Anda di halaman 1dari 40

Strategi Pelaksanaan

Kampanye Imunisasi MR
dan
Lesson Learnt Pelaksanaan Kampanye
Imunisasi MR Fase 1

Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Kemenkes RI
Strategi Crash Program Kampanye imunisasi MR
Introduksi imunisasi MR ke
dalam program imunisasi
Eliminasi Campak dan Campak di 183 2 fase, target anak usia
rutin, menggantikan vaksin
kab/kota risti di 28 9 bln – <15 thn campak monovalent
Pengendalian Rubella/ provinsi Agustus & September
 9 bln, 18 bln dan anak
CRS  Agustus 2016 2017-2018
kelas 1 SD/sederajat

Total sasaran mencapai 67 juta anak

Fase 1 :
34.964.384 anak di 6 provinsi di Pulau Jawa
Agustus-September 2017

Fase 2 :
Agustus  di sekolah-sekolah 31.963.154 anak di 28 provinsi luar Pulau Jawa
September  di Posyandu, Puskesmas Agustus-September 2018
dan fasilitas yankes lainnya (termasuk
rumah sakit, klinik swasta, dll)
TARGET
MINIMAL 95%
MR Campaign MR telah
menarik
perhatian orang
1. Persiapan banyak!!

 Mikroplaning
Pelaksanaan Persiapan  Pembentukan Pokja Eliminasi Campak dan
Pengendalian Rubella/CRS dan koordinasi
intensif masing-masing pokja bidang
 Advokasi dan sosialisasi secara berjenjang
Pemantauan
 Strategi komunikasi:
 Materi KIE cetak
 SMS blast dengan dukungan Kemenkominfo
 Videotron
 ILM TV dan Radio melibatkan tokoh agama/masy
dan dokter spesialis anak
Kampanye Imunisasi  Sosialisasi yang sangat aktif melalui sosial media

MR Sukses!  Pencanangan
Pencanangan Kampanye Imunisasi MR
Komitmen Presiden RI untuk MR
Indonesia berkomitmen untuk mencapai
goal eliminasi campak dan pengendalian
rubella/CRS pada tahun 2020

Komitmen tinggi Bapak Presiden RI


melalui pernyataan resminya pada saat
pencanangan kampanye imunisasi MR
Sleman, 1 Agustus 2017

Seluruh K/L terkait, pimpinan daerah dan


mitra lainnya telah memberikan dukungan
penuh mereka terhadap kesuksesan
pelaksanaan Kampanye Imunisasi MR
dan untuk mencapai goal eliminasi
tahun 2020
Mikroplaning
Disusun bersama oleh :
 Pengelola program imunisasi Susun dan sepakati:
 Penanggungjawab kegiatan kampanye
imunisasi MR
 Pengelola program dan sektor terkait
Dikbud
Imunisasi
Kanwil
Surveilans Kemenag

KIA/Kesga PKK
Humas
Kesling
Pemprov
Promkes Bappeda
Yankes Ormas dan
Orga
Mikroplaning: Perhitungan dan Pendataan Sasaran
Perhitungan Estimasi Sasaran
 Dihitung berd. data Penduduk Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan tahun 2015-2019 (Kepmenkes
Nomor HK.02.02/Menkes/117/2015) kelompok umur
0-14 tahun dikurangi 75% dari Surviving Infant tahun
pelaksanaan kampanye MR

Pendataan Sasaran Sekolah Pendataan Sasaran non Sekolah


 3 atau 4 minggu sebelum pelaksanaan kampanye  3 atau 4 minggu sebelum pelaksanaan kampanye
 Data dari Diknas dan Kanwil Kemenag untuk sekolah  Oleh petugas puskesmas dibantu oleh kader
SD/MI, SMP/MTs, PONPES beserta jumlah muridnya  Data seluruh sasaran, termasuk balita yang belum
 Puskesmas KONFIRMASI mendatangi sekolah untuk masuk usia sekolah dan/atau anak-anak usia sekolah
mendapatkan daftar murid by name namun tidak bersekolah
 Sampaikan jadwal dan tempat pelayanan kampanye
imunisasi MR kpd orang tua  orang tua anak usia
sekolah namun tidak bersekolah agar dapat membawa
anaknya ke pos pelayanan imunisasi yang telah
ditentukan yang terdekat dari tempat tinggalnya

BUKAN PENDATAAN MELALUI KOHORT BAYI,


KOHORT BALITA SAJA
Lesson Learnt Fase 1 Validasi sasaran langsung
ke lapangan sangat
 Masih ada sasaran yang belum terdata,
penting!!!!!
baru diketahui pada waktu monitoring ke
Waspadai kemungkinan
lapangan saat pelaksanaan sedang
lolosnya sasaran yang
berjalan, masih ada sekolah yang tidak
berusia tanggung (di
terdaftar di Dinas Pendidikan
posyandu tidak
terdata namun juga belum
bersekolah), sasaran usia
sekolah yang tidak sekolah
dan anak SMA/sederajat
yang berusia < 15 thn
 Sasaran anak-anak marjinal (anak jalanan,
Kerjasama dengan mitra
anak yang tinggal di wilayah ilegal,
NGO nasional/lokal untuk
nomaden, dll) di beberapa wilayah
penjangkauan sasaran
dijangkau dengan bantuan PMI setempat
komunitas marjinal dan di
dengan dukungan akses data dari Dinsos
daerah sulit
setempat
Mikroplaning: Perhitungan Kebutuhan Logistik

Kebutuhan ADS 5 ml = ∑ vaksin MR


Kebutuhan Vaksin MR (10 dosis per vial) Kebutuhan ADS 0,5 ml = ∑ sasaran + 5% cadangan
= Jumlah sasaran 9 bulan s.d <15 tahun
IP Vaksin (8)
Ket: Untuk tingkat provinsi dan kab/kota kebutuhan vaksin Kebutuhan Safety Box 5 L
ditambahkan 5% sebagai cadangan = Jumlah ADS 5 ml + ADS 0,5 ml
100

Susun rencana distribusi Kapan

Bagaimana

 Susun rencana khusus untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau


 Hitung kebutuhan vaksin campak dengan mempertimbangkan
sisa stok sampai pelaksanaan kampanye imunisasi MR
 Optimalkan penggunaan vaksin campak untuk pelayanan
imunisasi rutin sebelum dilaksanakannya kampanye imunisasi
MR
Mikroplaning: Perhitungan Tenaga Pelaksana
 Jumlah tenaga kesehatan pelaksana imunisasi (tim pelaksana):
o Dokter, bidan, perawat
o Tenaga Supervisor yang bertugas memantau kecukupan logistik dan KIPI. Setiap 3-5 pos, terdapat
1 supervisor.
o Tenaga motivator/ penggerak, seperti kader dan guru (UKS, Wali kelas)
o RS Rujukan untuk menangani jika ada kasus KIPI
 Kebutuhan dan kekuatan tenaga pelaksana dihitung berdasarkan:
1. Jumlah sasaran
2. Jumlah Pos Pelayanan
3. Jumlah hari pelayanan
4. Jumlah vaksin carrier

Perlu diinventarisasi juga tenaga yang dapat membantu pelaksanaan di pos pelayanan seperti :
o Tenaga kesehatan (perawat, bidan dan dokter) yang ada di unit pelayaan swasta dan RS untuk
membantu melakukan penyuntikan
o Tenaga kesehatan yang masih belajar (Akper, Akbid dan FK) untuk membantu pelayanan
selain penyuntikan
Lesson Learnt Fase 1 Distribusi vaksin harus
betul-betul menyesuaikan
 Tidak tepat dalam mendistribusikan
dengan mikroplaning
logistik sehingga berakibat sempat
kab/kota dan puskesmas
terjadi kekurangan logistik di beberapa
dan upayakan selalu ada
kab/kota
buffer di tk prov dan
kab/kota

 Kekurangan tenaga  daerah dengan Identifikasi tenaga


sasaran yang tinggi, biasanya di tambahan, kerjasama
perkotaan, membutuhkan tenaga yang dengan RS (pemerintah
lebih banyak maupun swasta),
organisasi profesi dan NGO
untuk tambahan sumber
Libatkan NGO/organisasi keagamaan yang bergerak di daya tenaga  beri insentif
bidang kesehatan utk pendekatan dan pelayanan imunisasi misal SKP (contoh di DKI)
ke sekolah berbasis agama / komunitas fanatik agama
tertentu, contoh : NU, Muhammadiyah, Perdhaki, dll
Distribusi Vaksin MR
Pengiriman vaksin MR untuk kampanye fase 1  2 tahap
Tahap 1 dikirim 67% kebutuhan sebelum pelaksanaan dimulai (Juli),
sisa vaksin MR dikirim minggu ke 4 Agustus.
Provinsi mengalokasikan vaksin tahap 1 :
• Kab/kota A : 67% kebutuhan Kab/kota A
• Kab/kota B : 67% kebutuhan Kab/kota B
• Kab/kota C : 67% kebutuhan Kab/kota C
• Kab/kota D : 67% kebutuhan Kab/kota D
• Kab/kota E : 67% kebutuhan Kab/kota E
Kekurangan stok di beberapa kab/kota dan berlebih di sebagian kab/kota
lainnya  realokasi antar kab/kota
(situasi ini juga terjadi di tingkat puskesmas)
Distribusi Vaksin MR

Pengiriman vaksin MR untuk kampanye fase 1  2 tahap


Tahap 1 dikirim 67% kebutuhan sebelum pelaksanaan dimulai (Juli),
sisa vaksin MR dikirim minggu ke 4 Agustus.
Provinsi mengalokasikan vaksin tahap 1 :
• Kab/kota A :
• Kab/kota B : Prov dan kab/kota mendistribusikan
• Kab/kota C : sesuai mikroplaning!!!!
Jumlah sasaran yang akan dilayani
• Kab/kota D : sampai minggu ke 4 Agustus
• Kab/kota E : bervariasi di tiap kab/kota dan
puskesmas
Mikroplaning: Pemetaan dan Penyusunan Jadwal Kegiatan

Petakan wilayah Tentukan tanggal dan Tentukan supervisor dan


berdasarkan tingkat lamanya pelaksanaan tiap nama-nama tim per pos
kesulitan puskesmas pelayanan

 Peta Wilayah Kerja


o Daerah sulit geografis/ sosial ekonomi
o Lokasi pos pelayanan imunisasi, seperti sekolah, posyandu, RS, dll
 Buat Prioritas Wilayah dengan penentuan wilayah/ desa risti, dengan
kriteria:
o Sasaran besar
o Ada kasus PD3I tahun lalu
o Cakupan imunisasi pentavalen rendah, maka biasanya campak rendah
o Drop out pentavalen tinggi karena takut panas/ takut suntik, maka DO campak juga tinggi
o Sulit geografis maupun sosial ekonomi (padat, kumuh, elit)
o Mobilitas penduduk tinggi
o Banyak UPS
o Posyandu tidak aktif/ tidak ada
o Daerah yang tidak ada petugasnya
o Daerah yang banyak penolakan, dll
Mikroplaning: Advokasi dan Sosialisasi
 Pertemuan Advokasi dan Sosialisasi tingkat Kab/Kota dan Kecamatan
 Menginformasikan tentang tujuan, manfaat dan pentingnya kampanye imunisasi MR, serta fokus
daerah risti.
o Dukungan konkrit dan partisipasi aktif dari pemimpin daerah Bupati/ Walikota
o Lintas sektor terkait, seperti Diknas, Kemenag, Organisasi Profesi, Organisasi Keagamaan, Organisasi Masyarakat,
Toga, Toma, Babinsa, Kapolsek, dll.
 Sosialisasi sederhana kepada Guru TK, SD, dan SMP
 Sosialisasi sederhana kepada murid-murid SD dan SMP dengan melibatkan dokter kecil/ UKS sekolah
 Penggerakan masyarakat :
o Pengajian/ majelis taklim, arisan, pertemuan komite sekolah
o Media KIE
o Pengumuman melalui tempat ibadah
o Media elektronik, media sosial, media cetak
o Pemasangan spanduk dan backdrop di tempat-tempat strategis, siaran
keliling
o Videotron
o Radiospot
Lesson Learnt Fase 1
 Instruksi Gubernur dan Bupati/Walikota Manfaatkan surat Mendagri ttg
 SANGAT PENTING!!!! Penting dalam dukungan thd Kampanye
menggerakkan lintas sektor terkait dan dan Introduksi MR sbg dasar
seluruh komponen masyarakat

Optimalkan kunjungan ke
 Orang tua tidak tersosialisasikan secara sekolah untuk sosialisasi
optimal, puskesmas tidak berkunjung kepada orang tua dan pihak
untuk sosialisasi, hanya mengirimkan sekolah, berikan penjelasan
surat edaran kepada sekolah  orang serta manfaatkan media KIE
tua tidak paham yang ada

Sesuai dengan peraturan yang


 Informed consent yang diselipkan pada berlaku, tidak dibutuhkan
surat edaran yang diberikan pada orang informed consent untuk
tua  memicu penolakan pelayanan imunisasi program
(SE Dirjen P2P terkait hal ini
sudah kami kirimkan)
Mikroplaning: Sumber Pembiayaan

Melakukan identifikasi sumber pembiayaan yang tersedia

Dak
Non Dana
APBD DEKON GAVI SWASTA
Fisik/ Desa
BOK

Melakukan penyusunan rencana anggaran

 Kesesuaian dengan menu anggaran yang tersedia/diperbolehkan


 Kesesuaian dengan menu anggaran yang tersedia/diperbolehkan
 Tidak ada double costing antara sumber anggaran yang satu
dengan yang lain
Lesson Learnt Fase 1 Manfaatkan dana DAK non
fisik/BOK secara optimal untuk :
o Pendataan sasaran, analisis
 Tidak ada hambatan dalam situasi dan perencanaan
pembiayaan pada saat pelaksanaan kegiatan, validasi hasil cakupan
kampanye imunisasi MR fase 1 o Advokasi, sosialisasi dan
meskipun ada beberapa kabupaten koordinasi
o Orientasi/pelatihan bagi Kader/
/kota yang sama sekali tidak
Guru
memiliki alokasi biaya untuk o Pencetakan KIE
pelaksanaan kampanye imunisasi o Pemberdayaan masyarakat
MR (forum komunikasi imunisasi
dan masyarakat peduli
imunisasi)
Lesson learnt : o Pelayanan imunisasi ke pos
Mengumpulkan para bendahara dan pengelola pelayanan
BOK sedari awal dan berikan mereka informasi o Surveilans KIPI
selengkap mungkin mengenai pentingnya o Distribusi vaksin dan logistik
kegiatan ini dan apa saja kegiatan atau
anggaran yang harus dialokasikan utk Integrasikan kegiatan MR dengan
kampanye imunisasi MR kegiatan program lain
Juknis Kampanye & Introduksi MR dan Media KIE
Poster BANNER
PIN
utk
masy

Poster utk Buku Saku


anak sekolah
Iklan Layanan Masyarakat
Testimoni orangtua penderita CRS dan Campak dengan komplikasi

Ajakan dari Ketua IDAI dan Tokoh Agama

• Tayang di TV nasional dan radio


• Commuter line Jabodetabek
• TV spot kereta jarak jauh
• Daerah juga diharapkan dapat memanfaatkan TV dan Radio lokal
Sosialiasi melalui sosial media
MR Campaign Laporan
langsung dari
2. Pelaksanaan lapangan
melalui Rapid
 Penyuntikan yg aman, Pro!!!

 Pengolahan limbah medis


Pelaksanaan Persiapan
 Laporan harian melalui Rapid Pro
 Laporan manual berbasis excel
 External monitor ditempatkan di lapangan
untuk pendampingan dan monitoring
Pemantauan
 Pendekatan “super intensif” thd penolakan
 Komunikasi risiko  KIPI, Hoax negatif

• Investigasi dan audit kasus KIPI sedini


mungkin
• Press briefing dan penerbitan press
Kampanye Imunisasi release
MR Sukses! • Melibatkan LSM dan kelompok masy
tertentu yang mendukung imunisasi
1. Penggunaan ADS merek SKIFA harus menjadi Lesson Learnt
perhatian, karena ADS ini relatif baru Fase 1
2. Pelarutan vaksin menggunakan seluruh pelarut
yang tersedia
3. Pre-filling dan recapping tidak diperkenankan
4. Gunakan busa pada vaccine carrier untuk
menaruh vaksin yang sudah dibuka dan
Memastikan
dilarutkan kekebalan yg
5. Lakukan skrining secara benar! terbentuk optimal
6. Catat jam pelarutan vaksin MR  lebih dari 6 dan minimalisasi
jam potensi vaksin akan menurun dan risiko KIPI
kontaminasi sangat tinggi
7. Mekanisme pengiriman limbah medis harus
secara tertib dan aman, penyimpanan limbah
medis  pastikan di lokasi yang aman jauh,
pengelolaannya harus sesuai SOP
Lesson Learnt Fase 1
Kontroversi, Keadilan, dan Kejujuran
www.republika.co.id, oleh : Rudi Agung
Jadi, ada apa dengan gencar dan tergesa-gesanya
vaksin MR, ini? Dalam vaksin selalu menggiurkan
pengadaan: sarung tangan, alat suntik, honor,
akomodasi, dan pengadaan barang sarana pra sarana
lainnya.

Masyarakat membutuhkan kejelasan dan kejujuran.


Anak-anak bukan kelinci percobaan. Jangan sampai
sekadar kepentingan korporasi atau segelintir pihak,
malah menjatuhkan kepercayaan program kesehatan.

Masyarakat butuh kejelasan, kejujuran dan keadilan.


Jangan sampai seperti bom waktu. Dan menyala saat
vaksin disuntikkan...
Lesson Learnt Fase 1 Jangan menyebarkan berita negatif
yang diterima, sebarkan sebanyak
• Pesan negatif tentang kampanye mungkin berita positif
imunisasi MR sengaja disebarluaskan Berkonsultasi dengan ahli dan
oleh pihak yang tidak bertanggung mendapat penjelasan ilmiahnya untuk
jawab memberikan klarifikasi pesan negatif
– Beberapa media menyebarluaskan yang tidak benar
berita miring tentang imunisasi
Melibatkan MUI/tokoh agama lain
MR
untuk mengatasi isu terkait agama
– Media mencari-cari celah untuk
memojokkan pemerintah dan Pendekatan dan briefing ke MEDIA
program kampanye imunisasi MR
Pendekatan yang intensif kepada
• Rumor menyebabkan:
sekolah/orang tua/masyarakat, harus
– Masyarakat takut, menolak dikunjungi beberapa kali, libatkan
– Petugas kesehatan kebingungan, monitor (WHO dan UNICEF), ahli, LS
khawatir, takut menyuntik terkait
Lesson Learnt Fase 1
Pemberitaan negatif KIPI
Awalnya Sehat, Siswi SD di
Lumpuh setelah imunisasi Bogor Lumpuh dan Akhirnya
CNN TV Wafat Setelah Divaksin Rubella
www.youtube.com/embed/ynT4huWXZ
sY
http://www.voa-
Seorang Balita di Blitar Meninggal
islam.com/read/health/2017/08/25/
Pasca Imunisasi MR 52806/awalnya-sehatsiswi-sd-di-
Detik News bogor-lumpuh-dan-akhirnya-wafat-
https://news.detik.com/berita-jawa- setelah-divaksin-
timur/d-3611433/seorang-balita-di- rubella/#sthash.SoTssoM9.dpbs
blitar-meninggal-pasca-imunisasi-mr

Penguatan petugas di lapangan, segera investigasi dan lakukan


pendekatan ke pasien/keluarga pasien.
Jangan sampai lebih dulu diketahui oleh media/pers !!!!
Press Release Hasil Kajian KIPI MR 2017

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Ini


Bukan Akibat Imunisasi MR

http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/r
ilis-media/20170907/3022887/kejadian-ik
utan-pasca-imunisasi-bukan-akibat-imun
isasi-mr/
Komunikasi risiko dilakukan berd. hasil audit Komnas dan Komda PP KIPI
Lesson Learnt Fase 1
Imbangi berita negatif dengan berita positif
Rapid Pro :Data dua arah yang cepat sangat penting untuk
pemantauan dan identifikasi masalah
Nakes mengirim cakupan
Analisa
via SMS (harian)
RapidPro
Ketik ‘MR’ kirim ke
93456
7
3

Umpan balik

Rapid Pro juga digunakan untuk


melaporkan hasil RCA oleh para
eksternal monitor dan nakes Tindakan segera
Penempatan Monitor
Pemetaan Kab Kota Asistensi
• Eksternal Monitor  Tinggal
• Risti di daerah (WHO)
• WHO Indonesia-EPI staf
• SDM terbatas
• UNICEF Indonesia
• Populasi besar • Kemenkes (Subdit Imunisasi)
• External/Global MR Monitor
(WHO)

 Memperkuat koordinasi di
daerah
 Identifikasi strategi untuk
mengatasi penolakan
MR Campaign TL cepat bagi
daerah cakupan
rendah!!!!

3. Pemantauan
 Monitoring pra pelaksanaan, pelaksanaan
Pelaksanaan Persiapan
dan paska pelaksanaan
 Analisa cakupan per puskesmas
 Penggunaan Rapid Pro memungkinkan
Pemantauan pengambilan tindakan yang cepat untuk
mengatasi masalah (cakupan rendah)
  cakupan tinggi dan merata

Kampanye Imunisasi
MR Sukses!
Monitoring Pra Pelaksanaan
• Dilakukan 8 minggu sebelum pelaksanaan dan diulang
1 minggu sebelum pelaksanaan
• Hal-hal yang dimonitor :
–Perencanaan, koordinasi dan pendanaan
–Monitoring dan supervisi,
–Vaksin, rantai dingin dan logistik,
–Sosialisasi, mobilisasi dan komunikasi
• Memvalidasi sasaran melalui kunjungan lapangan
• Idealnya dilaksanakan pada minimal 60%
Dinkes Kota/Kab/Puskesmas
Monitoring Pelaksanaan
• Kunjungan untuk menilai kualitas pelayanan
• RCA
• Berikan umpan balik
– Segera : apabila terjadi kesalahan SOP, dll
– Review mikroplaning apabila diperlukan
– Membantu membuat rencana sweeping
– Memantau capaian per hari,
per puskesmas
Dashboard Rapid Pro
 analisa untuk tindak lanjut cepat
Monitoring Paska Pelaksanaan

• Pertemuan evaluasi di tingkat Kab/Kota,


Puskesmas
• RCA
• Mendokumentasikan “best
practices” dan “lesson learnt”
Rapid Convenient Assessment (RCA)
Rapid Convenience Assessment (RCA)

1. Untuk mengetahui secara


Supervisor Name : Title Organization unit :
District/ Municipality : Puskesmas : Village :
RW :

cepat perkiraan cakupan


High risk/Non High risk
Area type : rural/urban measles/rubella Date :

Observation to 20 houses of campaign target (children 9 months to <15 years) in 1 location.


