Anda di halaman 1dari 79

MOBILITAS PENDUDUK

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Topik Yang Dibahas

• Pengantar
• Untuk Apa Data Mobilitas/Migrasi?
• Konsep Mobilitas dan Migrasi Penduduk
• Sumber Data
• Ukuran
• Tahapan transisi
• Determinan
• Pola dan Kecenderungan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Pengantar

• Mobilitas Penduduk merupakan salah satu faktor parameter


demografi yang berpengaruh terhadap jumlah, pertumbuhan dan
persebaran penduduk

• Mobilitas Penduduk sudah berjalan sepanjang sejarah manusia


diketahui

• Terjadi karena keingintahuan manusia tentang wilayah lain

• Mobilitas penduduk berpengaruh pada kondisi sosial, ekonomi,


demografi dan budaya

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Guna Data Mobilitas Penduduk
• Menghitung pertumbuhan penduduk dan pola
persebarannya
• Proyeksi Penduduk
• Mengkaji karakteristik sosial, ekonomi, demografi dan
budaya serta pengaruh terhadap daerah asal maupun
tujuan
• Perencanaan pembangunan regional

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


KONSEP

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Konsep Dasar

 Shryock & Siegel : biasanya mengacu pada pergerakan spasial,


fisik dan geografis, maka disebut sebagai mobilitas geografis
atau mobilitas spasial

 Tidak semua pergerakan geografis dikatakan sebagai migrasi

 Mobilitas permanen dan non permanen

 Untuk membedakan harus dipertimbangkan 4 aspek penting

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


DEFINISI

Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap


dari suatu tempat ke tempat lain melampui batas politik/negara
ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara 
migrasi sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Aspek Spasial

o Perhatikan unit administrasi: propinsi, kabupaten, kecamatan dll

o Makin kecil unit administrasi makin besar tingkat migrasi

o Aspek spatial yang lain selain wilayah geografi juga jarak

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Aspek Tempat Tinggal

• Adanya perubahan tempat tinggal (usual place


residence)
• Lamanya tinggal
• Niat tinggal di tempat tujuan
• Sensus/Survei menggunakan pendekatan usual
place of residence (de jure) atau current place
of residence (de facto)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Aspek Waktu

• Perhatikan dimensi waktu dalam perpindahan: apakah 1 tahun, 6


bulan atau 24 jam sebagai batasan migrasi
• Mobilitas : mobilitas permanen (migrasi) & mobilitas non
permanen
– Ada migrasi risen, migrasi seumur hidup, migrasi total, migrasi kembali,
migrasi bertahap.
– Mobilitas non permanen : musiman, sirkuler dan commuting/ulang alik

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Aspek Aktifitas

• Adanya perubahan aktifitas sehari-hari

• Beberapa analis menyatakan bahwa mobilitas harus menyangkut tempat


tinggal dan perubahan tempat aktifitas

• Tempat aktifitas berubah, tempat tinggal tidak berubah, atau tempat tinggal
berubah aktifitas tidak

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


JENIS MIGRASI

Berdasarkan Cara
• Migrasi Masuk : Migrasi masuk ke suatu wilayah tertentu
• Migrasi Keluar : Migrasi keluar dari suatu wilayah tertentu
• Migrasi Neto : Selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar
wilayah tertentu
• Migrasi Bruto : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


JENIS MIGRASI
Berdasarkan wilayah administrasi
• Migrasi Total : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan tempat
tinggal sebelumnya tanpa melihat kapan perpindahannya

• Migrasi Semasa Hidup : mereka yang tempat tinggal sekarang berbeda dengan
tempat kelahirannya

• Migrasi Risen : mereka yang pindah melalui batas administrasi


(desa/kec/kab/propinsi) dalam waktu kurun 5 tahun sebelum survei

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Jenis Migrasi

Berdasarkan Arus Migrasi


• Migrasi Parsial (Partial Migration) adalah jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari satu
daerah asal, atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran
dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.

• Arus Migrasi (Migration Stream) adalah jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi
dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.

• Urbanisasi (Urbanization) adalah bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di


daerah perkotaan yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke perkotaan
dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Jenis Migrasi

• Transmigrasi (Transmigration)  resettlement atau settlement.


Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk
dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di
dalam wilayah Republik Indonesia (Undang-Undang No. 3 Tahun
1972)

• Migrasi Kembali : mereka yang tempat tinggal sekarang sama


dengan tempat kelahirannya tetapi tidak sama dengan tempattinggal
terakhir sebelumnya

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Faktor Penyebab Migrasi
Faktor pendorong
• Makin berkurangnya sumber daya alam
• Menyempitnya kesempatan kerja di tempat asal
• Adanya tekanan politik, agama, suku dan ras di daerah asal
• Tidak cocok lagi dg budaya setempat
• Alasan pekerjaan/pendidikan/perkawinan
• Bencana alam

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Faktor Penarik
• Ada rasa superior di tempat baru atau peluang memasuki
lapangan kerja yg cocok
• Kesempatan mendapat pekerjaan dan upah yg lebih baik
• Kesempatan pendidikan
• Kondisi lingkungan yg menyenangkan
• Ajakan teman, famili, orang lain informasi audio maupun visual
(Media cetak dan elektronik)
• Daya tarik kota besar (multi fasilitas)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Teori Everett S. Lee

Gambar VI.1
Faktor Tempat Asal, Empat Tujuan Serta Faktor Penghambat Dalam Proses
Migrasi

+ -0+ + -0+ 0
0+ -0+ 0 0+ -0+-0
+ -0+ 0-+ 0 + -0+ 0-+ 0
0+ -0+ 0-+ P e n g h a la n g a n t a r a 0+ -0+ 0-+
-+ 0 - + 0 + 0-+ 0+ -
0-+ - 0-+ 0
T em p at asal T e m p a t t u ju a n
K e te ra n g an :
+ : f a k t o r p e n a r ik
- : fa k to r p e n d o ro n g
0 : fa k to r y a n g n e tra l

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


The Law of Migration (EG. Ravenstein, 1885)
1. Migrasi dan jarak
- banyak migran pada jarak dekat
- migran jarak jauh tertuju pada pusat2 perdagangan & industri
2. Migrasi bertahap
- arus migrasi terarah
- adanya migrasi desa kota, kota kecil-kota besar
3. Arus dan Arus balik
4. Perbedaan mencolok
5. Perempuan melakukan migrasi pada jarak yang lebih dekat
dibanding laki-laki
6. Teknologi dan migrasi
7. Motif ekonomi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


ALASAN BER MIGRASI

• Proses mempertahankan hidup (perang, bencana alam, pekerjaan


dll)

• motif ekonomi (mencari peluang kerja dg tingkat upah yang lebih


tinggi)

• motif paksaan (migrasi dukalara) penggususran, bedol desa dll

• motif non ekonomi (perkawinan, sekolah, dll)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


SUMBER DATA
• Sensus Penduduk : dapat dilihat dari propinsi tempat lahir, lama
tinggal, tempat tinggal terakhir, tempat tinggal 5 tahun yang lalu,
tempat tinggal sekarang

• Registrasi Penduduk: tidak mengumpulkan informasi yang detil


untuk analisis yang intensif tentang determinan dan konsekuensi
migrasi. Untuk negara berkembang belum baik kualitasnya

• Survei: data migrasi yang lazim digunakan adalah SUPAS atau


survei mikro khusus analisis migrasi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Jenis-jenis Migrasi (9)

• Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah


penduduk usia 5 tahun ke atas.
• Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok
umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia
• Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0-4 tahun,
digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-
4 tahun.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Ukuran-Ukuran Migrasi

1. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya


migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu
kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
2. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya
migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000
penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
3. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran
masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000
penduduk dalam satu tahun.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)

• Tahap pertama. (the pre-modern traditional society)


– rendahnya arus perpindahan penduduk. Mobilitas terjadi sebatas
pd pemanfaatan lahan, perdagangan, perang dll

• Tahap kedua (the early trantitional society)


– pergerakan penduduk desa-kota dlm jumlah besar
– ada kecenderungan perpindahan ke luar negeri
– ada kecenderungan mendatangan migran ahli dr luar negeri
– mobilitas sirkuler mulai berkembang

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)
• Tahap ketiga. (the late trantitional society)
– migrasi desa-kota mulai menurun, walau masih besar
– menurunnya pergerakan penduduk ke daerah2 baru
– menurunnya migrasi keluar negeri
– mobilitas sirkuler makin berkembang dg bentuk dan pola yg makin
kompleks

• Tahap keempat (the advanced society)


– migrasi desa-kota makin menurun
– peningkatan migrasi antara kota dalam suatu sistem
pemusatan/aglomerasi yg sama
– migrasi tenaga kerja yg kurang berkualitas dari daerah yg belum
berkembang
– peningkatan migrasi sirkuler (pelesiran dan ekonomi) dan migrasi
internasional tenaga kerja terdidik

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Transisi Mobilitas Zelinsky (1971)
• Tahap kelima (a future super advance society)
– migrasi permanen menurun
– migrasi sirkuler meningkat krn sistem komunikasi, transportasi makin membaik
– migrasi tenaga kerja kurang trampil dr berbagai negara terutama negara
berkembang terus berlangsung
– peningkatan pola migrasi sirkuler akan memunculkan bentuk migrasi sirkuler yg
baru

Indonesia terletak pada tahap kedua atau keempat (?)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


MIGRASI DI INDONESIA

• Sejak manusia neanderthal 3 juta - 10.000 tahun sm

• Penduduk P. Jawa mobile  arus perdagangan


antar pulau - antar negara

• Akibat kesuburan tanah Jawa akhirnya muncul


budaya menetap

• Saat ini penduduk cukup mobile terutama dg


program transmigrasi dan makin meningkatnya
teknologi transportasi dan komunikasi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


