Tegaknya rumah adat ini ditopang oleh 9 tiang dengan 1 tiang utama berukuran besar berada di tengahnya. Tiang utama
umumnya diletakan pertama kali, sedangkan 8 tiang lainnya menyesuaikan garis lintang dan bujur dari tiang utama tersebut.
Tiang utama menyangga balok-balok kayu melintang tempat diletakkannya papan sebagai lantai dan kerangka atap di bagian
atas.
Dindingnya biasanya dibuat dari pelepah/kulit kayu atau buluh (bambu).Dalam adat Melayu Bangka, pemilik tidak
diperkenankan untuk memberi warna atau mengecat dinding dan bagian rumah lainnya.. Pada dinding rumah adat ini juga
terdapat banyak fentilasi atau jendela yang mengatur pergantian udara di dalam rumah.
Adapun untuk bagian atap, rumah adat Panggung khas budaya Melayu Bangka ini disinyalir memiliki desain hasil pembaruan
desain atap rumah-rumah Tionghoa. Bentuknya melengkung dan seperti terpancung layaknya pelana kuda.
Fungsi Rumah Adat
Selain berfungsi sebagai ikon budaya dan kemajuan peradaban, rumah Panggong pada masa silam juga berfungsi
sebagai hunian masyarakat Bangka Belitung secara umum. Dalam menunjang fungsi tersebut, rumah adat ini
terbagi beberapa bagian ruang, yaitu ruang depan (ruang utama), loss, dan dapur.
Ruang depan dimulai dari teras yang akan kita temukan setelah meniti tangga depan. Teras rumah ini cukup luas
dan biasa digunakan untuk menerima tamu, bersantai, atau berbincang di sore hari.
Dari teras, kita bisa melihat sebuah pintu utama yang digunakan untuk masuk ke ruang utama. Ruang utama
adalah ruang yg paling luas dijadikan sebagai tempat dilakukannya semua kegiatan keluarga seperti kumpul-kumpul
keluarga maupun untuk mengaji. Di ruang utama jarang ditemukan kursi dan meja. Saat ada tamu datang, pemilik
rumah akan menghamparkan tikar sebagai tempat duduknya.
Di ruangan utama, kita akan menemukan beragam ornament khas Bangka Belitung, misalnya sebuah lemari yang
berisi baju adat pengantin, senjata tradisional, alat musik, kamar pengantin dan lain sebagainya.