Anda di halaman 1dari 7

BAB VII.

EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

Ukuran utama kinerja evaporator adalah kapasitas dan ekonomi. Kapasitas


didefinisikan sebagai jumlah solvent yang mampu diuapkan per satuan luas per
satuan waktu. Sedangkan ekonomi didefinisikan sebagai massa solvent yang
teruapkan per satuan massa steam yang digunakan. Pada sebuah evaporator
tunggal (single effect), ekonomi selalu < 1.0, tetapi pada evaporator multi efek
(multiple effect evaporator) nilainya bisa jauh lebih tinggi. Ukuran lain yang sering
digunakan adalah konsumsi steam, dalam massa steam per satuan waktu.

Dasar perhitungan evaporator adalah neraca massa (total dan solut) dan neraca
panas pada alat.

Neraca Massa dan Neraca Panas.

a. Single Effect Evaporator.


Keterangan:
TS = suhu steam.
T = suhu didih larutan dalam
evaporator = suhu didih larutan
pekat dari evaporator.
T f = suhu umpan masuk.

m S = flowrate alir steam.

m f = flowrate larutan umpan masuk.

mv = flowrate uap hasil evaporasi.

m = flowrate larutan pekat produk
evaporator.
H s = entalpi spesifik steam.
H c = entalpi spesifik embunan.
H v = entalpi spesifik uap hasil
evaporator.
H f = entalpi spesifik larutan umpan.
H = entalpi spesifik larutan pekat
dari evaporator.
v = panas laten penguapan air dari
larutan pekat
s = panas laten pengembunan
steam = panas laten penguapan
kondensat.
c pf = panas spesifik larutan umpan.

(McCabe and Smith, 1985) q s = panas ditransfer oleh steam ke


permukaan pemanas = panas
ditransfer dari permukaan
pemanas ke larutan.

Asumsi: steam yang digunakan adalah steam jenuh.

Evaporator Dasar Perancangan Alat 1


Neraca entalpi sekitar evaporator memberikan:

m s H s m f H f m s H c ( m f m) H v m H (1)
laru tan . keluar
steam umpan kondensat uap .hasil

Penyusunan kembali persamaan (1), dengan memperhatikan bahwa:

H s H c s (2)

diperoleh:

q s m s s ( m f m) H v m f H f m H (3)

Perpindahan panas dari steam ke permukaan pemanas:



q s m s s U . A.T U . A.(Ts T )
(4)

Dimana:
A = luas permukaan perpindahan panas (heating surface).
U = koefisien perpindahan panas overall.
T = beda suhu antara steam dengan larutan dalam evaporator.

Koefisien perpindahan panas overall, U, sangat tergantung dari jenis evaporator.


Tabel dibawah memberikan guideline rentang nilai U untuk beberapa jenis
evaporator.

Sumber: McCabe and Smith, 1985.

Catatan tambahan:
Untuk larutan NaOH, tersedia diagram entalpi-komposisi dan titik-didih-larutan vs
titik-didih-air-murni pada berbagai komposisi (disebut sebagai kurv a Duhring), seperti
dibawah ini (sumber: Brown, et al., 1950).

Evaporator Dasar Perancangan Alat 2


Evaporator Dasar Perancangan Alat 3
Contoh soal:
Sebuah evaporator digunakan untuk memekatkan larutan NaOH sebanyak 20.000 lb/jam
(9.070 kg/jam) dari konsentrasi 20% menjadi 50%. Sebagai pemanas, digunakan steam
jenuh bertekanan 20 psig (1,37 atm- gauge). Evaporator beroperasi pada tekanan vakum
dimana tekanan absolut pada ruang uap evaporator adalah 100 mmHg (1,93 psig). Koefisien
perpindahan panas overall 250 Btu/ft2-jam-oF (1.400 W/m2-oC). Suhu larutan umpan 100oF
(37,8oC). Hitunglah jumlah kebutuhan steam, ekonomi dan luas perpindahan panas yang
dibutuhkan.

Jawab:
Jumlah air yang harus diuapkan dapat diperoleh dari neraca massa air. Jumlah solut (NaOH)
bebas air = 0,20x20.000 lb/jam = 4.000 lb/jam. Jumlah air pada umpan = (80/20) = 4 lb-
air/lb-solute (bebas air); pada larutan pekat keluar = (50/50) = 1 lb-air/lb-solute (bebas air).
Jumlah air yang diuapkan = (4-1) = 3 lb-air/ lb-solut, sehingga total jumlah air yang harus
diuapkan,

mv ( m f m) = 3 lb-air/lb-solut x 4.000 lb-solut/jam = 12.000 lb-air/jam.

Jumlah larutan pekat hasil evaporasi,



m 4.000 lb-solut/jam x 1 lb-larutan/0,5 lb-solut = 8.000 lb-larutan/jam.

Konsumsi steam:
Dari steam table, diperoleh suhu didih air (murni) pada tekanan 100 mmHg adalah, Tbp =
124oF. Dari grafik Duhring-1, suhu didih larutan NaOH 50% pada tekanan 100 mmHg adalah,
T = 197oF. Kenaikan titik didih (boiling point rise = boiling point elevation), Tbp = BPR =
(197-124)oF = 73oF.

Dari grafik Duhring-2, diperoleh:


Entalpi spesifik umpan, kadar padatan NaOH 20%, suhu 100 oF, H f = 55 Btu/lb
Entalpi spesifik larutan pekat, kadar padatan 50%, suhu 197 oF, H = 221 Btu/lb

Entalpi uap hasil evaporasi, pada 100 mmHg (1,93 psig) dan 197oF; dapat diperoleh dari
steam table, H v = 1149 Btu/lb.
Panas laten penguapan pada 20 psig (1,37 atm- gauge), juga dapat dibaca pada steam table,
s 939 Btu/lb.
Panas yang ditransfer (menggunakan persamaan 3),

q s ( m f m) H v m f H f m H
= (20.000-8.000) x 1149 20.000 x 55 + 8.000 x 221 = 14.456.000 Btu/jam.

Jumlah steam yang dibutuhkan,


q s 14.456.000
mS = 15.400 lb/jam (6.990 kg/jam).
s 939

Ekonomi:
Ekonomi dari evaporator = 12.000 lb-uap diproduksi/15.400 lb-steam = 0,78.

Luas perpindahan panas:


qs 14.456.000
Dari persamaan (4): A = 930 ft2 (86,4 m2).
U .(Ts T ) 250 (259 197)

Kasus khusus:

Evaporator Dasar Perancangan Alat 4


Untuk larutan dengan panas pengenceran yang dapat diabaikan, maka persamaan-
persamaan diatas dapat direformulasi kembali sebagai berikut:

H f c pf (T f Tref ) ; H c p (T Tref ) ; H v c pw (T Tref ) v (5.a, b, c)

dimana:
Cpf = panas spesifik larutan umpan
Cp = panas spesifik larutan pekat dari evaporator ( thick liquor)
Cpw = panas spesifik air

Substitusi persamaan (5.a, b, c) ke persamaan (3) memberikan,



q s m f c pf (T T f ) (m f m)v (6)

b. Triple Effect Evaporator.

Perhatikan gambar feed-forward triple effect evaporator dibawah.

Sumber: McCabe and Smith, 1985.

Batasan (constraint) dalam perancangan multiple effect evaporator adalah bahwa


ukuran masing-masing evaporator diusahakan sama, karena akan memberikan
banyak kemudahan operasional dan biaya investasi akan lebih rendah (untuk
dibahas dikelas: jelaskan mengapa bisa demikian!).

Sehingga, dalam perancangan triple effect evaporator: A1 A2 A3.

Neraca panas evaporator-1:


Panas disuplai oleh steam (suhu Ts, tekanan Ps, panas laten pengembunan s).

q s q1 m s s (7)

Evaporator Dasar Perancangan Alat 5


Panas digunakan untuk menaikkan suhu umpan dan menguapkan sebagian pelarut:

q s q1 (m f m1 ) H v1 m f H f m1 H 1 (8)

Luas transfer panas:



q1 m s s U 1 . A1 .T1 U 1 . A1 .(Ts T1 ) (9)

Neraca panas evaporator-2:


Panas disuplai oleh uap hasil evaporator-1 (suhu T1, tekanan P1, panas laten
pengembunan v1).

q 2 m1 (v c p1 (T1 T2 )) (10)

Panas digunakan untuk menguapkan sebagian pelarut:



q 2 ( m1 m 2 ) H v 2 m1 H 1 m 2 H 2 (11)

Luas transfer panas:


q 2 U 2 . A2 .T2 U 2 . A2 .(T1 T2 )
(12)

Neraca panas evaporator-3:


Panas disuplai oleh uap hasil evaporator-2 (suhu T2, tekanan P2, panas laten
pengembunan v2).

q3 m2 (v c p 2 (T2 T3 )) (13)

Panas digunakan untuk menguapkan sebagian pelarut:



q 3 ( m 2 m3 ) H v 3 m 2 H 2 m3 H 3 (11)

Luas transfer panas:


q3 U 3 . A3 .T3 U 3 . A3 .(T2 T3 )
(12)

Luas transfer panas, A1 A2 A3 A, maka:

q1 q2 q3
A (13)
U 1 T1 U 2 T2 U 3 T3

Untuk merancang triple effect evaporator, persamaan-persamaan (7) sampai (12),


ditambah dengan persamaan-persamaan pendukung/data-data yang lain harus
diselesaikan secara simultan, dengan constraint persamaan (13).

Contoh soal:
Sebuah triple effect evaporator dipakai untuk memekatkan suatu larutan. Kenaikan titik didih
larutan terhafdap perubahan konsentrasi tidak begitu besar, sehingga beban panas pada tiap
evaporator dapat dianggap sama. Suhu steam yang digunakan pada efek pertama adalah
108,3oC, sedangkan titik didih larutan pada efek terakhir diketahui 51,7 oC. Koefisien transfer
panas overall (dalam W/m2-oC) pada efek pertama, kedua dan ketiga masing-masing adalah
2800, 2200 dan 1100. Berapakah kira suhu didih larutan pada efek pertama dan kedua?

Evaporator Dasar Perancangan Alat 6


Jawab:
Beban panas pada masing-masing evaporator adalah:

q1 U 1 A1 T1 ; q 2 U 2 A2 T2 ; q 3 U 3 A3 T3
(14.a, b. c)

Pada multiple efek evaporator: A1= A2= A3= A; dan khusus untuk kasus ini: q1 = q2 = q3 = q.

Sehingga persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk:

1 q 1 q 1 q
T1 ; T2 ; T3 (15.a, b, c)
U1 A U2 A U3 A

Penjumlahan dari persamaan-persamaan (15.a, b dan c), menghasilkan:

1 1 1 q
T1 T2 T3 Ttotal ,
U1 U 2 U 3 A
atau:

q Ttotal

A 1 1 1 (16)

U 1 U 2 U 3

Substirusi persamaan (16) ke masing-masing persamaan (15.a, b dan c) memberikan:

1 1 1
Ttotal Ttotal Ttotal
U U2 U 3
T1 1 ; T2
; T3

1 1 1 1 1 1 1 1 1

U1 U 2 U 3 U1 U 2 U 3 U1 U 2 U 3
(17.a, b, c)

Kembali ke soal diatas: Ttotal (Tsteam-Tefek-terakhir) = (108,3 51,7)oC = 56,6oC.

Dengan persamaan (17.a, b) diperoleh:

1 o 1 o
56,6 C 56,6 C
2800 2200
T1 = 11,9oC; T2 = 14,9oC
1 1 1 1 1 1

2800 2200 1100 2800 2200 1100

Titik didih larutan pada:


Efek pertama, T1 = Ts-T1 = (108,3 11,9)oC = 96,4oC.
Efek kedua, T2 = T1- T2 = (96,4 14,9)oC = 81,5oC.

Evaporator Dasar Perancangan Alat 7

Anda mungkin juga menyukai