Anda di halaman 1dari 44

Petunjuk pengoperasian

SOMATOM Emotion
SIEMENS
Sequence scanning
 Adalah proses scanning meliputi eksposi sinar-x,
pergerakan meja dan akuisisi data, yang
dilakukan secara berurutan, tahap demi tahap.

 Diantara tiap scan terdapat waktu untuk rekons


truksi gambar, penayangan dan gerakan meja,
yang dinamakan Inter Scan Delay (ISD)

 Tidak ada pergerakan meja pemeriksaan selama


proses scanning.

 Data yang didapat dari tiap rotasi, direkonstruksi


menjadi satu slice (gambar potongan)
Table feed & Slice thickness

 Overlap penggambaran disebabkan kare-


na overlap penyinaran.

 Pergerakan meja lebih kecil dari lebar


kolimasi (Table feed < Slice thickness)

 Untuk mengatasi gunakan gaps, misalnya


dengan mengatur slice thickness 1-2 mm
pada setiap 10-20 mm.
Standard vs dynamic
Standard : waktu panjang, tayangan cepat

Dynamic : akuisisi cepat, tetapi tanyangan tertunda


Partial scan
 Akuisisi sebagian data tidak menggu-
nakan rotasi penuh 360o, disebut
partial scan.

 Normalnya data diperoleh selama 2/3


dari rotasi penuh 360o, untuk mengu-
rangi artifak akibat pergerakan dan
meningkatkan resolusi gambar.
Dynamic scanning

 Dynamic scanning adalah mode cepat dari


sekuensial scanning.
 Mengambil rekonstruksi gambar dan
penayangan gambar diluar dari siklus
scan.
 Senjang inter-scan dapat dikurangi,
memungkinkan waktu akuisisi total lebih
pendek dibanding sekuens scan standar.
cluster scanning

 Dibawah kendali kontrol panel, dalam


mode sekuen-scan.
 Dapat memasukkan parameter spesifik
dari pasien,seperti tahan nafas, serta
interval pernafasan dalam sekon.
 Dapat mengkoordinasikan sekuen-scan
yang multipel dengan perintah respirasi
tunggal.
Dynamic serial scanning
 Penampilaan mode scan dinamis tanpa
desertai gerakan meja (table feed).
 Dapat diperoleh serial dari beberapa poto-
ngan (slices) pada posisi meja yang sama,
selama scan kontras.
 Enhancements dievaluasi menggunakan
Dynamic evaluation function.
 Digunakan untuk membuat differential
diag nosis, atau pengujian bolus.
Spiral scanning
 Disebut juga helical scanning, dalam
kenyataannya adalah scan terhadap
volume (volume scanning).
 Eksposi sinar-x, pergerakan meja dan
akuisisi data ditampilkan kontinyu untuk
mengakuisisi volume organ.
 Tidak ada inter scan delay (ISD).
 Tiap akuisisi memperoleh set data lengkap
dari volume organ.
 Dapat merekonstruksi gambar meskipun
dari radiassi yang overlap.
Spiral scanning
 Pada volume organ tertentu yang
terpengaruh oleh gerakan inspirasi dapat
terjadi bebrapa struktur organ tidak
terlihat oleh karena tidak terregistrasi

 Hal tersebut disebabkan oleh karena


pasien tidak dapat selalu melakukan
instruksi untuk inspirasi dengan tepat
secara berulang kali.

 Lihat gambar berikut.


inspirasi penuh inspirasi sedang

Dalam teknik spiral, volume anatomi selalu di scan


kontinyu. Spiral scanning direkomendasikan untuk
organ yang dibutuhkan tahan nafas misalnya
MPR,CTA, 3D
Pitch
 Pitch adalah perbandingan antara gerakan meja untuk
tiap ketebalan potongan per rotasi.
 Pitch = table movement / rotation / slice
thickness

 Contoh :
1. Slice thickness = 5 mm
Table moves = 5 mm/rotation
Pitch = 1

2. Slice thickness = 5 mm
Table moves = 10 mm/rotation
Pitch = 2
Pengaturan Pitch
 Untuk pengoperasian rutin gunakan
pitch antara 1-1,5 untuk semua
organ.

 Jika pitch kecil, waktu scan lebih


pendek dan dosis pasien berkurang.

 Pitch > 2 dapat digunakan pada


teknik SSD (Shaded Surface Display).
Increment images

 Increment adalah jarak antara


gambar-gambar yang direkonstruksi.

 Pada spiral scan setelah data akuisisi


lengkap, dapat ditetapkan berapa
gambar akan overlap.

 Dengan kata lain, menggunakan apa


increment images mesti
direkonstruksi.
Contoh increments images
 Volume di scan = 100 mm, kolimasi ketebalan
(slice colimation) = 5mm, jika increment = 5,
maka tidak terjadi overlap, dan 20 gambar akan
diperoleh.

 Tetapi jika increment = 2,5 maka akan diperoleh


40 gambar, tetapi setiap gambar overlap 50%.

 50% increment overlap digunakan misal dalam :


- MPR (Multiplanar Reformating),
- SSD (Shaded Surface Distance),
- MIP (maximum Intensity Projection) dari CT
Angio.
Effective Slice Thickness

 Slice Thickness yang dipilih sebenarnya adalah


ketebalan dari kolimator slice.

 Effective Slice Thickness artinya ketebalan yang


sebenarnya dari gambar yang direkonstruksi.

 Dalam sekuen scanning, kedua hal diatas sama.

 Tetapi dalam spiral scanning, kedua hal diatas


bisa berbeda.
Effective Slice Thickness
dalam Spiral Scanning

 Tergantung pada pitch dan algoritma yang


dipilih.

 Yang dipilih bisa jadi bukan yang


diperoleh.

 Semua objek yang bergerak dalam bidang


scanning, pada kecepatan yang lebih
tinggi akan sedikit tercoreng, artinya
bahwa “Effective Slice Thickness” akan
sedikit melebar.
Multiscan
 Sebenarnya adalah spiral scanning yang
ditampilkan tanpa pergerakan meja.

 Digunakan untuk memperoleh suatu seri


dari banyak potongan pada posisi meja
yang sama selama scan kontras.

 Gambar-gambar kemudiaan direkonstruksi


pada waktu interval yang berbeda.

 Digunakan untuk evaluasi dinamik,


misalnya pada CT perfusi dan
pendiagnosaan struk awal.
REKONSTRUKSI GAMBAR :

Raw data
Kernels
Alogaritma
Raw Data

 Data original
 Ditentukan oleh parameter scan
 Tidak dapat diubah dalam akuisisi
data
 Dapat digunakan untuk
merekonstruksi gambar
menggunakan perameter gambar
berbeda, misalnya berbeda faktor
zoom dan kernel.
Kernels
 Resep/rumus matematik untuk kalkulasi
gambar dari data set.
 Kalkulasi gambar :
-- Definisi baik, tetapi noise tinggi,
misalnya struktur tulang.
-- Noise rendah, tetapi definisi juga
rendah,
misalnya soft-tissue.
 Rekomendasi dalam studi klinik, standar
kernel dikompromikan antar kedua hal
diatas.
Alogaritma

 Alogaritma lebar (Wide alogaritm)


artinya 2 X 360o (dua kali rotasi penuh),
akuisisi data digunakan untuk merekons-
truksi satu gambar.

 Alogaritma sempit (Slim alogaritm)


artinya 2 X 180o (dua kali setengah rotasi),
akuisisi data digunakan untuk merekons-
truksi satu gambar.
Perbandingan pada sekuen scanning

 Slim Alogaritm menghasilkan noise sedikit


lebih besar dibanding pada Wide
Alogaritm.

 Effective Slice Thickness melebar 27%


pada Pitch 1, dan 120% pada Pitch 2
dengan penggunaan Wide Alogaritm.

 Pada virtual, Effective Slice Thickness


pada pitch 1 dengan Wide Alogaritm,
hanya melebar 27%.
Rekomendasi untuk mode spiral

 Gunakan Slim Alogaritm

 Penggunaan Wide Alogaritm hanya


apabila :
1. Noise terlalu besar
2. Akurasi ketebalan slice tidak
penting
3. Harus dikombinasikan dengan
menggunakan Pitch 1
IMAGE DISPLAY :

CT value
Windowing
Setting Window Center
Setting Window Width
CT value

 Tiap pixel memiliki nilai CT (CT value)


 Rentang antara -1024 s/d +3071 HU
 HU = Hounsfield Units : nilai densiti
jaringan
 Nilai densiti udara : - 1024 HU
 Densiti tertinggi dari tulang : + 3071
HU
Windowing
 Nilai densiti berbagai jaringan
direpresentasikan sebagai Grey Scale.

 Kemampuan mata hanya dapat


menangkap sebagian dari distribusi niai
densiti yang tercatat pada Grey Scale.

 Windowing adalah proses penayangan


bagian yang tepat dari rentang densiti,
yang relefan terhadap kepentingan
diagnostik, yang tercatat sebagai
bayangan / skala gelap-terang
Setting Window Center
 Tentukan lebih dulu nilai densiti yang tepat
pada Grey Scale, untuk jenis organ yang
diperiksa.

 Posisikan nilai tersebut sebagai Window Center.


Contoh :
1. Parenkim liver dengan media kontras, akan
teramati dengan jelas apabila densiti Hounsfield =
+80

2. Jaringan otak tanpa media kontras akan teramati


dengan jelas apabila menggunakan densiti
Hounsfield = + 35 HU.
Setting Window Width
 Tentukan nilai-nilai densiti yang dapat
digunakan untuk membedakan berbagai
jaringan, melalui berbagai nilai gelap
terang, diatas dan dibawah nilai tengah
(window center).

 Pixel dengan densiti lebih tinggi tayangan


nya lebih terang (putih), dan pixel dengan
densiti lebih rendah, tayangannya lebih
gelap (hitam)
windowing pada pemeriksaan liver pre-contrast
window width=200, window center=60
terang/putih
+160

100 wide

+60

center
100 wide

-40

gelap/hitam
Ekspresi organ vs ekspresi skala
CT liver, Window Width=200 dan Window
Center=60
 Tayangan organ:
jaringan dibawah nilai -40 tampak gelap /
hitam
jaringan diatas 160 tampak terang / putih
Detil tidak dapat diamati dengan jelas.

 Tayangan pada grey scale :


skala dibawah -40 gelap gulita / hitam
pekat
Skala diatas 160 terang benderang / putih
jernih
Contoh pengaturan W Width & W
center

Width Center Width Center


Base of the skull 200 40
Cerebrum 80 40
Cervix 250 50
Thorax 350 50 1500 -600
Liver 200 60
Kidneys 300 40
Pelvis 350 35 1500 400
C/T/L-spines 350 40 1500 450
PEMBERIAN MEDIA KONTRAS

Pemberian kontras per-oral


Pemberian kontras per-anal/rektal
Pemberian kontras intra-vena
Pemberian media kontras per-oral
 Penting untuk membedakan cairan yang
diisi kan ke dalam pencernaan dengan
massa atau pengumpulan cairan abnormal.
 Media kontras negatif (udara) berguna
untuk memperlihatkan pancreas dan
vaskularisasi abdomen atas.
 Disamping hal tersebut juga berguna untuk
mengeliminasi artifak.
 Pasien yang tidak dapat minum per-oral,
memerlukan nasogastric-tube untuk
membantu pemberian media kontras.
Pemberian media kontras per-
rektal

 Penting untuk menggambarkan


kolon rektosigmoid, jika ada suspek
patologi atau massa pada pelvis
bawah.

 Beberapa kasus dibutuhkan double


contrast study, menggunakan media
kontras positif dikombinasikan
dengan udara.
Pemberian media kontras intra-
vena

 Media kontras intra-vena pada CT Spiral


menambah keunggulan deteksi terhadap
karakteristik kelainan, sebaik tercapainya
opasiti pada pembuluh darah.

 scan kontras akan berhasil baik hanya jika


media kontras dapat bertahan pada organ
atau pembuluh darah selama scanning.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai
peningkatan kontras organ dalam
pemberian media kontras intra-vena

 Laju sirkulasi media kontras.


 Volume total media kontras
disuntikkan
 Laju penyuntikan (injection rate)
 Konsentrasi media kontras
Faktor-faktor yang menentukan
jenis dan jumlah media kontras
yang diberikan

 Indikasi pemeriksaan
 Umur, dewasa atau anak
 Berat badan
Perbandingan studi dinamik
peningkatan kontras antara aorta dan
liver.

aorta

liver
Multiplanar Reformatting (MPR)
 Potongan-potongan transaxial
disatukan membentuk suatu volume.
 Seluruh data dari semua potongan
dapat direkonstruksi kembali
menjadi potongan-potongan lain
yang dikehendaki dari data
terkumpul dalam volume tersebut.

MPR dikerjakan dalam waktu kurang dari 30


detik.
CT spiral

slicing transaxial

menghasilkan sejumlah slice transaxial

data disatukan kembali

direkonstruksi ulang menjadi :


coronal
sagital
para-axial
Shaded Surface Display (SSD)

 Virtual 3D dikembangkan oleh SSD


untuk penggambaran obyek densiti
tinggi, misalnya tulang, atau struktur
vaskuler dengan media kontras.

 Dengan teknik membatasi densitas


bawah dan atas (threshold), yaitu
antara 150 HU dan 3071 HU.
Shaded Surface Display (SSD)
 Tidak membedakan nilai HU dalam
obyek, semua memberikan gambaran
yang sama sebagai bayangan
permukaan obyek.

 Seperti memperlihatkan bentuk


benda menggunakan berkas cahaya
yang disorotkan melingkari seluruh
permukaan benda tersebut.
Shaded Surface Display (SSD)
Contoh :
 Jika batas bawah +150 HU dan batas
atas +3000 HU, maka semua pixel
dari obyek terekspresikan dalam
rentang nilai diatas, sehingga
menjadi visibel dalam mode 3D.

 Batas bawah +150 HU umumnya


cukup baik untuk struktur tulang,
kecuali tulang yang sangat tipis.

Anda mungkin juga menyukai