Komponen kontrol saraf pada respirasi : a) Faktor yang menghasilkan irama ekspirasi/inspirasi secara bergantian
Pusat Kontrol b) Faktor yang mengatur besar ventilasi (kecepatan dan
kedalaman napas) untuk memenuhi kebutuhan tubuh Pernafasan c) Faktor yang memodifikasi aktivitas pernapasan untuk tujuan lain Pusat pernapasan terdiri dari beberapa kelompok neuron : Pusat kontrol pernapasan primer → pusat respirasi di medula, beberapa agregat badan saraf yang menghasilkan sinyal ke otot-otot pernapasan. Pusat pernapasan di medula, terdiri dari : a) Kelompok respiratori dorsal (KRD) → terdiri dari neuron inspiratorik yang serat- seratnya berakhir di neuron motorik yang mensyarafi otot inspirasi. Pusat Kontrol → Menerima sinyal dari reseptor peregangan (propio reseptor) juxtacapillary receptors, chemoreceptors, lalu aan Pernafasan memicu respirasi b) Kelompok respiratori ventral (KRV) → terdiri dari neuron inspiratorik dan ekspiratorik yang keduanya inaktif saat bernapas tenang. Hanya diaktifkan ketika kebutuhan ventilasi meningkat. Kelompok respiratori ventral (KRV) mempunyai 4 neuron: Kompleks Pra Botzinger (pacemaker neuron) → sebagai pemacu dan pembentuk irama pernapasan (eupnia) 12-16 breaths/min → Mempunyai kanal kation, saat kanal kation masuk ke pacemaker neuron, akan terjadi depolarisasi dan mengirimkan potensial aksi ke diafragma dan intercostal eksternal sehingga memicu inspirasi spontan Kompleks Botzinger Pusat Kontrol → Mengatur ekspirasi Pernafasan Nukleus retroambiguus → Mengatur inspirasi dan expirasi dengan cara mengirim sinyl ke otot pernafasan Nukleus ambiguous → Untuk inspirasi dengan mengontrol uvula soft palate, otot faring dan otot laring Pusat control pernafasan di batang otak di pons → pusat pneumotaksik dan pusat apneustik, mempengaruhi sinyal yang dihasilkan pusat pernapasan di medulla. Pusat pernapasan di pons, terdiri dari : a) Pusat Pneumotaksik → mengirim impuls ke KRD untuk membantu mengatur transisi dari inspirasi ke ekspirasi dengan cara inhibisi inspirasi → Bila mendeteksi adanya perluasan paru-paru PC akan menginhibisi Pusat Kontrol KRD dan KRV b) Pusat Apneustik Pernafasan → mencegah neuron inspiratorik dipadamkan. Sehingga dorongan inspirasi meningkat. → Pusat apneustic mengirimkan sinyal ke KRD dan KRV untuk melakukan inspirasi →Bila terjadi kerusakan pada Pusat Pneumotaksik, Pusat Apneustik akan bekerja sendiri sehingga mengakibatkan Apneustik Breathing Pengaruh Faktor Kimiawi pada Pernafasan (Central Chemoreceptors) Ada 2 kemoreseptor perifer: Pengaruh Faktor - Badan karotis : di percabangan arteri karotis komunis di Kimiawi pada sisi kanan dan kiri. Dipersarafi oleh nervus kranial IX
Pernafasan - Badan aorta : di arcus aorta. Di persarafi oleh nervis
(Perifer Chemoreceptors) kranial X Terdapat di 2 tempat: - Di Pleura visceral Stretch - Di otot halus bronkus dan bronkiolus Reseptor Mekanisme Reflex Hering Breuer Juxtacapillary Terdapat di lung parenchyma Receptors Propio Terdapat di muscle spindle, golgi tendon organ, dan kapsul sendi Receptors Bagian otak Hipotalamus lainnya yang Limbic nuclei mempengaruhi Primary motor cortex dan premotor cortex pernafasan Permukaan paru-paru sangat luas. Ukuran luas permukaan paru-paru sekitar 70– 80 m2. Hal ini sama dengan luas lapangan tennis meja. Permukaan total paru-paru yang luas ini, yang hanya dipisahkan oleh membran tipis dari sistem sirkulasi, secara teoritis akan mengakibatkan seseorang mudah terserang oleh masuknya benda asing Mekanisme seperti debu, bakteri dan virus, yang masuk bersama udara inspirasi. Pertahanan Saluran respirasi bagian bawah dalam keadaan normal damam Respirasi adalah steril, karena ada beberapa hal yang mempertahankan sterilitas ini. Beberapa mekanisme pertahanan saluran nafas adalah karena bentuk anatomis saluran nafas itu sendiri. RONGGA HIDUNG • Mempunyai kelenjar serosa • Kaya akan anastomosis arteri dan vena, sehingga dapat meningkatkan suhu udara inspirasi sebanyak 25oC, antara hidung luar dengan nasopharynx. Juga melindungi saluran nafas bagian bawah dari partikel-partikel dan gas Mekanisme berbahaya seperti ozone, sulfur dioksida dan Pertahanan formaldehyde.
damam Respirasi VESTIBILUM
• Mengandung kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan vibrissae, yaitu rambut-rambut pendek dan tebal. Hal ini mengakibatkan penyaringan udara inspirasi dari partikel- partikel besar, bahkan serangga Fossa Nasalis • Ada 3 concha celah antara concha mengakibatkan penambahan luas permukaan yang mengandung epitel respirasi dan menimbulkan aliran udara yang turbulen • Di dalam lamina propria concha terdapat banyak plexus venosus. Hal ini mengakibatkan udara inspirasi dihangatkan oleh plexus venosus, dilembabkan oleh lapisan mukosa dan disaring oleh aliran turbulen sebelum masuk ke saluran nafas bagian bawah. Mekanisme Epitel Saluran Nafas Pertahanan Sel epitel saluran nafas/sel epitel respirasi damam Respirasi terdiri dari beberapa jenis sel. Jenis yang terbanyak adalah sel epitel bersilia. Tiap-tiap sel ini, memiliki 250 silia pada permukaan apikalnya. Sedangkan di bawah silia, selain badan basal, terdapat banyak mitokondria. Mitokondria ini akan menyediakan adenosin trifosfat (ATP) yang diperlukan untuk penggetaran silia. Lapisan mucus dan kerja mukosiliaris • Semua permukaan saluran nafas dilapisi oleh lapisan tipis mukus yang disekresikan oleh membran mukosa sel goblet. Lapisan mukus pada saluran nafas mengandung faktor- faktor yang efektif sebagai pertahanan, yaitu Mekanisme immunoglobulin terutama IgA, PMNs, interferon dan Pertahanan antibodi spesifik. Gerakan silia menyapu/saluran nafas. Silia dan mukus menjebak debu dan kuman, kemudian damam Respirasi memindahkannya ke pharing, karena silia bergetar ke arah pharing. Refleks Menelan Mekanisme Pertahanan damam Respirasi Refleks Muntah Tujuan refleks muntah adalah mencegah masuknya makanan atau cairan ke dalam trakea. Muntah dapat disebabkan oleh rangsangan pada saluran cerna. Impuls motorik diantar oleh nervus V, VII, X, dan XII ke saluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen. Muntah terjadi karena perangsangan pada pusat muntah, sehingga Mekanisme terjadi efek: bernafas dalam, mengangkat os hiod dan laring Pertahanan untuk mendorong sfingter krikooesofageal terbuka, menutup glottis dan mengangkat palatum mole untuk menutup nares damam Respirasi posterior. Berikutnya timbul kontraksi kuat yang menuju ke bawah, ke semua otot abdomen sehingga memeras lambung, dan mengakibatkan tekanan intragastrik yang tinggi. Akhirnya sfingter gastrooesofageal relaksasi, memungkinkan pengeluaran isi lambung ke atas melalui oesofagus 2. Refleks Batuk Bronkus dan trakea sangat peka dengan benda asing ataupun iritasi lain, sehingga bisa menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina sangat peka. Bronkiolus terminalis dan alveolus terutama peka terhadap rangsang kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls aferen dari saluran pernafasan terutama berjalan melalui nervus vagus ke medulla oblongata. Di sana suatu rangkaian otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata, sehingga menyebabkan efek-efek Mekanisme sebagai berikut:
Pertahanan • Mula-mula 2,5 liter udara dihirup.
• Kemudian epiglottis menutup, dan pita suara menutup dengan erat-erat damam Respirasi untuk menjerat udara di dalam paru-paru. • Otot perut berkontraksi dengan kuat, yang mendorong diafragma, begitu juga otot ekspirasi berkontraksi kuat, sehingga tekanan di dalam paru-paru meningkat menjadi setinggi 100 mm Hg atau lebih. • Pita suara dan epiglottis tiba-tiba terbuka lebar sehingga udara bertekanan tinggi di dalam paru-paru ‘meletus’ ke luar. Kecepatan udara ini bisa 75–100 mil/jam. Udara yang mengalir cepat ini akan membawa serta benda asing apapun yang ada di dalam bronkus dan trakea 2. Refleks bersin Refleks bersin mirip dengan refleks batuk, hanya refleks bersin tejadi di saluran hidung, bukan pada saluran nafas bagian bawah. Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada saluran hidung, impuls aferennya Mekanisme berjalan di dalam saraf maksilaris ke medulla oblongata Pertahanan dimana refleks ini digerakkan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks batuk, di sini dalam Respirasi uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara mengalir dengan cepat melalui hidung dan mulut, sehingga membersihkan saluran hidung dari benda asing. Makrofag alveolar Merupakan pertahanan yang paling akhir dan paling penting terhadap invasi benda asing ke dalam paru-paru. Partikel-partikel kecil yang berdiameter kurang 0,5 mikron bisa masuk ke alveolus contoh asap rokok yang berdiameter kira-kira 0,3 mikron. Walaupun biasanya 2/3 dikeluarkan kembali bersama- sama udara ekspirasi. Tetapi sisanya akan dikeluarkan oleh makrofag alveolar 2. Mekanisme Makrofag alveolar merupakan sel fagositik dengan ciri-ciri khas dapat bermigrasi dan mempunyai sifat enzimatik. Sel Pertahanan ini bergerak bebas pada permukaan alveolus dan bisa meliputi serta menelan benda asing/ mikroba. Setelah dalam Respirasi meliputi partikel mikroba, maka enzim litik yang terdapat dalam makrofag akan membunuh dan mencernakan mikroorganisme tersebut tanpa menimbulkan reaksi peradangan yang nyata. Partikel benda asing ini pun kemudian ditranspor oleh makrofag ke pembuluh lymfe atau ke bronkiolus, dimana mereka dibuang oleh kerja mucus dan silia. Physiology Sherwood Anatomy and Physiology Tortora http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/12345678 Referensi 9/18350/mkn-mar2009- 42%20(1).pdf;jsessionid=6EC96568F4212F94EE9AC5F A78CC08DD?sequence=1