Anda di halaman 1dari 20

Blood Stream Infection

Prevention Management on
Central Venous Catheter

Dr. Chris A Johannes SpAn KIC


Latar belakang.
• CR-BSI (Catheter Related – Blood Stream
Infection) dikaitkan dengan signifikan nya :
- Morbiditas.
- Mortalitas.
- Peningkatan biaya perawatan .
• CR-BSI bersumber dari :
- Mikroorganisme yang berkolonisasi pada sisi
luar kateter dan bermigrasi ke ujung.
- Organisme yang sejak awal berkolonisasi di
hub.
LATAR BELAKANG.

• CR-BSI :
Adanya infeksi sitemik dan bukti bahwa
kateter sebagai sumber , i.e. hasil isolasi
terdapat kuman yang sama dari
kolonisasi kateter dan dari kultur darah.
SEVEN DISTINCT INTERVENTION.

1. Pemilihan jenis kateter.


2. Pemilihan tempat insersi kateter .
3. Teknik aseptik ketika insersi kateter .
4. Penggunaan antiseptik kulit.
5. Catheter and catheter side.
6. Strategi mengganti kateter.
7. Antibiotik profilaksis.
1. PEMILIHAN TIPE KATETER.

• Gunakan single lumen catheter walaupun


multiports sangat penting dalam
mengelola pasien.
• Jika hendak memberikan TPN, gunakan
satu CVC atau lumen eksklusif untuk
tujuan itu.
• Antisipasi penggunaan jangka panjang (>
30 hari), gunakan tunnel catheter atau alat
implantable vascular access .
• Pertimbangkan penggunaan antibiotik
pada penggunaan CVC untuk pasien
dewasa yang dalam waktu singkat ( < 10
hari ) dan pasien yang beresiko tinggi
terhadap CR-BSI.
2. PEMILIHAN TEMPAT INSERSI.

• Menilai resiko infeksi dibandingkan


dengan resiko komplikasi mekanik.
Insersi melalui Subklavia mempunyai
resiko infeksi yang lebih rendah dibanding
insersi dari femoral dan jugular . Resiko
komplikasi mekanik termasuk resiko
perdarahan , pneumotorak, dan
trombosis.
• Kecuali ada kontra indikasi secara medis,
insersi melalui subklavia menjadi pilihan
dibanding insersi melalui jugular atau
femoral .
• Pertimbangkan untuk insersi melalui
perifer.
3. PENGGUNAAN TEKNIK
ASEPTIK KETIKA INSERSI .
• Gunakan teknik aseptik yang optimal cuci
tangan, memakai gaun yang steril, sarung
tangan , dan drape steril yang lebar.
• Sebaiknya dilakukan di ICU, RR, Kamar
bedah.
• Memungkinkan dilakukan di tempat lain
dalam situasi emerjensi.
4. GUNAKAN ANTISEPSIS KULIT.
• Bersihkan tempat yang akan diinsersi
dengan alcoholic chlorehexidine
gluconate. Gunakan larutan alcoholic
povidone iodine untuk pasien dengan
riwayat sensitif terhadap chlorehexidine .
• Jangan oleskan organic solvents ke kulit
sebelum insesrsi kateter. ( Acetone, Ether
)
• Jangan secara rutin mengoleskan salep
antimikroba ke tempat yang akan diinsersi
kateter.
5. CATHETER DAN CATHETER
SITE CARE.
• Sebelum mengakses sistem, disinfeksi
permukaan luar catheter hub dan bagian
sambungan dengan larutan mengandung
chlorehexidine gluconate atau povidone
iodine, kecuali ada kontraindikasi sesuai
rekomendasi dari pabrik.
• Gunakan transparant dressing untuk
menutup catheter site.
• Jangan oleskan salep antimikroba ke
tempat insersi CVC sebagai bagian rutin
dari perawatan kateter.
• Flush bagian dalam CVC dengan cairan
yang mengandung antikoagulan kecuali
disarankan lain oleh produsen.
6. STRATEGI MENGGANTI
KATETER.
• Jangan rutin mengganti non tunneled
CVC.
• Gunakan bantuan guide wire untuk
mengganti kateter yang sudah tidak
berfungsi atau mengganti kateter, jika
tidak ada bukti adanya infeksi pada
kateter atau terbukti CR-BSI.
• Jika ada dugaan CR-BSI tetapi tidak ada
bukti infeksi pada kateter there is no,
cabut kateter dan masukan kateter yang
baru melalui guide wire.
• Jangan gunakan bantuan guide wire
kateter untuk mengganti kateter pada
pasien dengan CR-BSI.
• Ganti semua tubing jika perangkat
vaskuklar diganti.
• Ganti iv tubing dan stopcocks tidak lebih
sering dari interval 72 jam kecuali ada
indikasi klinis.
• Ganti iv tubing yang digunakan untuk
memberikan darah, produk darah, atau
emulsi lemak pada akhir pemberian infus
atau dalam 24 jam sejak pemberian infus
dimulai.
7. PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS.
• Jangan berikan secara rutin antibiotik
sistemik sebelum insersi atau selama
pemakaian CVC dengan tujuan mencegah
kolonisasi atau CR-BSI.
Akses intravena

• KEGUNAAN :
1. sirkulasi
2. sampel darah
3. pemberian obat
4. dukungan nutrisi
5. pemberian produk darah
Akses vena sentral
• Tehnik esensial untuk
jangka panjang dan
emergensi
• Memungkinkan untuk
pemberian cairan cepat
dan banyak saat
resusitasi
• Pemberian cairan pekat
• Nutrisi
Peralatan
• Larutan povidon iodin • Uk. Pasien Uk. Kateter
• Doek steril / bolong bayi 2F
• Anestetik lokal < 5 kg 3F
• Syringe 5 ml 5 – 15 kg 4F
• Kasa uk. 4 x 4 cm.
> 15 kg 5F
• Sarung tangan steril
> 40 kg 7F
• Kateter vena sentral
• Nylon/silk suture 3-0 dewasa ≥8F
• Naldfoeder
• Plester
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai