PELAYANAN KEDOKTERAN
PRINSIP DASAR:
1. AUTONOMY
2. BENEFICENCE
3. NON MALEFICENCE
4. JUSTICE
Prinsip Autonomy
Menghormati hak pasien untuk menentukan apa
yang boleh dilakukan terhadap dirinya
Informed consent
Prinsip Beneficence
Prinsip moral yang mengutamakan tindakan
yang ditujukan ke kebaikan pasien
Perbuatan yg sisi baiknya (manfaat) lebih besar
daripada sisi buruknya (mudharat)
Prinsip Non Maleficence
Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang Minta pendapat dokter atau dokter
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih gigi lain
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan
KEWAJIBAN PROFESI :
SUMPAH DOKTER
KODEKI
STANDAR PERILAKU
STANDAR PROSEDUR
STANDAR PELAYANAN MEDIS
KEWAJIBAN AKIBAT HUB. DOKTER-PASIEN
MEMENUHI HAK PASIEN
KEWAJIBAN SOSIAL
Perbedaan Etik dan Hukum
Etik Hukum
1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi 1. Hukum berlaku untuk umum
2. Etik disusun berdasarkan 2. Hukum dibuat oleh suatu kekuasaan
kesepakatan anggota profesi 3. Hukum tercantum secara terinci
3. Etik tidak seluruhnya tertulis dalam kitab undang-undang /
4. Sanksi terhadap pelanggaran etik lembaran negara.
umumnya berupa tuntunan 4. Sanksi terhadap pelanggaran hukum
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh berupa tuntutan.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran 5. Pelanggaran hukum diselesaikan
(MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan melalui pengadilan.
Dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu 6. Penyelesaian pelanggaran hukum
diteruskan kepada Panitia memerlukan bukti fisik.
Pertimbangan dan Pembinaan Etika
Kedokteran (P3EK), yang dibentuk
oleh Departemen Kesehatan
(DepKes)
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak
selalu disertai bukti fisik
TUNTUTAN PIDANA
*Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
Contoh pelanggaran Etik
Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran hukum, dan
sebaliknya, pelanggaran hukum tidak selalu berarti pelanggaran etik.
Yang termasuk pelanggaran etik murni antara lain :
1. Menarik imbalan jasa yang tidak wajar dari klien / pasien atau menarik imbalan
jasa dari sejawat dokter dan dokter gigi beserta keluarga kandungnya.
*Perilaku dokter tersebut di atas tidak dapat dituntut secara hukum tetapi perlu
mendapat nasihat / teguran dari organisasi profesi atau atasannya.
Contoh pelanggaran etik dan
hukum
4. Pelecehan seksual.
Contoh Pelanggaran Disiplin
1. Melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak
kompeten.
2. Tidak merujuk pasien kepada Dokter atau
Dokter Gigi lain yang memiliki kompetensi yang
sesuai.
3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga
kesehatan tertentu yang tidak memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
dan lain-lainnya
*Ada 28 hal yang termasuk pelanggaran disiplin kedokteran, sesuai Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia No.4 tahun 2011 tentang Disiplin profesional dokter dan dokter gigi
Pentingnya pengaturan praktik
kedokteran
Memberikan perlindungan terhadap pasien