Anda di halaman 1dari 36

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT & PENYEHATAN LINGKUNGAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PENGELOLAAN LIMBAH CAIR


RUMAH SAKIT

Iwan Nefawan
Subdit Pengamanan Limbah, Udara dan Radiasi
Direktorat Penyehatan Lingkungan
LIMBAH CAIR Rumah Sakit

semua air buangan termasuk tinja yang


berasal dari kegiatan rumah sakit yang
kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif serta darah yang
berbahaya bagi kesehatan
VOLUME LIMBAH CAIR
Rumah Sakit

500 – 950 liter per tempat tidur per hari


atau rata-rata 650 liter
20 – 60 liter per orang per hari untuk
petugas
Pengaruh pada konsentrasi
Sumber limbah cair Material-material utama
tinggi pada penanganan biologis
Ruang pasien • Material-material organik
Operasi • Ammonia • Antiseptik : beracun untuk
• Bakteri patogen mikroorganisme
Ruang emergency
• Antiseptik • Antibiotik : beracun untuk
Ruang hemodialysis mikroorganisme
• Antibiotik
Toilet, ruang bersalin
Klinik dan ruang pengujian • Material solvent organik • Logam berat : beracun untuk
patologi • Fosfor mikroorganisme
Laboratorium • Logam berat • pH fleksibel : beracun untuk
• pH fleksibel mikroorganisme

Ruang dapur • Material-material organik • Minyak/lemak : mengurangi


• Minyak/lemak perpindahan oksigen ke air
• Fosfor • Pembersih ABS : terbentuk
• Pembersih ABS gelembung-gelembung dalam
bio-reaktor
Ruang cuci (laundry) • Fosfor • pH 8 ~ 10 : beracun untuk
• pH 8 ~ 10 mikroorganisme
• ABS, N-heksana • ABS : terbentuk gelembung-
gelembung dalam bio-reaktor
Ruang pemrosesan sinar X Ag, logam berat lain Ag : beracun untuk
mikroorganisme
KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR < 100

Parameter Satuan Min Max Rata-rata

pH - 5,7 9,1 7,27

TSS mg/L 2 908,0 130,70

BOD Mg/L 1,05 467,4 88,69

COD Mg/L 7,68 1877,55 234,15

Minyak & Lemak Mg/L 0,06 18,6 1,28

MBAS Mg/L 0,01 11,11 1,63

Amonia Nitrogen Mg/L 0,07 79,7 14,10

Fosfat Mg/L 4,51 2,43 3,42

Total Coliform MPN/100 mL 2100 11000 5900,00


KUALITAS LIMBAH CAIR PADA OUTLET IPAL
RUMAH SAKIT DENGAN KAPASITAS TEMPAT TIDUR > 100

Parameter Satuan Min Max Rata-rata

pH - 3,10 11,10 7,38

TSS mg/L 1,00 950,00 26,80

BOD Mg/L 0,15 323,5 23,21

COD Mg/L 0,93 3607,84 59,91

Minyak & Lemak Mg/L 0,009 9,22 0,52

MBAS Mg/L 0,01 22,38 0,75

Amonia Nitrogen Mg/L 0,01 263,3 6,46

Fosfat Mg/L 0,17 5,58 2,31

Total Coliform MPN/100 mL 23,00 15000 1170,10


PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Rumah Sakit

proses penanganan limbah cair dari sumber


penghasil, penyaluran hingga pengolahannya
termasuk pengawasan, pencatatan dan
pelaporan sehingga memenuhi baku mutu
efluen yang berlaku dan tidak menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Rumah Sakit

AIR LAIN2 DAPUR LAUNDRY LAB RAD RAWAT POLI BEDAH SUMBER
HUJAN

PENGOL. PENGOL. PENGOL. PENGOL.


AWAL 1 AWAL 2 AWAL 3 AWAL 4 SALURAN

PENGOLAHAN
BAKU
MUTU LC

PEMBUANGAN
Badan Air Penerima
KECEPATAN ALIR SALURAN

Jenis Benda dalam Cairan Kecepatan Alir (m/detik)


