Kelas : A
Dosen : Damajanti Tanumihardja, S.E., M.Ak.
Disusun oleh :
Ilyas Fachrurazi
Margareta Maria A.
Clarentia Michelle
Anicetus Anindito
2011130220
2012130042
2012130214
2012130224
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
BAB 2 IMPORTANCE OF STRONG ENTERPRISE GOVERNANCE
PRACTICES...................................................................................................2
2.1. Prinsip Good Corporate Governance (GCG).......................................2
2.2. Sejarah dan Latar Belakang..................................................................3
2.3. Enterprise Integrity and Ethical Behaviour..........................................5
2.3.1. Misi Perusahaan........................................................................5
2.3.2. Kode Etik...................................................................................6
2.3.3. Komunikasi ke Stakeholder, Menjamin Kepatuhan Terhadap
Aturan........................................................................................7
2.4. Disclosure and Transparency................................................................8
2.4.1. Manfaat Pengungkapan.............................................................9
2.4.2. Jenis Pengungkapan..................................................................9
2.4.3. Konsep Pengungkapan............................................................10
2.4.4. Standar Pengungkapan Informasi............................................10
2.5. Rights and Equitable Treatment of Shareholders and
Key Stakeholders.................................................................................11
2.6. Governance Role and Responsibilities of the Board...........................12
2.7. Governance as a Key Element of GRC...............................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan
keseluruhan proses, tata cara, peraturan, hukum, dan institusi yang mempengaruhi
bagaimana sebuah badan hukum atau perusahaan diarahkan, dilaksanakan, dan
dikendalikan. GCG muncul sebagai suatu sistem nilai yang sangat berpengaruh
terhadap peningkatan nilai perusahaan. Krisis ekonomi suatu negara dapat terjadi
bukan hanya akibat faktor ekonomi makro saja, akan tetapi juga karena lemahnya
governance perusahaan yang ada di negara tersebut. Faktor-faktor itu meliputi
lemahnya penegakan hukum, standar akuntansi dan pemeriksaan (audit) yang belum
mapan, pasar modal yang masih di bawah aturan (under-regulated), serta lemahnya
pengawasan dan terabaikannya hak minoritas. Maka dari itu, menjadi suatu
keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG
agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
GCG merupakan salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Penerapan
GCG dapat mendorong terciptanya persaingan usaha yang sehat dan kondusif.
Penerapan GCG sangat penting dalam menunjang pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi yang berkesinambungan. Penerapan GCG juga diharapkan dapat
menunjang upaya pemerintah dalam menegakkan tata kelola perusahaan untuk
menciptakan pemerintahan yang bersih. Tujuan utama dari tata kelola perusahaan
adalah untuk mencapai transparansi manajemen perusahaan bagi para pengguna
laporan keuangan. Jika perusahaan mampu menerapkan konsep GCG ini, maka
transparansi kinerja manajemen akan berjalan dengan baik serta profitabilitas
perusahaan diharapkan bisa terus meningkat.
BAB 2
IMPORTANCE OF STRONG ENTERPRISE GOVERNANCE PRACTICES
2.1.
1.
2.
3.
informasi perusahaan.
Hak dan perlakuan yang setara untuk para shareholders serta key stakeholders
(Rights and Equitable Treatment of Shareholders and Other Key Stakeholder)
Sebuah perusahaan harus menghormati hak-hak dari shareholders dan key
stakeholders. Perusahaan juga harus mendorong mereka untuk menggunakan
hak tersebut, dengan cara mengkomunikasikan informasi yang dapat dimengerti
4.
2.2.
ditemukan aksi ilegal pada pemilihan presiden di Amerika Serikat, seperti aksi suap
perusahaan terkemuka untuk mencapai tujuan politik. Dari peristiwa ini maka
dibentuklah sebuah undang-undang oleh Senat Amerika Serikat yang bernama
Foreign Corrupt Practices Act (FCPA). Berikut ini merupakan hasil keputusan dari
FCPA kepada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Securities Exchange
Commision (SEC) :
1.
2.
b.
3.
4.
yang telah ada sejak 40 tahun lalu. Untuk pertama kalinya, pihak manajemen
diwajibkan untuk bertanggung jawab dalam menciptakan sistem internal control
yang memadai bagi perusahaan. Dengan adanya FCPA, banyak dari dewan komisaris
dan komite audit perusahaan mulai meninjau kembali internal control dari perusahan
mereka.
Semakin berkembangnya zaman, kewajiban dari manajemen semakin
berkembang
dari
kewajiban
umum
mereka,
hingga
pada
tahun
1990
2.3.
2.3.1.
Misi Perusahaan
Misi perusahaan adalah sebuah penjabaran tujuan dan nilai perusahaan
secara umum. Penting dimiliki setiap perusahaan tidak peduli besar kecilnya skala
bisnis, karena pernyataan misi perusahaan yang diserap dengan benar akan
membentuk kesadaran komunal bagi para karyawannya untuk mencapai tujuan atau
goals dari perusahaan. Dan bagi stakeholder pernyataan misi perusahaan akan
membantu untuk menggambarkan image dari perusahaan dan menunjukan kemana
arah perusahaan akan menuju.
Pernyataan misi yang kuat penting dalam pembentukan etika dan
governance dalam perusahaan. Ketika pernyataan misi yang dibuat oleh perusahaan
lemah dan tidak berdampak kepada karyawan maupun stakeholder hanya akan
menimbulkan sikap sinis dan ketidakpatuhan terhadap peryataan misi tersebut.
Ketika hal ini terjadi, maka perusahaan harus merevisi pernyataan misi yang telah
ada, tentu saja dengan kehati-hatian dan penuh pertimbangan, karena jika pernyataan
misi yang baru tidak memuaskan hanya akan menimbulkan resistensi yang lebih
besar.
Sebuah pernyataan misi dianggap sudah baik ketika memberikan pernyataan
positif kepada image perusahaan. Pernyataan tersebut dapat membangun kekuatan
dan semangat bagi para karyawan dan stakeholder perusahaan, meningkatkan
komitmen untuk mencapai tujuan perusahaan. Idenya adalah untuk menciptakan
tanggung jawab dan arahan yang dibuat oleh seluruh jajaran perusahaan.
Setelah perusahaan telah mempunyai atau memperbaiki pernyataan misinya,
proses selanjutnya adalah penanaman misi tersebut. Menggunakan pendekatan tone
at the top dimana top level managers menjelaskan kepada lower level management
tentang pernyataan misi tersebut serta poster atau pun selebaran ditaruh di sudutsudut perusahaan untuk mengingatkan akan isi pernyataan misi tersebut. Untuk
eksternal stakeholder melalui website dan annual report sebagai sarana
penyebarannya.
2.3.2.
Kode Etik
Kode etik hadir sebagai peraturan yang mendukung berjalannya pernyataan
misi yang telah dibuat. Diwajibkan untuk senior management oleh SOx kode etik
membantu dalam menjaga kejujuran, menghadapi konflik kepentingan, dan
kepatuhan terhadap aturan dan regulasi pemerintah. Walaupun SOx hanya
mewajibkan kode etik bagi senior manajemen, perusahaan yang baik akan membuat
kode etik untuk semua stakeholder baik internal maupun eksternal.
Kode etik yang baik adalah kode etik yang dibuat sesuai dengan
kebutuhannya, kode etik untuk perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur pastilah
berbeda karena peran dari masing-masing perusahaan tersebut berbeda. Adapun halhal yang harus diperhatikan dalam pembuatan adalah kejelasan dari tiap-tiap
pasalnya, mudah dimengerti, selaras dengan tujuan utama perusahaan, dan tentu saja
mendukung tegaknya etika bisnis yang baik di perusahaan tersesbut.
Hal yang menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan korporat yang
memiliki cabang di luar negeri adalah kode etik yang dibuat di pusat tentu saja harus
disesuaikan bahasanya dengan cabangnya yang berada di luar negeri agar proses
penyampaian peraturannya tidak terganggu.
2.3.3.
2.4.
Semua investor memiliki akses yang sama dan tepat waktu untuk memperoleh
informasi perusahaan yang material, termasuk laporan perusahaan, kinerja,
kepemilikian, dan keseluruhan perusahaan.
2.
Pengumuman yang diberitahukan harus faktual dan disajikan secara jelas juga
seimbang.
3.
seimbang, baik positif ataupun negatif. Perusahaan membuat aturan tertulis yang
disetujui oleh dewan komisaris supaya ketika ada grey area apakah perusahaan
harus mengungkapkan suatu hal atau tidak, para pemangku kepentingan dapat
melihat pada aturan tersebut dan mengambil tindakan yang tepat.
Sementara itu, peran dari manajemen risiko dan internal audit adalah
memeriksa dengan teliti laporan, pengungkapan, dan otorisasi untuk memastikan
bahwa pengumuman yang dibuat tepat waktu, faktual, dan lengkap. Tujuannya agar
para investor dan pihak lainnya yang memiliki kepentingan dapat mengakses
informasi tersebut untuk membuat keputusan.
Di samping itu, apabila para pemangku kepentingan memiliki akses yang
tidak terbatas untuk memperoleh informasi, maka hal tersebut dapat menjadi
tantangan bagi perusahaan dalam membuat pengungkapan. Oleh karena itu,
Perusahaan dapat memperoleh biaya modal lebih rendah yang berkaitan dengan
berkurangnya risiko informasi bagi investor dan kreditor. Dengan demikian,
investor dan kreditor bersedia membeli sekuritas dengan harga tinggi sehingga
biaya modal perusahaan menjadi rendah
2.
2.4.2.
Jenis Pengungkapan
Darrough (yang dikutip oleh Naim dan Rakhman,2000) mengemukakan
Pengungkapan
wajib
(mandatory
disclosure)
merupakan
pengungkapan
2.
2.4.3.
Konsep Pengungkapan
Menurut Hendriksen (yang dikutip oleh Anwar, 2010), terdapat tiga konsep
2.
3.
2.4.4.
2.
10
3.
4.
Saluran penyebaran informasi harus memberikan akses yang wajar, tepat waktu,
dan cost-effective terhadap informasi yang relevan untuk pemakai.
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan no 1 tentang penyajian
pengungkapan-pengungkapan
lain
yang
diperlukan
untuk
2.
Informasi yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan
laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
3.
2.5.
harus
memberdayakan
para
pemegang
saham
dengan
11
perusahaan
mungkin
tidak
mengungkapkannya
tetapi
langsung
2.6.
direksi adalah kunci utama dalam semua pengambilan keputusan perusahaan. Dewan
direksi dapat mengarahkan perusahaan ke arah yang baru, menyelidiki masalah
besar, mempekerjakan, dan memecat CEO. Akan tetapi, tanggung jawab utama dari
dewan direksi adalah untuk melindungi aset pemegang saham dan memastikan
mereka menerima pengembalian yang layak atas investasi mereka. Dewan direksi
ditunjuk untuk bertindak atas nama pemegang saham untuk menjalankan urusan
bisnis sehari-hari. Mereka bertanggung jawab langsung kepada pemegang saham dan
setiap tahun perusahaan publik akan mengadakan pertemuan umum tahunan dimana
direktur harus memberikan laporan kepada pemegang saham mengenai kinerja
perusahaan, rencana, dan strategi masa depan, juga untuk kembali mengikuti
pemilihan dewan direksi. Dewan direksi mengharapkan anggota, pejabat, dan
karyawan untuk bertindak secara etis setiap saat dan patuh terhadap kebijakan yang
terdiri atas kode etik perusahaan. Dewan direksi segera mengungkapkan setiap
pengabaian dari perilaku perusahaan. Jika konflik aktual atau potensial kepentingan
12
muncul, direktur wajib menginformasikan ketua dewan dan semua direksi harus
mengundurkan diri dari setiap diskusi atau keputusan yang mempengaruhi pribadi,
bisnis atau kepentingan profesional. Jika direktur menggunakan haknya untuk
memberikan pengabaian dari kode etik bisnis untuk setiap pejabat atau karyawan
lainnya, pengabaian tersebut juga harus segera diungkapkan.
Peran dan tanggung jawab dewan direksi meliputi :
1.
2.
b.
c.
b.
c.
d.
3.
Mendelegasikan
wewenang
kepada
manajemen,
memantau,
dan
c.
d.
e.
4.
13
a.
b.
c.
Memonitor
hubungan
dengan
pemegang
saham
dan
stakeholder
2.7.
Governance
Proses mengurus bisnis, memastikan bahwa hal-hal yang dilakukan sesuai
dengan standar perusahaan, peraturan, dan keputusan dewan direksi atau proses
pembentukan peraturan dan prosedur dalam semua tingkat perusahaan,
mengkomunikasikan aturan, memantau kinerja terhadap aturan, dan memberikan
imbalan dan hukuman berdasarkan kinerja atau kepatuhan terhadap aturan
tersebut.
2.
Risk Management
Kemampuan untuk secara efektif dan efisien mengurangi risiko yang dapat
3.
14