MIGRASI DI INDONESIA

Kebijakan makro mobilitas penduduk


* ekonomi makro 1967-1980, pemusatan industri
manufaktur di Jakarta dan pesisir Jawa 
urbanisasi meningkat

* 1980, mekanisasi sektor pertanian yg berakibat


penurunan daya serap TK sektor pertanian 
migrasi desa - kota & peningkatan transmigrasi
paruh tahun dasawarsa 80-an dan pengembangan
KTI

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


KEBIJAKAN MOBILITAS PENDUDUK ANTAR WILAYAH

Umumnya kebijakan kependudukan dapat bersifat langsung (direct) dan


tidak langsung (indirect)

Ada 3 pendekatan dlm kebijakan mobilitas penduduk


1. Merangsang perpindahan penduduk  migrasi spontan
2. Menghambat perpindahan penduduk  Jakarta kota tertutup
3. Mengarahkan perpindahan penduduk sesuai kepentingan nasional :
transmigrasi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kecenderungan dan Pola (1)

• Pada bagian ini disajikan pembahasan migrasi risen lima tahun


antar propinsi berdasrkan SP 1980, 1990, dan 2000 serta SUPAS
1995 (Tabel 2).
• Gambaran pola mobilitas antar propinsi memperlihatkan bahwa
pangsa terbesar arus migrasi di Indonesia utamanya didominasi
oleh propinsi-propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat,
dan Lampung.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kecenderungan dan Pola (2)

• Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memperlihatkan pola yang


konsisten, yaitu sebagai daerah pengirim migran yang penting di
Indonesia.
• Hal ini ditunjukkan dengan persentase migran risen keluar yang
paling tinggi pada periode 1975-1980.
– Jawa Tengah (25,5%)
– Jawa Timur (16%)
• Pada periode 1985-1995 propinsi Jawa Barat mengalami
perkembangan yang sangat signifikan, dimana lebih dari
seperempat migran risen masuk menuju ke propinsi ini

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kecenderungan dan Pola (3)

• Perkembangan daerah metropolitan Jakarta-Bogor-Depok-


Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menjadikan Jawa Barat
sebagai daerah yang terkena dampak tumpahan (spill-over
effect) penduduk dari DKI Jakarta

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Tabel 2. Distribusi Persentase Migrasi Risen Masuk dan Keluar Antarpropinsi di
Indonesia: SP 1980, SP 1990, SUPAS 1995, dan SP 2000.
Propinsi SP 1980 SP 1990 SUPAS 1995 SP 2000
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar
NAD 1,37 0,79 1,07 0,96 0,67 1,16 0,19 1,96
Sumatera Utara 2,57 4,98 2,05 5,38 2,42 4,77 1,69 4,35
Sumatera Barat 2,50 4,30 2,46 3,35 3,25 3,47 1,29 2,84
Riau 2,65 1,51 4,67 1,80 3,46 3,03 6,34 1,11
Jambi 2,88 1,02 2,60 1,24 1,34 1,26 1,32 1,01
Sumatera Selatan 5,94 3,71 4,04 3,85 3,00 4,49 1,98 1,84
Bengkulu 1,80 0,45 1,58 0,55 1,55 0,86 0,83 0,43
Lampung 13,63 1,28 4,04 2,63 2,68 3,98 1,81 35,82
Kep. Bangka Belitung -- -- -- -- -- -- 34,46 0,41
DKI Jakarta 20,58 10,73 15,86 19,24 13,95 19,75 8,40 10,31
Jawa Barat 14,82 13,15 25,72 9,60 26,23 10,77 13,28 7,66
Jawa Tengah 4,93 25,50 7,33 22,46 8,26 17,57 4,24 12,34
DI Yogyakarta 2,65 2,05 3,08 2,34 3,88 2,66 2,36 1,57
Jawa Timur 5,46 16,02 6,26 12,54 10,29 9,85 2,16 6,42
Banten -- -- -- -- -- -- 7,52 2,52
Bali 1,00 1,47 1,26 1,09 1,37 1,09 1,03 0,57
Nusa Tenggara Barat 0,70 1,09 0,71 0,71 1,08 0,84 0,68 0,62
Nusa Tenggara Timur 0,70 0,97 0,52 0,88 0,77 1,04 0,33 0,67
Timor Timur 0,00 0,11 0,50 0,26 0,50 0,30 * *
Kalimantan Barat 1,06 0,80 0,83 0,87 1,05 0,82 0,59 0,55
Kalimantan Tengah 1,33 0,45 1,50 0,72 0,86 1,03 1,51 0,30
Kalimantan Selatan 1,66 1,29 1,87 1,48 1,62 1,35 1,07 0,76
Kalimantan Timur 3,02 0,57 3,70 1,32 3,25 1,82 1,86 0,52
Sulawesi Utara 1,22 1,07 0,66 0,99 0,51 1,16 0,65 0,47
Sulawesi Tengah 2,24 0,49 1,33 0,54 1,66 0,67 0,91 0,37
Sulawesi Selatan 1,75 4,15 2,27 3,12 3,22 3,58 0,92 2,06
Sulawesi Tenggara 1,37 0,83 1,35 0,71 1,34 0,93 1,30 0,27
Gorontalo -- -- -- -- -- -- 0,11 0,41
Maluku 1,26 0,76 1,31 0,75 0,54 1,10 0,22 1,13
Maluku Utara -- -- -- -- -- -- 0,18 0,35
Papua 0,26 0,45 1,40 0,61 1,25 0,64 0,77 0,37
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Keterangan : -- Propinsi baru dan * sudah bukan merupakan bagian dari Republik Indonesia.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Jenis transmigrasi

• Transmigrasi keluarga  Diadakan tahun 1950. Keluarga transmigran


yang ada di daerah transmigrasi didatangkan dari daerah asal.
• Transmigrasi umum  Mulai tahun 1952. Mereka ditempatkan di
daerah yang telah di tentukan oleh pemerintah.
• Transmigrasi SOB (Staat Van Oorlog en Beleg), untuk para bekas
tahanan S.O.B. tahun 1953

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Jenis transmigrasi

• Transmigrasi Nelayan
• Transmigrasi DBS (Dengan Biaya Sendiri), diadakan tahun 1954 yang
kemudian berubah menjadi transmigrasi spontan atau transmigrasi
swakarsa
• Transmigrasi BRN (Biro Rekonstruksi Nasional) atau Transmigrasi
Veteran dan Demobilisasi (Transved)
• Transmigrasi Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa
(Transkopemada)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


T abe l 6.7
Ju m lah T rans m i g ran yang be rhas i l di te m patkan
D ari tahun 1905 s am pai de ng an tahun 1975- 1976
Tahun Jumlah Transmigran Tahun Jumlah Transmigran
1905 620 1921 3.798
1906 2.200 1922 5.450
1907 28 1928 1.693
1908 564 1929 214
1909 1.059 1930 180
1912 142 1931 750
1913 317 1932 7.000
1914 249 1934 1.375
1915 1.478 1935 13.324
1916 107 1936 12.500
1917 307 1937 19.010
1918 1.073 1938 33.131
1919 3.507 1939 42.323
1920 5.010 1940 50.860
1941 49.904 1962 22.193
1943 8.819 1963 32.131
1950 77 1964 15.222
1951 2.951 1965 52.325
1952 17.605 1966 4.650
1953 40.009 1967 4.775
1954 29.738 1968 10.490
1955 21.389 1969/70 17.848
1956 25.519 1970/71 19.985
1957 20.045 1971/72 18.870
1958 20.603 1972/73 51.920
1959 46.096 1973/74 73.703
1960 22.078 1974/75 46.600
19.600 1975/76 35.232
Sumber: Direktorat Transmigrasi, Realisasi Penempatan Transmigrasi dari Kolonisasi (1905)
sampai Pelita I (1969/70 s/d 1973/74), Dit. Jen. Transmigrasi, Dep. NAKER
TRANSKOP, Jakarta, tanpa tahun.
M. Amral Syamsu, dari Kolonisasi ke Transmigrasi 1905-1955, Djambatan, Djakarta,
1960.
Laporan: Pelaksanaan Pemindahan Transmigrasi, Direktorat Pemindahan Transmigrasi, Dit. Jen.
Transmigrasi, Dep. NAKER-TRANSKOP, Jakarta.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Migrasi Internasional
• Mc Falls (1998)
– tahun 90-sn diperkirakan 120 juta penduduk tinggal di luar negara
tempat kelahiran mereka
– Remitan mencapai 70 Milyar USD (1995)
• Firdausy (1998)
– Mobilitas penduduk di Asia Tenggara meningkat ditinjau dr
kuantitas, kompleksitas, gender, sosial ekonomi dan budaya
selama dekade terakhir ini. Terjadi peningkatan redistribusi
potensial di antara negara2 Asia Tenggara berikut
permasalahannya

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Migrasi Internasional
Stalker
• Teori Struktural  dual labour market
– jenis pekerjaan berupah tinggi
– jenis pekerjaan dirty, dangerous and difficult
• Teori Keluarga dan Individu
– manusia makhluk rasional yg mampu menilai kondisi negara tujuan
dan memilih kombinasi yg optimal (upah, keamanan dan biaya
perjalanan
– migrasi merupakan pilihan kelompok atau kelg sbg salah satu cara
mengurangi resiko
• Teori Sistem Jaringan
– Terbentuknya sistem jaringan migrasi, ada pihak perintis ada arus
yg mengikutinya.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Migrasi Internasional

• Migrasi Internasional dr Indonesia didominasi overseas contract


workers ke Arab Saudi, Malaysia, Singapura, Taiwan, Hongkong
• teori Migrasi vs gender
– teori : migrasi didominasi oleh laki-laki, berumur produktif dan karena
alasan ekonomi
– Kenyataan terjadi peningkatan migran perempuan baik alasan pribadi,
keluarga, pendidikan, mengungsi, selain ekonomi.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Rasio Jenis Kelamin Pekerja Indonesia di Empat Negara Tujuan
1995-2000

Negara Tujuan 1996 1997 1998 1999 2000


Malaysia 15.2 157.3 50.4 90.0 138.3
Singapura 21.4 17.4 11.2 10.1 12.9
Taiwan 349.0 257.0 76.9 24.7 13.7
Saudi Arabia 3.5 7.3 8.5 8.7 10.3
Sumber: Soeprobo & Wiyono, 2001

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Dampak Migrasi Internasional THD Pendapatan Keluarga dan Pembangunan
Nasional

• Peningkatan Pendapatan
• Peningkatan devisa negara
• Peningkatan Ketrampilan
• Pengurangan masalah pengangguran

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Mobilitas Non Permanen

• Mobilitas penduduk di Indonesia berlangsung sejak lama, dalam


transisi demografi sudah masuk tahap ke empat.
• Perhatian para ahli masih terbatas
• Kebijakan penyebaran penduduk terbatas pada mobilitas permanen
• Kenyataan bahwa mobilitas non permanen menunjukkan
peningkatan terutama mobilitas desa-kota

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Keterbatasan Data Mobilitas Non Permanen

• Data Sensus dan Survei hanya menjaring Mobilitas Permanen.


• Data Mobilitas Non Permanen Skala Nasional Tidak tersedia,
hanya studi skala mikro/regional
• Sulit untuk melihat Pola, Arah dan Volume Mobilitas non
Permanen

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Faktor Penyebab

• Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Terutama antar


Perkotaan dan Pedesaan
• Kelangkaan Pekerjaan di sektor pertanian dan Kepemilikan
Tanah
• Kelangkaan Fasilitas Pelayanan Sosial (Pendidikan, Kesehatan
dll)
• Peningkatan Harga tanah dan biaya hidup di kota, dll
• Revolusi Colt (hugo & Hull, 1987)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Ciri Pelaku Mobilitas Non Permanen

• Pada umumnya Menuju Daerah Perkotaan, dalam jarak dekat


walaupun ada kecenderungan mulai menempuh jarak jauh
• Berada pada kelompok umur muda
• Lebih Banyak Laki-laki dibandingkan Perempuan
• Berpendidikan rendah
• Lebih banyak dari kelompok ekonomi menengah bawah
• Karakter hidup hemat
• Sebagai agent of Change kehidupan perkotaan di daerah asal

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Tabel 1
Karakteristik Migran, Mover dan Bukan Migran, di 7 Kabupaten di Indonesia
Karakteristik Migran Mover Bukan
Migran
Jenis kelamin
 Laki-laki 61.00 70.66 42.10
 Perempuan 39.00 29.34 57.90
Tempat Tinggal
 Perkotaan 53.74 26.12 34.99
 Perdesaan 46.26 73.88 65.01
Pendidikan
 Tidak 20.75 17.47 39.20
sekolah
 SD 27.86 34.95 33.44
 SMP ke atas 51.39 47.58 27.36
Status Kawin
 Kawin 66.13 50.52 52.72
 Tidak Kawin 33.87 49.38 47.28
Kabupaten
 Lampung 10.41 18.42 19.87
Utara
 Indramayu 4.99 23.65 14.07
 Wonogiri 6.09 28.30 16.80
 Bangkalan 18.18 4.27 17.02
 Lombok 14.15 11.21 11.26
Tengah
 Banjar 25.95 3.42 6.08
 Bone 20.23 10.73 14.90
Jumlah sampel 1364 1053 3995
Sumber: Ananta dkk (2000)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Dampak Positif

• Di Daerah Asal
– Sumber keuangan
– Sebagai agent of change
– Daerah asal tidak kehilangan potensi tenaga produktif tetapi waktunya terbatas

• Di Daerah Tujuan
– Penyedia tenaga kerja terdidik
– Penyedia tenaga kerja kasar/buruh/sektor informal
– Memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah tujuan (walaupun kecil)
melalui retribusi dan biaya hidup di daerah tujuan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Dampak Negatif

• Di Daerah Asal
– Remitan yang dihasilkan digunakan hanya untuk konsumsi bukan investasi
• Di Daerah Tujuan
– Masalah transportasi (kemacetan dan kesemrawutan)
– Penyediaan Fasilitas Fisik maupun pelayanan sosial (muncul slum area dan penggunaan
area publik yang tidak semestinya)
– Kriminalitas
– Perdagangan perempuan dan anak
– Kesehatan, dll

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kecenderungan di Masa Depan

• Mobilitas desa-kota masih akan meningkat dibarengi dengan mobilitas antar


kecamatan dan antar daerah
• Mobilitas sirkuler akan digantikan dg mobilitas ulang alik
• Pelaku Mobilitas Perempuan akan meningkat baik secara internal maupun
internasional
• Masih didominasi pada kelompok umur muda
• Makin terdidik
• Masih sebagai tenaga kerja kasar (Dirty, dangerous, difficult)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Alternatif Penanganan

• Pendataan komprehensif
• Kerjasama antar daerah
• Kebijakan berpihak pada masyarakat
• Peningkatan pembangunan antar daerah
• Peningkatan prasarana dan sarana transportasi dan alternatifnya
• Pemberian informasi kondisi ekonomi, peluang kerja, persyaratan yang harus
dipenuhi secara jelas

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBANISASI

• Proses pengkotaan suatu wilayah/seseorang


• Sering diterjemahkan sebagai migrasi desa - kota
• perubahan wilayah perdesaan menjadi perkotaan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBAN PLACE

• Konsep yang mengacu kepada daerah yang


ditetapkan sebagai wilayah urban tanpa
memandang kriteria yang digunakan dalam
penentuan batas-batas wilayah urban

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBAN POPULATION

• Konsep yang mengacu kepada penghuni


(penduduk) yang bermukim di daerah urban

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBAN GROWTH

• Sering digunakan untuk mengacu kepada perubahan size/ukuran


baik urban place maupun urban population
• Perubahan dalam urban place disebut dengan perubahan horizontal
(geographical space)
• Perubahan dalam urban population disebut dengan perubahan
vertikal yang lebih disebabkan oleh pertumbuhan alamiah dan
migrasi netto

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBANISM

• Konsep ini mengacu kepada “cara hidup” (urban way


of life) yang berkaitan dengan wilayah urban.
Misalnya perdagangan, budaya, ekologi, ekonomi,
pendidikan, sejarah, industri, hukum, militer,
falsafah, politik, psikologi, teknologi dan berbagai
aspek kehidupan lain.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


URBANIZATION

• Konsep ini mengacu kepada perubahan dalam


proporsi penduduk di perkotaan. Juga diartikan
sebagai proses pemusatan penduduk di daerah
perkotaan.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


DEFINISI PERKOTAAN

• Perkotaan administratif: Kota-kota yang dikenali


dengan melihat batas administratif/pemerintahan
seperti kecamatan, kota, kabupaten dll
• Perkotaan fungsional: Suatu kawasan kota yang
terbentuk oleh satu atau lebih desa kota yang saling
berdekatan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


KRITERIA URBAN DESA

• Kepadatan penduduk lebih dari 5.000 km2


• Kurang dari 25 % rumah tangganya bekerja di
sektor pertanian
• Memiliki sekurang-kurangnya 8 fasilitas
perkotaan dari maksimum 16 kriteria

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


UKURAN URBANISASI

• Tingkat urbanisasi : Persentase penduduk yang tinggal di perkotaan


• Urbanisasi : perubahan tingkat urbanisasi selama periode tertentu
• Rasio penduduk perkotaan-pedesaan
• Perubahan urbanisasi
• Indeks primasi
• Rank Size Rule Distribution

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Ukuran Urbanisasi
U
Pu = ---- x k
P
Pu = persentase penduduk perkotaan, U = Penduduk daerah perkotaan, P =
Penduduk Total

Rasio Penduduk Perkotaan-perdesaan


U
UR = ---- x k
K
U = penduduk perkotaan, K = penduduk perdesaan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Ukuran Urbanisasi
U
Pu = ---- x k
P
Pu = persentase penduduk perkotaan, U = Penduduk daerah perkotaan,
P = Penduduk Total

Rasio Penduduk Perkotaan-perdesaan


U
UR = ---- x k
K
U = penduduk perkotaan, K = penduduk perdesaan

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


PENDUDUK PERKOTAAN JAWA DAN LUAR JAWA, 1980-1994

JAWA LUAR JAWA


1980
Jumlah Penduduk perkotaan (000) 22,929.4 9,916.4
Proporsi Penduduk 0.251 0.177
Pangsa Penduduk perkotaan (%) 69.8 30.2
1990
Jumlah Penduduk perkotaan (000) 38,314.5 17,092.3
Proporsi Penduduk 0.357 0.238
Pangsa Penduduk perkotaan (%) 69.2 30.8
Laju kenaikan per th (1980-1990) 5.29 5.6
1994
Jumlah Penduduk perkotaan (000) 44,960.1 20,294.2
Proporsi Penduduk 0.398 0.263
Pangsa Penduduk perkotaan (%) 68.8 31.2
Laju kenaikan per th (1990-1994) 4.05 5.13
Sumber : Firman (1996) dalam Chotib (2002)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


