FREE
PPT TEMPLATES
INSERT THE TITLE
OF YOUR PRESENTATION HERE
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Kriteria berdasarkan
Steven Johnson Syndrome luas epidermolisis:
Toxic Epidermal Necrolysis SSJ: < 10% luas permukaan tubuh
Apoptosis luas
MANIFESTASI KLINIS
Reaksi alergik yang segera (immediate). Bila reaksi itu membahayakan jiwa
maka disebut syok anafilaksis. Reaksi yang cepat (accelerated) timbul dari
1 sampai 72 jam sesudah pernberian obat dan kebanyakan bermanifestasi
sebagai urtikaria. Kadang-kadang berupa rash morbilliform atau edema lari
ng. Reaksi yang lambat (late) timbul lebih dari 3 hari. Diperkirakan reaksi je
nis cepat dan lambat ini ditimbulkan oleh antibodi IgG, tetapi beberapa re
aksi hemolitik dan exanthem dihubungkan dengan antibodi IgM
Pemeriksaan Penunjang
01 Pemeriksaan in vivo
Biopsi kulit boleh dilakukan pada penderita yang ditakutkan dapat mengalami reaksi obat yang
serius seperti pada penderita yang memiliki gejala awal seperti eritroderma, blister, purpura dan
pustulasi karena kasus SSJ baru akan timbul beberapa setelah penggunaan obat. Perlu diketahui
pula bahwa lebih dari 50% kasus SSJ dan hampir 90% penderita TEN terkait dengan penggunaan
obat
DIAGNOSIS Karakteristik klinis Tipe lesi primer
Distribusi dan jumlah lesi
Keterlibatan membran mukosa
Tanda dan gejala yang timbul: demam, pruritus,
perbesaran limfonodus
Faktor kronologis Catat semua obat yang dipakai pasien dan waktu
pertama pemakaiannya
Waktu ketika timbulnya erupsi
Interval waktu saat pemberian obat dengan munculnya
erupsi kulit
Respon terhadap penghentian agen yang dicurigai
menjadi penyebab
Respon saat dilakukan pemaparan kembali
Literatur Data yang dikumpulkan oleh perusahaan obat
Daftar pemakaian obat dengan peringatan
Bibliografi obat
TATALAKSANA
01 Sistemik
Topikal
1. Kortikosteroid.
Pengobatan eryhema multiforme major, SSJ Pada eksantema fikstum, jika kelainan memb
dan TEN dengan pemberian intravenous asah dapat diberikan krim kortikosteroid, misa
immunoglobulin (IVIG), selanjutnya IVIG lnya hidrokortison 1% sampai 2 ½%.
diberikan sebanyak 0.2-0.75 g/kg selama 4
03 hari pertama Pada eritroderma dengan kelainan berupa
eritema yang menyeluruh dan mengalami
2. Antihistamin skuamasi dapat diberikan salep lanolin 10%
yang dioleskan sebagian-sebagian.
Antihistamin yang bersifat sedatif dapat
juga diberikan, jika terdapat rasa gatal.
Prognosis
2. Hamzah M. Erupsi Obat Alergik. In: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 3rd edition. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fak
ultas Kedokteran Universitas Indonesia. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2002. p:139-142
3. Andrew J.M, Sun. Cutaneous Drugs Eruption.In: Hong Kong Practitioner. Volume 15. Department of Dermatology University of
Wales College of Medicine. Cardiff CF4 4XN. U.K.. 1993. Available at: http://sunzi1.lib.hku.hk/hkjo/view/23/2301319.pdf
4. Lee A, Thomson J. Drug-induced skin. In: Adverse Drug Reactions, 2nd ed. Pharmaceutical Press. 2006. Available at: http://drugs
afety.adisonline.com/pt/re/drs/pdf
5. Riedl MA, Casillas AM, Adverse Drug Reactions; Types and Treatment Options. In: American Family Physician. Volume 68, Nu
mber 9. 2003. Available at: www.aafp.org/afp
6. Purwanto SL. Alergi Obat. In: Cermin Dunia Kedokteran. Volume 6. 1976. Accessed on: June 3, 2007. Available from: www-port
alkalbe-files-cdk-files-07AlergiObat006_pdf-07AlergiObat006.mht
7. Shear NH, Knowles SR, Sullivan JR, Shapiro L. Cutaneus Reactions to Drugs. In: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicin
e. 6th ed. USA: The Mc Graw Hill Companies, Inc. 2003. p: 1330-1337
8. Docrat ME. Fixed Drug Eruption.In: Current Allergy & Clinical Immunology. No.1. Volume 18. Wale Street Chambers. Cape To
wn. 2005. Access on : June 3, 2007. Available at: www.allergysa.org/journals/2005/march/skin_focus.pdf
9. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Erupsi Alergi Obat. In: Kapita Selekta Kedokteran. Volume 2. 3rd edition.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Media Aesculapius. Jakarta. 2002. p:133-139
10. Adithan C. Stevens-Johnson Syndrome. In: Drug Alert. Volume 2. Issue 1. Departement of Pharmacology. JIPMER. India. 2006.
Available at: www.jipmer.edu
Thank you
Insert the title of your subtitle Here
Fully Editable Shapes
Infographic Style
Insert the title of your subtitle Here
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : B
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com
Fully Editable Icon Sets : C
FREE
PPT
TEMPLATES
www.allppt.com