Anda di halaman 1dari 22

ASPEK ETIK-MEDIKOLEGAL

PELAYANAN KEDOKTERAN

dr. Syarifah Hidayah Fatriah, Sp.FM


Dokter Spesialis Forensik dan Medikolegal
Pentingnya Etika dan Hukum

 Menuntun tenaga kesehatan untuk mengetahui


mana yang baik/tidak sekaligus memberikan rasa
aman
 Meningkatnya pemahaman tenaga kesehatan
bahwa pekerjaannya memiliki resiko
 Dapat lebih berhati-hati dalam menjalankan tugas
 Tenaga kesehatan tahu mengenai hak-hak pasien
dan kewajiban tenaga kesehatan.
SEJARAH ETIKA KEDOKTERAN
Sumpah Hipokrates (400 SM)
Salah satu diantaranya adalah sumpah hipokrates. Sumpah
ini pada prinsipnya
berisikan:
☻ Aturan yang membahas mengenai kehormatan dalam praktek
kedokteran
☻ Dapat menjalankan profesi setelah mengucapkan sumpah
tersebut
☻ Dalam menjalankan profesi selalu mengutamakan
kepentingan pasien; dan tidak boleh menyakiti
☻ Tidak boleh memberikan obat yang dapat mematikan atau
menyebabkan terjadinya aborsi pada pasien
☻ Selalu bersedia menolong setiap orang yang mebutuhkan
☻ Selau bertindak benar dan tidak melakukan korupsi
☻ Menjaga rahasia pasien
ETIKA PROFESI
Etika profesi berkaitan dengan baik dan buruknya tingkah
laku individu dalam suatu pekerjaan, yang telah diatur
dalam kode etik. Prinsip dasar dari Etika Profesi, yakni:
 Tanggung jawab terhadap pekerjaan dan hasilnya,
termasuk dampak dari profesi terhadap kehidupan
sesama.
 Prinsip keadilan, hal ini berlaku untuk siapapun yang
memang menjadi haknya.
 Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa
profesionalnya,
 Prinsip Prilaku Profesional dan kerahasiaan, artinya
dituntut untuk berprilaku konsisten terhadap prinsip
prinsip profesi dan menghormati kerahasiaan informasi.
Praktek Kedokteran Indonesia Mengacu
kepada kaidah dasar moral

 PRINSIP DASAR:
1. AUTONOMY
2. BENEFICENCE
3. NON MALEFICENCE
4. JUSTICE
Prinsip Autonomy
 Menghormati hak pasien untuk menentukan apa
yang boleh dilakukan terhadap dirinya
 Informed consent
Prinsip Beneficence
 Prinsip moral yang mengutamakan tindakan
yang ditujukan ke kebaikan pasien
 Perbuatan yg sisi baiknya (manfaat) lebih besar
daripada sisi buruknya (mudharat)
Prinsip Non Maleficence

 Tidak boleh melakukan sikap/tindakan yang


memperburuk keadaan pasien
 Tindakan yang merugikan tidak selalu
dianggap tindakan yang buruk
Prinsip Justice

 Prinsip moral yang mementingkan keadilan


dalam bersikap
 Seseorang menerima yang selayaknya dia
terima
ASPEK HUKUM
Hak dan Kewajiban dokter
Hak dan Kewajiban pasien

*UU NO 29 TAHUN 2004 tentang Praktek Kedokteran


HAK DOKTER VS KEWAJIBAN PASIEN

Hak dokter kewajiban pasien


Perlindungan hukum sepanjang Mematuhi ketentuan yang berlaku
melaksanakan tugas sesuai di sarana pelayanan kesehatan
dengan standar profesi dan SOP

Memberikan pelayanan medis Mematuhi nasihat dokter atau


menurut standar profesi dan SOP dokter gigi

Memperoleh informasi yang Memberikan informasi yang


lengkap dan jujur dari pasien atau lengkap dan jujur tentang masalah
keluarga kesehatannya

Menerima imbalan jasa Memberikan imbalan jasa atas


pelayanan yang diterima
Kewajiban dokter hak pasien
Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Mendapatkan pelayanan sesuai
standar profesi dan SOP serta kebutuhan medis dengan kebutuhan medis
pasien

Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang Minta pendapat dokter atau dokter
mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih gigi lain
baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan

Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya Mendapatkan isi rekam medis


tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu
meninggal dunia

Melakukan pertolongan darurat atas dasar Menolak tindakan medis


perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang
lain yang bertugas dan mampu melakukannya.

Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti Mendapatkan penjelasan secara


perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran lengkap tentang tindakan medis
gigi
KEWAJIBAN DOKTER

 KEWAJIBAN PROFESI :
 SUMPAH DOKTER
 KODEKI
 STANDAR PERILAKU
 STANDAR PROSEDUR
 STANDAR PELAYANAN MEDIS
 KEWAJIBAN AKIBAT HUB. DOKTER-PASIEN
 MEMENUHI HAK PASIEN
 KEWAJIBAN SOSIAL
Perbedaan Etik dan Hukum
Etik Hukum
1. Etik berlaku untuk lingkungan profesi 1. Hukum berlaku untuk umum
2. Etik disusun berdasarkan 2. Hukum dibuat oleh suatu kekuasaan
kesepakatan anggota profesi 3. Hukum tercantum secara terinci
3. Etik tidak seluruhnya tertulis dalam kitab undang-undang /
4. Sanksi terhadap pelanggaran etik lembaran negara.
umumnya berupa tuntunan 4. Sanksi terhadap pelanggaran hukum
5. Pelanggaran etik diselesaikan oleh berupa tuntutan.
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran 5. Pelanggaran hukum diselesaikan
(MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan melalui pengadilan.
Dokter Indonesia (IDI) dan kalau perlu 6. Penyelesaian pelanggaran hukum
diteruskan kepada Panitia memerlukan bukti fisik.
Pertimbangan dan Pembinaan Etika
Kedokteran (P3EK), yang dibentuk
oleh Departemen Kesehatan
(DepKes)
6. Penyelesaian pelanggaran etik tidak
selalu disertai bukti fisik
TUNTUTAN PIDANA

 KELALAIAN : 359-361 KUHP


 KETERANGAN PALSU : 267-268 KUHP
 ABORSI ILEGAL : 347-349 KUHP
 PENIPUAN : 382 BIS KUHP
 PENYERANGAN SEKS : 284-294KUHP
TUNTUTAN PERDATA

 Pasal 1365 KUH Perdata


 Pasal 1366 KUH perdata
 Pasal 1367 KUH perdata
 Pasal 1338 KUH Perdata
 Pasal 55 UU Kesehatan
 Pasal 1370 KUH perdata
 Pasal 1371 KUH perdata
Perkara Disiplin
• Sanksi Disiplin

• Terkait dengan pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan


Dokter Gigi, maka pada hakikatnya dapat dikelompokkan dalam
3 (tiga) hal:
1. melaksanakan Praktik Kedokteran dengan tidak kompeten;
2. tugas dan tanggung jawab profesional pada pasien tidak
dilaksanakan dengan baik; dan
3. berperilaku tercela yang merusak martabat dan kehormatan
profesi kedokteran / kedokteran gigi.

*Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 4 Tahun 2011 tentang Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi
Contoh pelanggaran Etik
 Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran hukum, dan
sebaliknya, pelanggaran hukum tidak selalu berarti pelanggaran etik.
Yang termasuk pelanggaran etik murni antara lain :

1. Menarik imbalan jasa yang tidak wajar dari klien / pasien atau menarik imbalan
jasa dari sejawat dokter dan dokter gigi beserta keluarga kandungnya.

2. Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya.

3. Memuji diri sendiri di depan pasien, keluarga atau masyarakat.

4. Kolusi dengan perusahaan farmasi atau apotik.

5. Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan.

7. Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.

*Perilaku dokter tersebut di atas tidak dapat dituntut secara hukum tetapi perlu
mendapat nasihat / teguran dari organisasi profesi atau atasannya.
Contoh pelanggaran etik dan
hukum

1.Pelayanan kedokteran di bawah standar


(malpraktek)

2.Menerbitkan surat keterangan palsu.

3.Membocorkan rahasia pekerjaan / jabatan


dokter.

4. Pelecehan seksual.
Contoh Pelanggaran Disiplin
 1. Melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak
kompeten.
 2. Tidak merujuk pasien kepada Dokter atau
Dokter Gigi lain yang memiliki kompetensi yang
sesuai.
 3. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga
kesehatan tertentu yang tidak memiliki
kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
 dan lain-lainnya

*Ada 28 hal yang termasuk pelanggaran disiplin kedokteran, sesuai Peraturan Konsil
Kedokteran Indonesia No.4 tahun 2011 tentang Disiplin profesional dokter dan dokter gigi
Pentingnya pengaturan praktik
kedokteran
 Memberikan perlindungan terhadap pasien

 Mempertahankan dan meningkatkan mutu


pelayanan medis yang diberikan oleh dokter
atau dokter gigi

 Memberikan kepastian hukum kepada


masyarakat, dokter dan dokter gigi.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai