Anda di halaman 1dari 17

PARAMETER PEMERIKSAAN CT

SCAN
Pada CT Scan dikenal beberapa parameter
untuk pengontrolan eksposi dan output gambar
yang optimal (Bushberg,2003).
Adapun parameter tersebut adalah :
a. Slice thickness
b. Scan Range
c. Faktor Eksposi
d. Field of View (FOV)
e. Gantry Tilt
f. Pitch
g. Rekonstruksi Matriks
h. Rekonstruksi Algorithma
i. Window Width
j. Window Level
a. Slice thickness

 Slice thickness adalah tebalnya irisan atau potongan


dari obyek yang diperiksa.
 Nilainya dapat dipilih antara 1 mm – 10 mm sesuai
dengan keperluan klinis.
 Slice thickness yang tebal akan menghasilkan
gambaran dengan detail yang rendah sebaliknya
dengan slice thickness yang tipis akan menghasilkan
gambaran dengan detail yang tinggi.
 Slice thickness yang tebal akan menimbulkan
gambaran yang mengganggu seperti garis-garis dan
apabila slice thickness terlalu tipis akan
menghasilkan noise yang tinggi
b. Scan Range

 Scan range adalah perpaduan atau kombinasi


dari beberapa slice thickness, yang
bermanfaat untuk mendapatkan ketebalan
potongan yang berbeda pada satu lapangan
pemeriksaan.
c. Faktor Eksposi

 Faktor eksposi adalah faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap eksposi, meliputi
tegangan tabung (KV), arus tabung (mA) dan
waktu (s).
 Besarnya tegangan tabung dapat dipilih
secara otomatis pada setiap pemeriksaan
 Tegangan tabung (KV) yaitu beda potensial antara
tabung katoda dan anoda. Semakin tinggi awan
elektron yang dihasilkan maka akan semakin
kuat menembus anoda sehingga daya tembus yang
dihasilkan akan semakin besar.
 Arus tabung (mA) yaitu kuat lemahnya arus yang
dihasilkan sinar-X, apabila arus tabung besar maka
elektron yang dihasilkan akan semakin besar.
 Waktu (s) yaitu lamanya waktu eksposi, sangat
berpengaruh terhadap jumlah elektron. mAs
berpengaruh terhadap jumlah
elektron dan kuantitas sinar-X.
d. Field of View (FOV)

 Field of View (FOV) adalah diameter maksimal dari


gambar yang akan direkonstruksi. Besarnya
bervariasi dan biasanya berada pada rentang 12
cm sampai dengan 50 cm.
 Field of View (FOV) kecil akan meningkatkan detail
gambar (resolusi) karena field of view (FOV) yang
kecil mampu mereduksi ukuran pixel, sehingga
dalam rekonstruksi matriks hasilnya lebih teliti.
 Field of View (FOV) kecil, antara 100 mm sampai
dengan 200 mm akan meningkatkan resolusi
sehingga detail gambar dan batas objek akan
tampak jelas. Field of View (FOV) kecil akan
menyebabkan noise meningkat (Nesseth, 2000).
 Field of View (FOV) sedang, yaitu 200 mm
diharapkan gambar yang dihasilkan memiliki
spasial resolusi yang baik, noise serta artefak
sedikit.
 Field of View (FOV) besar, antara 350 mm sampai
dengan 400 mm akan menghasilkan spasial
resolusi yang rendah karena pixel menjadi besar
akibat dilakukannya magnifikasi. Field of View
(FOV) besar akan menyebabkan noise berkurang
dan kontras resolusi meningkat serta dapat
dihindari munculnya streak artifact .
e. Gantry Tilt

 Gantry tilt adalah sudut yang dibentuk antara


bidang vertikal dengan gantry (tabung sinar-
X dengan detektor). Rentang gantry
tilt antara -300 sampai +300. Gantry
tilt bertujuan untuk keperluan diagnosa dari
masing-masing kasus yang dihadapi.
f. Pitch

 Pitch adalah jangka waktu yang berhubungan


dengan suatu kecepatan dan jarak. Pada CT
Scan helical, pitch didefinisikan sebagai jarak
(mm) pergerakan meja CT Scan selama satu
putaran tabung sinar-X.
 Pitch digunakan untuk menghitung pitch
ratio, yang mana merupakan suatu rasio
pada pitch untuk slice thickness/beam
collimation
 Saat jarak pergerakan meja selama satu putaran
penuh, tabung sinar-X sama dengan slice
thickness/ beam collimation, pitch ratio
(pitch) yaitu 1:1 atau sederhananya 1.
 Suatu pitch dengan nilai 1 menghasilkan kualitas
gambar terbaik dalam CT Scan
helical. Pitch ditingkatkan untuk meningkatkan
volume coverage dan kecepatan proses
scanning. Nilai pitch berada dalam range 0
sampai dengan 10, sedangkan pitch faktor
antara 1 dan 2
g. Rekonstruksi Matriks
 Rekonstruksi matriks adalah deretan baris dan kolom
dari picture element (pixel) dalam proses perekonstruksian
gambar. Rekonstruksi matriks ini merupakan salah satu
struktur elemen dalam memori komputer yang berfungsi
untuk merekonstruksi gambar. Pada umumnya matriks
yang digunakan berukuran 512x512 yaitu 512 baris dan 512
kolom.
 Pada pemeriksaan CT Scan ukuran matriks disesuaikan
dengan alat yang tersedia. Rekonstruksi matriks
berpengaruh terhadap resolusi gambar. Semakin tinggi
matriks yang dipakai maka semakin tinggi detail gambar
yang dihasilkan. (Bushberg, 2003)
h. Rekonstruksi Algorithma

 Rekonstruksi algorithma adalah prosedur


matematis yang digunakan dalam
merekonstruksi gambar. Penampakan dan
karakteristik dari gambar CT Scan tergantung
dari kuatnya algorithma yang dipilih. Semakin
tinggi rekonstruksi algorithma yang dipilih maka
semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan.
Dengan adanya metode ini maka gambaran
seperti tulang, soft tissue, dan jaringan-jaringan
lain dapat dibedakan dengan jelas pada layar
monitor.
i. Window Width

 Window Width adalah nilai computed


tomography yang dikonversi menjadi gray
scale untuk ditampilkan ke TV monitor.
Setelah komputer menyelesaikan
pengolahan gambar melalui rekonstruksi
matriks dan algorithma maka hasilnya akan
dikonversi menjadi skala numerik yang
dikenal dengan nama nilai computed
tomography. Nilai ini mempunyai satuan
HU (Hounsfield Unit).
 Dasar pemberian nilai ini adalah air dengan nilai 0
HU, jaringan lunak 140 HU sampai dengan 400 HU, untuk
tulang mempunyai nilai +1000 HU kadang sampai +3000
HU. Sedangkan untuk kondisi udara nilai yang dimiliki -
1000 HU.
 Jaringan atau substansi lain dengan nilai yang berbeda
tergantung dari nilai perlemahannya. Jadi penampakan
tulang pada monitor menjadi putih dan udara menjadi
hitam.
 Jaringan dan substansi lain akan dikonversi menjadi warna
abu-abu bertingkat yang disebut gray scale. Khusus untuk
darah yang semula dalam penampakannya berwarna abu-
abu dapat menjadi putih apabila diberi media kontras
Tabel CT Number
j. Window Level

 Window Level adalah nilai tengah


dari window yang digunakan untuk penampilan
gambar.
 Nilainya dapat dipilih dan tergantung pada
karakteristik perlemahan dari struktur obyek
yang diperiksa.
 Window Level menentukan densitas (derajat
kehitaman) gambar yang dihasilkan. Untuk
jaringan lunak 30 HU sampai dengan 40 HU,
sedangkan untuk tulang 200 HU sampai dengan
400 HU.

Anda mungkin juga menyukai