Anda di halaman 1dari 19

OLEH :

• SAFINAH RHANY ZULVIA


• WAHYUNING SAFITRI
DEFINISI KAMAR OPERASI

Kamar operasi atau kamar bedah adalah


ruangan khusus di rumah sakit yang
diperlukan untuk melakukan tindakan
pembedahan baik efektif atau akut yang
membutuhkan keadaan suci hama atau steril.
Ruang operasi harus dibangun sesuai dengan
persyaratan adminitratif dan teknis.
1. Daerah Publik
Daerah yang boleh dimasuki oleh semua
orang tanpa syarat khusus.
Misalnya: kamar tunggu, gang, emperan
depan komplek kamar operasi.
2. Daerah Semi Publik
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang
tertentu saja, yaitu petugas. Dan biasanya
diberi tulisan DILARANG MASUK SELAIN
PETUGAS. Dan sudah ada pembatasan tentang
jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (
pakaian khusus kamar operasi ) serta
penggunaan alas kaki khusus di dalam.
3. Daerah Aseptik
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa
dimasuki oleh orang yang langsung ada
hubungan dengan kegiatan pembedahan.

Daerah aseptik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :


a. Daerah Aseptik 0
Yaitu lapangan operasi, daerah tempat dilakukannya pembedahan.
b. Daerah aseptik 1
Yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain steril, tempat
instrument dan tempat perawat instrument mengatur dan
mempersiapkan alat.
c. Daerah aseptik 2
Yaitu tempat mencuci tangan, koridor penderita masuk, daerah sekitar
ahli anesthesi.
BAGIAN BAGIAN KAMAR OPERASI
a. Kamar bedah
b. Kamar untuk mencuci tangan
c. Kamar untuk gudang alat-alat instrument
d. Kamar untuk sterilisasi
e. Kamar untuk ganti pakaian
f. Kamar laboratorium
g. Kamar arsip
h. Kamar Pulih Sadar (Recovery Room)
i. Kamar gips
j. Kamar istirahat
k. Kamar mandi (WC) dan Spoelhok (Tempat cuci alat)
l. Kantor
m. Gudang
n. Kamar tunggu
o. Ruang sterilisasi
PERSYARATAN KAMAR OPERASI
1. Letak
Letak kamar operasi berada ditengah-tengah rumah sakit berdekatan
dengan unit gawat
darurat (IRD), ICU dan unit radiology.

2. Bentuk dan Ukuran


a. Bentuk
1) Kamar operasi tidak bersudut tajam, lantai, dinding, langit-langit berbentuk
lengkung, warna tidak mencolok.
2) Lantai dan dinding harus terbuat dari bahan yang rata, kedap air, mudah
dibersihkan dan menampung debu.

b. Ukuran kamar operasi


1) Minimal 5,6 m x 5,6 m (=29,1 m2)
2) Khusus/besar 7,2 m x 7,8 (=56 m2)
3. Sistem Ventilasi
a. Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat
control dan penyaringan udara dengan menggunakan filter.
Idealnya menggunakan sentral AC.
b. Pertukaran dan sirkulasi udara harus berbeda.

4. Suhu dan Kelembaban.


a. Suhu ruangan antara 190– 220C.
b. Kelembaban 55 %

5. Sistem Penerangan
a. Lampu Operasi
Menggunakan lampu khusus, sehingga tidak menimbulkan
panas, cahaya terang, tidak menyilaukan dan arah sinar
mudah diatur posisinya.
b. Lampu Penerangan
Menggunakan lampu pijar putih dan mudah dibersihkan.
6. Peralatan
a. Semua peralatan yang ada di dalam kamar operasi
harus beroda dan mudah dibersihkan.
b. Untuk alat elektrik, petunjuk penggunaaanya harus
menempel pada alat tersebut agar mudah dibaca.
c. Sistem pelistrikan dijamin aman dan dilengkapi dengan
elektroda untuk memusatkan arus listrik mencegah
bahaya gas anestesi

7. Sistem Instalasi Gas Medis


Pipa (out let) dan konektor N2O dan oksigen,
dibedakan warnanya, dan dijamin tidak bocor serta
dilengkapi dengan system pembuangan/penghisap
udara untuk mencegah penimbunan gas anestesi.
8. Pintu
a. Pintu masuk dan keluar pasien harus berbeda.
b. Pintu masuk dan keluar petugas tersendiri
c. Setiap pintu menggunakan door closer (bila memungkinkan)
d. Setiap pintu diberi kaca pengintai untuk melihat kegiatan kamar tanpa
membuka pintu.

9. Pembagian Area
a. Ada batas tegas antara area bebas terbatas, semi ketat dan area ketat.
b. Ada ruangan persiapan untuk serah terima pasien dari perawat
ruangan kepada perawat kamar operasi.

10. Air Bersih


Air bersih harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tidak berwarna, berbau dan berasa.
b. Tidak mengandung kuman pathogen.
c. Tidak mengandung zat kimia.
d. Tidak mengandung zat beracun.
PEMBAGIAN ZONA-ZONA KAMAR
OPERASI
Keterangan :
Pembagian wilayah sterilitas berlapis dengan titik sentral area
pembedahan pada tubuh penderita. Pembagian wilayah atau zona
tersebut sebagai berikut:
Zona 0 = Area pembedahan pada tubuh penderita (steril
zone/aseptic zone)
Zona 1 = Area di sekeliling area pembedahan di atas meja bedah (
ultra clean zone)
Zona 2 = Area lain dalam kamar bedah ( super clean zone)
Zona 3 = Clean zone, identik dengan daerah tepan cuci tangan steril
( semirestricted area)
Zona 4 = General zone, identik dengan daerah bebas (unrestricted
area)

Ket : Zona 0, 1, 2 identik dengan daerah terbatas (restricted area).


ZONA 0
Disebut juga Area Nuklei Steril. Area ini terletak dibawah area aliran udara
kebawah ( laminair air flow ) dimana bedah dilakukan (meja operasi).
Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000 sampai dengan
10.000.
ZONA 1
Pada zona 1 tingkat resiko sangat tinggi (steril dengan
pre filter, medium filter, hepa filter). Zona
ini adalah satu meter dari zona 0 dengan tekanan udara
positif. Merupakan area dengan kebersihan ruangan
kelas 10.000.
ZONA 2
Pada zona 2 tingkat resiko tinggi (semi steril dengan medium
filter). Zona ini meliputi kompleks ruang operasi.
ZONA 3
Pada zona 3 tingkat resiko sedang (semi steril). Zona ini terdiri
dari koridor menuju zona 2 dan
ruangangan untuk mencuci tangan steril.
ZONA 4
Pada zona 4 tingkat resiko rendah (normal). Zona ini terdiri dari
recovery room, ruang persiapan
pasien, ruang ganti baju, ruang istirahat dokter, perawat, penata
anestesi.
Sekian, terimakasih ...

Anda mungkin juga menyukai