Latar Belakang
Keberhasilan penemuan kasus HIV tidak lepas dari ketersediaan layanan tes HIV yang
merupakan salah satu bentuk program pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS.
Tujuan Penulisan
Definisi
HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan dan melemahkan sistem pertahanan
tubuh terhadap infeksi. AIDS merupakan tahap lanjutan dari infeksi HIV (10-15 tahun)
ditandai oleh suatu kondisi imunosupresi yang memicu infeksi oportunistik
Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Famili Retrovirus
Memiliki enzim reverse transcriptase,
integrase dan protease
3.4%
31.293
Amerika 3.5%
Kemenkes RI, Juni 2018 Jawa Barat 55.099
Asia Tenggara
HIV/AIDS 433 jiwa Jakarta Indonesia
(84,2%) dari 514
25.7% kabupaten/kota di 34 43.399
Afrika
provinsi Jawa Timur
Patogenesis
Patofisiologi
Stadium
Infeksi
Klinis HIV
(WHO)
Cara
penularan
Cairan
genital
Kontaminasi
darah atau
jaringan
Perinatal
Penegakan
diagnosis di FKTP
Penilaian imunologi
Pemeriksaan
laboratorium sebelum
memulai terapi
Persyaratan lain
sebelum memulai terapi
ARV
Pengobatan
pencegahan
kotrimoksazol (PPK)
tatalaksana
Prinsip pemberian ARV
Paduan obat ARV harus menggunakan 3 Membantu pasien agar patuh minum obat Menjaga kesinambungan ketersediaan
jenis obat yang terserap dan antara lain dengan obat ARV dengan menerapkan
berada dalam dosis terapeutik mendekatkan akses pelayanan ARV manajemen logistik yang baik
Lini Pertama
penyebaran informasi, promosi penggunaan kondom, skrining
darah pada darah donor, pengendalian IMS yang adekuat,
penemuan kasus HIV dan pemberian ARV sedini mungkin,
pencegahan penularan dari ibu ke anak, pengurangan dampak
buruk, sirkumsisi, pencegahan dan pengendalian infeksi di faskes
dan profilaksis pasca pajanan untuk kasus pemerkosaan dan
kecelakaan kerja
Upaya pencegahan
di masyarakat
2014
(Voluntary
Counselling
20 (Perawatan,
Dukungan,
and
Testing) 17 dan
Pengobatan)
Title
Penulisan nama sesuai dengan kaidah, dibuat tanpa menggunakan gelar, tanpa
mencantumkan alamat
Abstract
Methods
Discussion
Alasan – alasan
pendukung serta hasil
penelitian dijelaskan
dengan baik.
References
Problem Intervention
Ibu hamil yang belum Penelitian Cross Sectional
memanfaatkan fasilitas layanan dilakukan terhadap 150 ibu
kesehatan di puskesmas hamil yang menjalani tes HIV.
tentang deteksi HIV.
Outcome Comparisson
Didapatkan karakteristik Seluruh pasien yang mengikuti
demografis serta fakotr penelitian dipilih berdasarkan
pendorong, penguat dan kirteria inklusi dan eksklusi.
pendukung pasien dari hasil uji
analisis statistik
VIA Validity
Penelitian ini merupakan penelitian Cross
Sectional, pengambilan sampel dilakukan
secara langsung dari 9 puskesmas yang
Applicability
Fakotr – faktor utama yang telah
diketahui dapat menjadi
gambaran mengenai tindakan
Importance
yang dapat diambil oleh Penelitian ini memaparkan fakotr –
puskesmas sehingga tujuan dari fakotr pendorong, penguat dan
program yang ada di puskesmas pendukung ibu hamil untuk
tersebut dapat tercapai. menggunakan layanan skrining
Penelitian ini dapat diterapkan di HIV di Puskesmas
puskesmas dengan program
yang sama
KESIMPULAN
• Jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun
2018 sebanyak 301.959 jiwa, jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2017
yaitu 280.623 jiwa. Infeksi HIV paling banyak ditemukan pada kelompok usia 20-24 tahun dan 25-
49 tahun.
• Kebijakan pengendalian HIV/AIDS mengacu pada kebijakan global Getting To Zeros, yaitu
menurunkan hingga meniadakan infeksi baru HIV, menurunkan hingga meniadakan kematian yang
disebabkan oleh keadaan yang berkaitan dengan AIDS, dan meniadakan diskriminasi terhadap
ODHA .
• Dalam usaha untuk menurunkan angka infeksi HIV dan meniadakan kematian yang disebabkan oleh
keadaan yang berkaitan dengan AIDS, Puskesmas Rawat Inap Simpur memiliki 4 program terkait
HIV-AIDS, antara lain Voluntary Counselling and Testing (VCT); Perawatan, Dukungan, dan
Pengobatan (PDP); Skrining Infeksi Oportunistik (IO); program notifikasi pasangan.