Di Susun Oleh
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................3
BAB 3 PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................9
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Paradigma good governance muncul sekitar tahun 1990 atau akhir 1980 an.
Paradigma tersebut muncul karena adanya anggapan dari Bank Dunia bahwa apapun dan
berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis tanpa
bekas dan tidak dapat membawa negara-negara tersebut ke keadaan yang lebih baik.
Pemahaman umum tentang Good Governance mulai mengemuka di Indonesia sekitar 15
tahun belakangan ini, terutama setelah berbagai lembaga pembiayaan internasional
mempersyaratkan “Good Governance” dalam berbagai program bantuannya.
Kepemeritahan yang baik banyak diperkenalkan oleh lembaga donor atau pemberi
pinjaman luar negeri seperti World Bank, Asian Development Bank, IMF maupun
lembaga-lembaga pemberi pinjaman lainnya yang berasal dari Negara-Negara maju. Good
Governance dijadikan aspek pertimbangan lembaga donor dalam memberikan pinjaman
maupun hibah.
Good governance tidak bisa diwujudkan antara lain disebabkan adanya sistem
kekuasaan yang tersentralisir, autokratik dengan birokrasi yang tidak efisien; disub-
ordinasikannya institusi hukum, birokrasi, dan lembaga pelayan publik oleh kepentingan
elite dan penguasa tertentu, sehingga mendorong munculnya praktik korupsi dan lemahnya
akuntabilitas publik; kompetensi pengetahuan dan keterampilan para pejabat di berbagai
jabatan publik dan politik amat rendah; serta tidak adanya partisipasi dan organisasi
masyarakat sipil yang cukup kuat dalam proses pembangunan.
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan Penulisan
Kemudian dari KNKG inilah terbitlah “Pedoman Umum Good Corporate Governance
di Indonesia” pada tahun 2006 yang menjadi pedoman bagi pemerintah dalam
menerbitkan aturan hukum yang mendorong penerapan GCG dan menjadi pedoman bagi
perusahaan swasta dalam penerapan GCG.
Bedasarkan penjelasan dari kelima konsep di atas, konsep ini sangat diperlukan bagi
organisasi atau perusahaan dalam menerapkan konsep Good Corporate
Governance (GCG), yang mana konsep ini dapat dijadikan sebagai standar pengukuran
kesesuaian dan peyimpangan dalam pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan. Konsep
ini juga dapat digunakan melihat sejauhmana organisasi atau perusahaan dalam mengelola
sumber daya-sumber daya yang tersedia dan dapat diinformasikan, dipertanggung
jawabkan dan dapat dipertanyakan alokasinya kepada para pemangku kepentingan.
Disamping itu, melalui konsep ini pula, dapat dilihat pula sejauhmana organisasi atau
perusahaan mampu memberikan melakukan tata kelolanya sendiri dan tetap pada jalur yang
tepat dalam mencapai tujuan, dengan memperhatikan penyerataan kesempatan yang ada
kepada seluruh bagian organisasi atau perusahaan yang disesuaikan pada porsi dan
kemampuannya masing-masing.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Good corporate governance eyang terjemahannya adalah peraturan yang dalam
konteks Good Corporate Governance (GCG) ada yang menyebut tata pamong. Corporate
Governance dapat didefinisikan sebagai suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
organ perusahaan (Pemegang Saham atau Pemilik Modal, Komisaris/Dewan Pengawas
dan Direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna
mewujudkan nilai atau kekayaan para pemegang saham dalam jangka panjang dengan
tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.
Sejarah good corporate governance mengikuti perkembangan perusahaan di
Amerika.Konsep Corporate Governance yang komprehensif mulai berkembang setelah
kejadian The NewYork Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 dimana
cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New York mengalami
kerugian finansial yang cukup besar. Dikala itu, untuk mengantisipasi permasalahan
internal perusahaan, banyak para eksekutif melakukan rekayasa keuangan yang intinya
adalah bagaimana menyembunyikan kerugian perusahaan atau memperindah penampilan
kinerja manajemen dan laporan keuangan.
Sejarah corporate governnace Indonesia berhubungan erat dengan krisis finansial Asia
Selatan 1997. Krisis mulai dari Thailand, terus menyerbu Philipina, Indonesia, Malaysia
dan Korea Selatan. Tragedi itu datang melanda hanya beberapa bulan setelah the World
Bank mengeluarkan laporannya tentang macan ekonomi Asia, yang menginspirasi negara
berkembang lainnya. krisis Asia 1997 merupakan tonggak sejarah perkenalan konsep the
Anglo-American corporate governance di Indonesia.
penerapannya, penggunaan yang efektif fan efisien untuk mewujudkan konsep Good
Corporate Governance (GCG), setidaknya terdapat 5 pilar GCG yang ditetapkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), yang kita biasa kita kenal dengan
konsep TARIF (Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, and
Fairness).
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Indro SU, 2008, ”69,3% Bank Belum Penuhi GCG”, detik Finance, diakses Selasa,
12/11/2022 11:02 WIB.
Indaryanto, K.G. 2004, Konsepsi Good corporate governance, dalam Suprayitno, G.,
Indaryanto, K.G, Yasni, S., Krismatono, D., Rita, L., dan Rahayu, R.G., Komitmen
Menengakkan Good corporate governance, The Indonesian Institute for corporate
governance, Jakarta, Indonesia.
Kottler, P. (2005) : Corporate Social Responsibility: Doing the Most Good for Your
Company and Your Cause, John Wiley & Sons, Inc., United State of America.
Mohamad Fajri dan Sofyan,Djalil, 2006, ”Penilaian GCG Perbankan”, Harian Suara Karya,
Kamis 16 Maret 2006.
Susana Iriyani, 2008, “Penerapan Tata Kelola Usaha”, internet, diakses Rabu, 12 September
2022, 12:09.