Dasar perhitungan evaporator adalah neraca massa (total dan solut) dan neraca
panas pada alat.
H s H c s (2)
diperoleh:
q s m s s ( m f m) H v m f H f m H (3)
Dimana:
A = luas permukaan perpindahan panas (heating surface).
U = koefisien perpindahan panas overall.
T = beda suhu antara steam dengan larutan dalam evaporator.
Catatan tambahan:
Untuk larutan NaOH, tersedia diagram entalpi-komposisi dan titik-didih-larutan vs
titik-didih-air-murni pada berbagai komposisi (disebut sebagai kurv a Duhring), seperti
dibawah ini (sumber: Brown, et al., 1950).
Jawab:
Jumlah air yang harus diuapkan dapat diperoleh dari neraca massa air. Jumlah solut (NaOH)
bebas air = 0,20x20.000 lb/jam = 4.000 lb/jam. Jumlah air pada umpan = (80/20) = 4 lb-
air/lb-solute (bebas air); pada larutan pekat keluar = (50/50) = 1 lb-air/lb-solute (bebas air).
Jumlah air yang diuapkan = (4-1) = 3 lb-air/ lb-solut, sehingga total jumlah air yang harus
diuapkan,
mv ( m f m) = 3 lb-air/lb-solut x 4.000 lb-solut/jam = 12.000 lb-air/jam.
Konsumsi steam:
Dari steam table, diperoleh suhu didih air (murni) pada tekanan 100 mmHg adalah, Tbp =
124oF. Dari grafik Duhring-1, suhu didih larutan NaOH 50% pada tekanan 100 mmHg adalah,
T = 197oF. Kenaikan titik didih (boiling point rise = boiling point elevation), Tbp = BPR =
(197-124)oF = 73oF.
Entalpi uap hasil evaporasi, pada 100 mmHg (1,93 psig) dan 197oF; dapat diperoleh dari
steam table, H v = 1149 Btu/lb.
Panas laten penguapan pada 20 psig (1,37 atm- gauge), juga dapat dibaca pada steam table,
s 939 Btu/lb.
Panas yang ditransfer (menggunakan persamaan 3),
q s ( m f m) H v m f H f m H
= (20.000-8.000) x 1149 20.000 x 55 + 8.000 x 221 = 14.456.000 Btu/jam.
Ekonomi:
Ekonomi dari evaporator = 12.000 lb-uap diproduksi/15.400 lb-steam = 0,78.
Kasus khusus:
dimana:
Cpf = panas spesifik larutan umpan
Cp = panas spesifik larutan pekat dari evaporator ( thick liquor)
Cpw = panas spesifik air
q1 q2 q3
A (13)
U 1 T1 U 2 T2 U 3 T3
Contoh soal:
Sebuah triple effect evaporator dipakai untuk memekatkan suatu larutan. Kenaikan titik didih
larutan terhafdap perubahan konsentrasi tidak begitu besar, sehingga beban panas pada tiap
evaporator dapat dianggap sama. Suhu steam yang digunakan pada efek pertama adalah
108,3oC, sedangkan titik didih larutan pada efek terakhir diketahui 51,7 oC. Koefisien transfer
panas overall (dalam W/m2-oC) pada efek pertama, kedua dan ketiga masing-masing adalah
2800, 2200 dan 1100. Berapakah kira suhu didih larutan pada efek pertama dan kedua?
q1 U 1 A1 T1 ; q 2 U 2 A2 T2 ; q 3 U 3 A3 T3
(14.a, b. c)
Pada multiple efek evaporator: A1= A2= A3= A; dan khusus untuk kasus ini: q1 = q2 = q3 = q.
1 q 1 q 1 q
T1 ; T2 ; T3 (15.a, b, c)
U1 A U2 A U3 A
1 1 1 q
T1 T2 T3 Ttotal ,
U1 U 2 U 3 A
atau:
q Ttotal
A 1 1 1 (16)
U 1 U 2 U 3
1 1 1
Ttotal Ttotal Ttotal
U U2 U 3
T1 1 ; T2
; T3
1 1 1 1 1 1 1 1 1
U1 U 2 U 3 U1 U 2 U 3 U1 U 2 U 3
(17.a, b, c)
1 o 1 o
56,6 C 56,6 C
2800 2200
T1 = 11,9oC; T2 = 14,9oC
1 1 1 1 1 1
2800 2200 1100 2800 2200 1100