Anda di halaman 1dari 26

FRAKTUR TERTUTUP HUMERUS SINISTRA

Disusun oleh:
dr. Andi Dwi Wulandari Sukma Praja
Pembimbing: dr. Wenny Ngeljaratan

INTERNSHIP
RS TNI AL JALA AMMARI
MAKASSAR
2018
 Nama pasien : Tn. A
 No RM : 000939
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Alamat : Komp. TNI AL Dewa Ruci
 Umur : 18 tahun
 Agama : Islam
 Tanggal masuk : 28 Agustus 2018
 Keluhan Utama

Nyeri pada lengan atas kiri

 Anamnesis Terpimpin

Seorang pasien datang ke IGD RS TNI AL Jala Ammari dengan keluhan nyeri pada

lengan atas kiri yang dirasakan satu jam sebelumnya akibat mengangkat beban

yang terlalu berat saat latihan fitness. Selain nyeri, pasien juga mengeluhkan

bengkak dan kemerehan pada lengan atas kiri sehingga sulit digerakkan. Pusing (-

), mual (-), muntah (-), sesak (-), nyeri ulu hati (-), nyeri perut (-), BAK dan BAB

dalam batas normal. Riwayat minum pengobatan (-), riwayat hipertensi dan DM

disangkal. Riwayat alergi obat (-). Pasien merupakan seorang atlet yang sering

latihan angkat beban berat di pusat kebugaran.


 Keadaan umum :
Composmentis (E4M6V5), sakit sedang, gizi
baik

 Tanda-tanda Vital :
 TekananDarah : 110/90 mmHg
 Nadi : 68 x/menit
 Pernafasan : 16 x/menit
 Suhu : 36.6oC
 Kepala : Normocephal, rambut hitam sukar dicabut.

 Mata : Mata Cekung (-), Pupil isokor 2,5 mm, RCL/RCTL +/+,
Anemis (-/-), ikterik (-/-).

 Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

 Mulut : Bibir sianosis (-), mukosa basah (+), bibir sianosis (-/-)

 Telinga : Bentuk telinga normal, sekret (-)

 Tenggorok : Uvula ditengah, tonsil hiperemis (-) T1/T1, faring


hiperemis (+)

 Leher : Trakea ditengah, kelenjar getah bening tidak membesar


Thorax : Normochest, gerakan simetris
kanan kiri, retraksi (-)
Cor
 Inspeksi : Iktus kordis tidak nampak
 Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskutasi : BJ I-II reguler, bising (-)
Pulmo
 Inspeksi : Pengembangan dada simetris
 Palpasi : Krepitasi (-), massa (-), fremitus
raba kiri=kanan
 Perkusi : Sonor/sonor disemua lapang paru
 Auskutasi : Vasikuler, Wh (-/-), Rh (-/-)
Abdomen
 Inspeksi : Massa (-), gerak napas (+)
 Auskultasi : Peristaltik (+) normal
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar tidak
teraba, lien tidak teraba,
turgor kembali cepat.

Urogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan


Ekstremitas Superior
Dextra Sinistra
Edem - +
Akraldingin - -
Sianosis - -
Capillary refill <2 detik <2 detik

Ekstremitas Inferior
Dextra Sinistra
Edem - -
Akraldingin - -
Sianosis - -
Capillary refill <2 detik <2 detik
STATUS LOKALISASI
Regio brachii sinistra
 Look : Hiperemis (+), deformitas (-), udem (+), hematom
(-), luka (-).
 Feel : Nyeri tekan (+).
 Move : ROM gerak aktif terbatas, gerak pasif (+), nyeri (+)
 NVD : Pulsasi arteri brachialis (+), parestesi (-), paralisis
(-). CRT < 2 detik.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi 28 Agustus 2018
 Hemoglobin: 12.5 gr/dl
 Leukosit: 8.7 ribu/uL
 Eritrosit: 4.29 juta/Ul
 Hematokrit: 34.2%
 Trombosit: 305 ribu/Ul
Kesan : Fraktur komunitif 1/3 distal humerus sinistra
 Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 18 tahun dengan
keluhan nyeri pada lengan atas kiri setelah mengangkat
beban berat saat latihan fitness, pasien langsung dibawa ke
IGD RS AL Jala Ammari untuk mendapatkan pertolongan
pertama. Pasien mengeluh bahwa rasa nyeri saat bahu kirinya
digerakan. Lengan atas kirinya juga tampak lebih besar dan
berwarna lebih kemerahan.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Status lokalis region brachii sinistra Edema (+), hiperemis
(+), nyeri (+), range of motion (aktif: terbatas, pasif: (+),
nyeri), pulsasi arteri brachialis (+)
 Pada pemeriksaan radiologi didapatkan: gambaran
diskontinuitas pada 1/3 distal humerus sinistra
DIAGNOSA KERJA
Close fracture humerus sinistra

PENATALAKSANAAN
◦ Infus Ringer Laktat 20 tpm
◦ Injeksi Ketorolac Tromethamine 30 mg/ml
◦ Fiksasi dengan menggunakan arm sling
◦ Membatasi pergerakan pada daerah fraktur
PROGNOSIS
 Ad vitam : Dubia ad bonam
 Ad fungsionam : Dubia ad bonam
 Ad sanationam : Dubia ad bonam


KOMPLIKASI
 Sindrom kompartemen
 Mal union
 Non union
 Delayed union
 Kontraktur
 Osteomielitis
Tanggal/Jam Pemeriksaan Terapi

29-08-2018 S: Nyeri pada lengan atas kiri • Konservatif


10.30 O: CM, sakit sedang, gizi baik • IVFD RL 16 tpm
ROM: terbatas udem (+) • Ketorolac 1 amp/iv/12 jam
TV: HR= 88x/I’ • Ranitidin 1 amp/iv/12 jam
RR= 20x/I’ • Pemasangan u slab (gips)
S=37,2⁰C
A:Fraktur humerus sinistra tertutup
30-08-2018 S: nyeri lengan atas  AFF infus
09.30 O: CM, sakit sedang, gizi baik  Paracetamol 3x500mg
Udem (+), hiperemis (-)  Vitaneuron 1x1
TV: HR: 72x/I’  Foto kontrol 2 minggu
RR: 20x/I’ kemudian
S: 36,5⁰C
A:Fraktur humerus sinistra tertutup
Fraktur humerus merupakan diskontinuitas jaringan
tulang humerus. Fraktur tersebut umumnya disebabkan
oleh trauma. Setiap fraktur dan kerusakan jaringan
lunak sekitar tulang tersebut harus ditanggulangi
sesuai dengan prinsip penanggulangan cedera
muskuloskeletal. Prinsip tersebut meliputi rekognisi
(mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining
(mempertahankan), dan rehabilitasi.

Fraktur humerus adalah hilangnya kontinuitas tulang ,


tulang rawan sendi, tulang rawan epifisial baik yang
bersifat total maupun parsial pada tulang humerus.
Kebanyakan fraktur dapat saja terjadi karena
kegagalan tulang humerus menahan tekanan
terutama tekanan membengkok, memutar, dan
tarikan.
Trauma dapat bersifat 2 :
 Langsung
Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung
pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan.
Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kominutif dan
jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
 Tidak langsung
Trauma tidak langsung terjadi apabila trauma
dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah
fraktur
Fraktur humerus dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
 Fraktur Proximal Humerus
 Fraktur Shaft Humerus
 Fraktur Distal Humerus
Pada fraktur jenis ini, insidensinya meningkat pada usia yg lebih tua yang terkait
dengan osteoporosis. Perbandingan wanita dan pria adalah 2:1. Gejala klinis pada
fraktur ini adalah nyeri, bengkak, nyeri tekan, nyeri pada saat digerakkan, dan
dapat teraba krepitasi. Ekimosis dapat terlihat dinding dada dan pinggang setelah
terjadi cedera.

 Klasifikasi menurut Neer, antara lain:


 One-part fracture : tidak ada pergeseran fragmen, namun terlihat garis fraktur
 Two-part fracture :
 anatomic neck
 surgical neck
 Tuberculum mayor
 Tuberculum minor
 Three-part fracture :
 Surgical neck dengan tuberkulum mayor
 Surgical neck dengan tuberkulum minus
 Four-part fracture
 Fracture-dislocation
 Articular surface fracture
Fraktur ini adalah fraktur yang sering terjadi. 60% kasus adalah
fraktur sepertiga tengah diafisis, 30% fraktur sepertiga proximal
diafisis dan 10% sepertiga distal diafisis. Mekanisme terjadinya
trauma dapat secara langsung maupun tidak langsung. Gejala klinis
pada jenis fraktur ini adalah nyeri, bengkak, deformitas, dan dapat
terjadi pemendekan tulang pada tangan yang fraktur. Pada
pemeriksaan fisik terdapat krepitasi pada manipulasi lembut.
Deskripsi klasifikasi fraktur shaft humerus :
 Fraktur terbuka atau tertutup
 Lokasi : sepertiga proksimal, sepertiga tengah, sepertiga distal
 Derajat : dengan pergeseran atau tanpa pergeseran
 Karakter : transversal, oblique, spiral, segmental, komunitif
 Kondisi intrinsik dari tulang
 Ekstensi artikula
Fraktur ini jarang terjadi pada dewasa. Kejadiannya hanya
sekitar 2% untuk semua kejadian fraktur dan hanya sepertiga
bagian dari seluruh kejadian fraktur humerus.Mekanisme
cedera untuk fraktur ini dapat terjadi karena trauma langsung
atau trauma tidak langsung. Gejala klinis dari fraktur ini
antara lain pada daerah siku dapat terlihat bengkak,
kemerahan, nyeri, kaku sendi dan biasanya pasien akan
mengeluhkan siku lengannya seperti akan lepas. Kemudian
dari perabaan (palpasi) terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan
neurovaskuler dalam batas normal.
Klasifikasi:
 -Suprakondiler Fraktur

 - Trankondiler Fraktur

 - Interkondiler Fraktur

 - Kondiler Fraktur
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Lokal (Look, Feel, Move)
 Pemeriksaan Radiologis
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Reduksi
adalah restorasi fragmen fraktur sehingga
didapati posisi yang dapat diterima. 2 Macam
Reduksi
- Reduksi tertutup
-Reduksi terbuka
2. Traksi
Digunakan untuk efek reduksi dan imobilisasi.
2 macam Traksi:
- Skin Traksi
- Skeletal Traksi
3. Imobilisasi
1. Tulang
a. Delayed Union
b. Non-Union
c. Mal union
d. Avasculer necrosis

2. Sendi
a. Adhesi
b. Sudeck’s Atrophy
c. Stiffnes

3. Otot dan Tendo


a. Post raumatic tendinitis
b. Muscle wasting
c. Myositis ossificant

4. Nervus
a. Neuropraxia
b. Axonotmesis
c. Neurotmesis

5. Artery
a. Gangguan suplai arteri

Anda mungkin juga menyukai