Anda di halaman 1dari 18

Presentasi Kelompok 2

Pengunaan Pengendalian Hasil


Keuangan dengan adanya
Faktor-Faktor yang tidak dapat
dikendalikan & Tata Kelola
Perusahaan dan Dewan Direktur
Dosen Pengampu: Dr. Dailibas, S.E.,Akt.,M.M
ANGGOTA
01 Octafian Azzahra (2110631030198)

02 Luthfi Alfaridzi (2110631030026)

03 Abednego Sinaga (2110631030001)


Penggunaan
Pengendalian Hasil
Keuangan dengan
Adanya Faktor-faktor
yang tidak Dapat
Dikendalikan
Prinsip Pengendalian
Ada beberapa argument yang menjelaskan mengapa para karyawan
seharusnya tidak menanggung risiko bisnis yang tidak dapat dikendalikan.
Organisasi yang menahan karyawan yang bertanggung jawab terhadap
faktor yang tidak dapat dikendalikan menanggung biaya karena sebagian
besar karyawan akan menjalankan prinsip risk aversion (menolak risiko);
karyawan lebih menyukai bahwa imbalan berdasarkan kinerja mereka
secara langsung berasal dari usaha mereka dan tidak dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan. Risk Aversion adalah dasar
untuk argument penting yang mendukung prinsip pengendalian.
Tipe-tipe faktor yang
tidak dapat dikendalikan
01 faktor ekonomi dan persaingan

02 force majeure (kekuatan besar)

03 interdependencies (saling ketergantungan)


Pengendalian untuk efek yang mendistorsi
dari faktor-faktor yang tidak dapat di
kendalikan
Kedua metode pengendalian untuk pengaruh faktor
yang tidak dapat dikendalikan membutuhkan biaya.
Biaya harus diseimbangkan dengan manfaat dari
pengurangan risiko yang harus ditanggung
karyawankaryawan

·Pengendalian untuk faktor-faktor yang tidak dapat


dikendalikan sebelum pengukuran:

Dua metode utama yang dapat digunakan untuk


mengendalikan faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan sebelum periode pengukuran yaitu asuransi
pembelian dan desain struktur pertanggungjawaban.
Asuransi
Banyak kejadian yang tidak dapat dikendalikan, seperti kerusakan fisik dari
asset perusahaan, kerusakan yang disebabkan oleh karyawan, pengaduan
atas produk, tindakan penyalahgunaan dan kesalahan karyawan, kerusuhan
dan perusakan dapat diasuransikan. Konsep penting mengenai asuransi
adalah perusahaan (sebagai pihak yang mengasuransikan) membayar ganti
rugi (biaya) yang relative kecil dalam bentuk pembayaran regular sebagai
pertukaran karena pihak asuransi kemungkinan akan menutupi sebagian
besar kerugian yang akan diderita oleh perusahaan tersebut
Struktur
Pertanggungjawaban

Sebagian besar prinsip pengendalian menggarisbawahi logika


yang mengarahkan desain struktur pertanggungjawaban.
Konsep penting dalam mendesain pusat pertanggungjawaban,
dimodifikasi pada prinsip pengendalian: memastikan karyawan
bertanggungjawab secara penuh terhadap area kinerja yang
diinginkan manajemen.
Pengendalian untuk faktor-faktor yang
tidak dapat dikendalikan setelah periode
pengukuran

a. Analisis Varians
b. Evaluasi kinerja relative
c. Evaluasi kinerja subjektif
d. Standar kinerja fleksibel
Isu-isu faktor lain yang
tidak dapat dikendalikan
Organisasi dihadapkan pada isu lain ketika berpikir mengenai penyesuaian yang tidak
dapat dikendalikan. Salah satunya adalah tujuan dibuatnya penyesuaian itu. Pengevaluasi
mungkin akan memastikan ketika mempertimbangkan keputusan retensi; seorang karyawan
jarang dipecat karena sedang tidak beruntung. Namun, seorang pengevaluasi mungkin tidak
akan memaafkan ketika mempertimbangkan isu kompensasi, khususnya bonus.

Isu kedua adalah terkait dengan arah penyesuaian. Sebagian besar pengevaluasi terlihat
menyesuaikan faktor yang tidak dapat dikendalikan setelah periode pengukuran secara
asimetris yaitu mereka membuat penyesuaian hanya arah: untuk melindungi karyawan dari
ketidakberuntungan, tetapi tidak melindungi pemilik (pemegang saham) dari pembayaran
imbalan yang tidak semestinya dibayar untuk keberhasilan yang dicapai.
Tata Kelola perusahaan dan dewan Direktur
Hukum dan peraturan

Perusahaan adalah sebuah badan hukum. Dengan demikian, mereka


tunduk pada hukum dan peraturan yurisdiksi pemerintah ketika
menjalankan usaha dan orang-orang dari pasar saham ketika sahamnya
diperdagangkan. Pendekatan dan mekanisme tata kelola perusahaan
bervariasi di seluruh negara. Secara umum, orientasi tata kelola
perusahaan di dunia dapat dibagi menjadi dua, yaitu sistem Angle -
Amerika, yang berfokus pada keunggulan pemegang saham sebagal
penerima manfaat dari kewajiban fidusia, serta sistem Eropa
Kontinental/Jepang yang memiliki kepedulian yang besar kepada
pemegang saham lainnya.
Undang-Undang Sarbanes-Oxley tahun 2002

Ringkasan ketentuan-ketentuan utama dalam Sarbanes-Oxley, antara lain:


1. Audit eksternal sebelumnya diatur sendiri kemudian menjadi sangat diatur oleh pemerintah federal. UU
Sarbanes-Oxley membuat Dewan Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik Publik Company Accounting
Oversight Board (PCAOB) dan memberikannya kewenangan dengan pengawasan dari SEC untuk menetapkan
standar audit dan memantau tindakan auditor.
2. Para anggota komite audit dewan direksi perusahaan dituntut untuk mandiri dan paham mengenai hal
keuangan.
3. Manajer senior perusahaan, biasanya CEO dan CFO, diwajibkan untuk menyatakan bahwa mereka telah
memeriksa laporan keuangan triwulan dan tahunan di perusahaan mereka, menyajikan laporan keuangan
tersebut secara wajar tanpa pernyataan yang tidak benar atau kelalaian dari fakta material, membuat
pengakuan bahwa mereka memegang tanggung jawab pengendalian untuk prosedur pengungkapan dan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan, serta pengakuan bahwa mereka telah mengevaluasi
pengendalian dan prosedur, serta mengungkapkan setiap perubahan materi atau kekurangan untuk auditor
dan komite audit. Hukuman untuk penipuan dan tindakan menghalangi penyelidikan dapat diperluas dan
dibuat lebih tegas.
Dewan Direksi
Dalam perusahaan publik, pemegang saham biasanya memvariasikan risiko
mereka dan memiliki prtofolio saham diberbagai perusahaan. Secara Individual,
mereka jarang memiliki insentif cukup besar untuk menyediakan sumber daya
supaya memastikan bahwa manjemen bertindak demi kepentingan terbaik
pemegang saham. Solusi bagi pemegangsaham secara kolektif adalah menyerahkan
wewenang mereka dalam mengawasi tindakan manajemen kepada dewan direksi.
Dewan direksi (dan juga pejabat perusahaan) memiliki kewajiban fidusia untuk
mendorong keberhasilan jangka panjang perusahaan bagi pemegang saham dan
juga kadang-kadang bagi pemegang utang.
Komite Audit

Komite audit memberikan pengawasan independen atau proses


pelaporan keuangan perusahaan, pengendalian internal, dan auditor
Independen. Komite audit meningkatkan kemampuan dewan untuk
berfokus secara intensifdan tidak menggunakan biaya relatif mahal
(tanpa melibatkan dewan utama secara penuh) pada fungsi pelaporan
keuangan yang bertkaitan dengan perusahaan. Meskipun peraturan
secara rinci bervariasi antar negara, di sebagia besar pasar modal
berkembang, komite audit diperlukan dari luar (non- eksekutif) atau
direktur independendengan persyaratan lebih lanjut bahwa mereka harus
mengerti hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.
KOmite Audit
Beberapa praktik umum menunjukkan bahwa komite audit disarankan untuk:
· Mendapat dukungan dan arahan dari seluruh jajaran direksi.
· Menggunakan agenda dan mengikuti program kerja formal, risalah rapat, dan mendistribusikan
jadwal pertemuan ke dewan direksi, jadwal pertemuan disiapkan di awal, sehingga peserta memiliki
waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala sesuatu.
· Memiliki setidaknya tiga anggota, namun tidak terlalu banyak, sehingga semua anggota dapat
menjadi peserta aktif.
· Memastikan bahwa komite terdiri atas individu-individu yang "tepat". Menetapkan tanggung jawab
anggota dan berharap bahwa anggota yang tidak lagi berkeinginan memberikan kontribusi yang
bermanfaat untuk mundur dari posisinya. Pastikan bahwa semua anggota mandiri terhadap
manajemen, mengerti masalah keuangan, dan terlibat secara aktif dalam semua kegiatan.
· Pertemuan setidaknya dirancang empat kali setiap tahun, termasuk pertemuan praaudit dan pasca
audit. (beberapa ahli mempertimbangkan frekuensi dan durasi pertemu an menjadi indikator yang
sangat andal untuk efektivitas komite audit).
· Meninjau semua informasi keuangan, tinjauan sementara, serta laporan keuangan tahunan.
Komite Kompensasi

Aturan beberapa bursa saham mewajibkan perusahaan yang sudah terdaftar untuk memiliki
kompensasi bagi top executive yang disetujui oleh mayoritas direksi Independen. Sebagian besar
perusahaan milik publik menyerahkan masalah tersebut kepada dewan komite kompensasi yang hanya
terdiri dari para direksi independen. Bahkan, bursa saham New York memerlukan pembentukan sebuah
komite kompensasi tersebut. Komite kompensasi menangani masalah yang berkaitan dengan
kompensasi dan manfaat yang diberikan kepada karyawan, dan khususnya pihak top executive. Dalam
beberapa perusahaan, komite kompensasi juga menyediakan pengawasan mengenal desain dan
operasi dari rencana pensiun, meskipun dalam perusahaan lain fungsi ini diserahkan kepada komite
investasi dewan.
Kesimpulan

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai