Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut usia, maka anak akan
menjadi tumpuan harapan orang tua yang harus memenuhi segala
kebutuhan orang tua.
Beberapa faktor penghambat tingkat kelahiran, yaitu adanya ke sadaran
mengenai pentingnya hal-hal berikut.
Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak
kehamilan, demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan.
Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk
menikah bagi wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun.
Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja, para
remaja mampu menunda usia pernikahannya.
Peraturan tentang tunjangan anak pegawai negeri yang menetapkan
tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2.
2 Kematian
Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kematian atau
mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara
permanen. Faktor penyebab kematian (mortalitas) antara lain sebagai berikut.
Belum memadainya sarana kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
Pencemaran lingkungan
Kecelakaaan lalu lintas
Peperangan
Bencana alam dan wabah penyakit
Faktor pengendali kematian (penghambat) antara lain:
Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
menetap. Dikatakan menetap apabila berada di daerah baru secara terusmenerus selama minimal enam bulan. Perpindahan penduduk yang dilakukan
kurang dari enam bulan disebut mobilitas sirkuler. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya migrasi antara lain sebagaiberikut.
Alasan ekonomi bertujuan untuk memperbaiki hidup
Alasan politik, misalnya adanya tekanan-takanan di tempat tinggal atau
karena perbedaan ideologi
Alasan sosial, terjadi karena tekanan-tekanan dari tetangganya
Alasan agama, karena tidak ada kebebasan dalam menganut agama sesuai
dengan kepercayaannya
Kepadatan penduduk
Keadaan geografis lain
4. Informasi Kependudukan
biasanya dapat diperoleh melalui kegiatan sensus, registrasi penduduk, dan
survei kependudukan.
a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pengolahan dan
publikasi data kependudukan yang ada di suatu negara dalam periode jangka
waktu tertentu. Di Indonesia kegiatan ini dilakukan dalam periode sepuluh
tahunan. Semenjak Indonesia merdeka sensus penduduk yang pertama kalinya
dilakukan pada tahun 1961. Sensus penduduk yang dilakukan terdiri atas dua
jenis, yaitu:
sensus de jure, artinya pencacahan yang hanya dikenakan kepada mereka
yang benar-benar tinggal di wilayah yang bersangkutan, dan
sensus de facto, artinya pencacahan yang dikenakan kepada penduduk
yang ada di suatu daerah ketika dilakukan sensus penduduk.
Seseorang dapat dicatat sebagai penduduk di suatu wilayah dilakukan dengan
dua metode, yaitu:
metode house holder, artinya pelaksanaan sensus dengan cara
memberikan daftar pertanyaan kepada kepala keluarga (KK) untuk
mengisi segala sesuatu yang berhubungan dengan daftar pertanyaan, dan
metode canveser, artinya pendataan dilakukan oleh petugas sensus
dengan mengisi daftar pertanyaan sesuai dengan jawaban yang diperoleh
dari semua penduduk yang disensus.
Ada beberapa manfaat dari diadakannya sensus penduduk, antara lain:
mengetahui jumlah dan komposisi penduduk yang ada di suatu daerah,
mendapatkan data tentang perkembangan jumlah penduduk,
mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk, dan 4) mengetahui
berbagai informasi yang berkaitan dengan penduduk (misalnya kematian,
kelahiran, dan migrasi).
Data yang dihasilkan dari kegiatan sensus penduduk sangat penting dalam
perencanaan program pembangunan, antara lain untuk:
a. Pendidikan
Kualitas penduduk dalam bidang pendidikan dapat
menggambarkan kemampuan penduduk untuk menyerap dan menyesuaikan
diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khusus untuk di
Indonesia pengklasifikasian pendidikan sangatlah mudah, kita tinggal
memerhatikan jenjang pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia, yaitu:
1) TK bagi usia 4 6 tahun,
2) SD bagi usia 7 12 tahun,
3) SMP bagi usia 13 15 tahun,
4) SMA bagi usia 16 18 tahun, dan
5) PT bagi usia >18 tahun.
Tetapi apabila kita melihat kondisi pendidikan pendudukdi Indonesia, ternyata
masih terkonsentrasi pada jenjang SD. Sekarang mulai beranjak ke SMP meski
dalam jumlah sangat kecil semenjak diberlakukan program Wajib Belajar 9
tahun. Rendahnya pendidikan tersebut disebabkan oleh beberapa alasan, antara
lain:
biaya pendidikan yang dianggap relatif tinggi,
minat menyekolahkan anak bagi orang tua sangat rendah,
sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai, dan
jauhnya jangkauan terhadap lokasi yang menyediakan sarana pendidikan.
Untuk mengatasi masalah pendidikan tersebut hendak nya pemerintah
melakukan hal-hal:
memperluas kesempatan dalam memperoleh pendidi kan,
meringankan biaya pendidikan,
menambah jumlah sekolah dan tenaga pengajarnya,
meningkatkan kualitas guru, dan
lebih memantapkan lagi pelaksanaan program wajib belajar.
b. Tingkat Kesehatan