ANGKA URBANISASI MENURUT PROPINSI DI INDONESIA
1980, 1990, 2000

PROPINSI 1980 1990 2000


Nanggroe Aceh Darussalam 8.94 15.81 27.99
Sumatra Utara 25.45 35.48 42.64
Sumatra Barat 12.71 20.22 28.93
Riau 27.12 31.67 43.30
Jambi 12.65 21.41 28.33
Sumatra Selatan 27.37 29.34 34.46
Bengkulu 9.43 20.37 29.42
Lampung 12.47 12.44 21.23
Bangka Belitung - - 43.02
DKI Jakarta 93.36 99.62 100.00
Jawa Barat 21.02 34.51 50.31
Jawa Tengah 18.74 26.98 40.19
DI. Yogyakarta 22.08 44.42 57.64
Jawa Timur 19.60 27.43 40.88
Banten - - 52.17
Bali 14.71 26.43 49.74
Nusa Tenggara Barat 14.07 17.12 35.08
Nusa Tenggara Timur 7.51 11.39 15.46
Kalimantan Barat 16.77 19.96 26.39
Kalimantan Selatan 10.30 17.56 28.14
Kalimantan Tengah 21.35 27.06 36.22
Kalimantan Timur 39.84 48.78 57.75
Sulawesi Utara 16.76 22.78 36.64
Sulawesi Tengah 8.95 16.43 19.98
Sulawesi Selatan 18.08 24.53 29.62
Sulawesi Tenggara 9.34 17.02 21.05
Gorontalo - - 25.53
Maluku 10.84 18.97 25.22
Maluku Utara - - 30.71
Papua 20.22 23.97 24.90
Indone sia 22.27 30.90 42.43
Sumb er : BPS (1997), (2001)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Situasi bidang mobilitas saat ini

• mobilitas antar daerah tetap meningkat hanya di


beberapa daerah terjadi penurunan
• peningkatan mobilitas non permanen
• peningkatan mobilitas internasional
• peningkatan arus mobilitas tenaga kerja dari luar
negeri

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Isu pembangunan saat ini

• peningkatan mobilitas non permanen perlu


penyediaan berbagai fasilitas sosial, ekonomi,
budaya dll
• penataan wilayah penyangga
• migrasi internasional
– perlindungan hukum, kualitas keluarga migran, kesehatan
reproduksi,
– sistem penggajian untuk TKA dll

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Faktor Yg Mempengaruhi Urbanisasi

• Pullfactor yang demikian besar dari kota-kota dibandingkan perdesaan


ditambah persentase penduduk terbesar ada di daerah perdesaan.

• Tekanan sosial ekonomi penduduk dan menyempitnya lapangan kerja


di perdesaan

• Anggapan kota yang selalu memungkinkan seseorang untuk


pengembangan diri secara cepat. Hal ini sering bertolak belakang
dengan kenyataan.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Masalah-masalah Urbanisasi :

• Sehubungan dengan pertambahan penduduk Indonesia yang cepat maka


kota-kota besar pun mempunyai penduduk yang besar pula.
• Pendatang yang tak mempunyai keahlian atau mempunyai sedikit
keterampilan yang sama sekali lain dari yang dibutuhkan di kota. Pembekalan
untuk hidup di kota tak cukup didapatkan.
• Walaupun pendatang mempunyai motivasi yang kuat untuk mengembangkan
dirinya di kota tetapi kenyataannya kota sendiri belum siap menerimanya.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Urbanisasi:
– Kebijaksanaan (terselubung) pintu tertutup bagi pendatang. Tanpa pengembangan
pembangunan secara desentralisasi dengan otonomi yang diperluas, kebijaksanaan
semacam ini harus ditinjau. Apalagi dengan kecepatan pertumbuhan penduduk di
perdesaan yang juga tinggi, jangan sampai terjadi adanya additional worker hypothesis
menjadi discourage worker hypothesis yang kemudian menjadi social unrest (keresahan
sosial).

– Perlu adanya perencanaan kota yang baik yang mempertimbangkan tidak saja rate of
growth secara alami dari penduduknya tetapi juga faktor migrasi terutama urbanisasi.
Pasar kerja harus terbuka dengan sistem informasi yang cepat dan tepat.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


– Upaya yang sifatnya merupakan sasaran strategi
- Tetap meneruskan program NKKBS.
- Transmigrasi secara swakarsa dengan insentif yang menarik
dengan mempedulikan keadaan dan psikologis masyarakat daerah
tujuan transmigrasi.
- Usaha meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan di
kota sebanyak mungkin sehingga menyerap pendatang
yang ke kota sesuai keahlianya.
- Usaha menaikkan kesempatan kerja dan perluasaan lapangan kerja
di perdesaan.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


T abe l 6. 5
Pe rs e ntas e Pe ndu duk D ae rah Pe rko taan
Me nurut Pro pins i T ahun 1980, 1990 dan 1995
Propinsi Tahun
1980 1990 1995
Daerah Istimewa Aceh 8,94 15,81 20,54
Sumatera Utara 25,45 35,48 41,09
Sumatera Barat 12,71 20,22 25,06
Riau 27,12 31,67 34,36
Jambi 12,65 21,41 27,16
Sumatera Selatan 27,37 29,34 3031
Bengkulu 9,43 20,37 25,71
Lampung 12,47 12,44 15,71
DKI Jakarta 93,36 99,62 100,00
Jawa Barat 21,02 34,51 42,69
Jawa Tengah 18,74 26,98 31,90
DI Yogyakarta 22,08 44,42 58,05
Jawa Timur 19,60 27,43 32,06
Bali 14,71 26,43 34,31
Nusa Tenggara Barat 14,07 17,12 18,85
Nusa Tenggara Timur 7,51 11,39 13,88
Timor Timur - 7,79 9,51
Kalimantan Barat 16,77 19,96 21,66
Kalimantan Tengah 10,30 17,56 22,47
Kalimantan Selatan 21,35 27,06 29,96
Kalimantan Timur 39,84 48,78 50,22
Sulawesi Utara 16,76 22,78 26,28
Sulawesi Tengah 8,95 16,43 21,87
Sulawesi Selatan 18,08 24,53 28,27
Sulawesi Tenggara 9,34 17,02 22,38
Maluku 10,84 18,97 24,57
Irian Jaya 20,22 23,97 25,76
Indonesia 22,27 30,90 35,91
Sumber: SUPAS 1995 dan Sensus 1980, 1990.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Rata-rata Pe rtahun Laju Pe rtumbuhan Pe nduduk
D ae rah Pe rkotaan Me nurut Propinsi T ahun 1980-1995
Propinsi Periode
1980-1990 1990-1995
Daerah Istimewa Aceh 8,75 7,92
Sumatera Utara 5,51 4,65
Sumatera Barat 6,44 6,02
Riau 5,93 5,07
Jambi 8,99 8,27
Sumatera Selatan 3,87 3,36
Bengkulu 12,74 8,57
Lampung 2,64 6,93
DKI Jakarta 3,09 2,06
Jawa Barat 7,78 6,51
Jawa Tengah 4,93 4,22
DI Yogyakarta 7,86 5,52
Jawa Timur 4,54 4,00
Bali 7,29 6,24
Nusa Tenggara Barat 4,17 3,56
Nusa Tenggara Timur 6,12 5,94
Timor Timur - 6,52
Kalimantan Barat 4,45 4,09
Kalimantan Tengah 9,58 8,32
Kalimantan Selatan 4,78 4,28
Kalimantan Timur 6,55 4,89
Sulawesi Utara 4,76 4,28
Sulawesi Tengah 9,31 8,56
Sulawesi Selatan 4,56 4,53
Sulawesi Tenggara 10,06 9,11
Maluku 8,71 7,79
Irian Jaya 5,23 4,83
Indonesia 5,37 4,76
Sumber: SUPAS 1995.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Trend mobilitas penduduk antar wilayah

Terjadi peningkatan
• Migrasi antar kota dalam kabupaten
• migrasi antar kota antar kabupaten
• Migrasi antar kabupaten dalam propinsi
• migrasi antar kabupaten antar propinsi
• migrasi desa-kota dalam kabupaten/propinsi

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kebijakan Makro dan Mobilitas

• Strategi makro ekonomi (1967-1980)


– kebijakan substitusi impor dan investasi asing di sektor manufacturing 
polarisasi pembangunan terpusat di DKI Jakarta dan sekitarnya 
urbanisasi meningkat
– ketidakberhasilan sektor pertanian untuk meningkatkan serapan
terhadap tenaga kerja

• Awal 1980-an, industri manufactur diganti industri nasional misalnya tekstil


– industri nasional berproduksi dibawah kapasitas terpasang serta
mempergunakan SDA berlebihan
– Ketergantungan pada industri minyak dan gas, SDA dan pasar domestik

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kebijakan Makro dan Mobilitas

– harga minyak dunia menurun  berpengaruh terhadap industri nasional


– mekanisasi pertanian menyebabkan penurunan TK sektor ini
– migrasi Jwa ke pulau lain  daerah pertanian, dan sebaliknya ke arah
perkotaan di Jawa

• Paruh kedua dasawarsa 1980-an


– pengembangan KTI  migrasi ke KTI.
– 1998 terdapat 2,6 juta kesempatan kerja di Kawasan Timur Indonesia
(Ramelan, Rahardi: 1994)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


mobilitas dan otonomi daerah

• Ketimpangan kondisi ekonomi antara daerah


• Perlu mengembangkan dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah
dalam pembangunan
– Pembangunan daerah disesuaikan dengan prioritas dan potensi masing-
masing daerah
– Upaya membentuk keseimbangan pembangunan antar daerah 
mobilitas penduduk sukarela, bukan duka lara

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Tantangan masa depan

• Mobilitas internal (antar daerah) dan desa-kota akan terus berlangsung krn
ketidakseimbangan antar daerah
• migrasi internasional makin meningkat dan akan mengalami banyak
perubahan
– migrasi pelajar/mahasiswa
– migran menetap
– tenaga kerja kontrak
– migran berketrampilan (skilled migrants)

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Kebijakan Penyerasian Kependudukan
• Pengarahan mobilitas penduduk untuk :

• menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal yang harmonis;

• memberikan perlindungan penduduk yang terpaksa pindah karena keadaan


(pengungsi);

• memberikan kemudahan, perlindungan dan pembinaan terhadap para migran


internasional dan keluarganya;

• menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan daya dukung dan daya


tampung lingkungan;

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


• mengendalikan kuantitas penduduk disuatu daerah/wilayah tertentu;

• mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru;

• memperluas kesempatan kerja produktif;

• meningkatkan ketahanan nasional .

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia


Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai