Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA

PELAKSANAAN KAMPANYE MEASLES RUBELLA (MR)


PUSKESMAS KAPUTU

A. PENDAHULUAN
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular yang disebabkan oleh virus
dengan masa inkubasi rata-rata 8-13 hari. Gejala penyakit campak adalah demam, bercak
kemerahan pada kulit (rash) disertai dengan batuk dan/atau pilek dan/atau konjungtivitis,
akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi pneumonia, diare,
meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini sangat berpotensi
menjadi wabah apabila cakupan imunisasi rendah dan herd immunity tidak terbentuk.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan dewasa
muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah
efek teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama.
Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat
menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella
Syndrome/CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi campak dan pengendalian
rubella/Congenital Rubella Syndrome (CRS) pada tahun 2020. Berdasarkan hasil surveilans
dan cakupan imunisasi, maka imunisasi campak rutin saja belum cukup untuk mencapai
target eliminasi campak. Sedangkan untuk akselerasi pengendalian rubella/CRS maka perlu
dilakukan kampanye imunisasi tambahan sebelum introduksi vaksin MR ke dalam imunisasi
rutin. Untuk itu diperlukan kampanye pemberian imunisasi vaksin MR pada anak usia 9 bulan
sampai dengan 15 tahun.

B. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang – undang No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
c. PMK No 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaran Imunisasi
d. Juknis kampanye MR,

2. Gambaran Umum
Kasus Rubella sebelum dilakukan imunisasi rubella, insidens CRS bervariasi antara
0,1-0,2/1000 kelahiran hidup pada periode endemik dan antara 0,8-4/1000 kelahiran
hidup selama periode epidemi rubella.
Angka kejadian CRS pada negara yang belum mengintroduksi vaksin rubella
diperkirakan cukup tinggi. Pada tahun 1996 diperkirakan sekitar 22.000 anak lahir dengan
CRS di regio Afrika, sekitar 46.000 di regio Asia Tenggara dan 12.634 di regio Pasifik
Barat. Insiden CRS pada regio yang telah mengintroduksi vaksin rubella selama tahun
1996-2008 telah menurun. Estimasi global menunjukkan bahwa jumlah bayi yang lahir
dengan CRS pada tahun 2008 melebihi 110.000, hal ini menunjukkan rubella sebagai
penyebab utama cacat bawaan yang dapat dicegah. Estimasi tahun 2008 menunjukkan
bahwa beban CRS tertinggi adalah di Asia Tenggara (sekitar 48%) dan Afrika (sekitar
38%). Berdasarkan data dari WHO setiap tahun terjadi 236 kasus CRS di negara
berkembang dan meningkat 10 kali lipat saat terjadi epidemi.
Di Indonesia jumlah kasus rubella didapatkan melalui surveilans rubella yang
dilaksanakan secara terintegrasi dengan surveilans campak. Dari surveilans Campak
Berbasis Kasus Individu (Case Based Measles Surveillance/CBMS) bisa didapatkan jumlah
kasus campak klinis yang setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata merupakan
kasus positif rubella.
Cakupan imunisasi campak pada bayi 9 bulan secara nasional tahun 2013-2015
berturut-turut sebesar 97,6%, 94,7% dan 92,3% dan BIAS sebesar 97,7%, 91,8% dan
95%. Cakupan imunisasi campak secara nasional terlihat menurun dan pada dua tahun
terakhir tidak mencapai target, dimana target imunisasi campak bayi 9 bulan dan BIAS
adalah ≥95%. Selain itu masih terdapat kabupaten/ kota yang tidak mencapai target
cakupan ≥95% pada tahun 2013-2015, berturut-turut yaitu 48%, 62%, 68%
kabupaten/kota, sehingga berpotensi menjadi daerah rawan KLB campak.
Data KLB Campak di tahun 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun 2015.
Sampai dengan 31 Agustus 2016 telah dilaporkan terjadi 58 KLB dengan 645 kasus,
sedangkan tahun 2015 dengan kurun waktu yang sama dilaporkan 43 KLB dengan 670
kasus.
Strategi yang dilakukan untuk mencapai target eliminasi campak dan pengendalian
rubella/ Congenital Rubella Syndrome (CRS) adalah:
1. Penguatan imunisasi rutin untuk mencapai cakupan imunisasi campak ≥ 95% di
semua tingkatan
2. Pelaksanaan Crash program Campak di 183 kabupaten/kota pada bulan
Agustus-September 2016
3. Pelaksanaan Kampanye vaksin MR secara bertahap dalam 2 fase sebagai
berikut :
 Fase 1 bulan Agustus - September 2017 di seluruh Pulau Jawa
 Fase 2 bulanAgustus-September 2018 di seluruh Pulau Sumatera,Pulau
Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua
4. Introduksi vaksin MR ke dalam program imunisasi rutin

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Tercapainya eliminasi campak dan pengendalian rubella/CRS tahun 2020

2. Tujuan Khusus
a) Menurunkan angka kesakitan akibat campak
b) Memutuskan mata rantai sirkulasi virus rubella
c) Menurunkan angka kejadian CRS
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Secara umum dalam pelaksanaan program mengikuti siklus Plan Do Check Action.
1. Persiapan
a. Sosialisasi dan Koordinasi Lintas Sektor
b. Pendataan sasaran
c. Koordinasi Lintas program
d. Penghitungan kebutuhan vaksin, ADS dan safety box
2. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Kampanye MR
b. Sweeping Kampanye MR
c. Pelacakan KIPI Kampanye MR
3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara pada saat pertemuan UKM maupun
pertemuan lintas sektor dengan membahas :
a. Apakah pelaksanaan Kampanye MR sesuai dengan standar
b. Apakah kinerja pelaksanaan Kampanye MR sesuai dengan target yang telah
ditetapkan
4. Tindak lanjut
Tindak lanjut dari pelaksanaan Kampanye MR dilakukan berdasarkan hasil monitoring
dan evaluasi yang dilakukan.

E. CARA MELAKUKAN KEGIATAN


Pelaksanaan Kampanye MR di Puskesmas dilaksanakan oleh penanggung jawab dan
pelaksana program imunisasi. Program Imunisasi akan berhasil dengan baik dengan
keterlibatan peran lintas program dan lintas sektor sesuai dengan peran masing-masing.
Adapun peran lintas program dan Lintas Sektor dalam pelaksanaan kegiatan Imunisasi
adalah:

No Peran Uraian Kegiatan


Lintas Program
a. Promkes Pemberian Informasi tentang Kampanye
MR ke masyarakat
1 b. KIA/ Bidan Pelaksana kegiatan imunisasi anak
sekolah
c. Perawat pelaksana kegiatan imunisasi anak
sekolah
2 Lintas Sektor
a. TP UKS kecamatan Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.
b. KUA Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.
c. Dikdas PAUD/ Sekolah Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.
d. Polsek Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.
e. Koramil Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.
f. Guru kelas/ guru UKS membantu mendampingi dan memegangi
siswa/ anak saat penyuntikan, melaporkan
kejadian KIPI ke puskesmas
g. Toma/ Toga Memberikan dukungan terhadap
pelaksanaan Kampanye MR dan
memonitor pelaksanaan.

Pelaksanaan kampanye MR dilakukan di masing-masing sekolah dan posyandu.


Pelaksanaan Kampanye MR bekerja sama dengan berbagai pihak terkait mulai dari KUA,
TP UKS kecamatan, UPTD Dikdas PAUD Kecamatan, Polsek, Koramil dan sekolah dalam
membantu perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi anak
sekolah.

F. SASARAN
≥ 95 % sasaran (9 bulan – 15 tahun) di wilayah kerja Puskesmas Kaputu dapat
terimunisasi.

G. SKEDUL ( JADWAL ) PELAKSANAAN KEGIATAN


No Jenis Kegiatan 2018 Penanggung

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jawab

1 Sosialisasi dan v
koordinasi
PJ program
dengan petugas
di puskesmas
2 Sosialisasi dan v
Koordinasi
PJ program
dengan Kader/
Posyandu
3 Sosialisasi dan v PJ program
Koordinasi
Pelaksanaan
Kampanye MR
(Linsek)
4 Pendataan v
PJ program
Sasaran MR
5 Persiapan v
PJ program
Logistik
6 Koordinasi Lintas v
Program dalam
persiapan dan PJ program
Pelaksanaan
Kampanye MR
7 Pelaksanaan v
Kampanye MR di PJ program
sekolah
8 Pelaksanaan v
Kampanye MR di PJ program
posyandu
9 Pelaksanaan v v
Sweeping dan
PJ program
Pelacakan KIPI
Kampanye MR
10 Evaluasi v
Pelaksanaan
PJ program
BIAS dengan
Linsek

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Pelaksanaan kegiatan dievaluasi dan dilaporkan setiap bulan oleh penanggung jawab
program imunisasi. Pelaporan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan imunisasi dilakukan oleh
penanggung jawab imunisasi kepada penanggung jawab UKM Puskesmas yang selanjutnya
disampaikan kepada Kepala Puskesmas.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan dalam form Pelaksanaan Kampanye MR. Setelah selesai
melaksanakan kegiatan dan sebelum meninggalkan sekolah, petugas mencatat pada
formulir Pelaksanaan MR meliputi jumlah yang diimunisasi, jumlah vial vaksin dan pelarut
yang digunakan, jumlah logistic yang digunakan. Selain pengisian format hasil kegiatan
dilaporkan secara Manual dan Elektronik.
Setelah seluruh kegiatan Kampanye MR di wilayah kerja puskesmas selesai
dilaksanakan, pengiriman laporan dilakukan secara berjenjang dari tingkat puskesmas ke
tingkat Kabupaten secara Manual dan Elektronik.
Pelaporan kegiatan pelaksanaan Kampanye MR disahkan oleh kepala puskesmas dan
dipergunakan sesuai keperluannya. Satu berkas laporan didokumentasikan sebagai arsip
kegiatan.

Mengetahui Kaputu, 06 Februari 2018


Kepala Puskesmas Kaputu Pengelola Program

Agatha Rafu Stefanus Seran, A.Md. Kep


NIP. 19601231 198503 2 086 NIP. 19810927 201001 1 024
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KAMPANYE MEASLES RUBELLA (MR)

Nomor Revisi :-

Tanggal Terbit : 16 Januari 2017

Ditetapkan
KEPALA UPTD PUSKESMAS GIRIMULYO II

dr. Isti Alfradiantina


Penata / III c
NIP.19720312 2000003 2 004

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS GIRIMULYO II
Jl. Goa Kiskendo Km. 08 , Sibolong, Jatimulyo, Girimulyo,
Kulon Progo,55674, Telp. 081283018615

Anda mungkin juga menyukai