Conducted at a location that has implemented a 2-30 day campaign. 2. Untuk mengidentifikasi anak2
Has the child been immunized?
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
HOUSES
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
TOTAL
yang belum diimunisasi dan
melengkapinya
Yes
children
Number of children
9 mo -
<15 y

1.
If there are children who are not immunized, continue to question point 2

A
1. Ask the parents, where is the source of information of the campaign??
TV A _____
3. Untuk memberi umpan balik
kepada vaksinator dan
B Radio B _____
C Newspaper C _____
D Poster D _____

supervisor di tk
E Speaker (miking) E _____
F Masjid (miking) F _____
G Cadres visits G _____

Kab/Propinsi/Nasional
H Healthworkers visits H _____
I Family I _____
J Neighbour J _____
K School children K _____

mengenai anak2 yang


L Other L _____

2. Proceed to this question if the child is not immunized..

luput/belum diimunisasi
A Parents are not aware of the campaign A _____
B Parents do not know about places and date campaigns B _____
C Parents feel that the campaign is unimportant C _____

4. Untuk mengetahui alasan-


D Sick child D _____
E There is no service at the service post E _____
F There is no immunization officer at the service post F _____

alasan mengapa anak tidak


G Fear of injections G _____
H Fear of side effects H _____
I Service post too far I _____

mendapat imunisasi dan


J Queue is too long at the service post J _____
K Travelling K _____
L Other L _____

Note:
This RCA form has been reported via RapidPro SMS Yes No
memberi solusi langsung
Pencapaian Kampanye MR Fase 1
per Provinsi
s.d. 31 Oktober 2017

Sasaran Persentase (%)


No. Provinsi Cakupan
Daerah Pusdatin Daerah Pusdatin

1 DKI Jakarta 2.446.572 2.446.571 2.389.635 97,67 97,67

2 Jawa Barat 12.141.435 12.112.181 11.801.654 97,20 97,44

3 Jawa Tengah 8.224.081 7.839.325 8.202.838 99,74 104,64

4 DI Yogyakarta 771.297 775.484 760.137 98,55 98,02

5 Jawa Timur 9.048.794 8.468.640 8.970.258 99,13 105,92

6 Banten 3.322.201 3.322.185 3.182.626 95,80 95,80

PULAU JAWA 35.954.380 34.964.386 35.307.148 98,20 100,98


Hasil RCA : Persentase Anak yg Diimunisasi
dan Tdk Diimunisasi
Alasan: 268(69%) Alasan: 251(61%)
– anak sakit - anak sakit Vaccinated Unvaccinated
100% 286 7 369 2453
467 826
498
90%
80%
70%
60%
50% 20087 180 14758 54661
4969 11468
3199
40%
30%
20%
10%
0%
Banten Daerah Khusus Jawa Barat Jawa Tengah Daerah Jawa Timur Total Java
Ibukota Jakarta Istimewa
Yogyakarta
Lesson Learnt Fase 1

Lain-lain TV
22% 27%
Hasil RCA :
Sumber Informasi Poster
Mengenai Kampanye 7%
Imunisasi MR
Kunjungan Kunjungan
nakes Kader
12% 19%
Sekolah
13% Optimalkan peran
kader!!!!!
Lesson Learnt Fase 1

Lain-lain
20%
Ortu tdk tahu Hasil RCA :
3%
Alasan Anak Tidak
Menganggap Diimunisasi
imunisasi MRSdg bepergian Anak sakit
tdk penting 5% 61%
4%
Takut disuntik
7%

Tentukan mekanisme pemberian imunisasi untuk anak yang saat


pelayanan sakit, atau sdg bepergian/tdk masuk sekolah.
Bila disarankan untuk ke puskesmas maka puskesmas harus siap!!!!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai