Anda di halaman 1dari 152

Perencanaan dan Sampling Audit

Sesuai Standar Auditing Berbasis ISA

1
Agenda
 Sesi 1
 Perencanaan: penetapan strategi audit menyeluruh
 Sesi 2
 Perencanaan: pengembangan rencana audit
 Sesi 3
 Sampling audit: pengujian pengendalian
 Sesi 4
 Sampling audit: pengujian rinci

2
Acuan dan singkatan
Standar Audit (Exposure Draft)
 SA 210, “Persetujuan atas Syarat-syarat Perikatan Audit” (“SA 210”)
 SA 220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan” (“SA 220”)
 SA 230, “Dokumentasi Audit” (“SA 230”)
 SA 240, “Tanggung Jawab Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas
 Laporan Keuangan” (“SA 240”)
 SA 250, “Pertimbangan Atas Peraturan Perundang-Undangan Dalam Audit Laporan Keuangan” (SA 250”)
 SA 260, “Komunikasi Dengan Pihak Yang Bertanggung Jawab Atas Tata Kelola” (“SA 260”)
 SA 265, “Pengomunikasian Defisiensi Dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak Yang Bertanggung Jawab
Atas Tata Kelola Dan Manajemen” (“SA 265”)
 SA 300, “Perencanaan Suatu Audit Atas Laporan Keuangan” (“SA 300”)
 SA 315, “Pengindentifikasian Dan Penilaian Risiko Salah Saji Material Melalui Pemahaman Atas
Entitas Dan Lingkungannya” (“SA 315”)
 SA 320, “Materialitas Dalam Perencanaan Dan Pelaksanaan Audit” (“SA 320”)
 SA 330, “Respons Auditor Terhadap Risiko Yang Telah Dinilai” (“SA 330”)
 SA 402, “Pertimbangan Audit Terkait Dengan Entitas Yang Menggunakan Suatu OrganisasiJasa” (“SA 402”)
 SA 450, “Pengevaluasian Atas Salah Saji Yang Diidentifikasi Selama Audit” (“SA 450”)

3
Acuan dan singkatan
 SA 500, “Bukti Audit”. (“SA 500”)
 SA 501, “Bukti Audit - Pertimbangan Spesifik Atas Unsur Pilihan”. (“SA 501”)
 SA 505, “Konfirmasi Eksternal”. (“SA 505”)
 SA 510, “Perikatan Audit Tahun Pertama - Saldo Awal”. (“SA 510”)
 SA 520, “Prosedur Analitis”. (“SA 520”)
 SA 530, “Sampling Audit”. (“SA 530”)
 SA 540, “Audit Atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi Akuntansi Nilai Wajar, Dan Pengungkapan Yang
Bersangkutan”. (“SA 540”)
 SA 550, “Pihak Berelasi”. (“SA 550”)
 SA 560, “Peristiwa Kemudian”. (“SA 560”)
 SA 570, “Kelangsungan Usaha”. (“SA 570”)
 SA 580, “Representasi Tertulis”. (“SA 580”)
Panduan
 Guide to Using ISAs in the Audits of SME, 3rd ed.Volume 1 (“Guide,Vol 1”)
 Guide to Using ISAs in the Audits of SME, 3rd ed.Volume 2 (“Guide,Vol 2”)
Buku teks
 Collings, Steve, “Intepretation and Application of International Standards on Auditing”, John Wiley & Son,
2011 (“Collings”)

4
Perencanaan: penetapan strategi
audit menyeluruh
Aktivitas awal perikatan – Surat Perikatan Audit

5
Aktivitas-aktivitas dalam perencanaan

• Penerimaan atau keberlanjutan hubungan;


Aktivitas awal • Surat perikatan audit.
perikatan

• Penetapan strategi audit;


• Pelaksanaan prosedur penilaian risiko;
Aktivitas • Pengembangan rencana audit;
perencanaan • Perancangan respons keseluruhan dan prosedur audit lanjutan.

6
Aktivitas awal perikatan

Penerimaan
Pemenuhan dan
Kompetensi
ketentuan
tim perikatan keberlanjutan
etika
hubungan

Integritas klien

Kesepakatan
Prakondisi suatu auditPembatasan lingkup Surat perikatan audit
perikatan

7
Penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien
 KAP harus menetapkan kebijakan dan
prosedur untuk penerimaan dan
Pemenuhan
ketentuan
Kompetensi
tim
keberlanjutan hubungan dengan klien dan
etika perikatan
perikatan tertentu yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP
Integritas klien
hanya akan menerima atau melanjutkan
hubungan dan perikatan ketika KAP:
 Memiliki kompetensi dan kemampuan (termasuk
waktu dan sumber daya) untuk melaksanakan
perikatan;
 Dapat mematuhi ketentuan etika profesi yang
relevan; dan
 Telah mempertimbangkan integritas klien, dan
tidak memiliki informasi yang akan menuntun
KAP untuk menyimpulkan bahwa klien tidak
memiliki integritas.
SPM 1 par 26

8
Penerimaan dan keberlanjutan hubungan
dengan klien
 Auditor harus melaksanakan prosedur tentang
keberlanjutan hubungan dengan klien dan
Pemenuhan Kompetensi
perikatan audit tertentu. Informasi yang
ketentuan
etika
tim
perikatan membantu rekan dalam memutuskan:
 Integritas pemiliki utama, manajemen inti dan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola;
Integritas klien
 Kompetensi tim perikatan dan kapabilitas yang
diperlukan (termasuk waktu dan sumber daya);
 Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk
mematuhi ketentuan etika yang relevan; dan
 Hal signifikan yang timbul selama periode kini dan
periode lalu, dan implikasinya terhadap
kelangsungan perikatan.
 Mengevaluasi kepatuhan terhadap ketentuan
etika, termasuk independensi.
 Menetapkan suatu pemahaman atas persyaratan
SA 300 par 6 perikatan .
9
Prakondisi suatu audit
 Auditor harus (SA210 par 6) :
 Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan diterapkan
dalam penyusunan laporan keuangan dapat diterima, dan
 Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui
dan memahami tanggung jawabnya:
 Untuk menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku, termasuk jika relevan, penyajian wajar laporan tersebut;
 Untuk menetapkan pengendalian internal tertentu yang menurut manajemen
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik karena kecurangan maupun kesalahan; dan
 Memberikan auditor:
 Akses ke semua informasi yang dianggap relevan
 Informasi tambahan yang diminta oleh auditor
 Akses tidak terbatas ke personel dalam entitas yang dipandang perlu

Prakondisi suatu Kesepakatan


Pembatasan lingkup Surat perikatan audit
audit perikatan
10
Apakah terdapat pembatasan lingkup?
 Jika manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas
tata kelola menetapkan suatu pembatasan terhadap ruang
lingkup pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam
surat perikatan audit dan pembatasan tersebut akan
menyebabkan auditor tidak dapat memberikan opini atas
laporan keuangan,
 Auditor tidak boleh menerima perikatan tersebut sebagai
perikatan audit, kecuali jika diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan. (SA 210 par 7)

Prakondisi suatu audit Pembatasan lingkup Kesepakatan perikatan Surat perikatan audit

11
Kesepakatan perikatan dan surat perikatan
 Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen
atau pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, jika relevan. (SA 210 par
9)
 Ketentuan yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau
bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup: (SA 210
par 10)
 Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan
 Tanggung jawab auditor
 Tanggung jawab manajemen
 Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan
laporan keuangan; dan
 Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan
suatu pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan
yang dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan.

Kesepakatan
Prakondisi suatu audit Pembatasan lingkup Surat perikatan audit
perikatan

12
Overviu Perencanaan

13
Overviu perencanaan
 Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi
audit secara keseluruhan untuk perikatan tersebut dan
pengembangan rencana audit. (SA 300 par 2).
 Strategi audit secara keseluruhan akan menetapkan ruang
lingkup, waktu, dan arah audit, serta memberikan panduan
bagi pengembangan rencana audit. (SA 300 par 7)
 Rencana audit harus mencakup hal-hal sebagai berikut (SA
300 par 9):
 Sifat, waktu, dan luas prosedur penilaian risiko yang
direncanakan, seperti yang ditentukan dalam SA 315.
 Sifat, waktu, dan luas prosedur audit lanjutan pada tingkat asersi
yang direncanakan, seperti ditentukan dalam SA 330.

14
Overviu perencanaan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

Update?
Prosedur penilaian risiko
Identifikasi dan
nilai risiko Risiko* yang Respons
bawaan, dinilai pada auditor:
termasuk risiko tingkat: Respons
signifikan Rencana
Laporan menyeluruh
audit rinci
keuangan
Identifikasi dan Prosedur
nilai risiko Asersi audit lanjutan
pengendalian

* yakni, risiko kesalahan


15 penyajian material
Perencanaan: penetapan strategi
audit menyeluruh

16
Tingkatan materialitas
Materialitas pada tingkat
laporan keuangan secara keseluruhan

Materialitas untuk golongan


transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu, jika
diperlukan

Materialitas pelaksanaan, jika Materialitas pelaksanaan untuk


diperlukan menilai risiko dan perencanaan
prosedur audit lanjutan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

17
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
secara keseluruhan
 Bisa disebut juga sebagai materialitas keseluruhan (overall materiality)
 Pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor harus
menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. (SA
320, par 10)
 Materialitas akan digunakan antara lain untuk: (Guide,Vol 2, hal.62)
 Menentukan bidang-bidang laporan keuangan yang perlu diaudit.
 Menetapkan konteks untuk strategi audit menyeluruh.
 Merencanakan sifat, waktu dan luas dari prosedur audit spesifik.
 Menentukan materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan
tertentu, apabila satu atau lebih golongan transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya
lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan secara keseluruhan
diperkirakan secara masuk akal akan mempengaruhi keputusan ekonomi yang
dibuat oleh para pemakai berdasarkan laporan keuangan tersebut

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

18
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
secara keseluruhan
 Penentuan materialitas oleh auditor membutuhkan pertimbangan
profesional, dan dipengaruhi oleh persepsi auditor tentang kebutuhan
informasi keuangan oleh para pemakai laporan keuangan. (SA 320, par 4)
 Faktor kualitatif juga harus dipertimbangkan saat menetapkan materialitas,
seperti sifat dari unsur dan dampak dari unsur yang terlibat. (Collings,
hal.122)
 Sebagai langkah awal dalam menentukan materialitas untuk laporan
keuangan secara keseluruhan, persentase tertentu sering kali diterapkan
pada suatu tolok ukur yang telah dipilih.

Materialitas pada tingkat laporan keuangan secara


keseluruhan =
(Tolok Ukur) X (% Tertentu)

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

19
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
secara keseluruhan
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses identifikasi suatu
tolok ukur yang tepat mencakup (SA 530, par A3):
 Unsur-unsur laporan keuangan (sebagai contoh, aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan, beban);
 Apakah terdapat unsur-unsur yang menjadi perhatian khusus para
pemakai laporan keuangan suatu entitas tertentu (sebagai contoh, untuk
tujuan pengevaluasian kinerja keuangan, pemakai laporan keuangan
cenderung akan fokus pada laba, pendapatan maupun aset bersih);
 Sifat entitas, posisi entitas dalam siklus hidupnya, dan industri serta
lingkungan ekonomi yang di dalamnya entitas tersebut beroperasi;
 Struktur kepemilikan dan pendanaan entitas (sebagai contoh, jika
pendanaan sebuah entitas hanya dari hutang dan bukan dari ekuitas, maka
pemakai laporan keuangan akan lebih menekankan pada aset dan klaim
atas aset tersebut daripada pendapatan entitas); dan
 Fluktuasi relatif (volatility) tolok ukur tersebut.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

20
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
secara keseluruhan
 Penentuan persentase:
 Membutuhkan pertimbangan profesional.
 Terdapat hubungan antara persentase dan tolok ukur yang
dipilih (SA 320 par A7)
 Persentase yang diterapkan atas laba sebelum pajak dari operasi
berjalan pada umumnya akan lebih tinggi daripada persentase yang
diterapkan atas jumlah pendapatan.
 Namun, persentase yang lebih tinggi atau lebih rendah dapat juga
dianggap tepat tergantung pada keadaan entitas yang bersangkutan.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

21
Materialitas pada tingkat laporan keuangan
secara keseluruhan

Rule of thumbs SA 320 tidak


memberikan
• Laba dari operasi berlanjut: 3 – 7% panduan
• Pendapatan atau pengeluaran: 1 – 3% seperti ini
• Aset: 1 – 3%
• Ekuitas: 3 – 5%

Guide, Vol 2, hal. 61

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

22
Ilustrasi menghitung materialitas pada tingkat
laporan keuangan secara keseluruhan
 Kebijakan KAP, materialitas  Misalkan, jumlah aset PT
pada tingkat laporan Fiktif Tbk Rp907 milyar (lihat
keuangan dihitung 2% dari Lampiran 1)
jumlah aset.  Opsi 1
 Opsi 1, dihitung tanpa  Materilitas pada tingkat
stratifikasi laporan keuangan = 2% x
 Opsi 2, dihitung dengan Rp907 milyar = Rp18,14
stratifikasi milyar
 Rp200 milyar pertama, 1%;
 Rp300 milyar kedua, 0,6%;
 Kelebihannya, 0,4%
 Opsi 3, dihitung berjenjang
dengan stratifikasi
 Rp200 milyar pertama, 1%;
 Rp300 milyar kedua, 1,5%;
 Kelebihannya, 2%.

23
Ilustrasi menghitung materialitas pada tingkat
laporan keuangan secara keseluruhan
 Misalkan, jumlah aset Rp907  Misalkan, jumlah aset Rp907
milyar milyar
 Opsi 2  Opsi 3
 Materilitas pada tingkat  Materilitas pada tingkat
laporan keuangan = laporan keuangan =
 Jenjang 1 = Rp200 milyar x 1%  Jenjang 1 = Rp200 milyar x 1%
= Rp2 milyar; ditambah = Rp2 milyar; ditambah
 Jenjang 2 = Rp300 milyar x  Jenjang 2 = Rp300 milyar x
0,6% = Rp1,8 milyar; ditambah 1,5% = Rp4,5 milyar; ditambah
 Jenjang 3 = Rp407 [907 – 500]  Jenjang 3 = Rp407 milyar x 2%
milyar x 0,4% = Rp1,63 milyar = Rp8,14 milyar
 Rp2 milyar + Rp 1,8 milyar +  Rp2 milyar + Rp4,5 milyar +
Rp1,63 = Rp5,43 milyar Rp8,14 milyar = Rp14,64
milyar

24
Materialitas untuk golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan tertentu
 Bisa juga disebut sebagai materialitas spesifik (specific
materiality)
 Dalam kondisi spesifik entitas, terdapat satu atau lebih
golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu
yang mengandung kesalahan penyajian yang jumlahnya lebih
rendah daripada materialitas laporan keuangan secara
keseluruhan diperkirakan secara masuk akal akan
mempengaruhi keputusan ekonomi yang dibuat oleh para
pemakai berdasarkan laporan keuangan tersebut:
 Auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan
terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu
tersebut.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

25
Materialitas untuk golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan tertentu
Faktor yg
mempengaruhi
keputusan pemakai Contoh-contoh
Persyaratan Hukum, • Pengungkapan yang sensitif dalam laporan keuangan (misal,
Peraturan dan Kerangka kompensasi karyawan kunci)
Akuntansi • Transaksi pihak berelasi.
• Ketidakpatuhan terhadap konvenan pinjaman, perjanjian
kontraktual, provisi yang secara peraturan diwajibkan, dan
persyaratan pelaporan statutori/regulatori.
• Jenis pengeluaran tertentu (misal, illegal payment atau beban
eksekutif)
Pengungkapan Utama • Cadangan dan beban eksplorasi bagi perusahaan pertambangan.
dalam Industri • Beban riset dan pengembangan bagi perusahaan farmasi.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

26
Materialitas untuk golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan tertentu
Faktor yg
mempengaruhi
keputusan pemakai Contoh-contoh
Pengungkapan atas • Bisnis yang baru saja diakuisisi atau ekspansi usaha.
Peristiwa Signifikan dan • Segmen bisnis yang dilepas.
Perubahan Signifikan • Peristiwa yang tidak biasa atau kontinjensi (misal, tuntutan hukum).
dalam Operasi • Peluncuran jenis/lini produk atau jasa yang baru.

SA 320 par A10 dan Guide,Vol


1, hal, 96 – 97)

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

27
Ilustrasi menghitung materialitas untuk golongan
transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu

Peraturan VIII.G.7

 Modal disetor PT Fiktif Tbk adalah Rp75 milyar (lihat Lampiran 1)


 Materialitas untuk pengungkapan pihak berelasi = Rp75 milyar x
0,5% = Rp375 juta.

28
Materialitas pelaksanaan
 Perencanaan audit yang hanya ditujukan untuk mendeteksi kesalahan penyajian
material secara individual mengabaikan fakta bahwa gabungan atas kesalahan
penyajian yang tidak material secara individual dapat mengakibatkan kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan dan juga tidak meninggalkan celah bagi
adanya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak terdeteksi. (SA 320 par A12)
 Oleh karena itu, materialitas pelaksanaan ditetapkan untuk mengurangi ke tingkat rendah
yang dapat diterima kemungkinan bahwa kesalahan penyajian yang tidak terkoreksi dan
tidak terdeteksi dalam laporan keuangan tidak melebihi materialitas laporan keuangan
secara keseluruhan.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

29
Materialitas pelaksanaan
 Materialitas pelaksanaan adalah suatu jumlah yang ditetapkan oleh
auditor, pada tingkat yang lebih rendah daripada materialitas untuk
laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat
rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak
dikoreksi dan yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. (SA 320 par
9)
 Jika berlaku, materialitas pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor pada
jumlah yang lebih rendah daripada materialitas golongan transaksi, saldo
akun atau pengungkapan tertentu.
 Materialitas pelaksanaan digunakan untuk: (SA 320, par 11)
 Menilai risiko kesalahan penyajian material; dan
 Menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan (further audit
procedures).

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

30
Materialitas pelaksanaan
 Penentuan materialitas pelaksanaan bukan merupakan
suatu perhitungan mekanis yang sederhana dan
membutuhkan adanya pertimbangan profesional. (SA 320
par A12) Penentuan ini dipengaruhi oleh:
 Pemahaman auditor atas entitas, yang dimutakhirkan selama
pelaksanaan prosedur penilaian risiko; dan
 Sifat serta luasnya kesalahan penyajian yang terdeteksi dalam
audit sebelumnya serta harapan auditor berkaitan dengan
kesalahan penyajian dalam periode berjalan.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

31
Materialitas pelaksanaan
Rule of thumbs
SA 320 tidak
60% (dari materialitas keseluruhan atau memberikan
panduan
materialitas spesifik) apabila risiko kesalahan seperti ini
penyajian material lebih tinggi, sampai dengan
85% (dari materialitas keseluruhan atau
materialitas spesifik) apabila risiko kesalahan
penyajian material lebih rendah.

Guide, Vol 2, hal. 61

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

32
Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan
 Prinsip dasar: ditentukan berdasarkan pertimbangan
profesional.
 Dalam praktiknya digunakan suatu % tertentu dari
materialitas pada tingkat laporan keuangan
 Auditor perlu mempertimbangkan faktor risiko
 Materialitas pelaksanaan (“MP”) dapat ditetapkan
 Satu MP untuk setiap area;
 Lebih dari satu MP untuk masing-masing area, tergantung pada
penilaian risikonya.

33
Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan
 Contoh dengan pemakaian satu MP:
 MP untuk risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan tinggi,
dan Tbk – 60%;
 MP untuk risiko risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan
tinggi, tetapi non-Tbk – 70%;
 MP untuk risiko risiko kesalahan penyajian material secara keseluruhan
rendah – 80%.
 Contoh dengan pemakaian lebih dari satu MP:
 MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
dengan risiko kesalahan penyajian material tinggi – 60%;
 MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
dengan risiko kesalahan penyajian material sedang – 70%; dan
 MP bagi asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan
dengan risiko kesalahan penyajian material rendah – 80%.

34
Ilustrasi menghitung materialitas pelaksanaan
 Asumsi materialitas pada tingkat laporan keuangan secara
keseluruhan yang digunakan adalah Rp18,14 milyar.
 Contoh dengan pemakaian satu MP:
 PT Fiktif adalah Tbk, MP = Rp18,14 x 60% = Rp10,88 milyar.
 MP ini akan diterapkan untuk seluruh area audit.
 Contoh dengan pemakaian lebih dari satu MP:
 MP untuk risiko kesalahan penyajian material tinggi – Rp18,14 x
60%= Rp10,88 milyar;
 MP untuk risiko kesalahan penyajian material sedang – Rp18,14 x
70%= Rp12,70 milyar; dan
 MP untuk risiko kesalahan penyajian material rendah – Rp18,14 x
80% = Rp14,51 milyar.
 Ketiga MP ini akan diterapkan pada setiap area audit, tergantung pada
hasil penilaian risiko kesalahan penyajian material.

35
Komunikasi tim perikatan
Penetapan anggota tim dan peran
masing-masing Pertemuan tim dalam perencanaan

 Pertimbangan:  Diskusikan:
 Materialitas
 Keahlian dan pengalaman;
 Wawasan berdasarkan pemahaman
 Kebutuhan pakar; atas entitas
 Kebutuhan EQCR.  Risiko bisnis dan kecurangan yang
potensial
 Bagaimana/dimana laporan keuangan
mungkin rentan terhadap kesalahan
penyajian material
 Rencana audit meliputi siapa, apa,
dimana dan kapan
 Supervisi dan review

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

36
Pertemuan tim dalam perencanaan

Tujuan pertemuan – Membagi wawasan mengenai entitas:


 Entitas  Manajemen
 Sejarah dan tujuan bisnis  Perubahan yang tidak terjelaskan
 Budaya perusahaan dalam perilaku atau gaya hidup
 Perubahan dalam operasi, personel pegawai-pegawai kunci
atau sistem
 Indikasi adanya bias manajemen
 Kerangka pelapoan keuangan yang
digunakan  Faktor risiko yang diketahui
 Manajemen  Pengalaman audit tahun lalu
 Struktur entitas dan manajemen  Faktor risiko bisnis yg signifikan
 Sikap terhadap pengendalian internal  Peluang terjadinya kecurangan
 Insentif untuk melakukan kecurangan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

37
Pertemuan tim dalam perencanaan

Tujuan pertemuan – Melakukan brainstorming ide-ide dan pendekatan audit:

 Potensi kesalahan dan kecurangan  Respons terhadap risiko


 Bidang-bidang yang rentan terhadap  Prosedur/pendekatan audit apa yang
kesalahan penyajian material perlu dipertimbangkan untuk
 Kemungkinan terjadinya fraudulent merespons risiko yang diidentifikasi
financial reporting  Pertimbangkan unsur
 Kemungkinan terjadinya kejutan/“unpredictability” dalam
misapropriasi aset sifat, waktu dan luas prosedur audit

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

38
Pertemuan tim dalam perencanaan

Tujuan pertemuan – Memberikan arahan mengenai:

 Persyaratan spesifik dalam SA, misal:


 Prosedur audit terkait dengan kecurangan (SA 240)
 Prosedur terkait dengan estimasi akuntansi, termasuk estimasi nilai wajar (SA 540)
 Pihak berelasi (SA 550)
 Berkaitan dengan group audit (SA 600)
 Materialitas.
 Pembagian peran dan tanggung jawab, termasuk alokasi audit section bagi masing-
masing anggota tim perikatan.
 Penerapan skeptisme profesional.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

39
Manfaat penetapan strategi audit
keseluruhan
 Membantu auditor untuk menentukan (SA 300 par A8):
 Sumber daya yang dialokasikan (penggunaan anggota tim yang
berpengalaman atau keterlibatan pakar);
 Jumlah sumber daya yang dialokasikan untuk area audit
tertentu, luas penelaahan yang dilakukan dalam konteks audit
suatu grup, dan anggaran jam kerja audit;
 Kapan sumber daya tersebut dialokasikan (audit interim atau
pada tanggal pisah batas); dan
 Bagaimana sumberdaya tersebut dikelola, diarahkan dan
disupervisi, dan apakah perlu penelaahan pengendalian mutu
perikatan.
Diskusi tim Strategi audit
Materialitas
perikatan keseluruhan

40
Tahap tipikal dalam proses penetapan
strategi audit keseluruhan
 Pelaksanaan aktivitas awal perikatan. (Disarikan dari Guide, Vol 2, hal
47 – 49)
 Mengumpulkan informasi relevan mengenai entitas (misal, hasil usaha
tahun berjalan, hasil tahun lalu, perubahan signifikan dlm tahun
berjalan).
 Menentukan staf perikatan (termasuk EQCR dan pakar).
 Jadwalkan audit team meeting (termasuk partner perikatan).
 Menentukan timeframes/tanggal setiap aspek pekerjaan audit
(penghitungan persediaan, prosedur penilaian risiko, konfirmasi
eksternal, kunjungan akhir tahun, dan pertemuan untuk
mendiskusikan hasil audit).
 Menentukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan
dan materialitas pelaksanaan.

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

41
Tahap tipikal dalam proses penetapan
strategi audit keseluruhan
 Melakukan penilaian awal risiko pada tingkat laporan
keuangan secara keseluruhan dan dampaknya
 Melakukan identifikasi awal mengenai:
 Golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang
signifikan dan material; dan
 Bidang-bidang dimana terdapat risiko kesalahan penyajian
material yang lebih tinggi
 Menentukan sifat dan luas prosedur penilaian risiko yang
diperlukan dan siapa yang akan melakukan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

42
Hal-hal yang didokumentasikan
Mengenai
Karakteristik • Kerangka pelaporan keuangan yang digunakan
perikatan • Kebutuhan laporan lain (misal, MKBD dsb)
• Kebutuhan pengetahuan/keahlian khusus untuk bidang-bidang audit
yang kompleks, spesifik dan berisiko tinggi
• Bukti apabila menggunakan organisasi jasa (apabila relevan)
• Pemakaian hasil audit tahun lalu
• Dampak teknologi informasi thd prosedur audit
• Kebutuhan unsur kejutan/“unpredictability” dalam pelaksanaan
prosedur audit
• Ketersediaan data dan personel entitas
Pelaporan • Timetable dari pelaporan
• Waktu pertemuan dengan manajemen dan TCWG
• Waktu pertemuan/komunikasi dengan anggota tim perikatan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

43
Hal-hal yang didokumentasikan
Mengenai
Hal-hal penting • Materialitas
• Penilaian awal risiko pada tingkat laporan keuangan secara keseluruhan
dan dampaknya
• Identifikasi awal mengenai:
• Golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan yang signifikan
dan material; dan
• Bidang-bidang dimana terdapat risiko kesalahan penyajian
material yang lebih tinggi
• Hasil audit tahun lalu
• Diskusi dengan personel KAP yang memberikan jasa lain
• Bukti tentang sikap manajemen terhadap pengendalian internal
• Volume transaksi

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

44
Hal-hal yang didokumentasikan
Mengenai
Perubahan dan • Perkembangan bisnis (misal, merjer, migrasi sistem dsb)
perkembangan • Perkembangan industri
signifikan, • Perkembangan standar akuntansi
seperti: • Perkembangan lain, misal kondisi legal yang memengaruhi entitas
Sumber daya • Susunan tim perikatan
• Pembagian pekerjaan ke anggota tim
• Anggaran perikatan

Diskusi tim Strategi audit


Materialitas
perikatan keseluruhan

45
Ilustrasi penetapan strategi audit
 Consider the following client situations. What is the audit strategy of each
situation?

Situation 1: This is our second year on the engagement. In the prior year
things were pretty messy and the client required a lot of assistance with
general bookkeeping. We are hoping the client has improved their
accounting processes and this year will be much better. It is a public client
and the accounting personnel are relatively inexperienced. The client has
issued a large number of stock options in the current year and some
suppliers have been paid in shares rather than in cash.

Situation 2: A privately held company that has been an audit client for four
years. Accounting personnel have been with the company for a number of
years and are very competent. There are a few journal entries every year,
but nothing significant. The client is a wholesaler who receives a large
amount of its product from a supplier in China. All transactions are in US
dollars. They are involved in a dispute with the government over tariffs.

46
Ilustrasi penetapan strategi audit
 Major consideration in audit strategy

Situation 1: the audit strategy shall include the need of for


specialised knowledge of stock option valuation, i.e. audit
expert to review management expert works.

Situation 2: the audit strategy shall include identification of


areas where there may be higher risks of material statements,
either in the financial statements level or in the accounts
balance, class of transaction and disclosures. In the F/S level,
the application of PSAK 10 shall be assessed. In this situation
the specific areas are inventory, accounts receivable due the
nature of its business and commitments and contingencies
arising from disputes with governments.

47
Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk
 Tahun buku: 31 Desember 2011
 Lingkup:
 Audit umum atas laporan keuangan PT Fiktif yang disusun sesuai dengan SAK di
Indonesia termasuk peraturan terkait pasar modal
 Perkembangan selama 2011:
 Banyak PSAK baru yang berlaku 2011, beberapa diantaranya (PSAK 1, PSAK 5 dan
PSAK 7) akan berpengaruh terhadap entitas.
 Pelepasan aset ke pihak berelasi yang menghasilkan laba sebesar Rp17,5 milyar –
(Lihat Laporan Laba Rugi di Lamp.1)
 Perkembangan teknologi di 2011 cukup pesat, disamping adanya penurunan dalam
industri.
 Risiko
 Risiko pada tingkat laporan keuangan dinilai tinggi, sebagai konsekuensi adanya SAK
baru yang harus diterapkan entitas.
 Risiko pemenuhan peraturan Bapepam-LK IX.E.1 dan/atau IX.E.2 terkait pelepasan
aset kepada pihak berelasi.
 Risiko penurunan nilai piutang sebagai konsekuensi penurunan dalam industri
 Risiko penurunan nilai persediaan sebagai akibat perkembangan teknologi.

Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar
48
berlakang kasus
Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk
 Risiko yang diidentifikasi tahun lalu dan diperkirakan masih sama di tahun
2011:
 Eksistensi penjualan dan piutang usaha; dan
 Eksistensi persediaan.
 Strategi audit keseluruhan (overall audit strategy)
 Materialitas pada tingkat laporan keuangan adalah Rp18,14 milyar;
materialitas untuk pengungkapan pihak berelasi adalah Rp375 juta; dan
materialitas pelaksanaan adalah Rp10,88 milyar.
 Prosedur penilaian risiko akan dilakukan di akhir Desember.
 Area signifikan yang mengandung risiko kesalahan penyajian material:
 Penjualan dan piutang usaha;
 Persediaan dan beban pokok;
 Transaksi pihak berelasi.
 Planning meeting direncanakan pada…., yang mencakup topik:
 Kerentanan laporan keuangan terhadap kecurangan;
 Identifikasi skenario kecurangan oleh pegawai dan manajemen;
 Diskusi area audit yang sensitif, termasuk transaksi pihak berelasi.

Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar
49
berlakang kasus
Overall audit strategy memo – PT Fiktif Tbk
 Strategi audit keseluruhan (overall audit strategy)
 Observasi penghitungan fisik persediaan menjadi area yang signifikan dan
perlu respons khusus, menimbang:
 Persediaan di gudang pihak ketiga material. (yakni sekitar 30%)
 Kita harus hadir dalam penghitungan di gudang pihak ketiga, disamping gudang Perusahaan.
 Top 50 items, yang merupakan 45% dari persediaan.
 Penghitungan fisik fokus pada ke 50 item ini
 Jenis persediaan di gudang Perusahaan berbeda dengan gudang pihak ketiga.
 Di gudang Perusahaan, fokus pada projectors. Di gudang pihak ketiga, fokus pada screens.
 EQCR adalah sdr……
 Prosedur penilaian risiko direncanakan yang meliputi inquiry, prosedur
analitis dan observasi & inspeksi akan dilakukan bulan…oleh…
 Jadwal pelaksanaan prosedur (pemeriksaan fisik, konfirmasi) dan
timetable pelaporan, termasuk juga susunan tim perikatan terlampir.

Memo ini disusun berdasarkan data yang terdapat dalam informasi latar
50
berlakang kasus
Perencanaan: pengembangan
rencana audit

51
Penetapan rencana audit rinci

1 2 3
Melaksanakan Mengikhtisarkan Merancang respons atas risiko
prosedur hasil penilaian yang dinilai dan mengembangkan
penilaian risiko risiko rencana audit yang responsif

Prosedur penilaian risiko


Identifikasi dan
nilai risiko Risiko yang Respons
bawaan, dinilai pada auditor:
termasuk risiko tingkat: Respons
signifikan menyeluruh
Laporan Rencana
keuangan audit rinci
Identifikasi dan Prosedur
nilai risiko Asersi audit lanjutan
pengendalian

52
Perencanaan: pengembangan
rencana audit
Melaksanakan Prosedur Penilaian Risiko

53
Prosedur penilaian risiko
 Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas… (SA 315 par 4d)
 Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan
suatu dasar bagi: (SA 315 par 5):
 Pengidentifikasian risiko kesalahan penyajian material; dan
 Penilaian risiko kesalahan penyajian material
pada tingkat (i) laporan keuangan, dan (ii) asersi.
 Prosedur penilaian risiko harus mencakup berikut (SA 315 par 6):
1. Permintaan keterangan dari manajemen, dan personel lain dalam entitas yang
menurut pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin
membantu dalam mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena
kecurangan atau kesalahan.
2. Prosedur analitis.
3. Observasi dan inspeksi.

54
Prosedur penilaian risiko
 Auditor harus melaksanakan ketiga prosedur penilaian risiko
tersebut dalam pelaksanaan pemerolehan pemahaman entitas
yang diharuskan (misal, aspek faktor eksternal atau sifat entitas
dalam pemahaman entitas dalam lingkungannya, ataupun
pengendalian internal)
 Tetapi tidak dituntut untuk melaksanakan semua prosedur untuk
setiap aspek pemahaman tersebut.
 Dalam banyak keadaan, hasil pelaksanaan satu jenis prosedur
akan menuntun pada prosedur lain.
 Hasil prosedur analitis akan memicu pertanyaan kepada manajemen.
Jawaban manajemen akan menyebabkan kebutuhan untuk melakukan
inspeksi dokumen atau pengamatan aktivitas.

55
Prosedur penilaian risiko
Permintaan TCWG (apabila tidak mengelola entitas)
keterangan • Lingkungan dimana laporan keuangan disiapkan.
• Pemantauan atas proses manajemen dalam mengidentifikasi dan merespons risiko
kecurangan atau kesalahan, serta pengendalian internal yang ditetapkan
manajemen untuk memitigasi risiko tsb.
• Pengetahuan mengenai kecurigaan ataupun kondisi aktual berkaitan dengan
kecurangan yang berpengaruh terhadap entitas.
Manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas pelaporan keuangan
• Penilaian manajemen atas risiko bahwa laporan keuangan akan salah saji secara
material karena kecurangan atau kesalah, termasuk sifat, luas dan frekuensi yang
dilakukannya.
• Komunikasi manajemen kepada pegawai mengenai pandangan mereka mengenai
praktik bisnis dan etika.
• Budaya entitas (nilai dan etika)
• Gaya operasi manajemen
• Rencana insentif manajemen
• Potensi pengabaian oleh manajemen
• Pengetahuan mengenai kecurangan atau dugaan kecurangan
• Bagaimana estimasi dibuat
• Proses penyiapan dan reviu laporan keuangan
• Komunikasi manajemen dengan TCWG

56
Prosedur penilaian risiko
Permintaan Pegawai kunci
keterangan • Tren bisnis dan peristiwa tidak biasa
• Luas pengabaian oleh manajemen
• Ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan
Personel pemasaran/penjualan
• Strategi pemasaran dan tren penjualan
• Insentif kinerja penjualan
• Kontrak penjualan dengan konsumen
• Luas pengabaian oleh manajemen
Prosedur • Kembangkan ekspektasi
analitis • Bandingkan ekspektasi dengan jumlah tercatat
• Evaluasi hasil
Observasi dan • Observasi operasi entitas
inspeksi • Inspeksi dokumen (misal, business plann, kontrak yang utama, dsb)

Lihat SA 315 par A6 – A11

57
Proses pelaksanaan prosedur penilaian
risiko
 Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada (SA 315
par 25):
(a) Tingkat laporan keuangan; dan
(b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan,
untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lanjutan.
 Untuk tujuan ini, auditor harus (SA 315 par 26):
(a) Mengidentifikasi risiko sepanjang proses pemerolehan pemahaman tentang entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian relevan yang berkaitan dengan risiko, dan dengan
mempertimbangkan golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan dalam
laporan keuangan.
(b) Menilai dan mengidentifikasi risiko, serta mengevaluasi apakah risiko tersebut berkaitan
secara lebih pervasif terhadap laporan keuangan secara keseluruhan dan secara
potensial memengaruhi banyak asersi.
(c) Menghubungankan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa menjadi salah (what could
go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhitungkan pengendalian relevan yang
hendak diuji oleh auditor; dan
(d) Mempertimbangkan kemungkinan kesalahan penyajian, termasuk kemungkinan salah saji
multipel, dan apakah potensi salah saji yang besar tersebut dapat mengakibatkan suatu
kesalahan penyajian material.

58
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Prosedur penilaian risiko adalah prosedur audit yang dilaksanakan
untuk memperoleh suatu pemahaman tentang
1. entitas dan lingkungannya, termasuk;
2. pengendalian internal entitas… (SA 315 par 4d)
 Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut:
a. Faktor-faktor industri, peraturan, dan eksternal lain termasuk kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
b. Sifat entitas, termasuk:
(i) Operasinya
(ii) Struktur kepemilikan dan tata kelolanya
(iii) Jenis investasi yang dilakukan dan yang rencananya akan dilakukan oleh entitas,
termasuk investasi dalam entitas bertujuan khusus; dan
(iv) Cara entitas tersebut distrukturisasi dan bagaimana entitas tersebut dibelanjai,
sehingga auditor dapat memahami golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang diharapkan ada dalam laporan keuangan.

59
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Auditor harus memperoleh suatu pemahaman berikut: (lanjutan…)
c. Pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi oleh entitas, termasuk
alasan perubahannya.
d. Tujuan dan strategi entitas, dan risiko bisnis terkait yang dapat
menimbulkan risiko salah saji material.
e. Pengukuran dan penelahaan atas kinerja keuangan entitas.
 Pemahaman atas entitas dan lingkungannya dapat dibagi menjadi:
 Pengidentifikasian risiko (menanyakan “what can go wrong”); dan
 Penilaian risiko (menentukan signifikansi dari masing-masing risiko).
 Terdapat dua klasifikasi risiko:
 Risiko bisnis.
 Risiko kecurangan.

60
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
Risiko bisnis Risiko kecurangan
 Risiko bisnis dapat berasal dari kondisi, peristiwa,  Risiko kecurangan berkaitan dengan
keadaan, tindakan atau tidak melakukan tindakan peristiwa/ kondisi yang
menunjukkan insentif, tekanan
yang mempengaruhi secara negatif kemampuan untuk melakukan kecurangan, atau
entitas dalam memenuhi tujuan atau menjalankan memberikan kesempatan terjadinya
strateginya. kecurangan.
 Risiko bisnis juga meliputi peristiwa yang berasal  Risiko yang diasumsikan selalu ada
dari perubahan, kompleksitas atau kegagalan (presumed fraud risk):
mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan.  Kecurangan dalam pengakuan
pendapatan (SA 240 par 26)
 Pengabaian pengendalian oleh
manajemen (SA 240 par 31)

 Tidak ada kewajiban auditor untuk mengidentifikasi/menilai semua risiko bisnis yang
mungkin ada.
 Dalam banyak kondisi, suatu risiko dapat merupakan risiko bisnis sekaligus risiko
kecurangan.
 Pemahaman atas risiko bisnis dan kecurangan meningkatkan probabilita untuk dapat
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material.
61
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Dalam penilaian risiko (menentukan signifikansi dari masing-masing risiko),
auditor harus mempertimbangkan (i) kemungkinan kesalahan penyajian dan
(ii) apakah potensi kesalahan penyajian yang besar tersebut dapat
mengakibatkan suatu kesalahan penyajian material. (SA 315 par 26(d))

62
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Sebagai bagian dari penilaian risiko, auditor harus
menentukan juga apakah risiko yang diidentifikasi adalah,
menurut pertimbangan auditor, suatu risiko yang signifikan
(significant risk – risiko signifikan) SA (315 par 27).
 Dalam melakukan pertimbangan risiko signifikan, auditor harus
tidak memperhitungkan pengaruh pengendalian yang
diidentifikasi terkait dengan risiko tersebut.
 Risiko signifikan (significant risks) adalah suatu risiko
kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai
yang, dalam pertimbangan auditor, memerlukan
pertimbangan audit khusus. (SA 315 par 4(e))

63
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Hal-hal dalam penentuan suatu risiko sebagai risiko signifikan (SA 315 par
28):
(a) Apakah risiko tersebut merupakan suatu risiko kecurangan;
(b) Apakah risiko tersebut terkait dengan perkembangan terkini yang
signifikan dalam bidang ekonomi, akuntansi, atau lainnya, dan oleh
karena itu, membutuhkan perhatian spesifik;
(c) Kompleksitas transaksi;
(d) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan dengan pihak
yang berelasi;
(e) Derajat subjektivitas dalam pengukuran informasi keuangan yang
berkaitan risiko, terutama pengukuran yang melibatkan ketidakpastian
pengukuran yang luas; dan
(f) Apakah risiko tersebut melibatkan transaksi signifikan yang terjadi di
luar kegiatan bisnis normal entitas, atau yang tampaknya tidak biasa.

64
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Pengabaian pengendalian oleh manajemen dan kecurangan dalam
pengakuan pendapatan selalu dinilai sebagai risiko signifikan (SA 240
par 26 & 31; Guide, Vol 1, hal 115)
 Risiko yang kemungkinan terjadinya besar dan dampaknya besar,
harus dipertimbangkan sebagai risiko signifikan. (Guide, Vol 2, hal
121)

Would be first
considered as
significant risks

65
Pengidentifikasian Lakukan Prosedur Penilaian Risiko
Risiko Tujuan & strategi entitas, faktor ekstern, sifat
entitas, kebijakan akuntansi, ukuran kinerja
What can go wrong?

Listing faktor risiko bisnis dan kecurangan


yang dinilai. 1 2 3 4

Penilaian Risiko
Bagaimana kemungkinan terjadinya?
(H,M,L) M L H L

Apabila terjadi, dampaknya material? M M H L


(H,M,L)

Tingkat Risiko yang Dinilai (H,M,L)


M L H L
Apakah merupakan risiko signifikan
T T Y Y
(significant risk)? – Y/T presumed fraud
risks
66
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Auditor harus menghubungkan risiko yang diidentifikasi dengan apa yang bisa
menjadi salah (what could go wrong) pada tingkat asersi, dengan memperhitungkan
pengendalian relevan yang hendak diuji oleh auditor ((SA 315 par 26 (c))
 Klasifikasi asersi (SA 315 par A111):
 Asersi tentang golongan transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit:
(i) Keterjadian (occurence): transaksi dan peristiwa yang telah terbukukan telah
terjadi dan berkaitan dengan entitas.
(ii) Kelengkapan (completeness): seluruh transaksi dan peristiwa yang seharusnya
terbukukan telah dicatat.
(iii) Keakurasian (accuracy): jumlah-jumlah dan data lainnya yang berkaitan dengan
transaksi dan peristiwa yang telah dibukukan telah dicatat dengan tepat.
(iv) Pisah batas (cut-off): transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam periode
akuntansi yang tepat.
(v) Klasifikasi (classification): transaksi dan peristiwa telah dibukukan dalam akun
yang tepat.

67
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
 Klasifikasi asersi: (lanjutan…)
 Asersi tentang saldo akun pada akhir periode:
(i) Eksistensi (existence): aset, liabilitas, dan ekuitas ada.
(ii) Hak dan kewajiban (rights and obligations): entitas memiliki atau mengendalikan hak atas aset dan
memiliki kewajiban atas liabilitas.
(iii) Kelengkapan (completeness): seluruh aset, liabilitas, dan ekuitas yang seharusnya terbukukan telah
dicatat.
(iv) Penilaian dan pengalokasian (valuation and allocation): aset, liabilitas, dan ekuitas tercantum dalam
laporan keuangan pada jumlah yang tepat dan penyesuaian penilaian atau pengalokasian yang terjadi
dibukukan dengan tepat.
 Asersi tentang penyajian dan pengungkapan:
(i) Keterjadian serta hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligations): peristiwa, transaksi, dan
hal-hal lainnya yang diungkapkan, telah terjadi dan berkaitan dengan entitas.
(ii) Kelengkapan (completeness): seluruh pengungkapan yang seharusnya tercantum dalam laporan
keuangan telah disajikan.
(iii) Klasifikasi dan keterpahaman (classification and understandability): informasi keuangan disajikan dan
dijelaskan secara tepat, serta pengungkapan disajikan dengan jelas.
(iv) Keakurasian dan penilaian (accuracy and valuation): informasi keuangan dan informasi lainnya
diungkapkan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

68
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya
Combined Class of Account balances Presentation and
assertions transactions disclosures
Completeness (C) Completeness Completeness Completeness
Existence (E) Occurrence Existence Occurrence
Accuracy and Accuracy Right and Obligation Accuracy
Cutoff (A) Cutoff Right and Obligation
Classification Classification and
Understandability
Valuation (V) Valuation and Valuation
allocation

Guide, Vol 1 hal. 83

69
Pemahaman atas Entitas dan
Lingkungannya Guide,Vol 1 hal 83.

Combined Deskripsi
assertions
Completeness Segala sesuatu yang seharusnya dicatat atau diungkap dalam laporan keuangan telah
(C) dicantumkan.

Tidak terdapat aset, kewajiban, transaksi, atau peristiwa yang tidak tercatat atau
terungkap; tidak terdapat catatan laporan keuangan yang hilang atau tidak lengkap.
Existence (E) Segala sesuatu yang tercatat atau diungkapkan dalam laporan keuangan adalah eksis pada
tanggal yang tepat dan seharusnya dimasukkan.

Aset, liabilitas, transaksi tercatat, dan hal lain yang terdapat dalam catatan laporan
keuangan eksis, telah terjadi, dan berkaitan dengan entitas.
Accuracy and Seluruh kewajiban, pendapatan, unsur-unsur beban dan hak atas aset merupakan properti
Cutoff (A) atau kewajiban dari entitas dan telah dicatat pada jumlah yang tepat dan dialokasikan
(pisah batas) pada periode yang tepat. Ini meliputi klasifikasi yang tepat atas jumlah dan
pengungkapan dalam laporan keuangan.
Valuation (V) Aset, kewajiban dan bagian ekuitas dicatat dalam laporan keuangan pada jumlah (nilai)
yang tepat.

Setiap penyesuaian alokasi atau penilaian yang diharuskan berdasarkan sifatnya atau
standar akuntansi telah dicatat dengan tepat.

70
Dokumentasi - kualitatif
Materialitas…

Penilaian Inherent Risks


Asersi*) Risiko
Peristiwa/ (P – Dampak Skor Signifikan?
sumber risiko Dampak dari risiko CAEV) Probabilita Rph gabungan (Y/T)
Risiko bisnis

#1 C M M M T

#2 EV L M L T

Risiko kecurangan

#3 P H H H Y

#4 A L L L Y&

*)
& - presumed fraud risks
P = Pervasif (semua asersi);
C = completeness;
A = accuracy;
E = existence;
V = valuation.

71
Dokumentasi - kuantitatif
Materialitas…

Penilaian Inherent Risks


Asersi*) Risiko
Peristiwa/ (P – Probabilita Dampak Skor Signifikan?
sumber risiko Dampak dari risiko CAEV) (a) Rph (b) gabungan (Y/T)
Risiko bisnis

#1 C 3 3 9 T

#2 EV 2 3 6 T

Risiko kecurangan

#3 P 4 5 20 Y

#4 A 2 3 6 Y&

*) (a) Probabilita (b) Dampak dalam rph Skor gabungan adalah (a) x
P = Pervasif (semua asersi); 1 = Remote 1 = Immaterial (b).
C = completeness; 2 = Unlikely 2 = Minor Apabila skor gabungan sama
A = accuracy; 3 = Likely 3 = Moderate atau lebih dari 20, risiko tsb
E = existence; 4 = Most likely 4 = Major dinilai sebagai risiko
V = valuation. 5 = Almost certain 5 = Material signifikan

& - presumed fraud risks

72
Penilaian risiko – PT Fiktif Tbk
Materialitas pada tingkat laporan keuangan: Rp18,14 milyar
Penilaian Inherent Risks Risiko
Asersi*) Signk’n?
Peristiwa/ (P – Prob Dampak Skor (Y/T)
sumber risiko Dampak dari risiko CAEV) (a) Rph (b) gabu’n
# 1 - PSAK baru 2011 Penyajian dan pengungkapan P 5 4 20 Y
tdk sesuai
# 2 – Perubahan teknologi NRV persediaan lebih rendah V 4 3 12 T

# 3 – Persediaan di gudang Kehilangan persediaan E 4 5 20 Y


pihak ketiga
# 4 – Penjualan yg dilakukan dg Piutang tidak eksis E 4 4 16 T
barang dikirim dari gudang
pihak 3.
# 5 – Penurunan ekonomi Kolektibilitas piutang V 3 3 9 T

# 6 – Pelepasan aset Tidak memenuhi ketentuan P 4 5 20 Y


pasar modal

*) Skor gabungan adalah (a) x


(a) Probabilita (b) Dampak dalam rph
P = Pervasif (semua asersi); (b).
1 = Remote 1 = Immaterial
C = completeness; Apabila skor gabungan sama
2 = Unlikely 2 = Minor
A = accuracy; atau lebih dari 20, risiko tsb
3 = Likely 3 = Moderate
E = existence; dinilai sebagai risiko
4 = Most likely 4 = Major
V = valuation. signifikan
5 = Almost certain 5 = Material

73
Pemahaman atas Pengendalian Internal
Entitas
 Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas
pengendalian internal yang relevan dengan audit. (SA 315 par
12)
 Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit
kemungkinan berhubungan dengan pelaporan keuangan, tidak semua
pengendalian yang berhubungan dengan pelaporan keuangan relevan
dengan audit.
 Diperlukan pertimbangan profesional auditor apakah suatu
pengendalian, secara individual atau bersama-sama dengan yang lain,
merupakan hal yang relevan dengan audit.
 Pada waktu memperoleh suatu pemahaman tentang
pengendalian yang relevan dengan audit, auditor harus
mengevaluasi rancangan pengendalian tersebut dan
menentukan apakah pengendalian tersebut telah
diimplementasikan. (SA 315 par 13)

74
Pemahaman atas Pengendalian Internal
Entitas
 Prosedur penilaian risiko untuk memperoleh bukti audit
tentang rancangan dan implementasi pengendalian yang
relevan dapat mencakup: (SA 315 par A67)
 Meminta keterangan dari personel entitas.
 Mengamati penerapan pengendalian tertentu.
 Menginspeksi dokumen dan laporan.
 Menelusuri (satu atau dua) transaksi melalui sistem informasi
yang relevan dengan pelaporan keuangan. Prosedur ini dikenal
sebagai “walkthrough”.

75
Pemahaman atas Pengendalian Internal
Entitas
 Pengendalian internal dapat dibedakan menjadi yang bersifat pervasif (entity-
level control) untuk meng-address risiko pervasif; dan yang bersifat spesifik
(transactional) untuk meng-address risiko spesifik.

76
Pemahaman atas Pengendalian Internal
Entitas
 Komponen pengendalian internal dengan sifat dari
pengendalian internal (pervasif atau spesifik)

Pembahasan rinci mengenai


komponen pengendalian
internal, lihat SA 315 par 14
– 24 dan A69 – A104

77
Pemahaman atas Pengendalian Internal
Entitas
 Harus diingat bahwa sesuai SA 315 par 12, auditor hanya diwajibkan untuk
memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan dengan
audit.

78
Penilaian Risiko
Tingkat Risiko yang Dinilai (H,M,L) M L H L
Apakah merupakan risiko signifikan
(significant risk)? – Y/T T T Y Y

Evaluasi Rancangan
Pengendalian
Apakah pengendalian yang didesain oleh
manajemen akan memitigasi risiko? – Y/T T Y Y Y

Evaluasi Implementasi
dan Dokumentasi
Apakah pengendalian yang memitigasi
risiko telah diimplementasikan? – Y/T
T Y Y
Apakah implementasi pengendalian tsb
telah didokumentasikan? – Y/T

Lapor mengenai kelemahan


dlm pengendalian
79
Documentation – one risk to many controls
Risk Asersi Mitigating control Apakah rancangan pengendalian
OK? Apakah pengendalian yang
diidentifikasi memitigasi risiko?
(Y/T)
#1 C Tidak ada T
#2 EV • Prosedur A Y
#3 P • Prosedur B Y
• Prosedur C
#4 A • Prosedur C Y
• Prosedur D

80
Documentation – many risks to many
controls
Proses:….
Risiko… #1 #2 #3 #4 Key
control –
Asersi C EV P A
Y/T
Pengendalian Komponen pengendalian
internal
Prosedur A Aktivitas pengendalian P Y
Prosedur B Pemantauan D
Prosedur C Sistem informasi P P Y
Prosedur D Aktivitas pengendalian D
Apakah rancangan pengendalian OK? T Y Y Y
Apakah pengendalian yang diidentifikasi
memitigasi risiko? (Y/T)

81
Pemahaman atas pengendalian internal- PT
Fiktif Tbk
Proses: Laporan Keuangan dan Persediaan
Risiko # #1 #2 #3 Key
control –
Asersi P V E Y/T
Pengendalian Komponen pengendalian
internal
Manajemen mengases dampak Penilaian risiko P
PSAK baru setelah men-train
staffnya
Review tingkat persediaan Aktivitas pengendalian D Y
Barang yang dibeli dicocokan Aktivitas pengendalian P
ke PO
Pemeriksaan fisik sebulan sekali Aktivitas pengendalian D Y
Barang retur disisihkan dan di- Aktivitas pengendalian D
resale
Apakah rancangan pengendalian OK? Apakah pengendalian Y Y Y
yang diidentifikasi memitigasi risiko? (Y/T)

82P = prevent; D = detect & correct


Perencanaan: pengembangan
rencana audit
Mengikhtisarkan Hasil Penilaian Risiko

83
Menilai risiko kesalahan penyajian material
 Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material pada (SA 315 par 25):
(a) Tingkat laporan keuangan; dan
(b) Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan,
untuk menyediakan suatu basis bagi perancangan dan pelaksanaan
prosedur audit lanjutan (further audit procedures).
 Risiko kesalahan penyajian yang diidentifikasi dan dinilai tersebut
harus didokumentasikan. (SA 315 para 32(c).
 Risiko kesalahan penyajian material = risiko bawaan x risiko
pengendalian

RMM = IR x CR

84
Menilai risiko kesalahan penyajian material
RMM = IR x CR

85
Tingkat Risiko yang Dinilai – PT Fiktif Tbk
Rpbio Asersi IR CR RMM Faktor risiko

Tingkat laporan Perkembangan standar akuntansi.


keuangan
P H L M Perubahan dalam industri dan bisnis.
Penilaian risiko dilakukan oleh manajemen

Tingkat Asersi
Area L/K atau pengungkapan
1 Piutang 194 C, A L L L Pengendalian yg relevan ada. Thn lalu tidak
ada kesalahan.
E H M H Thn lalu terdapat kesalahan material.

V M L L Perputaran penjualan tinggi.

2 Persediaan 473 C, A L L L Pengendalian yg relevan ada. Thn lalu tidak


ada kesalahan.
E H M H Risiko signifikan. Persediaan di gudang
pihak ke 3.
V M L M Slow moving rendah. Ada asesmen
manajemen.
3 Transaksi pihak …. P H M H Risiko signifikan. Pemenuhan ketentuan
berelasi pasar modal.

86
Perencanaan: pengembangan
rencana audit
Merancang Respons atas Risiko yang Dinilai dan
Mengembangkan Rencana Audit yang Responsif

87
Merancang respons audit yang efektif
 Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit
cukup dan tepat yang berkaitan dengan penilaian risiko
kesalahan penyajian material, melalui pendesainan dan
penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.
(SA 330 par 3)
 Merancang dan mengimplementasikan respons keseluruhan
untuk menanggapi risiko kesalahan penyajian material yang
telah dinilai pada tingkat laporan keuangan. (SA 330 par 5)
 Merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lanjutan
yang sifat, saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakan
respons terhadap risiko kesalahan penyajian material yang telah
dinilai pada tingkat asersi. (SA 330 par 7)

88
Merancang respons audit yang efektif

89
Mengembangkan rencana audit yang
responsif
 Langkah 1 – Menetapkan respons terhadap risiko yang dinilai
pada laporan keuangan
 Mengembangkan respons keseluruhan
 Respons terhadap risiko yang dinilai pada tingkat asersi
(menetapkan prosedur audit lanjutan)
 Langkah 2 – Melakukan identifikasi prosedur spesifik yang
diperlukan untuk area laporan keuangan yang material
 Langkah 3 – Menentukan sifat dan luas prosedur audit yang
diperlukan

90
Langkah 1 – Mengembangkan respons
keseluruhan
 Dapat mencakup:
 Penekanan kepada tim audit atas perlunya mempertahankan skeptisisme profesional;
 Penugasan staf berpengalaman atau personil yang mempunyai kemampuan khusus atau
penggunaan pakar;
 Penyediaan pengawasan tambahan;
 Penambahan prosedur audit yang tidak dapat diprediksi (“unpredictability”) dalam pemilihan
prosedur lebih lanjut;
 Perubahan umum atas sifat, saat, atau luas prosedur audit, Misalnya: pelaksanaan prosedur
substantif pada akhir periode bukan pada saat tanggal interim; atau modifikasi sifat prosedur audit
untuk memperoleh bukti audit yang lebih meyakinkan
 Respons keseluruhan dipengaruhi oleh pemahaman auditor atas lingkungan pengendalian.
Lingkungan pengendalian yang efektif memungkinkan auditor untuk lebih yakin terhadap
pengendalian internal dan dapat diandalkannya bukti audit yang dihasilkan secara internal oleh
entitas. Sebaliknya, defisiensi dalam lingkungan pengendalian, dapat menyebabkan auditor untuk:
 Melaksanakan prosedur audit tambahan pada akhir periode dan bukan pada tanggal interim;
 Memperoleh bukti audit yang lebih luas dari prosedur substantif.
 Meningkatkan jumlah lokasi yang dimasukkan dalam ruang lingkup audit.

91
Langkah 2 – Melakukan Indentifikasi prosedur
spesifik yang diperlukan untuk area laporan
keuangan yang material
 Apakah terdapat asersi yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan
pengujian substantif saja?
 Jika ya, diperlukan pengujian pengendalian
 Apakah pengendalian internal atas transaksi/proses terkait
diperkirakan akan dapat diandalkan?
 Jika ya, pengujian pengendalian dimungkinkan.
 Apakah SARP tersedia?
 Apakah dibutuhkan unsur kejutan (“unpredictability”)?
 Apakah terdapat risiko signifikan yang memerlukan
pertimbangan khusus?

92
Langkah 3 – Menentukan sifat dan luas
prosedur audit yang diperlukan
 Memilih bauran prosedur audit lanjutan:
 Pengujian substantif
 Pengujian rinci
 Prosedur analitis substantif (SARP – substantive analytical review
procedures)
 Pengujian pengendalian.
 Menentukan luas pengujian dari masing-masing prosedur

93
Prosedur audit lanjutan
 Prosedur substantif yakni suatu prosedur audit yang dirancang untuk
mendeteksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi.
Prosedur substantif terdiri dari:
 Pengujian rinci (dari setiap golongan transaksi, saldo akun, dan pengungkapan);
dan
 Prosedur analitis substantif
 Tanpa memperhatikan risiko yang telah dinilai atas kesalahan
penyajian material, auditor harus merancang dan melaksanakan
prosedur substantif untuk setiap golongan transaksi, saldo akun, dan
pengungkapan yang material. (SA 330 par 18)
 Dalam menentukan prosedur substantif yang paling responsif,
kemungkinan auditor melakukan:
 Hanya pengujian rinci saja; atau
 Apabila bukan merupakan risiko signifikan dari kesalahan penyajian material,
hanya prosedur analitis substantif saja; atau
 Gabungan pengujian rinci dan prosedur analitis substantif.

94
Prosedur audit lanjutan
 Auditor harus mempertimbangkan apakah prosedur konfirmasi eksternal
harus dilaksanakan sebagai prosedur audit substantif. Faktor yang dapat
membantu auditor dalam menentukan apakah prosedur konfirmasi
eksternal perlu dilakukan sebagai prosedur audit substantif mencakup: (SA
330 par 19 & A51)
 Pengetahuan pihak yang akan dikonfirmasi tentang hal pokok—hasil konfirmasi
dapat lebih andal jika diberikan oleh pihak yang memiliki pengetahuan memadai
tentang informasi yang dikonfirmasi.
 Kemampuan atau kesediaan pihak yang dikonfirmasi untuk memberikan respons.
 Objektivitas pihak yang dikonfirmasi–jika pihak yang dikonfirmasi adalah pihak
yang mempunyai hubungan istimewa dengan entitas, respons atas permintaan
konfirmasi mungkin menjadi kurang andal.
 Prosedur substantif yang dilakukan auditor harus mencakup prosedur
audit berikut yang berkaitan dengan proses tutup buku laporan keuangan:
(SA 330 par 20)
 Mencocokkan atau merekonsiliasi laporan keuangan dengan catatan akuntansi
yang melandasinya; dan
 Memeriksa entri jurnal yang material dan penyesuaian lainnya yang dibuat selama
penyusunan laporan keuangan

95
Prosedur audit lanjutan
 Pengujian pengendalian yakni suatu prosedur audit yang dirancang untuk
mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau
mendeteksi dan mengkoreksi, kesalahan penyajian material pada tingkat
asersi.

96
Prosedur audit lanjutan
Auditor‘s Tool Box
Pengujian Pengendalian Pengujian Substantif
(Test of Control)
SARP Pengujian rinci
Biasanya merupakan kombinasi dari: Kategori prosedur analitis: Prosedur yang dirancang untuk
• Mengajukan pertanyaan ke personel • Simple comparison; mendapatkan bukti yang mendukung
yang tepat – Inquiry; • Predictive model jumlah -jumlah dalam laporan
• Menginspeksi dokumen yang SARP sesuai SA 520 par 5: keuangan. Pengujian rinci digunakan
relevan – Inspect • Menentukan kecocokan prosedur untuk mendapatkan bukti audit atas
• Mengamati operasi entitas – analitis substantif untuk asersi yang asersi, seperti eksistensi, akurasi dan
Observe tersedia; penilaian.
• Melaksanakan ulang penerapan • Mengevaluasi keandalan data yang
pengendalian – Reperformance dijadikan dasar oleh untuk Prosedur pengujian rinci yang lazim al,
mengembangkan ekspektasi; pemeriksaan fisik, konfirmasi,
• Mengembangkan ekspektasi atas pemeriksaan dokumen.
jumlah tercatat atau rasio dan
mengevaluasi apakah ekspektasi
tersebut telah cukup tepat untuk
mengidentifikasi kesalahan penyajian
yang; dan
• Menentukan jumlah perbedaan
antara jumlah tercatat dengan nilai
yang diharapkan.

97
Respons
atas

Respons atas risiko kecurangan presumed


fraud risks

 Risiko kecurangan dalam pengakuan pendapatan, contoh respons:


 Lakukan substantive analytical review procedures. Pertimbangkan penggunaan CAAT;
 Pengujian pisah batas (cut off);
 Uji pemenuhan syarat-syarat spesifik pengakuan pendapatan sesuai SAK (misal, PSAK 44);
 Konfirmasi ke konsumen terkait dengan persyaratan kontrak;
 Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen
(a) Menguji ketepatan entri jurnal yang tercatat dalam buku besar dan
penyesuaian lain yang dibuat dalam penyusunan laporan keuangan. Dalam
merancang dan melaksanakan prosedur audit untuk pengujian tersebut, auditor
harus:
(i) Mewawancarai individu yang terlibat dalam proses pelaporan keuangan
mengenai aktivitas yang tidak semestinya atau tidak biasa yang terkait
dengan pemrosesan entri jurnal dan penyesuaian lain;
(ii) Memilih entri jurnal dan penyesuaian lain yang dibuat pada akhir periode
pelaporan; dan
(iii) Mempertimbangkan apakah perlu dilakukan pengujian terhadap entri
jurnal dan penyesuaian lain sepanjang periode laporan keuangan.

98
Respons
atas

Respons atas risiko kecurangan presumed


fraud risks

 Risiko pengabaian pengendalian oleh manajemen (lanjutan)


(b) Menelaah estimasi akuntansi untuk menemukan hal bias dan mengevaluasi apakah
kondisi yang menyebabkan hal bias tersebut, jika ada, merupakan risiko kesalahan penyajian
material yang diakibatkan oleh kecurangan. Dalam melaksanakan penelaahan tersebut,
auditor harus:
(i) Mengevaluasi apakah pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam
memasukkan estimasi akuntansi tersebut dalam laporan keuangan, meskipun jika
estimasi akuntansi tersebut masuk akal secara individu, mengindikasikan suatu hal bias
yang mungkin terjadi pada manajemen entitas yang mungkin merupakan kesalahan
penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan. Jika demikian, auditor harus
mengevaluasi kembali estimasi akuntansi secara keseluruhan; dan
(ii) Melakukan penelahaan retrospektif atas pertimbangan dan asumsi manajemen yang
terkait dengan estimasi akuntansi signifikan yang tercermin dalam laporan keuangan
tahun lalu.
(c) Bagi transaksi signifikan di luar aktivitas bisnis normal entitas, atau yang sebaliknya
terlihat tidak biasa berdasarkan pemahaman auditor atas entitas dan lingkungannya serta
informasi lain yang diperoleh selama audit, auditor harus mengevaluasi apakah dasar bisnis
yang ada (atau yang kurang atau tidak ada) atas transaksi tersebut menunjukkan bahwa
transaksi tersebut mungkin telah dilakukan dengan tujuan untuk melakukan kecurangan
dalam pelaporan keuangan atau untuk menyembunyikan terjadinya penyalahgunaan aset.

Untuk lebih detil, baca SA 240 par 32, A28 –


30, dan A41 – 48))
99
Respons atas RMM – PT Fiktif Tbk
Rpbio Asersi RMM Respons keseluruhan
Tingkat laporan • Pelaksaan prosedur audit atas risiko signifikan dilakukan oleh
keuangan staf senior dengan supervisi manajer dan rekan perikatan
P M • Pertimbangkan kebutuhan expert (lawyer/legal opinion)
terkait peraturan IX.E.1 dan/atau IX.E.2
• Unsur kejutan dalam observasi persediaan

Tingkat Asersi Pengujian substantif

Area L/K atau pengungkapan ToC SARP Pengujian rinci


1 Piutang 194 C, A L Ya Ya
E H Ya Ya Konfirmasi piutang
V L Pemeriksaan subsequent receipt
2 Persediaan 473 C, A L Ya Ya

E H Ya Observasi pemeriksaan fisik

V M Ya Review NRV assessment yang dilakukan


manajemen
3 Transaksi pihak P H • Tanya ke manajemen
berelasi • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2
Respons • Konfirmasi ke counterparty
spesifik
100
Menentukan luas pengujian

101
Penentuan luas pengujian
 Penentuan luas pengujian antara lain dipengaruhi oleh:
 Materialitas (yakni, materialitas pelaksanaan);
 Risiko yang dinilai (yakni, risiko kesalahan penyajian material;
dan
 Tingkat asurans yang ingin diperoleh auditor (yakni, confidence
level) dari prosedur audit lanjutan.
 Auditor dapat: (SA 500 par A52)
 Memilih semua unsur (pemeriksaan 100%);
 Memilih unsur tertentu; dan
 Menggunakan sampling audit

102
Memilih semua unsur (pemeriksaan
100%)
 Pemeriksaan 100% tepat digunakan misalnya jika (SA 500
par A53):
 Populasi terdiri dari sejumlah kecil unsur yang masing-masing
memiliki nilai besar;
 Terdapat risiko signifikan, dan cara lain tidak dapat memberikan
bukti audit yang cukup dan layak; atau
 Sifat pengulangan suatu perhitungan atau proses lain yang
dilakukan secara otomatis oleh suatu sistem informasi
membuat pemeriksaan 100% menjadi efektif dari segi biaya.

103
Memilih unsur tertentu
 Faktor yang mungkin relevan dalam memutuskan untuk memilih unsur
spesifik dalam suatu populasi mencakup:
 Pemahaman auditor atas entitas,
 Risiko yang telah ditentukan atas kesalahan penyajian material, dan
 Karakteristik populasi yang diuji.
 Pemilihan berdasarkan pertimbangan atas unsur spesifik ini tetap memiliki
risiko non-sampling.
 Unsur spesifik pilihan dapat meliputi:
 Unsur-unsur kunci bernilai tinggi atau karena unsur-unsur tersebut
memperlihatkan beberapa karakterisik lain (misalnya, mencurigakan, tidak biasa,
rawan risiko tertentu, atau memiliki jejak-rekam kesalahan).
 Semua unsur yang memiliki nilai di atas jumlah tertentu, sehingga dapat digunakan
untuk memverifikasi proporsi total jumlah suatu golongan transaksi atau saldo
akun.
 Unsur-unsur untuk memperoleh informasi, seperti informasi mengenai sifat
entitas atau sifat transaksi.

104
Memilih unsur tertentu
 Pemeriksaan secara selektif atas unsur spesifik suatu
golongan transaksi atau saldo akun seringkali akan menjadi
suatu cara efisien dalam memperoleh bukti audit.
 Memilih unsur tertentu bukan merupakan sampling audit.
 Hasil prosedur audit yang diterapkan untuk unsur-unsur yang
telah dipilih melalui cara ini tidak dapat diprojeksikan untuk
keseluruhan populasi; oleh karena itu, pemeriksaan secara
selektif unsur-unsur spesifik tidak memberikan bukti audit atas
sisa populasi yang tidak diperiksa.

SA 500 par A54 - 55


105
Penentuan luas pengujian – PT Fiktif Tbk
Tingkat Asersi Luas pengujian

Area L/K atau pengungkapan Prosedur audit 100% Unsur Sampling


Ttnt
1 Piutang 194 C, A L Bandingkan saldo piutang dengan predictive V
model
E H • Bandingkan saldo piutang dengan V
predictive model
• Periksa faktur penjualan, apakah dilampiri V
bukti pengiriman barang dan PO
• Konfirmasi piutang
V
V L Pemeriksaan subsequent receipt V- AR
>60 hr
2 Persediaan 473 C, A L ………..

E H Observasi pemeriksaan fisik di….lokasi V

V M Review NRV assessment yang dilakukan V


manajemen
3 Transaksi P H • Tanya ke manajemen V
pihak • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2
berelasi • Konfirmasi ke counterparty V
V
106
Konsep dasar sampling

107
Sampling dan risiko sampling
 Sampling audit (sampling) adalah penerapan prosedur audit
terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu populasi audit
yang relevan sedemikian rupa sehingga semua unit sampling
memiliki peluang yang sama untuk dipilih untuk memberikan
basis memadai bagi auditor untuk menarik kesimpulan tentang
populasi secara keseluruhan.
 Terdapat dua risiko dalam audit:
 Risiko nonsampling; dan
 Risiko sampling.
 Risiko nonsampling adalah risiko bahwa auditor mencapai
suatu kesimpulan yang salah dengan alasan apapun yang
tidak terkait dengan risiko sampling.

108
Sampling dan risiko sampling
 Risiko sampling adalah risiko bahwa kesimpulan auditor yang didasarkan
pada suatu sampel dapat berbeda dengan kesimpulan jika prosedur
audit yang sama diterapkan pada keseluruhan populasi. Risiko sampling
dapat menimbulkan dua jenis kesimpulan yang salah: (SA 530 par 5(c))
 Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut lebih efektif daripada
kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, suatu kesalahan penyajian
material tidak ada padahal dalam kenyataannya ada.
 Tipe kesimpulan salah ini mempengaruhi efektifitas audit dan mempunyai kemungkinan
lebih besar untuk menyebabkan suatu opini audit yang tidak tepat.
 Dalam suatu pengujian pengendalian, pengendalian tersebut kurang efektif
daripada kenyataannya, atau dalam suatu pengujian rinci, terdapat kesalahan
penyajian material, padahal kenyataannya tidak ada.
 Tipe kesimpulan salah semacam ini berdampak terhadap efisiensi audit yang biasanya
akan menyebabkan adanya pekerjaan tambahan untuk menetapkan bahwa kesimpulan
semula adalah tidak benar.

