Anda di halaman 1dari 23

GAMBARAN PENGEMBANGAN PROGRAM

UKK (UPAYA KESEHATAN KERJA) PADA


SUPIR OJEK DI WILAYAH KERJA PUSKEMAS
KENALI BESAR KOTA JAMBI

Disusun Oleh :
Enita Harianti, S.Ked
G1A217101
Puskesmas Kenali Besar

Kepala Puskesmas:
dr. Inge Maria Jammin
BAB I
PENDAHULUAN
• Upaya Kesehatan Kerja merupakan kegiatan pokok Puskesmas
yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal di
wilayah kerja Puskesmas dalam rangka upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. 5 tahun silam, pernah
dibentuk Pos UKK untuk kalangan Supir ojek, namun
kegiatannya belum berjalan dengan lancar sehingga program
UKK untuk kalangan Supir ojek dihentikan. Pos UKK yang telah
dibentuk saat ini terdapat pada industri roti dan industri tahu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• Upaya Kesehatan Kerja
• Definisi
• Tujuan
• Sasaran
• Ruang Lingkup
• Batasan Operasional
• Batasan Sektor Informal
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
• Pada penelitian ini digunakan data primer yang didapat dari
hasil pengisian kuesioner serta wawancara dengan petugas
puskesmas yang bertanggung jawab untuk program UKK.
Kemudian data lainnya diambil dari pengisian kuesioner
dengan teknik wawancara pada supir ojek di sekitar
Puskesmas Kenali Besar. Pengumpulan data dilakukan di
Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi dari tanggal 25 April 2018
sampai tanggal 5 Mei 2018
BAB IV
HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
• PROFIL PUSKESMAS KENALI BESAR
• Secara geografis Puskesmas Kenali Besar terletak di Kelurahan
Kenali Besar Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
• Pada tahun 2017 jumlah desa yang termasuk dalam wilayah
kerja Puskesmas Kenali besar adalah 2 kelurahan yaitu
kelurahan Kenali besar dan Bagan Pete.
Data
Primer
DATA PRIMER
BAB V
MASALAH KESEHATAN
Curah Pendapat
• Kurangnya pengetahuan supir ojek terhadap program UKK
yaitu 72.7%
• Kurangnya komitmen pekerja dalam menjalankan perannya
sebagai kader kesehatan kerja.
• Tidak adanya ruang khusus untuk pos UKK di setiap daerah
pangkalan ojek
• Program UKK pada supir ojek tidak terlaksana dengan baik
1. Kurangnya pengetahuan supir ojek
terhadap program UKK yaitu 72.7%.
• Sebanyak 8 dari 11 responden supir ojek memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai program UKK.
• Sebanyak 100% responden tidak mengetahui bahwa UKK
merupakan kegiatan pokok puskesmas
• Sebanyak 100% responden tidak mengetahui bahwa kegiatan
penyediaan dan penggunaan alat pelindung kerja, perbaikan
lingkungan kerja, dan penerapan dana sehat merupakan
kegiatan program UKK.
2. Kurangnya komitmen pekerja dalam
perannya sebagai kader kesehatan kerja
• Berdasarkan data didapatkan 63.6% responden bersedia untuk
menjadi kader, namun kesediaan untuk memberikan
pengobatan sederhana dan melakukan rujukan kasus selaku
kader masih sangat rendah yaitu 100% tidak bersedia.
• Selain itu, kesediaan untuk menyelenggarakan pertemuan
bulanan dengan pekerja juga masih rendah yaitu hanya 36.4%
yang bersedia.
• Hal ini juga didukung dengan pernyataan informan (pemegang
program)
• “…Sebenarnya dari awal sudah ditetapkan kader-kadernya.
Tapi hanya nama nya saja, tidak ada yang aktif…”
3. Program UKK pada supir ojek tidak
terlaksana dengan baik
• Program UKK pada supir ojek terakhir dijalankan pada tahun
2012 hingga 2013.
• Berdasarkan hasil wawancara dengan pemegang program,
program UKK pada supir ojek tidak lagi dijalankan karena
dianggap tidak efektif karena sulitnya koordinasi antara
petugas puskesmas dengan supir ojek. Hal ini terdapat pada
pernyataan informan berikut:
• “...kalau untuk program UKK pada tukang ojek dulu memang
pernah dilaksanakan. Tapi sudah lama sekali, sekitar 5 tahun
yang lalu. Sempat berjalan satu sampai dua tahun, tetapi
karena koordinasinya kurang baik sehingga program nya tidak
dijalankan lagi pada tukang ojek...”
• Tidak adanya ruang khusus untuk pos UKK juga menjadi
kendala dalam pelaksanaan program ini sehingga sulit untuk
mengumpulkan massa di satu tempat yang berasal dari
pangkalan ojek yang berjauhan. Hal ini terdapat pada dalam
pernyataan informan sebagai berikut:
• “…Kemudian karena tidak adanya pos khusus UKK di daerah
sekitar pangkalan. Kan pos UKK dulu ada 4. Ada di RSJ,
simpang lima lampu merah, pasar sakura, dan di Bougenville.
Jadi waktu itu jika ada kegiatan, kami mengumpulkan massa
(tukang ojek) di satu tempat. Sehingga yang daerahnya jauh,
malas untuk datang…”
BAB VI
Pemecahan Masalah, Prioritas dan
Usulan Kegiatan Untuk Pemecahan
Masalah
Yang menjadi prioritas
masalah sesuai dengan
skor penilaian MCUA,
PAHO, dan USG adalah:
Program UKK pada supir
ojek tidak terlaksana
dengan baik.
DIAGRAM FISH BONE

Penyebab yang paling dominan yaitu


“Kurangnya koordinasi antara petugas
puskesmas dengan supir ojek”
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
dalam Pemecahan Masalah

Kemungkinan Faktor Pendorong Cara Pemecahan


• Pekerja menganggap pelayanan kesehatan Setelah Antisipasi
kerja sebagai hal yang penting Kemungkinan Faktor
• Tidak membutuhkan kenali Besar Penghambat
• Pengawasan oleh
Kemungkinan Faktor Penghambat Kepala Puskesmas
Ketersediaan manajer/ pemilik sektor informal dan pemegang
program
• Melakukan evaluasi
Upaya Mengantisipasi Faktor Penghambat setelah pertemuan
• Perlunya kerjasama yang baik antara petugas
kesehatan, manajer pemilik sektor informal dan
pekerja sektor informal dalam kegiatan program
UKK
• Memberikan informasi pada manajer/ pemegang
sektor informal yang menekankan pada pentingnya
kesehatan kerja pada pekerjanya.
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Dana Target
1. Melakukan pendataan Mengetahui manajer/ Manajer/ pemilik Diselesaikan dalam Petugas puskemas Tanpa biaya Mendapatkan data
supir ojek di wilayah pemilik sektor sektor informal dan seluruh manajer/
1 hari
kerja Puskesmas Kenali informal dan jumlah petugas puskesmas pemilik sektor
Besar supir ojek di wilayah informal dan supir
kerja Puskesmas ojek di wilayah
Kenali Besar kerja Puskesmas
Kenali Besar.

2. Menyusun rencana Sosialisasi kegiatan Ketua RT, manajer/ Diselesaikan dalam Petugas puskesmas Tanpa biaya Mendapat izin
agenda pertemuan dan dan memastikan waktu pemilik sektor 1 hari untuk melakukan
membuat jadwal kegiatan pertemuan informal kegiatan dan
menetapkan waktu
dan jumlah audiens

3. Menghubungi lintas Membangun Manajer/ pemilik Diselesaikan dalam Petugas puskesmas Tanpa biaya Lintas sektoral
sektoral terkait dengan kerjasama yang baik sektor informal 1 hari bersedia untuk
diadakannya pertemuan dengan pemilik sektor menghadiri
informal pertemuan

4. Mengadakan pertemuan Membuat pertemuan Manajer/ pemilik Dilakukan dalam 1 Petugas puskesmas Menggunakan dana Terjalinnya
dengan lintas sektoral yang menekankan sektor informal hari kerjasama dan
untuk membangun pada pentingnya koordinasi yang
kerjasama yang baik pembentukan pos baik dengan lintas
UKK sektoral
No Kegiatan Indikator Standar Hasil Ket
1. Menyusun rencana agenda Penyuluhan yang Terlaksana Jadwal telah Tercapai
pertemuan dan membuat jadwal terdiri dari orang- ditentukan
kegiatan orang yang
berkompeten sesuai
bidangnya
2. Membuat materi Materi dibuat Terlaksana Manajer/ pemilik Tercapai
menarik dan sektor informal
informatif dalam mengikuti
pertemuan tertarik
untuk membangun
pos UKK
3 Melakukan pertemuan Seluruh manajer/ Terlaksana Peningkatan Tercapai
pemilik sektor pengetahuan dan
informal yang partisipasi manajer/
diajak mengikuti pemilik sektor
pertemuan informal dalam
pembentukan pos
UKK
Kesimpulan
• Kurangnya pengetahuan supir ojek di Kecamatan Kenali Besar
terhadap program UKK.
• Masalah yang diprioritaskan adalah “Program UKK pada supir
ojek tidak terlaksana dengan baik”
• Penyebab masalah dominan adalah kurangnya koordinasi antara
petugas puskesmas dengan supir ojek.
• Alternatif pemecahan masalah terpilih berdasarkan penyebab
masalah yaitu mengadakan pertemuan dengan pendekatan
koordinasi lintas sektor yang dilakukan oleh petugas puskesmas
dalam upaya pelaksanaan dasar program UKK
• Rencana penerapan pemecahan masalah adalah kerjasama yang
baik antara petugas kesehatan, manajer pemilik sektor informal
dan pekerja sektor informal dalam melaksanakan kegiatan
program UKK serta melakukan evaluasi.
Saran
Bagi Dinas Kesehatan
• Mengembangkan regulasi lokal terkait pembentukan Pos UKK
• Memberikan penyuluhan mengenai prinsip kesehatan kerja
kepada masyarakat pekerja di Kenali Besar dan Bagan Pete.
Bagi Puskesmas
• Melakukan sosialisasi internal mengenai Pos UKK pada supir ojek
• Pembentukan Tim Kesehatan Kerja untuk penyuluhan kesehatan
kerja kepada warga Kenali Besar dan Bagan Pete
Bagi Masyarakat Pekerja
• Melakukan musyawarah mengenai pentingnya kesehatan kerja
• Melakukan musyawarah dan pemanfaatan dana desa untuk
mendapatkan tempat pembentukan dan pemenuhan sarana Pos
UKK

Anda mungkin juga menyukai