Anda di halaman 1dari 19

TATA KELOLA

PERUSAHAAN
DAN PERANAN
AUDITOR

Mochammad Bayu Nur Cahya (11160000356)


Penyebab
Munculnya Kebangkrutan, Meningkatnya
Pembahasan Kecurangan, dan pengaruh dari
Mengenai Tata Kesalahan
Pengelolaan
masyarakat,
pelanggan, dan media
Kelola
Perusahaan
Perkembangan dalam
Globalisasi pasar
Teknologi Informasi
modal
(TI)
• Kebangkrutan, Kecurangan, dan Kesalahan Pengelolaan
Sejumlah alasan utama yang menyebabkan tata kelola perusahaan menjadi sorotan adalah terjadinya
kebangkrutan, kecurangan dan kesalahan pengelolaan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

• Pengaruh dari Pemegang Saham dan Masyarakat


Perkembangan kedua adalah meningkatnya permintaan atas partisipasi pemegang saham, dan juga
meningkatnya pengaruh dari stakeholder lainnya, seperti para pelanggan dan masyarakat secara umum.

• Globalisasi Pasar Modal


Peristiwa-peristiwa seperti penerapan International Reporting Standards (IFRS) di seluruh negara-
negara Eropa yang dimulai pada tahun 2005 dan kewajiban untuk melakukan Statutory audits
berdasarkan ISA.
• Teknologi Informasi
Seharusnya tidak mengejutkan jika teknologi informasi (TI) merupakan “enabler” utama dari
perekonomian yang baru, serta konsekuensinya terhadap perkembangan dan pembahasan mengenai
tata kelola perusahaan. TI memperkenalkan bahasa XML baru, seperti XBRL sebagai pelaporan bisnis.
Hal ini dapat menyebabkan perubahan mendasar dalam pengungkapan informasi untuk pengambilan
keputusan.
Sifat Dasar Kita dapat menyamakan “tata kelola” dengan permainan
panahan. Dewan direksi menentukan visi, misi, tujuan
dari Tata dan strategi dari entitas. Tata kelola berkaitan dengan
managing yang merupakan tanggung jawab utama
Kelola dewan direksi. (mengelola termasuk koordinasi dan

Perusahaan
keahlian yang diperlukan untuk mencapai target).
Mengelola juga merupakan tanggung jawab dewan
direksi untuk melakukan control yang cukup meyakinkan
bahwa masing-masing tujuan terpenuhi (pemain panahan
harus memastikan dirinya selalu dalam kondisi fit).
Elemen ketiga dari tata kelola adalah supervision.
Supervisi independent atas kinerja dan remunerasi
manajemen sangat krusial. (wasit harus mengawasi
permainan panahan karena kaki yang melewati garis
tidak diperbolehkan).
Kita sepenuhnya mengetahui bahwa konflik kepentingan di antara manajemen dan pemangku
kepentingan terjadi setiap hari, dan dapat menimbulkan kebangkrutan dan kecurangan secara besar-
besaran. Potensi konflik kepentingan tersebut merupakan salah satu alasan utama dari penyatuan
aktivitas memonitor oleh anggota dewan direksi non eksekutif, juga sebagai pengenalan dari aktivitas
pengawasan eksternal (bursah saham atau perbankan) dan auditor eksternal sebagai “penjaga
(gatekeeper)” yang penting. Tata kelola juga termasuk transparency terhadap seluruh pemangku
kepentingan yang dapat diidentifikasi (sejumplah prinsip dan peraturan panahan dari pertandingan
panahan harus diungkapkan).
• Definisi terkait Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan merupakan proses dan struktur yang digunakan untuk mengarahkan dan
mengelola bisnis dan urusan korporasi dengan tujuan untuk memperkuat nilai pemegang saham, yang
mana diantaranya termasuk memastikan kelayakan pembiayaannya dalam bisnis. Proses dan struktur
mendefinisikan pembagian kekuatan dan menetapkan mekanisme untuk mencapai akuntabilitas di
antara pemegang saham, dewan direksi, dan manajemen. tata kelola perusahaan telah didefinisikan
oleh Cadbury Committee sebagai, “system yang mana perusahaan akan diarahkan dan dikelola.
Singkatnya, tata kelola perusahaan intinya berfokus pada sejumlah dilemma yang muncul dari
pemisahan kepemilikan dan pengendalian, dan secara khusus membahas hubungan keagenan (principal-
agent relationship) di antara pemegang saham dengan direktur di sisi lain, serta hubungan di antara
manajemen perusahaan dengan para pemangku kepentingan di sisi lainnya.
• Pemangku Kepentingan
Direktur dari suatu bisnis perlu memperhitungkan dampak dari keputusannya pada para pemangku
kepentingan lainnya.
Biasanya, daftar pemangku kepentingan juga mencakup komunitas, masyarakat umum, kelompok
pelanggan, dll. Namun, kelompok-kelompok tersebut tidak memiliki hak dan kekuatan hokum untuk
melakukan kontrak apapun. Hubungan yang terjadi di antara pemangku kepentingan, termasuk
hubungan di antara komunitas dan pemerintah. Dengan melalui jaringan hokum ini, setiap anggota
komunitas dapat mempengaruhi perusahaan dan menyatakan opininya.
Berdasarkan opini tersebut, setiap anggota komunitas bukan merupakan pemangku kepentingan
langsung dari perusahaan, tetapi adalah pemangku kepentingan yang dimediasi melalui pemerintah.
• Transparansi
Transparansi memberikan dukungan utama terhadap tata kelola perusahaan yang baik. Transparansi
didalam tata kelola seperti “oli” untuk mesin. Transparansi termasuk beberapa konsep, seperti
keterbukaan, pelaporan, dan pengungkapan.
Dalam lingkungan bisnis, transparansi memerlukan sistem akuntansi yang kompleks, sistem akuntansi
tersebut harus:
– Mengizinkan para investor untuk menilai besaran dan tempo dari arus kas di masa depan yang dihasilkan
dari bisnis
– Mendorong adanya operasi yang efisien dan memaksimalkan hasil
– Memberikan peringatan dini terkait permasalahan dalam mencapai tujuan perusahaan
– Mengarah pada tindakan perbaikan yang cepat ketika hal-hal menjadi buruk
Struktur Struktur Tata Kelola

Tata Kelola Perusahaan (TKP)

Perusahaan
Berorientasi Pasar (Anglo- Berorientasi Jaringan
Saxon) (Kontinental)

• Konfrontasi • Konsensus
• Pemegang saham • Pemegang Saham
• Hubungan-hubungan pemegang • Pendekatan pemangku kepentingan
saham • Dewan direksi dengan two-tier system
• Dewan direksi dengan one-tier system
Sarbanes- I.
II.
Public Company Accounting Oversight Board
Independensi Auditor

Oxley Act III. Tanggung Jawab Perusahaan

Tahun 2002 IV. Perbaikan terkait Pengungkapan Keuangan


V. Konflik Kepentingan Analisis
VI. Sumber Daya dan Otoritas Komisi
VII. Studi dan Laporan
VIII. Corporate and Criminal Fraud Accountability Act
Tahun 2002
IX. Penyempurnaan dari Sanksi Kejahatan Kerah-Putih
X. SPT Pajak perusahaan
XI. Kecurangan dan Akuntabilitas Perusahaan
Praktik • Pengelolaan Praktik Terbaik
Praktik terbaik menuntut dewan untuk menjadi
Terbaik dari pemimpin dalam mendefinisikan misi dan strategi

Perspektif
perusahaan karena sejumlah permasalahan ini sering kali
dianggap sebagai “perekat perusahaan” dan

Global konsekuensinya penting bagi kesuksesan dan


keberlangsungan perusahaan.
Terkait erat dengan misi dan strateginya, tujuan
perusahaan yang utama adalah untuk terlibat secara
menguntungkan, efisien, dan bertanggung jawab di
dalam setiap pilihan bisnis. Tujuan-tujuan tersebut
mengarahkan kita kepada praktik terbaik dari manajemen
lainnya, yaitu “pengakuan adanya kepentingan social”
• Tanggung Jawab Dewan
Dewan bertugas mendefinisikan strategi perusahaan, menunjuk pejabat perusahaan yang bertanggung
jawab untuk mengelola perusahaan dan mengimplementasikan strateginya, mengawasi manajemen
dan memastikan kualitas informasi yang disajikan bagi para pemegang saham dan pasar keuangan
melalui laporan keuangan.
– Sertifikasi oleh Para Pejabat Eksekutif
Sertifikasi berarti bahwa pere eksekutif tersebut telah mereviu laporan dan berdasarkan pengetahuan yang
mereka miliki tidak terdapat pernyataan yang tidak benar atau pengabaian fakta-fakta yang bersifar material,
dan laporan tersebut menyajikan kondisi keuangan perusahaan secara wajar.
– Sanksi-Sanksi
Sanksi berat dibebankan untuk mengetahui apakah laporan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Sarbanes-Oxley Act menuntut pertanggungjawaban dewan dengan mengambil sejumlah bonus dan
keuntungan tertentu dalam kasus pelaporan keuangan yang mengundang kecurangan.
Komite Komite audit secara terpisah merupakan pernyataan dari
praktik terbaik. Tata kelola perusahaan yang teregulasi

Audit melalui komite audit dimulai di Amerika Serikat pada


tahun 1978 dengan persyaratan mengenai komite audit
ditentukan oleh bursa saham berdasarkan rekomendasi
dari Cohen Comission. Bursa saham terbesar di Amerika
telah mensyaratkan perusahaan-perusahaan yang
terdaftar untuk memiliki komite audit yang terdiri dari
para direktur yang independent yang berasar dari luar
perusahaan yang memiliki saham yang relative sedikit di
perusahaan dan bukan merupakan anggota manajemen.
• Pengawasan Auditor
Sarbanes-Oxley Act menyatakan bahwa komite audit bertanggung jawab secara langsung terhadap
penunjukan, pemberian kompensasi dan pengawasan auditor.

• Laporan-Laporan Auditor bagi Komite Audit


Untuk mendukung peran pengawasan dari komite audit Sarbanes-Oxley Act mewajibkan auditor untuk
melaporkan secara langsung kepada komite audit:
– Seluruh kebijakan dan praktik akuntansi yang penting yang digunakan oleh perusahaan yang terdaftar
secara public
– Alternatif-alternatif atas prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum (Generally Accepted Accounting
Principles) yang didiskusikan dengan manajemen dan setiap alternatif lainnya yang disukai oleh KAP.
– Seluruh komunikasi tertulis yang penting, seperti surat manajemen (management letter) dan perbedaan
audit yang belum disesuaikan (unadjusted audit differencesi).
• Komunikasi Whistle-Blower
Dalam upaya menjalankan tugasnya, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan komite audit menetapkan
protocol untuk menangani komunikasi “whistle-blower.” Tugas-tugas ini terdiri dari:
– Penerimaan, retensi, dan perlakuan terhadap komplain yang diterima oleh perusahaan terkait akuntasi,
pengendalian internal, atau masalah pengauditan.
– Pengajuan yang bersifat rahasia dan anonim oleh para karyawan.
• Tenaga Ahli Keuangan dalam Komite Audit
Komite audit harus mempertimbangkan “apakah seseorang, melalui Pendidikan dan pengalamannya
sebagai akuntan public atau auditor, memiliki:
– Pemahaman mengenai prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum dan laporan-laporan keuangan.
– Berpengalaman dalam:
• Penyajian atau pengauditan laporan keuangan dari emiten yang umumnya sebanding, dan
• Penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam kaitannya dengan akuntansi untuk estimasi akrual, dan cadangan.

– Pengalaman dalam pengendalian akuntansi internal.


– Pemahaman mengenai fungsi komite audit.
• Laporan Auditor atas Asersi Manajemen terkait Pengendalian Internal
Sarbanes-Oxley Act mewajibkan auditor melaporkan asersi manajemen terkait efektivitas pengendalian
internal. Penugasan atestasi pengendaliann internal yang dilakukan auditor tidak dapat dipisahkan dari
penugasan untuk melakukan audit. Untuk dapat melakukan atestasi, auditor harus:
– Memperoleh pemahaman mengenai pengendalian internal dan evaluasi manajemen
– Mengevaluasi rancangan efektivitas pengendalian
– Menguji dan mengevaluasi efektivitas pelaksanaan pengendalian
– Menyatakan opini
Praktik Elemen-elemen transparansi mencakup pengungkapan
informasi yang reliabel, memadai, dan relevan secara
Terbaik tepat waktu untuk aktivitas pengambilan keputusan.

(Transparansi) Laporan keuangan tahunan dan konsolidasian harus


mencatat tingkat kesuksesan yang dirasakan dewan
eksekutif selama tahun keuangan sebelumnya. Hal ini
membantu melayani dewan pengawas dan pasar modal
di dalam pengendaliannya dan mendisiplinkan
manajemen. Laporan keuangan juga memuat informasi
yang dapat membantu menciptakan dasar bagi
keputusan investasinya. Investor menginginkan informasi
mengenai perusahaan yang jelas, reliabel, dan dapat
diperbandingkan secara internasional.

Anda mungkin juga menyukai