Anda di halaman 1dari 27

PIL-PILULAE

P E R TE M U A N 7
PENDAHULUAN
 Pil berasal dari bahasa latin “pila” : bola kecil

Berdasarkan FI III :
 Pil adalah suatu bentuk sediaan padat bundar
kecil mengandung satu atau lebih bahan obat
dan dimaksudkan untuk obat dalam.

2
KEUNTUNGAN PIL
 Dapat menutupi rasa, dan bau yang tidak enak
dari bahan-bahan obat
 Memberikan obat dalam dosis tertentu

KERUGIAN PIL
o Tidak bisa untuk obat yang dikehendaki
memberikan aksi yang cepat
o Obat yang dalam keadaaan larutan pekat dapat
mengiritasi lambung
o Bahan obat padat/serbuk yang voluminous dan
BO cair dalam jumlah besar
3
SYARAT SEDIAAN PIL YANG
BAIK
 Memenuhi syarat waktu hancur yang tertera pada
kompresi atau tablet (FI III).
 Waktu hancur pil biasa tidak lebih dari 15 menit,

 pil bersalut tidak lebih dari 60 menit.

 Untuk pil salut enterik: setelah dilakukan


pengujian dalam larutan HCl 0,06 N selama 3
jam, pada pengujian selanjutnya (larutan dapar
pH 6,8) waktu hancur pil tidak boleh > 60 menit

 Memenuhi keragaman bobot pil

 Pada penyimpanan, bentuknya harus tetap, tetapi


tidak begitu keras sehingga dapat hancur dalam
saluran pencernaan.
4
Pengujian Keseragaman Bobot Pil
 Timbang 20 pil satu per satu kemudian hitung
bobot rata-rata. Penyimpangan terbesar yang
diperbolehkan terhadap bobot rata-rata dapat
dilihat pada tabel :

Penyimpangan terbesar terhadap


Bobot rata-rata bobot rata-rata yang
diperbolehkan (%)
18 pil 2 pil
100-250 mg 10% 20%
251-500 mg
7,5% 12%

5
Penyimpanan
 Sesuai dengan cara penyimpanan tablet
dengan memperhatikan sifat zat aktif dan zat
tambahan yang digunakan

6
MACAM SEDIAAN PIL
Bobot :

 Boli  > 300 mg


 Pil  50 - 300 mg
 Granula  20-60 mg
 Parvule  < 20 mg

7
FORMULA
a. Bahan obat
- padat (co. kinin sulfat)
- setengah padat (co. ekstrak beladon)
- cair (co. tinc. Opii)

b. Bahan tambahan:
- pengisi - penabur
- pengikat - pemecah
- pembasah - penyalut

8
Zat berkhasiat dalam pil
Zat berkhasiat dalam pil dapat tunggal dapat juga
campuran yang terdiri dari berbagai zat berkhasiat
yang harus memenuhi persyaratan farmakope.
Contoh :
(a). Zat berkhasiat biasa
Dapat berbentuk zat kimia padat (organik,
anorganik), cair biasa.
(b). Sediaan galenika : extracta, tinctura, simplisia
(c). Balsem : balsamum peruvianum
(d). Minyak Atsiri : oleum menthae piperitae, dll.
(e). Senyawa fenol : Kreosotum
9
BAHAN PENGISI
 Fungsi : memperbesar volume masa pil agar mudah
dibuat
 Jenis :
 Radix liquiritiae; untuk pil berwarna.

 Jika jumlah BO terlalu kecil dan menggunakan


bahan pengikat succus liquiritiae, maka radix
yang digunakan jumlahnya 2x succus.
 jika jumlahnya sangat besar digunakan pulvis
pro pilulis (PPP)  radix dan succus sama
banyak
 Saccharum album : pil putih

 Bolus alba 100mg/pil : pil yg BOnya oksidator

10
BAHAN PENGIKAT
 Fungsi : untuk memperbesar daya kohesi maupun
daya adhesi masa pil agar massa pil dapat saling
melekat menjadi massa yang kompak.
 Succus liquiritiae  2 g/ 60 pil

 Pulv gummosus (PGS), merupakan


camp.saccharum, PGA, tragacanth (500mg/ 60
pil), untuk yang voluminous 1-1,5 g/60 pil
 Succus dan acharum album aa (75 g/1000 pil)
 berfungsi sebagai pengisi dan pengikat
 Gliserin cum tragacanth

 Adeps lanae/ vaselin album qs untuk BO yang


bersifat:
 saling bereaksi/terurai dg adanya air, co. pil
digitalis folia.
 oksidator, misal suatu asam dan bicarbonat
(aspirin dan bicarbonat) 11
Bahan-bahan yang peka air
Misalnya: folia digitalis dengan adanya air
glikosidanya aktif terurai
Sehingga sering pula dibuat dengan:
R/ Fol.digitalis 6
ol.cacao 12
ol.amygdal 1,7
mf. Pil No. xxx

Asetosal, dengan adanya air dari bahan pengikat /


pembasah dapat menyebabkan terhidrolisanya
asetosal menjadi asam salisilat yang toksik pada
lambung dan asam asetat

Sehingga jika ingin dibuat sediaan pil, menggunakan


pengikat yang tidak mengandung air misal: ol.cacao,
adeps lanae dll
12
Cara menyiapkan bahan pengikat
 Glycerin cum Tragacantha :
utk zat higroskopis, voluminous, Garam anorganik,
dan ekstrak kering. Banyaknya: 3 g utk tiap 10 g
serbuk.

 Glycerin cum succus liquritae


Dibuat dengan mencampur serbuk succus liquiritiae
dengan glyserin sama banyak

13
 Cera cum Saccharo:
− Merupakan campuran cera flava dengan
saccharum album sama banyak.
− Dibuat dengan cara menggerus halus cera flava
dengan
− menambahkan ethanolum, dan tambahkan
saccharum
− album; dengan terus digerus halus.

 Gelatina glycerinata
Campuran gelatin yg dituangi air panas, hingga lunak,
air dibuang sebanyak mungkin, tambahkan 1 bagian
glycerin, lalu panaskan hingga gelatin melarut. Dapat
disimpan dalam persediaan.
14
BAHAN PEMBASAH
 Fungsi : untuk memperkecil sudut kontak antar
molekul sehingga massa menjadi basah dan
lembek serta mudah dibentuk.

Contoh pembasah :
- Air
- Aqua gliserinata (air-gliserin sama banyak)
- Sirupus simplex

15
BAHAN PEMECAH
 Adanya bahan pengikat membuat pil sukar
larut/ pecah di lambung  butuh bahan
pemecah.
 Contoh : Natrium bicarbonat

16
BAHAN PENABUR

 FUNGSI : memperkecil gaya gesekan antara molekul


yang sejenis maupun tidak sejenis, sehingga massa pil
menjadi tidak lengket satu sama lain, lengket pada
alat pembuat pil, atau lengket satu pil dengan pil
lainnya.

 Contoh : Talkum, lycopodium

17
BAHAN PENYALUT

 FUNGSI:
 Menjaga stabilitas BO
 Menutup rasa dan bau BO
 Memperbaiki penampilan pil
 Mencegah pecahnya pil dalam lambung/
supaya pil pecah dalam usus (enteric
coated pil)

18
Jenis bahan penyalut:

1. Penyalut gula: saccharum album

2. Penyalut selaput/film: CMC-Na,


Balsamum tolutanum (balsam tolu),
PEG, Carbowax 6000, perak.

3. Penyalut enterik : salol, schellak,


cellulose, acetat phtalat

19
TAHAP PERACIKAN PIL

 PEMBUATAN MASSA PIL


 PEMOTONGAN PIL
 PEMBULATAN DAN PENABURAN PIL
 PENYALUTAN PIL

20
PEMBUATAN MASSA PIL
 Tentukan bobot BO untuk 1 pil
 Tentukan macam dan jumlah bahan tambahan
yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah dan sifat
BO
 Campur BO+pengisi+bahan pengikat+bahan
pemecah sesuai aturan
 Tambahkan bahan pembasah sedikit-sedikit
kedalam campuran, digilas kuat ad massa pil yang
baik (elastis, tidak lengket di mortir dan tidak
pecah digulung)

21
PEMOTONGAN PIL
 Massa pil dibentuk silinder  dipotong sesuai
ukuran yang dikehendaki.
 Sebelumnya alat pemotong diberi bahan
penabur dulu agar tidak lengket

PEMBULATAN PIL
 Potongan massa pil dipindahkan ke alat
pembulat pil yang sudah diberi bahan penabur,
selanjutnya dibulatkan.
 Masukkan pil ke wadah sesuai jumlah yang
diinginkan.
22
PENYALUTAN PIL
 Lakukan penyalutan sesuai jenis bahan
penyalut yang digunakan :
 Melindungi bahan obat dari pengaruh
lingkungan (salut selaput) co. garam-
garam ferro disalut dengan tolu balsem.
 Menutupi rasa bahan yang tidak enak
(salut gula), Co. kloramfenikol
 Memperbaiki penampilan pil (salut
selaput.

23
Pil Dengan Bahan Khusus

1. Pil dengan senyawa oksidator


o Co. KMnO4, KNO3, FeCl3. AgNO3 atau
garam-garam Pb.
o Pengisi menggunakan 100 mg bolus alba
o Pengikat adeps lanae dan vaselin qs )1/6
berat zat padatnya.

2. Pil garam-garam ferro


o Dibalut dengan tolu balsem untuk
mencegah oksidasi oleh udara.
24
3. Pil dengan extractum gentian
o Pil extractum gentian akan bereaksi dengan
asam jika diberi bersama-sama dengan zat
lain yang dengan asam-asam akan
melepaskan gas. Misalnya : ferrum
reductum, ferrum pulveratum, Na-carbonat,
Na-bicarbonat.

o Untuk menetralkan asamnya perlu di+kan


MgO sebanyak 100 mg untuk setiap 3 g
ekstrak gentian tersebut.

25
4. Pil dengan liquor fowleri
o Tidak boleh diganti dengan As2O3 yang
telah diperhitungkan  karena absorbsi
berbeda.

o (jika pada resep baku : liquor fowleri untuk


setiap 100 ml, larutan tsb mengandung 1
mg As2O3. jadi untuk 250 mL lar. Dapat
dihitung kebutuhan As2O3)  hal ini tidak
boleh dilakukan dengan mengambil As2O3
hasil perhitungan tadi !!

o Harus dilakukan dengan cara penguapan


250 mL larutan sampai sekental sirop 
kemudian di+kan bahan pengisi dan
pengikat.
26
5. Pil dengan sari-sari cair
o Dalam julah kecil, tetap menggunakan
succus dan radix, sedangkan sari cairnya
dapat digunakan sebagai pengganti aqua
gliserinata.

o Dalam jumlah besar, sari-sari cair diuapkan


kemudian ditambahkan radix secukupnya
atau diganti dengan sisa keringnya.

6. Pil dengan bahan yang bersifat


higroskopis
o Menyebabkan pil menjadi basah atau pecah
 Diatasi dengan membalut pil dengan
suatu zat pembalut yang sesuai.
27

Anda mungkin juga menyukai