109
Risiko sampling – pengujian pengendalian

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN SEBENARNYA DARI PENGENDALIAN


ADALAH:
Sampel pengujian Memadai untuk tingkat Tidak memadai untuk
pengendalian risiko pengendalian tingkat risiko
menunjukkan yang ditetapkan pengendalian yang
ditetapkan
Efektifitas Keputusan salah
pelaksanaan memadai Keputusan benar (risiko menetapkan
risiko pengendalian
terlalu rendah)
Efektifitas Keputusan salah
pelaksanaan tidak (risiko menetapkan risiko Keputusan benar
memadai pengendalian terlalu
tinggi)

110
Risiko sampling – pengujian rinci

KONDISI SEBENARNYA AKUN TERSEBUT ADALAH:

Sampel pengujian Tidak berisi kesalahan Berisi kesalahan


rinci menunjukkan penyajian material penyajian material

Akun tidak berisi Keputusan salah


kesalahan penyajian Keputusan benar (risiko keliru menerima)
material
Akun berisi kesalahan Keputusan salah
penyajian material (risiko keliru menolak) Keputusan benar

111
Sampling statistik vs nonstatistik
 Sampling statistik adalah suatu pendekatan sampling yang
memiliki karakteristik sebagai berikut:
i. Pemilihan unsur-unsur sampel dilaksanakan secara acak; dan
ii. Penggunaan teori probabilitas untuk menilai hasil sampel, termasuk
untuk mengukur risiko sampling.
 Sampling nonstatistik adalah pendekatan sampling yang
tidak memiliki karakteristik-karakteristik (i) dan (ii) di atas
 Teknik sampling statistik a.l. random sampling, systematic
sampling dan stratified sampling. Sementara sampling
nonstatistik a.l. haphazard sampling, block selection dan
judgment selection. (Collings, hal.183)

112
Tahap-tahap dalam penerapan sampling
 Perancangan ukuran dan pemilihan unsur-unsur sampel
untuk diuji
 Pelaksanaan prosedur audit
 Pengevaluasian hasil sampling
 Menginvestigasi sifat dan penyebab penyimpangan atau
kesalahan penyajian
 Memproyeksikan kesalahan penyajian atau penyimpangan dari
sampel ke populasi
 Mengevaluasi hasil sampling
Catatan: PPL ini tidak mencakup
pembahasan mengenai tahap
pelaksanaan prosedur dan pengevaluasian
hasil sampling.

113
Perancangan ukuran dan pemilihan unsur-
unsur sampel untuk diuji
 Ketika merancang suatu sampel audit, auditor harus mempertimbangkan tujuan
prosedur audit dan karakteristik populasi yang menjadi sumber suatu sampel yang
akan diambil. (SA 530 par 6, A 5 – A8)
 Pertimbangan mengenai tujuan prosedur audit mencakup:
 tujuan spesifik yang hendak dicapai dan kemungkinan kombinasi prosedur audit terbaik
untuk dapat mencapai tujuan tersebut.
 Suatu pemahaman yang jelas tentang apa yang merupakan suatu penyimpangan atau
kesalahan penyajian sehingga semua, dan hanya, kondisi-kondisi yang relevan dengan tujuan
prosedur audit tersebutlah yang dimasukkan ke dalam evaluasi terhadap penyimpangan atau
pemproyeksian kesalahan penyajian.
 Pertimbangan mengenai karakteristik populasi:
 Melakukan suatu penilaian estimasi tingkat penyimpangan berdasarkan pemahaman auditor
tentang pengendalian-pengendalian yang relevan atau berdasarkan pemeriksaan atas
sejumlah kecil unsur dalam populasi (untuk pengujian pengendalian); atau auditor
melakukan suatu penilaian tingkat kesalahan penyajian yang diperkirakan terjadi dalam
populasi. (dalam pengujian rinci)
 Dalam mempertimbangkan karakteristik populasi yang menjadi sumber pengambilan
sampel, auditor mungkin menentukan bahwa stratifikasi atau pemilihan nilai tertimbang
(value-weighted selection) merupakan metode yang tepat.

114
Perancangan ukuran dan pemilihan unsur-
unsur sampel untuk diuji
 Dua putusan pada tahap ini:
 Menentukan suatu ukuran sampel yang cukup untuk
mengurangi risiko sampling sampai ke tingkat rendah yang
dapat diterima.
 Memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian
rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki
suatu peluang yang sama untuk dipilih.

115
Sampling audit: pengujian
pengendalian

116
Menentukan ukuran sampel
 Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis
statistik atau melalui pertimbangan profesional.
 Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini (SA
530 Lampiran 2):
 Penilaian risiko auditor yang telah memperhitungkan pengendalian yang relevan.
 Tingkat penyimpangan yang dapat diterima (tolerable deviation rate – TDR)
 Tingkat penyimpangan yang diperkirakan terjadi dalam populasi yang akan diuji
(expected population deviation rate – EPDR)
 Tingkat asurans yang auditor harapkan bahwa tingkat penyimpangan yang dapat
diterima tidak melebihi tingkat penyimpangan yang sesungguhnya dalam populasi
 Jumlah unit sampling dalam populasi
 Jika kondisinya sama, dampak faktor-faktor tersebut terhadap ukuran
sampel akan sama tanpa mempertimbangkan pendekatan yang dipilih,
apakah pendekatan statistik atau nonstatistik. (SA530 par A11)

117
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 2

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Penilaian risiko auditor yang Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang hendak
telah memperhitungkan diperoleh oleh auditor atas efektifitas
pengendalian yang relevan operasi pengendalian, semakin rendah risiko
kesalahan penyajian material yang dinilai oleh
auditor, dan semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan.
Tingkat penyimpangan yang Meningkat Turun Semakin rendah tingkat penyimpangan yang
dapat diterima dapat diterima, semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan

118
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 2

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Tingkat penyimpangan yang Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat penyimpangan yang
diperkirakan terjadi dalam diperkirakan terjadi, semakin besar ukuran
populasi yang akan diuji sampel yang diperlukan sehingga auditor
dapat membuat estimasi yang wajar tentang
tingkat penyimpangan yang sesunggguhnya.
Faktor-faktor relevan bagi auditor dalam
mempertimbangan tingkat penyimpangan
yang diperkirakan terjadi mencakup
pemahaman auditor tentang bisnis klien,
perubahan dalam personel atau pengendalian
intern, hasil prosedur audit yang diterapkan
dalam periode sebelumnya, dan hasil
prosedur audit lain. Tingkat penyimpangan
pengendalian yang tinggi umumnya hanya bisa
sedikit, jika ada, mengurangi risiko kesalahan
penyajian material yang telah ditentukan.

119
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 2

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Tingkat asurans yang auditor Meningkat Naik Semakin tinggi tingkat asurans yang auditor
harapkan bahwa tingkat harapkan bahwa hasil sampel benar-benar
penyimpangan yang dapat mencerminkan penyimpangan yang terjadi
diterima tidak melebihi dalam populasi, maka semakin besar ukuran
tingkat penyimpangan yang sampel yang diperlukan.
sesungguhnya dalam populasi
Jumlah unit sampling dalam Meningkat Dampaknya Untuk populasi yang besar, ukuran aktual
populasi dapat diabaikan populasi sedikit berdampak, jika ada,
terhadap ukuran sampel. Dalam populasi
yang kecil, sampling audit tidak dapat
seefisien dibandingkan dengan cara-cara
alternatif dalam pemerolehan bukti audit
yang cukup dan tepat.

120
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
 Menentukan ukuran sampel
dalam pengujian
pengendalian biasanya
menggunakan attribute
sampling.
 Cocok untuk prosedur
pengendalian yang berjalan
secara harian.
 Rumus:
 Ukuran sampel = Confidence
factor : TDR
 Confidence factor
ditentukan oleh tingkat
keyakinan (confidence level)

121
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
Confidence Ukuran sampel
Confidence factor TDR (c) = (a) / (b)
level (a) (b)
85% 1.9 10% 19 1.9 / 0.1
90% 2.3 10% 23 2.3 / 0.1
95% 3.0 10% 30 3.0 / 0.1

85% 1.9 5% 38 1.9 / 0.05


90% 2.3 5% 46 2.3 / 0.05
95% 3.0 5% 60 3.0 / 0.05

122
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
 Untuk prosedur pengendalian yang berjalan tidak secara
harian, panduan berikut dapat digunakan.

Guide, Vol 2, hal, 240

123
Memilih unsur-unsur sampel
 Auditor harus memilih unsur-unsur yang akan menjadi sampel sedemikian
rupa sehingga setiap unit sampling dalam populasi memiliki suatu peluang
yang sama untuk dipilih. (SA 530 par 8)
 Dengan sampling statistik, unsur-unsur dipilih dengan suatu cara yang setiap
unit sampling memiliki suatu probabilitas yang diketahui untuk dipilih.
Dengan sampling nonstatistik, pertimbangan auditor digunakan untuk
memilih unsur yang dijadikan sampel. Karena tujuan sampling adalah untuk
menyediakan basis yang wajar bagi auditor untuk menarik kesimpulan
tentang populasi yang menjadi sumber sampel yang dipilih, penting bagi
auditor untuk memilih sampel yang representatif, dengan memilih unsur
sampel yang memiliki karakteristik tipikal populasi sehingga keberpihakan
dapat dihindari. (SA 530 par A12)
 Metode utama pemilihan sampel adalah penggunaan pemilihan acak,
pemilihan sistematik dan pemilihan sembarang (haphazard selection) (SA 530
par A13) atau monetary unit sampling dan block selection (SA 530 Lamp 4)

124
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi
praktis
 Prosedur audit:
 Mengambil suatu sampel faktur penjualan dan diperiksa apakah dilampiri dengan bukti pengiriman barang
dan PO.
 Populasi yang diuji:
 Faktur penjualan.
 Jumlah populasi:
 500 faktur (No faktur 250 –950).
 Ukuran sampel:
 23 (confidence 90%, TDR 10%)
 Metode yang dipilih: pemilihan acak menggunakan random table number. (lihat di slide berikut)
 Hitung sampling interval: 500/23 = 21.7 = 22;
 Kaitkan antara angka dalam tabel dengan populasi, misal diambil 3 angka terakhir dari tabel sebagai no
faktur penjualan;
 Tentukan rute pengambilan sampel: misal dari atas ke bawah lalu naik lagi ke atas.
 Tentukan nomor awal secara acak dari tabel sebagai sampel pertama, misal diambil dari tabel angka
89707.
 Tiga angka terakhir, 707 adalah nomor faktur pertama
 Pilih sampel berikutnya dengan mengikuti rute dan sampling interval yang ditetapkan.

125
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi
praktis
Tabel angka acak (random
table number ) dibuat pada
excell dg formula
=RANDBETWEEN(10000,10
0000)

126
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi
praktis
Sample no faktur
penjualan:
# 1 – 707
# 2 – 474
dst s.d. # 23.

127
Sampling audit: pengujian
substantif

128
Menentukan ukuran sampel
 Ukuran sampel dapat ditentukan melalui penerapan suatu formula berbasis
statistik atau melalui pertimbangan profesional.
 Penentuan ukuran sampel ditentukan oleh faktor-faktor di bawah ini (SA
530 Lampiran 3):
 Risiko yang telah dinilai oleh auditor atas risiko kesalahan penyajian material.
 Penggunaan prosedur substantif lain yang diarahkan ke asersi yang sama.
 Tingkat asurans yang diharapkan oleh auditor bahwa kesalahan penyajian yang
dapat diterima tidak melebihi kesalahan penyajian aktual dalam populasi
 Jumlah kesalahan penyajian yang diharapkan akan ditemukan oleh auditor dalam
populasi
 Stratifikasi populasi
 Jumlah unit sampling dalam populasi.
 Jika kondisinya sama, dampak faktor-faktor tersebut terhadap ukuran
sampel akan sama tanpa mempertimbangkan pendekatan yang dipilih,
apakah pendekatan statistik atau nonstatistik.

129
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 3

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Risiko yang telah dinilai oleh Meningkat Naik Semakin tinggi risiko kesalahan penyajian
auditor atas risiko kesalahan material yang dinilai, auditor perlu
penyajian material. menurunkan tingkat risiko deteksi yang
rendah dan akan lebih mengandalkan pada
prosedur substantif agar dapat mengurangi
risiko audit ke tingkat rendah yang dapat
diterima . Semakin banyak bukti audit yang
diperoleh dari pengujian rinci (yaitu semakin
kecil risiko deteksi), semakin besar ukuran
sampel yang diperlukan.
Penggunaan prosedur Meningkat Turun Semakin auditor mengandalkan pada
substantif lain yang diarahkan prosedur substantif lain untuk mengurangi
ke asersi yang sama. risiko deteksi ke suatu tingkat yang dapat
diterima berkaitan dengan suatu populasi
tertentu, semakin berkurang asurans yang
disyaratkan oleh auditor dari sampling, oleh
karena itu, semakin kecil ukuran sampel yang
diperlukan.

130
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 3

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Tingkat asurans yang Meningkat Naik Semakin besar tingkat asurans yang
diharapkan oleh auditor disyaratkan oleh auditor bahwa hasil sampel
bahwa kesalahan penyajian pada kenyataannya mengindikasikan jumlah
yang dapat diterima tidak aktual kesalahan penyajian dalam populasi,
melebihi kesalahan penyajian semakin besar ukuran sampel yang
aktual dalam populasi diperlukan.
Kesalahan penyajian yang Meningkat Turun Semakin rendah kesalahan penyajian yang
dapat diterima dapat diterima, semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan.

131
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 3

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Jumlah kesalahan penyajian Meningkat Naik Semakin besar jumlah kesalahan penyajian
yang diharapkan akan yang diharapkan akan ditemukan oleh
ditemukan oleh auditor auditor dalam populasi, semakin besar
dalam populasi ukuran sampel yang diperlukan untuk
membuat estimasi yang masuk akal tentang
jumlah kesalahan penyajian aktual dalam
populasi. Faktor-faktor yang relevan dengan
pertimbangan auditor tentang jumlah
kesalahan penyajian yang diharapkan
mencakup seberapa luas nilai-nilai unsur
ditentukan secara subjektif, hasil prosedur
penilaian risiko, hasil pengujian pengendalian,
hasil prosedur audit yang diterapkan dalam
periode sebelumnya, dan hasil prosedur
substantif lain.

132
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 3

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Stratifikasi populasi Tepat Turun Jika terdapat suatu kisar lebar (variabilitas)
digunakan dalam ukuran moneter unsur-unsur dalam
populasi, adalah lebih bermanfaat untuk
melakukan stratifikasi populasi tersebut. Jika
suatu populasi dapat secara layak
distratifikasi, ukuran sampel agregat dari
strata tersebut pada umumnya akan lebih
sedikit jika dibandingkan dengan ukuran
sampel yang diperlukan untuk memperoleh
tingkat risiko sampling tertentu, apabila suatu
sampel diambil dari keseluruhan populasi.

133
SA 530 -Lampiran
Menentukan ukuran sampel 3

Faktor Perubahan Pengaruh thd Penjelasan


dalam Ukuran
Faktor Sampel
Jumlah unit sampling dalam Meningkat Dampaknya Untuk populasi yang besar, ukuran aktual
populasi dapat diabaikan populasi memiliki sedikit, jika ada, dampak
terhadap ukuran sampel. Jadi, untuk populasi
yang kecil, sampling audit seringkali kurang
efisien sebagai cara alternatif pemerolehan
bukti audit cukup dan tepat. (Namun, jika
menggunakan sampling unit moneter,
kenaikan nilai moneter dalam populasi
menaikkan ukuran sampel, kecuali jika hal ini
diimbangi dengan kenaikan proporsional
dalam materialitas untuk laporan keuangan
secara keseluruhan (dan, jika relevan, tingkat
materialitas untuk golongan transaksi
tertentu, saldo akun, atau pengungkapan.)

134
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
 Metode yang umum digunakan
adalah monetary unit sampling
(“MUS”).
 Dalam merancang pengujian rinci
auditor perlu menentukan
tingkat pengurangan risiko yang
diharapkan: rendah, sedang, tinggi.
 Mempengaruhi tingkat keyakinan.

135
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
 Proses MUS
 Keluarkan unsur yang bernilai tinggi atau unsur kunci (high-value
dan key items) dari populasi;
 Hitung sampling interval;
 Sampling interval = Materialitas pelaksanaan : confidence factor
 Hitung ukuran sampel.
 Ukuran sampel = Populasi yang diuji : sampling interval

136
Menentukan ukuran sampel – ilustrasi
praktis
 Prosedur audit:
 Konfirmasi piutang, untuk menguji eksistensi.
 RMM untuk asersi existence:
 tinggi
 Populasi yang diuji:
 Piutang usaha
 Jumlah populasi:
 Rp194 (dlm milyar) – lihat Lamp. 2
 Jumlah piutang yang besar dan diuji terpisah:
 Rp100 (dlm milyar) – lihat Lamp. 2
 Confidence level (confidence factor) yang digunakan:
 95% (3.0)
 Materialitas pelaksanaan:
 Rp10,88 (dlm milyar)
 Sampling interval =
 Materialitas pelaksanaan : confidence factor = 10,88 : 3 = Rp3,63 (dlm milyar)
 Ukuran sample =
 Populasi yang diuji : sampling interval = (194 – 100) : 3,63 = 25,9 atau dibulatkan menjadi 26.

137
Memilih unsur-unsur sampel – ilustrasi
praktis
 Menetapkan unsur pertama sampel secara acak, misal
piutang ADF sebesar Rp2,150 milyar.
 Sampling interval ditambahkan ke unsur pertama untuk
menghasilkan sampling interval kumulatif.
 Jumlah kumulatif nilai tercatat diperoleh dengan
menambahkan unsur pertama sampel dengan piutang
selanjutnya.
 Apabila jumlah kumulatif nilai tercatat > sampling interval
kumulatif, piutang tsb dipilih sebagai sampel
 Apabila jumlah kumulatif nilai tercatat < sampling interval
kumulatif, piutang tsb tidak dipilih sebagai sampel. Sampling
interval kumulatif untuk piutang selanjutnya tidak berubah

138
Memilih unsur-unsur sampel

Jml kumulatif <


sampling interval

Belum ditambahkan
dengan sampling
interval krn piutang
sblmnya tidak dipilih
Hasil pemilihan yang selengkapnya dapat dilihat
pada Lampiran 3.

139
Sifat dan luas pengujian sebagai respons
atas risiko yg diidentifikasi – PT Fiktif Tbk
Tingkat Asersi Luas pengujian

Area L/K atau pengungkapan Prosedur audit 100% Unsur Sampling


Ttnt
1 Piutang 194 C, A L Bandingkan saldo piutang dengan predictive V
model
E H • Bandingkan saldo piutang dengan V
predictive model
• Periksa faktur penjualan, apakah dilampiri 23
bukti pengiriman barang dan PO
• Konfirmasi piutang
2 26
V L Pemeriksaan subsequent receipt V- AR
>60 hr
2 Persediaan 473 C, A L ………..

E H Pemeriksaan fisik V

V M Review NRV assessment yang dilakukan V


manajemen
3 Transaksi P H • Tanya ke manajemen V
pihak • Periksa pemenuhan IX.E.1 dan IX.E.2
berelasi • Konfirmasi ke counterparty V
V
140
Selesai
Terima kasih

141
Lampiran-lampiran

Data Kasus: PT Fiktif

142
Informasi latar belakang
 Anda adalah auditor dari PT Fiktif. Anda sedang merencanakan audit tahun 2011
yang merupakan audit tahun kedua. Tahun buku perusahaan adalah 31 Desember.
 PT Fiktif Tbk terutama bergerak di bidang pendistribusian audio-visual computer
controlled presentation products. Pelanggan PT Fiktif adalah toko-toko besar. Kondisi
perekonomian selama 2011 kurang begitu baik, sehingga kebanyakan pelanggan
mengalami kesulitan menjual ke pembeli akhir.
 Dalam audit tahun buku 2010 penilaian anda terdapat risiko kesalahan penyajian
material dalam eksistensi piutang adalah tinggi. Konfirmasi menjadi prosedur audit
rinci yang utama dalam merespons risiko ini. Anda yakin tahun 2011 risiko ini masih
tetap tinggi.
 Dalam tahun 2011, terdapat transaksi cukup signifikan, yakni pelepasan sebagian aset
kepada pihak berelasi. Atas transaksi ini PT Fiktif mengakui laba pelepasan sebesar
Rp17,5 milyar.
 Selama tahun 2011 dan awal 2012, perkembangan teknologi cukup radikal. Sebagai
akibatnya banyak sekali produk-produk baru berteknologi tinggi yang dilaunch oleh
pabrikan.

143
Informasi latar belakang
 Persediaan terdiri dari barang yang akan dijual kembali. Produk utama
perusahaan adalah LCD/DLP projectors, LCD screens dan plasma screens serta
interactive whiteboards. Bauran penjualan (sales mix) adalah 60% projector, 30%
screen dan 10% interactive whiteboard.
 Akun persediaan per 31 Desember 2011:
Rp milyar
Projectors 303.0
Plasma screens 101.0
LCD monitors 4.0
Interactive whiteboards 27.0
Accessories 20.0
Spares 18.0
Total 473.0

144
Informasi latar belakang
 Persediaan dinilai berdasarkan terendah antara biaya perolehan dan nilai
realisasi bersih dan rumus biayanya adalah FIFO.
 Perusahaan menggunakan accounting package dengan ledger pembelian,
penjualan, persediaan dan general ledger yang terpadu. Akan tetapi ledger
aset tetap dioperasikan terpisah.
 Barang yang dikirim pemasok akan dicocokkan dengan purchase order
sebelum diterima Kondisi barang juga diperiksa. Formulir penerimaan
pembelian akan dibuat untuk setiap penerimaan, yang bersama dengan bukti
pengiriman barang dari pemasok, akan dikirim ke bagian pencatatan. Ledger
pembelian dan persediaan kemudian dimutakhirkan.
 Pasokan datang langsung dari pabrikan, seperti Epson, Sony, JVC, Hitachi,
Pioneer dan Orion. Rekonsiliasi atas supplier statement disiapkan untuk
masing-masing pemasok setiap bulan.

145
Informasi latar belakang
 Apabila sales order telah disetujui, dia akan dikirimkan ke gudang. Staf gudang
akan mengambil barang untuk memenuhi pesanan tersebut dan menyiapkan
picking note yang merinci barang yang dikirimkan. Picking note kemudian akan
dikirim ke bagian pencatatan untuk dicocokan dengan sales order dalam sistem.
Faktur kemudian dicetak, dan ledger penjualan dan persediaan dimutakhirkan.
 Perputaran persediaan relatif tinggi dan lazimnya keusangan tidak menjadi
masalah. Pembelian didasarkan prakiraan penjualan dan tingkat persediaan
terkini. Tingkat persediaan direview setiap bulan untuk setiap jenis barang.
Harga akan disesuaikan apabila persediaan berputar lambat untuk menjamin dia
dapat terjual.
 Peristiwa pencurian relatif kecil. Persediaan di gudang dan dalam perjalanan
telah diasuransikan.
 Penghitungan persediaan dilakukan sekali sebulan. Keakuratan biasanya baik
karena persediaan dikelola dengan baik. Rekonsiliasi dilakukan dari catatan ke
jumlah fisik sehabis penghitungan. Selisihnya biasanya kurang dari 0,1%.

146
Informasi latar belakang
 Persediaan berada di dua lokasi – gudang perusahaan dan milik pihak ketiga.
Beberapa persediaan bernilai tinggi, termasuk plasma screen, disimpan di gudang
pihak ketiga. Sekitar 70% persediaan ada di gudang sendiri dan 30% di gudang
pihak ketiga. Penghitungan fisik di gudang pihak ketiga dilakukan oleh pihak
ketiga tersebut dengan dihadiri staf Perusahaan. Hasilnya difaks ke Perusahaan
dan dimasukan ke sistem persediaan. Setiap perbedaan dikirimkan kembali ke
pihak ketiga tersebut dan harus segera direkonsiliasikan. Penghitungan akan
dilakukan pada 31 Desember 2011 dan 1 Januari 2012. Gudang akan tutup
selama penghitungan fisik.
 Seluruh persediaan adalah barang jadi. 50 jenis persediaan merupakan 45% dari
nilai persediaan. Sebagian kecil persediaan ”disisihkan”, yakni persediaan yang
dikembalikan ke Perusahaan karena misalnya pengepakan yang rusak. Persediaan
ini ditandai terpisah, dan akan dites lagi sebelum dijual kembali.
 Laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi disajikan dalam Lampiran 1.

147
Laporan posisi keuangan Lampiran 1

148
Laporan laba rugi Lampiran 1

149
Lampiran 2

150
Lampiran 3

151
Lampiran 3

152

Anda mungkin juga menyukai