79 = 0.6
Weir height : 50 mm Hole diameter: 5 mm Plate thickness: 5 mm

Check Weeping
Laju alir cairan maks di bawah plate umpan : 811.6 kmol/j 18 kg/kmol
3600 det/j
= 4.06 kg/det
Laju cairan min : 70% aliran bwh kolom : 0.7 x 4.06 kg/det= 2.84 kg/det
Maksimum weir liquid crest : how = 750 [ Lw ]2/3 pers 11.85
L Iw
= 750 [ 4.06 ]2/3 = 27 mm liquid
954x 0.06
Maksimum weir liquid crest : how = 750 [ 2.85 ]2/3= 22 mm cairan
954x 0.06
Pada laju minimum : hw + how = 50 + 22 = 72 mm cairan
Dari gambar 11.30 (weep point correlation (hw+how) vs K2), maka nilai K2 = 30.6
Uh(min) = laju alir uap minimum
= [K2 – 0.90 (25.4-dh)] pers 11.84
(v)1/2
= [30.6 – 0.90 (25.4 – 5)] = 14 m/detik
(0.72)1/2
Laju alir uap minimum actual = laju alir uap minimum
= 70% x laju alir volumetric maks di base
Ah
= 0.7 x 1.13/0.038 = 20 m/detik
(kecepatan minimum sebaiknya di atas weep point)
Plate Pressure Drop = Dry plate drop
Maksimum kecepatan uap melalui lubang, uh =1.13/0.039 =29.7 m/detik
Dari Gambar 11.34, untuk ketebalan plate/diameter lubang = 1 dan
Ah/Ap Ah/Aa  0.1, maka Co (koef orifice) = 0.84, maka persamaan
11.88 (pressure drop melalui dry plate, aliran melalui orifice) menjadi
hd = 51 [ub/Co]2 v/L = 51 (29.7/0.84)2 0.72/954 = 48 mm cairan
residual head dari persamaan 11.89 merupakan fungsi surface tension
hr=12.5 x 103/L = 12.5 x 103/ 954 = 13.1 = 13.1 mm cairan
Total plate residual = 48 + (50+27) +13 = 138 mm cairan

•Downcomer pressure loss


hap = hw-10 = 50-10=40 mm
area under apron. Aap= 0.60 x 40 x 10-3=0.024 m2
ini lebih kecil dari Ad = 0.06 m2, gunakan Aap untuk persamaan 11.92
hdc = 166 (4.06/(954x 0.024))2 = 5.2 mm= 6 mm
Backup ini downcomer persamaan 11.91
Hb = (50+27)+138+6 = 221 mm = 0.22 m < ½ (plate spacing + weir height)
jd ukuran spasi tray bisa diterima.
Cek residence time persamaan 11.95
tr = 0.06 x 0.22 x 954/4.06 = 3.1 detik > 3 detik (sesuai)

•Cek entrainment
uv = 1.13/0.44 = 2.57 m/detik ; % flooding = 2.57/3.38 = 76%
Flv = 0.14 dari gambar 11.29 =0.018. di bawah 0.1
Trial Lay out
Gunakan konstr tipe cartridge , 50 mm unperforated, 50 mm calming
zone
(area pada plate yang tdk terdapat lubang)
•Perforated Area
Dengan menggunakan gambar 11.32 c = 99
Dari Gambar 11.33 Ip/dh = 2.6, sesuai dengan persyaratan 2.5-4.0
•Number of Holes
Area 1 hole = 1.964 x 10-5 m2
Jumlah hole = 0.038/ (1.964 x 10-5) = 1935

Anda mungkin juga menyukai