PENCEGAHAN

INFEKSI SALURAN KEMIH

TERKAIT KATETER

PPI RSKD
CAUTI (CATHETER ASSOCIATED URINARY TRACT
INFECTION )
• Sebelum 2012 merupakan HAIs tersering
• Morbiditas dan mortalitas meningkat
• Lama perawatan bertambah
• Biaya bertambah
• Penggunaan AB meningkat
• POTENSIAL TERJADI SENGKETA MEDIK
Penggunaan kateter urin
• 15 - 25 % pasien rawat inap
• Indikasi harus ketat !
- Retensi urin
- Inkontinesia urin
- Perioperatif
- Monitor pada kondisi tertentu (luka bakar, kesadaran
menurun)
- Diagnostik
• Monitor dan Evaluasi ketat
Faktor resiko :
• Wanita
• Usia lanjut
• Tanpa antibiotic sistemik
• Perawatan kateter yang tidak baik
• Pemakaian jangka waktu lama
• Pasien dg penurunan imunitas
PENGERTIAN

• ISK atau CAUTI adalah infeksi pada saluran

kemih yang terjadi setelah pemasangan urine
catheter ≥ 2 x 24 jam (48 jam)
• Terdapat koloni mikroorganisme pada hasil
pemeriksaan urine kultur > 105 cfu/ml
• Dokter yang merawat menyatakan adanya
ISK dan di beri pengobatan antimikroba
TANDA DAN GEJALA ISK

DEWASA ANAK < 1 TAHUN

• Demam (> 38oC) • Demam (> 38oC) rektal
• Urgency • Hipotermi (< 36oC) rektal
• Frekuensi > 6 kali • Apnea
• Disuria • Bradikardia
• Nyeri suprapubik • Letargi
• Muntah-muntah
PENCEGAHAN
MENGGUNAKAN
SYSTEM BUNDLES
BUNDLE

• Sekumpulan cara yang terstruktur untuk meningkatkan

perawatan terhadap pasien
• Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada pasien yang beresiko terjadi infeksi
• Harus dilakukan pada semua orang yang memberikan pelayanan
perawatan terhadap pasien dan dilakukan secara bersama-sama
pada setiap pasien.
Komponen Bundle UTI
1. Kaji Kebutuhan
2. Kebersihan tangan
3. Teknik Pemasangan
4. Pemeliharaan kateter
5. Perawatan kateter
6. Penghentian kateter
METODE PENCEGAHAN
* Indikasi pemasangan
a. Harus atas indikasi dan kebutuhan TEPAT dan AKURAT,
bukan untuk kenyamanan petugas.
b. Kalau memungkinkan, gunakan kondom-kateter.
* Taati “standar precaution”
 Lakukan “hand hygiene” sebelum dan sesudah
memanipulasi kateter atau perangkatnya.
METODE PENCEGAHAN
* TEHNIK PEMASANGAN
a. Dilakukan dengan tehnik aseptik-antiseptik menggunakan
peralatan steril.
b. Gunakan jeli pelicin anestetik steril “single use”.
c. Ukuran kateter disesuaikan dengan prinsip aliran adekuat
dan kurangi trauma urethra.
d. Setelah terpasang harus difiksasi untuk mencegah
pergerakan dan traksi urethra.
METODE PENCEGAHAN
Faktor Petugas kesehatan (“HCW”)
a. Pemasangan dan pemeliharaannya hanya oleh petugas

TERLATIH (kompeten) dengan tehnik aseptik-antiseptik.

b. Lakukan pelatihan HCW (Health Care Worker)
secara periodik
METODE PENCEGAHAN
* Pertahankan aliran Sistem-tertutup
a. Harus dijaga aliran urin lancar dan sistem-tertutup.
b. Hubungan kateter dan pipa drainase tidak boleh terlepas
atau terbuka kecuali atas indikasi.

* Irigasi bulibuli JANGAN DILAKUKAN, kecuali tersumbat

(bekuan darah, misalnya pasca op Prostat)
a. Lakukan tehnik aseptik-antiseptik.
c. Gunakan spuit steril ukuran besar dan lar. Saline steril.
d. Bila penyebab sumbatan adalah kateter segera ganti.
METODE PENCEGAHAN
* Aliran urin kateter
Pertahankan aliran urin lancar
1. Jangan ada bagian yang terlipat/”kinking”.
2. Kantong urin harus dikosongkan secara teratur
dengan penampung berbeda untuk setiap pasien
3. “Urine bag” harus selalu lebih rendah
dari kandung kemih dan tidak boleh menyentuh
lantai atau roda tempat tidur
METODE PENCEGAHAN
* Pemisahan tempat perawatan
Kamar perawatan pasien terpasang kateter urin
yang mengalami infeksi dipisah dari pasien
tidak infeksi (sistem cohort).
 mencegah infeksi-silang
* Pemeriksaan mikrobiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan rutin bakteriologis
 dilakukan hanya atas indikasi !
Kesimpulan

 Tehnik pemasangan dengan cara aseptik-antiseptik

 Pertahankan rangkaian “sistem-tertutup”.
 “Catheter-metal junction” harus dibersihkan tiap hari dengan
sabun dan air bersih (mandi dg shower). Jangan dibalut !
 Jangan gunakan antibiotik/antiseptik topikal koloni patogen
resisten (pseudomonas spp)
 Lepas kateter sesegera mungkin bila tidak diperlukan.