 Lumpur 0,10
 pasir yang halus 0,15
 pasir kasar 0,20
 kerikil halus 0,30
 kerikil kasar 0,70
 batu-batuan 1,20
KEMIRINGAN PIPA
Ukuran Pipa (inchi) Kemiringan Minimal Per 100
feet jarak
 8 0,400
 10 0,280
 12 0,220
 14 0,170
 16 0,150
 18 0,120
 21 0,100
 24 0,080
 27 0,067
 30 0,058
 36 0,046
SUMUR PEMERIKSAAN
 Di tempat-tempat yang terdapat perubahan arah aliran
saluran limbah cair atau pada belokan.
 Pada tempat yang salurannya mendapatkan tambahan
aliran dari pipa lain atau pada sambungan
 Apabila saluran tersebut merupakan saluran yang lurus,
maka lubang pemeriksaan ditempatkan pada jarak
tertentu sesuai ukuran pipa, meliputi:
Jarak antara Diameter
sumuran (m) saluran (cm)
 50-100 20-50
 101-125 51-100
 126-150 101-200
 200 > 200
PRINSIP PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR

menghilangkan atau mengurangi


kontaminan yang terdapat di dalam limbah
cair sehingga hasil olahan limbah dapat
dimanfaatkan kembali atau tidak
mengganggu lingkungan apabila dibuang
ke lingkungan
TUJUAN PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
Mengurangi jumlah padatan tersuspensi
Mengurangi jumlah padatan terapung
Mengurangi jumlah bahan organik
Menghilangkan mikroorganisme patogen
Mengurangi jumlah bahan kimia yang berbahaya
dan beracun
Mengurangi unsur nutrisi (N dan P) yang
berlebihan
Mengurangi unsur lain yang dianggap dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 58 tahun 1995
tentang Baku Mutu Limbah Cair Kegiatan Rumah Sakit
JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Menurut Tingkat Perlakuan (1)

1. Pre-Treatment (Pra Pengolahan)


Proses pendahuluan yang berlangsung dan dilakukan untuk
menghilangkan benda-benda kasar/sampah dalam limbah cair
yang berukuran besar dan mudah terlihat mata, seperti kayu,
plastik, sisa kain, pasir, dll. Alat yang digunakan adalah BAR
SCREEN
2. Primary Treatment (Pengolahan Primer)
Proses yang berlangsung secara fisik, yakni padatan dibiarkan
mengendap atau terapung, kemudian dipisahkan. Proses ini
mereduksi Bological Oxygen Demand sebanyak 25-30% dan Total
Suspended Slid sebanyak 50-60%.
JENIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Menurut Tingkat Perlakuan (2)
3. Secondary Treatment (Pengolahan Sekunder)
Proses pengolahan sekunder untuk rumah sakit umumnya
proses biologis yang mampu mereduksi kadar BOD sebanyak 80-
90% dan kadar TSS sebanyak 50-60%. Unit-unit pengolahan yang
lazim digunakan antara lain Activated Sludge, Aerated Lagoon,
Sequencing Reactor, Aerobic Digestion rocess, Trickling Filter,
Rotating Biological Contactor, Rotating Filter dan Pack Bed
Reactor
4. Tertiary Treatment (Pengolahan Tersier)
Proses pengolahan untuk memperoleh sludge atau lumpur dari
primary dan secondary treatment.
5. Advance Treatment (Pengolahan Tingkat Lanjut)
Proses pengolahan untuk menghilangkan kadar senyawa kimia
tertentu. Biasa digunakan pada pengolahan limbah cair industri.
Efisiensi Pengolahan Berdasarkan
Unit Operasi dan Unit Proses Pengolahan Limbah Cair
TANGKI SEPTIK
PROSES LUMPUR AKTIF
PROSES LUMPUR AKTIF
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Dapat mengolah limbah cair dengan beban BOD yang besar
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga
tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi
penghilangan amonium lebih besar

KELEMAHAN
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
Terjadi bulking atau buih (foam) seperti pda lumpur aktif
PROSES “EXTENDED AERATION”
PROSES “EXTENDED AERATION”
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Lahan yang dibutuhkan relatif kecil
Biaya operasi rendah
Dibandingkan dengan lumpur aktif, lumpur yang terjadi
relatif lebih sedikit
Dapat menghilangkan nitrogen dan forfor yang dapat
menyebabkan eutrofikasi pertumbuhan yang tidak terkendali
pada tanaman air (gulma)
Dapat digunakan untuk limbah cair yang beban BOD cukup
besar
Suplai udara untuk aerasi lebih sedikit
KELEMAHAN
Dalam proses diperlukan bahan tambahan berupa biofilter
Biaya investasi relatif lebih besar
Pada keadaan jenuh dengan biofilm yang sudah tebal, maka
biofilter harus dibersihkan agar bekerja optimal
PROSES “ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR”
PROSES “ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR”
KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Untuk kapasitas kecil/paket, dibandingkan dengan proses
lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah
Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga
tahan terhadap fluktuasi beban pengolahan
Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi
penghilangan amonium lebih besar
Tidak terjadi bulking atau buih (foam) seperti pada lumpur
aktif

KELEMAHAN
Pengendalian jumlah mikroorganisme sulit dilakukan
Sensitif terhadap perubahan temperatur
Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi
Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing rambut dan bau
yang tidak sedap
PROSES FILTER ANAEROBIK
REAKTOR FILTER ANAEROBIK
PROSES FILTER ANAEROBIK

KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Proses pengolahan sangat sederhana
Tidak diperlukan mesin blower yang memerlukan biaya
operasional dan pemeliharaan yang tinggi
Tidak menggunakan bahan kimia

KELEMAHAN
Memerlukan lahan yang cukup luas
Hanya diterapkan untuk limbah cair dengan debit yang
terlalu besar
Menghasilkan gas pembusukan (metan dan sulfida) yang
dapat mengganggu estetika
Dihasilkan scum (endapan terapung) yang harus dibersihkan
dari sistem
PROSES ANAEROBIK-AEROBIK
PROSES ANAEROBIK-AEROBIK

KELEBIHAN
Pengoperasian dan perawatannya mudah
Proses pengolahan sangat sederhana
Dapat mengolah limbah cair dengan beban organik tinggi
Dapat menghilangkan nitrogen dan fosfor
Suplai oksigen relatif kecil
Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit
Tahan terhadap shock loading
Tidak menggunakan bahan kimia

KELEMAHAN
Biaya investasi lebih mahal
Menghasilkan bau metan dan sulfida pada bak anaerob
PEMANTAUAN
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

sumber

penyaluran

pengolahan
PERTANYAAN:
 Ada fasilitas?
 Kecukupan jumlah & kapasitas?
 Sesuai kriteria & regulasi?
Badan air penerima
 Komplain?
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
PEMANTAUAN/MONITORING
1. Pemantauan Fasilitas Unit Proses dan Operasi
Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kondisi
operasi peralatan dan aliran tahap demi tahap
2. Pemantauan Kualitas Limbah Cair
Kegiatan pemantauan yang dilakukan terhadap kualitas
limbah cair sebelum dan sesudah pengolahan, baik di
lapangan maupun laboratorium

EVALUASI
1. Untuk mengetahui kinerja proses pengolahan
2. Untuk mengetahui tingkat penaatan terhadap baku mutu
yang berlaku
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR (1)
EVALUASI EFISIENSI IPAL

• Untuk mengetahui kemampuan sistem IPAL untuk


menurunkan konsentrasi parameter air limbah
tertentu pada kondisi sebelum dan setelah proses
• Bagi pengelola sarana pelayanan kesehatan, evaluasi
ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan
program operasional dan pemeliharaan IPAL

(BOD inlet - BOD Outlet)


Effesiensi = ------------------------------------------- x 100 %
BOD inlet
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR (2)

EVALUASI KUALITAS LIMBAH CAIR


• Evaluasi kualitas air limbah IPAL dilakukan dengan
cara membandingkan konsentrasi parameter air
limbah outlet (hasil olahan) IPAL dengan Baku Mutu
limbah cair
• Cara menilainya adalah apabila konsentrasi air
limbah hasil olahan IPAL berada di bawah baku
mutu dan kinerja proses sesuai disain kriteria, maka
kinerja IPAL dinilai baik
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR (3)
EVALUASI KECENDERUNGAN DEBIT

• Debit air limbah adaah volume air limbah per satuan


waktu ( misal: M3/hari)
• Evaluasi debit air limbah SARYANKES dilakukan untuk
melihat kesesuaian antara disain beban hidraulik
dengan debit aktual air limbah yang masuk
• Debit air limbah sebaiknya sama atau berada di bawah
desain beban hidraulik IPAL
• Evaluasi debit dilakukan dengan cara mencatat volume
air limbah pada alat ukur debit
• Hasil pencatatan debit dapat berguna untuk
menghitung beban air limbah (Organic loading) dan
satuan produksi air limbah.
EVALUASI PENGELOLAAN
LIMBAH CAIR (4)

EVALUASI BEBAN CEMARAN


(Organic Loading)
Beban air limbah berguna untuk mengevaluasi
kemampuan sistem IPAL dalam menurunkan materi
organik dalam air limbah. Dalam perhitungan IPAL,
beban air biasanya menggunakan satuan BOD loading,
biasanya menggunakan satuan Kg BOD/hari.

Beban Air Limbah = ( Q X Konsentrasi BOD) x Konversi


Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai