Kode Etik Jurnalistik dalam Masyarakat Demokratis di Indonesia Kelompok 3 • Aulia Sixta Vernanda • Diffa Diyaul Aulia • Hasnul Mizen • Mia Sabila Atalila • Natasya • Sri Hanfiah Landasan Hukum Pers di Indonesia 1. Pasal 28 UUD 1945 “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkandengan undanng- undang.” 2. Pasal 28 F UUD 1945 “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia 3. TAP MPR NO. XVIII/MPR/1998 Tentang HAM Lebih rincinya lagi terdapat dalam Piagam Hak Asasi Manusia BAB V, pasal 20 dan 21 yang berbunyi : a. Pasal 20 : “setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya”. b. Pasal 21 : “setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia”. 4. Undang-undang No. 39 Tahun 2000 Pasal 14 Ayat (1) dan (2) tentang HAM
(1). Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya
(2). Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia 5. Undang-undang No. 40 Tahun 1999 dalam Pasal 2 dan Pasal 4 ayat (1) tentang Pers
Pasal 2 ayat (1) : “kemerdekaan pers adalah salah
satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum”.
Pasal 4 ayat (1) : “kemerdekaan pers dijamin sebagai
hak asasi warga negara”. Peraturan tentang pers yang berlaku sekarang ini memuat berbagai perubahan yang mendasari atas Undang-Undang pers sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar pers berfungsi maksimal sebagaimana diamanatkanoleh Pasal 28 UUD 1945. fungsi yang maksimal diperlukan karena kemerdekaan pers adalah satu perwujudan kedaulatan rakyat, dan merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang demokratis. Norma – Norma Pers Nasional Pers sebagai salah satu unsur media massa yang hadir di tengah-tengah masyarakat demi kepentingan umum, harus sanggup hidup bersama-sama dan berdampingan dengan lembaga masyarakat lainnya dalam suasana keserasian. Dalam hal ini corak hubungannya tidak akan luput dari pengaruh falsafah yang dianut masyarakat, yakni Pancasila dan struktur sosial dan praktik yang berlaku. Dalam melaksanakan fungsinya, pers dalam pembangunan melibatkan lembaga masyarakat lingkup hubungannya dapat dibagi menjadi dua golongan :
Hubungan antara pers dan pemerintah
Hubungan antara pers dan masyarakat Dalam hubungan antara pers dan pemerintahan diharapkan pers terpanggil untuk membantu pemerintah dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan umum demi kemantapan stabilitas yang dinamis, tanpa mengurangi hak – haknya dalam memberi kritik yang sehat. Jika terjadi konflik antara pers dan pemerintah, dasar penyelesaiannya adalah ketentuan hukum yang berlaku dan berlandaskan pada itikad baik untuk menjamin dan menegakkan azas kebebasan pers yang bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, oendidikan, kontrol sosial dan hiburan pers menjadi wahana bagi pembinaan pendapat umum yang sehat. Organisasi Pers Organisasi pers adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers (pasal 1 ayat (5)). Organisasi tersebut mempunyai latarbelakang sejarah, alur perjuangan, dan penentuan tata krama profesional berupa kode etik masing-masing. PWI (peraturan wartawan indonesia) yang lahir di Surakarta dan SPS (serikat penerbit surat kabar) yang lahir di Serambi Kepatihan Yogyakarta merupakan komponen penting dalam pembinaan pers Indonesia. Dari organisasi ini muncullah kompnen sistem pers nasional, yang didalamnya terdapat Dewan Pers sebagai lembaga tertinggi dalam sistem pembina pers di indonesia yang dibentuk dalam upaya mengembangkan kemerdekaan pers nasional, dengan fungsi sbb: Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain Melakukan pengkajian pers untuk pengembangan pers Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jursnalistik Mengembangkan komunikasi antar pers, masyarakat dan pemerintah Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam meningkatkan kualitas profesi kewartawanan Mendata perusahaan pers Anggota Dewan Pers terdiri dari : Wartawan yang dipilih oleh organisasi wartawan Pimpinan perusahaan pers yang dipilih oleh organisasi perusahaan pers Ketua dan Wakil Deawan Pers dipilih dari anggota dan oleh anggota Keanggotaan pers ditetapkandengan Keputusan Presiden (Pasal 3 ayat 5 ) Keanggotaan Dewan Pers berlaku untuk masa tiga tahun dan sesudah itu hanya dapat dipilih kembali untuk satu pperiode berikutnya Jadi suatu sistem pers adalah sistem kebebasannya. Suatu pers diciptakan untuk manentukan bagaimana sebaiknya pers itu dapat melaksanakan kebebasan dengan tanggung jawabnya. Pers dalam sejarah Indonesia memiliki peranan yang efektif sebagai jembatan komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat, serta masyarakat dengan masyarakat itu sendiri