Anda di halaman 1dari 18

TINGKAT I Reguler B

KELOMPOK IV

1. AINUN DJAFAR
2. FALDY PELOKILLA
3. GEORGIA NAHAK
4. GRACELDA LERO
5. KRISTOSENTRIS WANERIG
6. SHAVIRA ROSNAH
7. SONIA TAENA
• Sifat fisik adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa
mengubah komposisi atau susunan dari zat tersebut.
• Sifat fisika molekul obat memegang peranan penting dalam
menentukan metode yang tepat untuk formulasi suatu obat,
sehingga didapatkan suatu sediaan yang efektif, stabil, dan aman.
• Contoh : Faktor kelarutan dalam pembuatan sediaan paracetamol
• Penggunaan pelarut sorbitol lebih cocok dibanding
propilenglikol, karena paracetamol kurang larut dalam
propilenglikol
Sifat fisika molekul obat ini juga akan berkaitan erat
dalam pengangkutan obat untuk mencapai reseptor.
Sebelum mencapai reseptor, molekul-molekul obat harus
melalui bermacam-macam membran, berinteraksi
dengan senyawa-senyawa dalam tubuh.
sifat fisika molekul obat berperan dalam proses
penyerapan dan distribusi obat sehingga kadar obat pada
waktu tertentu mencapai reseptor dalam jumlah yang
cukup besar.
• Sifat koligatif,
=> bergantung pada jumlah partikel di dalam larutan. Sifat
koligatif larutan adalah tekanan osmosis, penurunan
tekanan uap, penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih
• Sifat Aditif
=> Jumlah dari sifat atom atau gugus fungsi di dalam molekul.
Misalnya : Massa molekul => merupakan penjumlahan dari
masssa atom penyusunnya.
• Sifat Konstitutif
=> Bergantung pada susunan struktur atom di dalam molekul.
Misalnya adanya gugus hidroksil (-OH) pada suatu molekul
menybabkan molekul tersebut bersifat hidrofilik ( mudah
larut dalam air ).
Indeks Bias

Indeks bias adalah perbandingan


antara
kecepatan cahaya dalam ruang
hampa udara
dengan cepat rambat cahaya
pada suatu medium
• Penerapan indeks bias
dimanfaatkan diberbagai
bidang. Dalam bidang farmasi
misalnya, untuk mengetahui
kadar dan konsentrasi suatu
sediaan.
Indeks Bias Molar (𝑅𝑚 )

• => Dipengaruhi oleh indeks bias atom dan gugus


yang menyusun senyawa tersebut.

