Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

APLIKASI MULTIPLE CAUSE OF DEATH (MCOD)


DALAM MENENTUKAN PENYEBAB KEMATIAN
PADA LIMFOMA MALIGNA

PENGUJI:
dr. Denny Mathius Sendana,M.Kes, Sp.F
PEMBIMBING :
dr . Olfi Susan Tumbol
Oleh
Yemima Elizabet Zolafide Ambesa
Bahy H. M. Agustinus
Yosephina Paula Benga Tapowolo
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
1
DISCLAIMER
Referat ini dibuat dengan mengutip referat :
• Multiple cause of death oleh Omar Hairuddin,
Ida Widiadyani, Yesti Rapri; Supervisor : dr.
Denny Mathius Sendana,M.Kes, Sp.F (2017)

2
STANDAR KOMPETENSI DOKTER
INDONESIA 2019

3
KERANGKA KONSEP
DEFINISI
PROXIMUS
MORTIS PENYEBAB
KEMATIAN
EPIDEMIO

KONDISI YANG
BERKONTRIBUSI ETIOLOGI
MCOD LIMFOMA
MEKANISME PATOGENESIS
KEMATIAN

PATOLOGI
CARA
PENULISAN
GAMBARAN
KLINIS

4
PENDAHULUAN
• Kematianadanya kegagalan fungsi otak, kegagalan
pernapasan, dan kegagalan sirkulasi.
1

• Limfomasuatu tumor yang berasal dari jaringan limfoid


mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh
2

• Proximus Mortis Approach digunakan sebagai pendekatan


dalam menentukan suatu penyebab
3 kematianMCOD/Multiple Cause Of Death

Lawrence,Gatot. Mathius,Denny. dkk. Pendekatan Proximus Mortis (Proximus Mortis Approach) Dalam Penulisan Multiple
Cause Of Death (MCOD). Departemen Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 5
TINJAUAN PUSTAKA

“suatu metode pendekatan


penyelidikan penyebab/ Proximus
patomekanisme terjadinya mortis
kematian dengan cara merunut
urutan-urutan kejadian yang
terjadi pada korban, mulai dari Proximus Atau
titik/saat kematian ke saat-saat Proximity
Mortis
sebelum kematian berdasarkan
temuan-temuan pemeriksaan
luar dan otopsi yang diperoleh”

Lawrence,Gatot. Mathius,Denny. dkk. Pendekatan Proximus Mortis (Proximus Mortis Approach) Dalam Penulisan Multiple Cause
Of Death (MCOD). Departemen Forensik & Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar 6
TINJAUAN PUSTAKA
Kematian/
penyakit

Sehat Sakit
Pemeriksaan
medis

Arah analisis
Waktu

Lawrence, Gatot S. Bahan Kuliah Ajar Forensik. Proximus Mortis Approach. 2008. 7
TINJAUAN PUSTAKA

Ada tiga mekanisme penyebab yang dapat


mengakibatkan kematian

1
• Kegagalan fungsi otak

2
• Kegagalan pernapasan

3
• Kegagalan sirkulasi.

Idries, A.M.i., in Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik 1997, Binarupa Aksara: Jakarta. 8
TINJAUAN PUSTAKA
1. KEGAGALAN FUNGSI OTAK

Perdarahan atau edema otak

Peningkatan hebat tekanan intrakranial (TIK)

TIK meningkat mendekati tekanan darah


arterial

Perfusi serebral akan terhenti

Kematian otak
Idries, A.M.i., in Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik1997, Binarupa Aksara: Jakarta. 9
TINJAUAN PUSTAKA
2. KEGAGALAN PERNAPASAN

gangguan pertukaran udara pernapasan

oksigen darah berkurang (hipoksia)

peningkatan karbon dioksida (hiperkapnea)

organ tubuh mengalami kekurangan oksigen


(hipoksia hipoksik)

Kematian
Idries, A.M.i., in Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik 1997, Binarupa Aksara: Jakarta. 10
TINJAUAN PUSTAKA
3. KEGAGALAN SIRKULASI

Sherwood, L., Fisiologi jantung, in Fisiologi manusia dari sel ke sistem2011, Penerbit buku kedokteran EGC: Jakarta. p. 411- 11
414.
TINJAUAN PUSTAKA
Multiple Cause Of Death
kondisi yang tidak wajar atau proses penyakit,
kelainan, cedera atau keracunan yang langsung
atau tidak langsung mengarah ke kematian
PENYEBAB
KEMATIAN
- penyebab langsung
- penyebab antara.

- mode di mana penyebab kematian muncul


CARA KEMATIAN - dapat muncul akibat alam, kecelakaan, bunuh
diri, atau pembunuhan.

Payne-James, P, Jones, R, B. Karch, S, Manlove, J. (2014): Simpson’s Forensic Medcine 13th edition. 12
TINJAUAN PUSTAKA

Penyebab kematian sering kali jelas,


namun bisa terjadi kurang pasti

sebagian besar surat keterangan kematian


memungkinkan untuk dua atau lebih data
dalam penyebab kematian

Payne-James, P, Jones, R, B. Karch, S, Manlove, J. (2014): Simpson’s Forensic Medcine 13th edition. 13
Kondisi yang Satu atau lebih kondisi yang
Berkontribusi berkontribusi terhadap kematian,
atau Keadaan tetapi tidak ada hubungannya
lain yang dengan penyebab kematian.
Signifikan

kekacauan fisiologis yang dihasilkan


MEKANISME oleh penyebab kematian yang
KEMATIAN menyebabkan kematian

Payne-James, P, Jones, R, B. Karch, S, Manlove, J. (2014): Simpson’s Forensic Medcine 13th edition. 14
Cara Penulisan

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 15


Bagian II dari sertifikat
Bagian I dari sertifikat kematian mencatat semua
melaporkan urutan penting lainnya atau
penyakit atau kondisi yang
peristiwa yang
hadir pada saat kematian,
menyebabkan kematian; tetapi tidak langsung
ini diberi label I (a), I (b), mengarah pada penyebab
I (c) dan I (d). kematian yang tercantum
dalam Bagian I

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 16


POIN PENTING !!!

1
• Selalu gunakan garis berturut-turut
• Setiap kondisi yang tercantum dalam Bagian I harus
menyebabkan kondisi di atasnya.

2 • Jika hanya ada satu penyebab kematian, itu masuk di I (a)

• Jika lebih dari empat baris yang dibutuhkan , tambahkan

3 baris tambahan (tulisan '' karena '' antara kondisi pada


baris yang sama adalah sama dengan menggambar garis
tambahan)

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 17


CONTOH KASUS

Seorang pria berusia 70 tahun meninggal karena pendarahan


otak 3 hari setelah onsetnya. Ini disebabkan karena hipertensi
sekunder, yang ia miliki dalam setahun terakhir. Hipertensi
sekunder disebabkan karena pielonefritis kronis, yang dia
miliki selama 2 tahun terakhir. Dia juga memiliki adenoma
prostat selama 5 tahun terakhir.

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 18


Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 19
CONTOH KASUS

Seorang pasien hipertensi berusia 60 tahun dirawat di Bangsal


bedah dengan sakit perut parah dan muntah. Dia didiagnosis
memiliki hernia femoralis strangulasi dengan perforasi usus. Dia
menjalani operasi untuk melepaskan hernia dan reseksi usus,
dengan anastomosis end to end. Dua hari setelah operasi ia
mengalami tanda-tanda peritonitis dan dia meninggal 2 hari
kemudian.

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 20


Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 21
CONTOH KASUS

Seorang pria berusia 58 tahun datang ke klinik dengan riwayat


hemoptisis yang panjang dan penurunan berat badan. Diagnosisnya
adalah TB paru lanjut, tipe reaktivasi dengan kavitasi, mungkin
berdurasi 8 tahun. Pasien juga menderita arteriosklerosis
menyeluruh, mungkin berdurasi lama. Segera setelah masuk, pasien
mengalami pendarahan paru akut dan masif dan meninggal sekitar
10 jam kemudian.

Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 22


Handbook for doctors on cause of death certification, diakses dari www.uq.edu.au/hishub 23
Definisi

• Tumor yang berasal dari


jaringan limfoid mencakup
sistem limfatik dan imunitas
tubuh
• Bersifat heterogen
LIMFOMA • Adanya pembesaran kelenjar
limfe, splenomegaly,
hepatomegay, kelainan
sumsum tulang
• Bisa terjadi pada ekstranodul

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam
24
FKUI. Jakarta : Balai penerbit FKUI, 2016.
Klasifikasi Limfoma

Limfoma Hodgkin Limfoma Non Hodgkin


(LH) (LNH)

Limfoma

Histiosis x Mycosis Fungoides

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 2016.
25
Epidemiologi

Relatif Jarang. Insiden 1% dari seluruh kanker

Lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandikan engan wanita


(2:1)

3,5/100.000 per tahun pada laki-laki


2,6/100.000 per tahun pada perempuan

Penyakit Hodgkin jarang dijumpai daripada limfoma Non Hodgkin


Perbandingan 5:2 (Negara Barat)
Perbandingan 9:1 ( Negara Timur

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 2016. 26
Etiologi

1 • Multifaktorial dan belum jelas benar

2 • Perubahan genetik, diregulasi gen-gen faktor


pertumbuhan, virus dan efek imunologis, semuanya
dapat merupakan faktor tumorigenik penyakit ini

3 • Kemungkinan ada kaitannya dengan Faktor


Keturunan

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 2016. 27
Patogenesis
-Eraly lymphoid call
atau histiosit Sel R-S
-Germinal centre

Bersifat B-lymphoid
lineage

Terlokalisasi pada Kelenjar


getah bening perifer

Menyebar ke aliran limfe

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 2016.
28
Patologi
Sel ganas dari penyakit Hodgkin :
Sel Red- Sel Varian
Lacunar cell Varian L&H
Sternberg Hodgkin Pleomorf

Sel besar, Dijumpai pada


berinti banyak Sel pre Reed Bersifat
limfoma Hodgkin monoklonal
dan polipoid Sternberg tipe nodular
Sclerosis
Dua buah inti dan Sel-sel latar
menyerupai mata belakang (limfosit,
burung hantu (owl eye). eosinofil, sel plasma
dan histiosit)
merupakan sel
Hanya sel R-S yang inflamasi yang
patognomik untuk bersifat reaktif.
diagnostik penyakit
Hodgkin

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai penerbit FKUI, 2016.

29
Gambaran Klinis

Mediastinum
Splenomegali >>,
dapat terkena
tetapi jarang masif.
bisa disertai efusi Hepatomegali <<
pleura dan VCSS

Pembesaran KGB Kadang-kadang


lesi muncul pada
yang tidak nyeri,
jaringan
asimetrik, padat ekstranodal secara
kenyalkaret primer

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : 30
Balai penerbit FKUI, 2016.
Gejala konstitusional terdiri atas :

• Simptom B: Demam, penurunan BB>10% dan keringat malam


1

• Demam tipe Pel-Ebstein : khas tapi jarang dijumpai


2

• Pruritus dijumpai pada 25% kasus


3 • Rasa nyeri setelah minum alkohol

Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai
penerbit FKUI, 2016. 31
Limfoma Maligna 1i

Gangguan Proliferasi Limfosit 1h

Gangguan Produksi Imunoglobulin Gangguan pengikatan dan atau


1g aktivasi Komplemen terhadap
Imunoglobulin

Imunodefisiensi
Kegagalan Pengikatan Eritrosit+ IgG +
1f Complemen
Rentan Infeksi Mikroorganisme
Erytrosit dihancurkan lebih dini di
1e RES(Reticulo Endothelial System)
KERANGKA Syok Septik

TEORI DAN Pelepasan mediator peradangan


1d AIHA (Anemia Hemolitik AutoImun)

MCOD Vasodilatasi Sistemik


1c Transport Oksigen ke Sel Menurun
khususnya di Pulmo

Perfusi Jaringan dan Sel menurun


1b
Hypoxia Seluler

Gagal Sirkulasi 1a
Gagal Pernapasan

Kematian Current Finding

Multiple Cause Of Death


32
Noer HMS, Waspadji S, Rachman AM, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi 6. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta : Balai penerbit FKUI, 2016.
PENUTUP
• PMA  suatu pendekatan patobiologis yang digunakan untuk
1 menjelaskan penyebab kematian/penyakit.

• MCOD penyebab yang mendasari kematian tetapi juga


mencakup data tentang penyebab lain yang memberikan
2 kontribusi kematian.

• Limfoma  suatu tumor yang berasal dari jaringan limfoid


3 mencakup sistem limfatik dan imunitas tubuh

• Diketahui penyebab kematian limfoma maligna kegagalan


4 sirkulasi akibat syok septik dan kegagalan pernapasan  AIHA.

33
Thank
you
34

Anda mungkin juga menyukai