Anda di halaman 1dari 10

Perubahan sering diartikan Perubahan dapat

Menurut McLean (2005 sebagai alternation, dijelaskan sebagai berikut


modification or addition.

Sebuah kondisi Penambahan dari


suatu pergantian kondisi dapat dimodifikasi Perubahan
dari kondisi lama ke kondisi Kondisi A lama karena
atau penambahan Menjadi kondisi A
baru terhadap kondisi Pengurangan
baru
Selain identik dengan perbedaaan perubahan juga akan selalu dikaitkan dengan ketidakpastian, dan
ketidakpastian tersebut dapat berdampak baik maupun berdampak buruk. Kenyataannya perubahan lebih
bersifat emosional. Sehingga selain diartikan sebagai alternation, modification or addition, perubahan juga sering
dimaknai sebagai suatu yang menakutkan (Scary), membuat sakit kepala (painful), membebaskan (liberating),
membuat arah tidak menentu (disorienting), menyegarkan (exhilarating), memberdayakan (empowering), membuat
frustasi (frustating), memenuhi kebutuhan (fulfilling), memusingkan (confusing), dan menantang (challenging).

Masyarakat dilibatkan dan terlibat dalam perubahan merespon perubahan dengan sikap setuju maupun tidak
setuju. Sehingga ada 5 jalan keluar untuk mengatasi respon tersebut (Farouk, 2005) yakni:
 Negative strategy
 Hedonist strategy
 Fatalistic strategy
 Pragmatist strategy
 Reflective strategy
Perubahan memberikan efek baik dan positif bagi kemajuan dan perkembangan manusia. Stuhler (1994)
menyatakan bahwa perubahan tidak ada artinya jika tidak diikuti oleh pertumbuhan atau kemajuan. Meski
kemajuan/progres merupakan harapan setiap orang, dalam sejarahnya setiap kelompok masyarakat mengartikan
kemajuan secara berbeda sesuai dengan keinginan dan pemahaman masing-masing kelompok (Stuhler, 1994).
Stuhler lebih lanjut memberikan gambaran tentang pemahaman makna kemajuan dari generasi berbeda antara
lain No Generasi Kemajuan
1. Pada zaman Yunani kuno dikaitkan dengan perkembangan biografi seseorang.
2. Bagi Umat Kristen Kitab Injil berisikan ajaran-ajaran tentang kemajuan
merupakan jalan menuju surga keabadian
3. Pada periode scholastic manusia menganggap seni dan ilmu pengetahuan sebagai
akumulasi kemajuan
4. Abad Pertengahan dan Dalam hal ini kemajuan dipahami sebagai ide yang
Renaissance menjadi landasan berorientasi masa depan.
bagi versi modern tentang konsep
kemajuan
5. Pada masa-masa Descartes konsep progres dikombinasikan dengan nalar dan empiris.
Kemajuan hanya bisa dicapai jika kita bisa belajar dan
mengetahui lebih banyak melalui bukti empiris dengan
menggunakan akal sehat ketimbang melalui pengetahuan
dan kearifan yang datang dari seorang yang memiliki
otoritas.
6. Francis Bacon ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi menjadi sumber
kemajuan di bidang sosial politik
7. Selama abad 18 bahwa kemajuan tidak hanya bisa diramal tetapi bisa
direncanakan dan dikendalikan
8. Emmanuel Kant kemajuan tidak bisa dimanifestasikan kecuali atas konsensus
orang-orang yang terlibat di dalamnya.
9. Karl Marx menerjemahkan kemajuan sebagai sebuah masyarakat tanpa
kelas ekonomi
10. Teori evolusi Charles Darwin kemajuan tidak lagi diartikan sebagai bergerak maju menuju
sesuatu yang lebih baik melainkan hasil perkembangan yang
lebih baik melalui mutasi dan seleksi alam
11. Abad 20 menghasilkan dua sikap terhadap kemajuan: dukungan dan
empati terhadap kemajuan khususnya dalam hal
perkembangan teknologi dan kedua sebaliknya mengkritisi
kemajuan
12 Saat ini dalam batas-batas tertentu, terjadi sikap progresif melawan
kemajuan.
Proses
berlangsungnya
perubahan dapat
dibagi dalam dua
jenis yaitu:

Perubahan dalam skala makro (perubahan masyarakat) Perubahan dengan skala mikro (perubahan organisasi)
Dalam perubahan skala makro perkembangannya dapat Diketahui bahwa organisasi merupakan entitas yang mempertemuksn hubungan timbal balik
dijelaskan dalam beberapa era yakni: era agrikultur, era antara individu dengan masyarakat dan sekaligus menjadi pelaku perubahan. Dalam era
industri dan era informasi masing-masing mempunyai industri perubahan-perubahan masyarakat, penyebabnya adalah inovasi-inovasi individu
perbedaaan karateristik sebagai berikut dalam sebuah organisasi. Sehingga organisasi memiliki peran penting dalam perubahan
masyarakat. Pola perubahan seperti ini berlanjut pada era sesudahnya yakni era informasi.
Ilustrasi hubungan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Era Agrikultur Industri Informasi
Komoditas kunci Tanah Modal Data
Sumber energi Manusia dan hewan Fossil Bioteknolog
Teknologi Widgets Elekro mekanikal Digital/Genetik
Produksi Kerajinan/ untuk Massa/ pertukaran Prosumptive
digunakan sendiri
Distribusi Terbatas Massa Spesialisasi
Pemasaran Barter Product centric Consumer centric
Informasi Interpersonal Massa Interaktif
Hubungan kemasyarakatan Spiritual Kontraktual Mutual
Bisnis Individual/ Korporasi/birokrasi Konglomerat/Ad hoc
partnership
Keluarga Perpanjangan Keluarga inti Keluarga diperluas
keluarga
Pendidikan Elitist Masa/standarisasi Spesialisasi/life-long
Otoritas kekuasaan Melekat Dipilih Setengah langsung
Perbedaan Perubahan skala Makro dengan skala Mikro dapat dijelaskan dalam gmbar sebegai berikut:

Makro Mikro

Gambar ini menunjukkan bahwa organisasi memiliki peran penting


dalam perubahan masyarakat. Dalam hal ini yang dimaksudkan
dengan organisasi tentunya tidak terbatas pada organisasi
ekonomi yang biasa disebut perusahaan tetapi juga organisasi
lain seperti organisasi keagamaan, pendidikan, kesehatan, politik
dan berbagai organisasi pada sektor lain. Dengan cara pandang
seperti ini secara tidak langsung bisa dikatakan bahwa
perubahan masyarakat merupakan hubungan saling peran
(interplay) antar organisasi dengan masyarakat. Atau dengan
kata lain, karena organisasi dan masyarakat terjadi hubungan
resiprokal maka perubahan yang terjadi di dalam masyarakat
pada akhirnya juga menuntut organisasi untuk melakukan
perubahan. Demikian sebaliknya. Oleh karena itu tidak
berlebihan jika dikatakan bahwa perubahan organisasi
merupakan sebuah keniscayaan
Menurut Richard Hall (lihat Jaffe, 2001) secara komprehensif definisi dari organisasi adalah sebuah kolektivitas yang berada
pada batasan-batasan tertentu (boundary) yang bisa diidentifikasi, sebuah keteraturan normatif (aturan), otoritas berjenjang
(hirarkhi), sistem komunikasi, dan sistem koordinasi keanggotaan organisasi (prosedur); semuanya ini terjadi secara berkelanjutan
dan aktivitas tersebut dilakukan dalam kaitannya dengan satu set tujuan yang ingin dicapai; aktivitas-aktivitas ini juga memberi
manfaat bagi anggota-anggota organisasi, bagi organisasi itu sendiri dan bagi masyarakat luas. Untuk penjelasannya dari
definisi di atas sebagai berikut:
 Kolektivitas menunjukkan adanya sekumpulan orang yang memiliki ikatan kepentingan. Artinya sejumlah orang bukan hanya
berkumpul tetapi mereka berkumpul untuk mencapai sesuatu atau sederhananya untuk mencapai tujuan. Boleh jadi tujuan
mereka sama tetapi lebih banyak bedanya. Dalam konteks organisasi persoalannya adalah tujuan mana yang harus
didahulukan apakah tujuan masing-masing individu atau tujuan organisasi yang lebih luas.
 Setiap organisasi baik organisasi formal maupun informal pasti memiliki norma sebagai aturan dasar untuk menjalankan
kegiatan organisasi. Pada organisasi informal norma biasanya tidak tertulis dan melekat pada orang-orang kunci organisasi.
Sedangkan pada organisasi formal, norma cenderung tertulis sehingga siapapun yang terlibat di dalam organisasi harus
tunduk pada norma aturan tersebut.
 Setiap organisasi pasti memiliki jenjang yang menunjukkan adanya otoritas berbeda pada setiap jenjang berbeda.
Penjenjangan seperti ini dalam organisasi disebut sebagai hierarki organisasi.
 Agar kegiatan organisasi berjalan baik dan sumber daya organisasi tidak terbuang percuma, organisasi biasanya membuat
urut-urutan kegiatan yang bersifat baku yang disebut prosedur. Sebagian organisasi menerapkan urutan standar yang disebut
Standard Operating Procedure (SOP) dan sebagiannya urutannya tidak standar.
• MENURUT JONES (2001) PERUBAHAN ORGANISASI:
PROSES YANG MENGGERAKKAN ORGANISASI DARI KONDISI SAAT INI MENUJU KE KONDISI YANG
DIHARAPKAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS ORGANISASI. DEFINISI INI MEMBERI KITA
PEMAHAMAN BAHWA PERUBAHAN ADALAH SEBUAH PROSES YANG TERUS BERGULIR, BELUM AKAN
BERHENTI SEBELUM SESUATU YANG DIHARAPKAN BISA TERCAPAI. DENGAN MELAKUKAN PERUBAHAN
PALING TIDAK ORGANISASI BERHARAP BISA BERTAHAN HIDUP DI TENGAH-TENGAH PERSAINGAN ANTAR
ORGANISASI YANG SEMAKIN TAJAM; SYUKUR BISA BERKEMBANG SEHINGGA TUJUAN-TUJUAN YANG
DIKEHENDAKI BISA TERCAPAI, BAHKAN PENCAPAIANNYA DALAM WAKTU YANG TIDAK TERLALU LAMA
 Karyawan mau memodifikasi
Secara umum keberhasilan keterampilan, perilaku dan kinerja
perubahan akan menjadi sesuai dengan tuntutan
kenyataan jika hal-hal berikut perubahan.
bisa tercapai • Keterampilan dan pengalaman
karyawan meningkat sebagai
akibat dari perubahan.
• Karyawan bisa belajar menjadi
orang yang fleksibel dan
beradaptasi pada usaha
perubahan yang sedang berjalan.
• Karyawan tetap berkomitmen
terhadap organisasi
faktor yang menjadi penyebab
kegagalan dalam perubahan organisasi

 Perubahan berlebihan – Excessive change


 Manajer tidak tahu prinsip-prinsip perubahan organisasi
 Mencari solusi cepat dalam perubahan
 Aspek kepemimpinan dan budaya dalam perubahan
 Aspek manusia dalam perubahan

Anda mungkin juga menyukai