Anda di halaman 1dari 12

LIKUIDASI

PERSEKUTUAN
ANGGOTA KELOMPOK

RISKA OKTAVIA
SINTA MARITO.S
SITI ZULFIANTI
WIN HENDRI SAHPUTRA
WISNU WIRANATA
YURDILA
• Menurut Beam (2000, hal 625), disolusi persekutuan ialah
berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan berhentinya
persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap
bisa berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan
bisa juga berhenti/bubar secara bisnis. Berhentinya persekutuan
secara bisnis disebut juga likuidasi.
• Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
• salah seorang sekutu menghendaki pembubaran
• salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak
menyetujui untuk melanjutkan persekutuan
• perselisihan intern diantara sekutu
• salah seorang sekutu dinyatakan pailit
• Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan
pemberesan atas harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu
pada perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang tentang Kepailitan.
• Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam likuidasi persekutuan
dibuat bertingkat sesuai prioritas:
• jumlah yang terhutang kepada negara.
• jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.
• jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
• jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.

Meskipun terdapat urutan prioritas tersebut diatas, namun


bukan berarti jika terdapat kas yang akan dibagikan kepada sekutu
(distribusi kas) pasti dibagikan kepada sekutu atas bagian pinjaman
kepada sekutu yang bersangkutan, tetapi pada saat likuidasi maka
kedudukan pinjaman dari sekutu/loan dan modal sekutu yang
bersangkutan adalah setingkat untuk menghitung hak sekutu yang
bersangkutan. Setelah melalui perhitungan yang tertuang dalam skedul
pembayaran kas, maka kas yang dibagikan kepada masing-masing
sekutu barulah dibedakan berdasarkan prioritas tersebut diatas untuk
masing-masing sekutu yang bersangkutan.
• Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut hal-hal:
• semua perkiraan sementara / nominal pada buku besar
disesuaikan dan ditutup, kemudian laba/rugi hasil penyesuaian
dipindahkan ke modal para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi.
• mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas
• mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi yang
timbul selama masa likuidasi dengan cara mengalokasikan ke
modal para sekutu sesuai dengan perbandingan laba/rugi
• membayar semua kewajiban kepada negara dan kreditur / pihak
ketiga
• bila modal sekutu bersaldo debit (defisit) maka dapat
dikompensasi / di-offset dengan saldo pinjaman modal dari
sekutu yang bersangkutan, maksimum sebesar saldo pinjaman
modal dari sekutu yang bersangkutan / loan tetapi tidak sampai
menyebabkan modal bersaldo kredit. Jika tidak ada saldo
pinjaman dari sekutu yang bersangkutan, maka sekutu yang
bersaldo modal debit harus menyetorkan kas.
• mendistribusikan sebagian atau seluruh kas yang tersedia
kepada para sekutu berdasarkan rasio laba/rugi dengan
memperhatikan syarat perlu menyusun skedul pembayaran kas.
• Untuk likuidasi secara langsung, syarat perlu menyusun skedul
pembayaran kas bila memenuhi minimal satu syarat sebagai berikut:
• bila ada sekutu yang defisit
• bila ada kas yang ditahan
• bila masih ada saldo aktiva non kas
• Ditinjau dari waktu penyusunan daftar likuidasi, maka likuidasi
dapat dibedakan menjadi:
• Likuidasi secara langsung/sekaligus:
• Likuidasi secara langsung yaitu likuidasi yang dilakukan setelah
seluruh aktiva direalisasi.
• Likuidasi secara bertahap periodik
• Likuidasi secara bertahap periodik yaitu proses likuidasi dilakukan
secara periodik setelah terjadinya realisasi aktiva nonkas dan
mengikuti prosedur likuidasi secara berulang-ulang sampai akhirnya
semua perkiraan tidak bersaldo.
• Likuidasi secara bertahap dengan program kas
• Likuidasi secara bertahap dengan program kas yaitu proses
likuidasi dilakukan secara periodik dimana daftar likuidasi
yang disusun akan sama dengan likuidasi secara bertahap
periodik tetapi perlu membuat suatu program kas terlebih
dahulu sebelum daftar likuidasi disusun, yang menunjukkan
bagaimana kas dibagikan kepada para sekutu dikemudian hari.
Disamping itu skedul pembayaran kas pada cara ini juga agak
berbeda dengan likuidasi secara bertahap periodik.
• Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi selesai, dapat
dibedakan menjadi:
• Persekutuan mampu membayar semua kewajiban kepada pihak
ketiga selain kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
• Tidak ada sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi aktiva nonkas
dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan.
• Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan tetapi defisit tersebut
masih bisa ditutup dengan kompensasi loan (offset).
• Persekutuan tidak mampu membayar semua kewajiban kepada pihak
ketiga selain kepada sekutu. Dalam hal ini terdapat beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
• Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan dan offset dilakukan
tetapi semua sekutu secara pribadi solven.
• Kemungkinan yang dapat terjadi untuk kondisi seperti ini adalah:
• Anggota yang mengalami defisit, menyetorkan uang kepersekutuan untuk
menutup defisit tersebut, Setoran uang ini digunakan untuk melunasi hutang
ke kreditur,sisanya kalau ada untuk anggota persekutuan.
• Sisa hutang kepada pihak luar dilunasi oleh salah seorang anggota dulu
(dapat anggota yang defisit atau tidak). Pelunasan ini dianggap sebagai
setoran modal anggota tersebut. Setoran modal oleh anggota yang defisit
dipakai sebagai pembayaran kembali hak-hak anggota lainnya.
• Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan
tetapi semua sekutu secara pribadi insolven.
• Terdapat minimal seorang sekutu bersaldo modal debit setelah realisasi
aktiva nonkas dilakukan, biaya-biaya dikeluarkan, dan offset dilakukan
tetapi ada sekutu yang secara pribadi solven mau pun insolven.
• Untuk ini harus diadakan penelitihan seksama atas posisi harta dan hutang
pribadi masing-masing anggota. Ini penting untuk menentukan siapa yang
harus membayar sisa hutang kreditur terlebih dahulu dan siapa yang betul-
betul tidak mampu.
• Dalam hal penentuan kemampuan
masing-masing anggota perlu
diperhatikan :
• Hak-hak kreditur pribadi anggota
• Hak-hak kreditur persekutuan
TERIMA KASIH ......

Anda mungkin juga menyukai