Anda di halaman 1dari 14

NON UNION

Muhammad Satrio Primaeso


113170046
Radiology Department of RSUD Waled
Faculty of Medicine Swadaya Gunung Jati University
Tujuan Pembelajaran

01 DEFINISI & ANATOMI

02 ETIOLOGI

03 PATOFISIOLOGI

04 PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Prevalensi Penyakit Muskuloskeletal
Berdasarkan World Health Organization, 2012
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun 2011-2012 terdapat 5,6 juta orang meninggal dunia dan
1.3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.

Menurut Depkes RI 2011, dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah akibat
kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 45.987 kasus

Femur Cruris Pedis Tibia Fibulae


42,6% 30,5% 21,09% 8,2% 0,73%

Prevalensi patah tulang di Indonesia


Dari 45.987 kasus fraktur ekstremitas bawah
akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami
fraktur pada Femur, 14.027 orang mengalami
fraktur Cruris, 3.775 orang mengalami fraktur
Tibia, 9.702 fraktur pedis, dan 336 fraktur
Fibulae
DEFINISI
Fraktur atau Patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan
tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda
paksa.

Non Union adalah keadaan dimana proses penyembuhan patah tulang tidak terjadi setelah
6-9 bulan dan penyembuhan patah tulang tidak akan terjadi tanpa koreksi pembedahan
Anatomi Tulang
Proses Penyembuhan Fraktur
Secara ringkas tahap penyembuhan fraktur dibagi menjadi 5 tahap sebagai
berikut :

Stadium
Stadium Stadium Stadium Stadium
Konsolidasi
Pembentukan Proliferasi Pembentukan Remodelling
Hematoma sel/inflamasi Kallus Terjadi pada
Terjadi sekitar 1-2 minggu ke-3
x 24 jam Terjadi 2-5 hari Terjadi setelah 6- hingga minggu
setelah fraktur 10 hari setelah ke-10
fraktur
Komplikasi Penyembuhan Fraktur
Hypertrophic non-union (Elephant foot appearance)

ujung fragmen fraktur pada radiograph terlihat sklerotik dan melebar.


Garis fraktur masih teriihat jelas dengan disertai gap yang berisi kartilago atau jaringan fibrus.
Adanya peningkatan densitas tulang menunjukan vaskularisasi disitu baik. Oleh karena itu
Non Union perbaikan fiksasi akan terjadi mineralisasi jaringan fibrus dan kartilago di gap tersebut
menjadi tulang dan bone induction.

Atrophic non-union

di tempat fraktur tidak terjadi kegiatan sel-sel, sehingga ujung-ujung terlihat menyepit, bunder,
osteoporortik dan umumnya avaskular. Oleh sebab itu perlu pemasangan fiksasi yang kaku,
membuang jaringan fibrus diantra fragmen, dekortikasi dan grafting
Etiologi dan Patogenesis

Vaskularisasi pada Imobilisasi yang tidak


Reduksi yang tidak adekuat sehingga
01 ujung – ujung
fragmen yang kurang
02 adekuat 03 terjadi gerakan pada
kedua fragmen.

Terdapat jarak yang Untreated


04 cukup besar antara 05 Delayed
kedua fragmen Union
Hypertrophic non-union

Tibial Hypertrophic non union Distal Femoral Hypertrophic non union


Hypertrophic non-union

M, 36 years old with bullet wound


in 2003 complicated by femur
fracture infected non-union
Radiography 12 years later shows
chronic fracture hypertrophic
nonunion, multiple sharpnel
fragments, and breakage of
periarticular fixation plate
Atrophic non-union

Open Comminuted Tibial Fracture Atrophic Nonunion – 6 months after the operation
Atrophic non-union

Patient with right tibia and fibulae fracture nine months ago. Prior external fixation. Patient refused
surgery.
Penanganan non-union
Penatalaksanaan non-union dapat dilakukan dengan pembedahan maupun non pembe
dahan

Pembedahan Non-Pembedahan
01 IMOBILISASI/FIKSASI 02
BONE STIMULATOR
Jenis Fiksasi : Intervensi pada kulit luar dari lokasi
• Eksternal / OREF
fraktur non-union dengan
• OREF (Open Reduction
menggunakan gelombang
Internal Fixation) elektromagnetik dan ultrasonik untuk
diindikasikan pada kasus menstimulasi penyembuhan tulang
komplikasi penyembuhan
fraktur non-union
THANK YOUUUUUUU~

Anda mungkin juga menyukai