𝑅𝑚 = Indeks bias molar


n = indeks bias atom penyusun
M = berat molekul
= massa jenis
Momen dipol

Momen dipol adalah besaran yang menggambarkan dua


muatan berlawanan yang dipisahkan oleh jarak. Momen
dipol termasuk dalam besaran vektor. Besarnya sama
dengan muatan dikalikan dengan jarak antara muatan
dan arahnya dari muatan negatif ke muatan positif:
Soal diskusi dan pembahasan
1. Berikan satu contoh obat dari sifat fisik tersebut ! (Natasia Maunino)
JAWAB
Misalnya sirup paracetamol.
1. Sifat koligatif, bergantung pada jumlah partikel di dalam larutan. Sifat
koligatif larutan adalah tekanan osmosis, penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku dan kenaikan titik didih
2. Sifat Aditif, misalnya berat molekul yaitu jumlah massa atom konstituen.
Massa dari komponen suatu larutan juga bersifat aditif, massa total dari
larutan adalah jumlah massa masing – masing komponen.
3. Sifat konstitutif, tergantung pada penyusunan dan jumlah yang lebih
sedikit, pada jenis dan jumlah atom dalam suatu molekul. Banyak sifat
fisik yang sebagian aditif dan sebagian konstitutif. Pembiasan cahaya, sifat
listrik, sifat permukaan dan antarpemukaan dan kelarutan obat.
2. Bagaimana peran sifat fisik dalam penyerapan
suatu obat ? (Maria Pada )
Jawaban :
Peran sifat fisik dalam penyerapan suatu obat adalah
tergantung pada bentuk sediaan suatu obat. Misalnya
bentuk sediaan tablet akan lebih lama larut dalam tubuh
namun bentuk cairan akan lebih mudah di serap oleh
tubuh
3. Jelaskan pengaruh momen dipol terhadap
suatu obat ! ( Maria Seran Tae)
Jawab :
Semakin besar nilai momen dipol maka semakin
polar larutan tersebut sehingga jika suatu kandungan di
dalam obat terdapat zat – zat yang momen dipolnya
tinggi maka semakin polar obat tersebut karena polar
dapat larut dengan air jadi obat yang polar itu misalnya
obat sediaan oral contohnya tablet karena dapat larut
dengan air di dalam lambung. Jadi pengaruh momen
dipol terhadap obat sangat besar.
4. Apa keuntungan dan kerugian dari sifat fisik fluoresensi dan
fosoforensi ? (Daniel Saranga )
Jawab :
Keuntungan dan kerugian : dapat menyerap energy sinar
atau cahaya namun pada fosforesensi akan lebih lama.
• Pada fluoresensi, pemancaran kembali sinar oleh molekul
yang telah menyerap energi sinar terjadi dalam waktu yang
sangat singkat setelah penyerapan
• Pada fosforesensi, akan terjadi pemancaran kembali sinar
oleh molekul yang telah menyerap energi sinar trjadi
dalam waktu yang relatif lebih lama
Contoh soal hitungan
1. Suatu larutan obat diketahui memiliki indeks bias
atom penyusunnya ( n ) = 1.5 , memiliki massa jenis ( )= 8 kg/m3
dan berat molekul (M) = 46 kg/mol. Tentukan Indeks Bias Molar (𝑅𝑚 )
dari larutan obat tersebut !
Jawaban
1.52 −1 46
𝑅𝑚 = 𝑥
1.52 +2 8

Diketahui : 2.25 −1 46
n = 1.5 = 2.25 +2 𝑥 8
= 8 kg/m3 =
1.25
𝑥 5.75
4.25
= 0.29 x 5.75
= 1.7
2. Suatu larutan obat diketahui memiliki indeks bias atom penyusunnya
( n ) = 1.5 , memiliki massa jenis ( ) = 10 kg/m3 dan berat
molekul (M) = 56 kg/mol. Tentukan Indeks Bias Molar (𝑅𝑚 ) dari
larutan obat tersebut !
Jawab :

1.52 −1 56
𝑅𝑚 = 1.52 +2
𝑥 10

Diketahui : 2.25 −1 56
n = 1.5 = 2.25 +2 𝑥 10
1.25
= 10 kg/m3 = 𝑥 5.6
4.25
= 0.29 x 5.6
= 1.6
3. Bagaimana cara menghitung daya polaritas molar
induksi ?
(ℰ−1) 𝑃
a. 𝑃1 =
(ℰ+1) 𝑀
ℰ+1 𝑀
b. 𝑃1 =
ℰ+2 𝑃 Jawaban :
ℰ−1 𝑃
c. 𝑃1 = ℰ−1 𝑀
ℰ+2 𝑀 d. 𝑃1 = ℰ+2 𝑃
ℰ−1 𝑀
d. 𝑃1 =
ℰ+2 𝑃
(ℰ−1)
e. 𝑃1 =
(ℰ−2)
4. Toluen C6H5CH3 dengan ε=2,38 dan kerapatan
8,622 g/cm3 pada 25oC. Berapakah daya polarisasi
(polarizabilitas) molar induksinya?

a. 2,2 cm3/mol
b. 2,8 cm3/mol Jawab: C. 3,36 cm3/mol

c. 3,36 cm3/mol Pi=


ε−1 𝑀
ε+2 𝜌
d. 3,29 cm3/mol Pi=
2,38−1 92
= 3,36
2,38+2 8,622
e. 4,6 cm3/mol cm3/mol
5. Kloroform (ɛ= 4,8) memiliki bobot molekul 119 g/mol
dan kerapatan 1,90 g/cm3 pada 270C. Berapakah daya
polarisasi molar induksinya?

a. 32,85 cm3/mol
b. 33,90 cm3/mol Jawab : C. 34,99 cm3/mol
c. 34,99 cm3/mol
d. 25,6 cm3/mol Pi=
ε−1 𝑀
ε+2 𝜌
e. 26,4 cm3/mol Pi=
4,8−1 119
= 34,99
4,8+2 1,90
cm3/mol
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai