Anda di halaman 1dari 15

Langkah-langkah Perencanaan

Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah gagasanatau cita-cita
yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa
langkah. Ada lima langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan sebuah perencanaan terdiri
dari:

1) Analisis situasi

Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan perencanaan. Langkah ini dilakukan
dengan analisis data laporan yang dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga
lain(data sekunder)yang data nya dibutuhkan, observasi, dan wawancara. Agar mampu melaksanakan
analisis situasi dengan baik, manajer dan staf sebuah organisasi atau mereka yang diberikan tugas
sebagai tim perencana harus dibekali ilmu epidemiologi, ilmu antropologi, ilmu demografi, ilmu ekonomi
dan ilmu statistik.

Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan yang bertujuan untuk identifikasi masalah.
Yang dihasilkan dari proses analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai faktor yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati serta potensi organisasi yang
dapat digunakan untuk melakukan intervensi. Dari penjelasan di atas, langkah analisis situasi bertujuan
untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan
masyrakat yang dijadikan dasar penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan kesehatan terdiri dari:

a.Data tentang penyakit dan kejadian sakit

Untuk menyusun perencanaan kesehatan, analisis situasi diarahkan untuk menghimpun data tentang
masalah kesehatan masyarakat. Untuk menjelaskan masalah kesehatan masyarakat yang sedang diamati,
data penyakit yang tercatat pada catatan surveilan harus diolah lagi dengan pendekatan epidemiologi
dan informasinya disajikan dengan menggunakan statistik. Dengan memproses data penyakit
menggunakan pendekatan epidemiologi akan diketahui wilayah mana saja penyakit atau masalah
kesehatan masyarakat tersebut berkembang, kapan terjadinya, siapa saja kelompok penduduk di wilayah
tersebut yang menderita penyakit tersebut, apa saja faktor yang terkait dengan penyakit yang sudah
berkembang menjadi masalah kesehatan masyarakat.

b.Data kependudukan

Data kependudukan yang perlu dihimpun yang ada kaitannya dengan penyakit yang sedang diamati
adalah jumlah dan distribusi penduduk per wilayah, per jenis kelamin, dan per kelompok umur, dan
tingkat kepadatan penduduknya. Vital statistik tentang kelahiran, kematian akibat penyakit tersebut.
c.Data potensi organisasi kesehatan

Data yang juga perlu dihimpun untuk menyusun perencanaan kesehatan adalah jumlah RS (kapasitas
tempat tidur, jumlah dan kualifikasi tenaga medis/para medis yang dimiliki. Data ini akan bermanfaat jika
tim perencana ingin mengadakan kerjasama dengan lembaga lain yang juga menyediakan pelayanan
kesehatan. Analisis situasi juga dilakukan untuk menganalisis potensi dan kelemahan organisasi
(pelaksana program). Manfaat semaksimal mungkin potensi organisasi dan lingkungan sosial yang ada di
suatu wilayah, tetapi waspadai kelemahan yang mungkin akan menjadi kendala atau menghambat
pelaksanaan kegiatan program di lapangan.

d.Keadaan lingkungan dan geografi

Data ini dikaitkan dengan perkembangan penyakit atau masalah kesehatan yang diamati di masayrakat.
Data lingkungan desa dan tempat-tempat umum di wilayah tersebut yang perlu dicatat adalah sekolah,
pasar, tempat ibadah, sumber air, dan mutu air minum yang digunakan oleh masyarakat, sistem
pembuangan air limbah/sampah, jamban keluarga. Data ini dikaji untuk mengetahui keterkaitan nya
dengan perkembangan berbagai vektor dari penyakit yang sedang diamati di suatu wilayah.

e.Data sarana dan prasarana

Data tentang sarana transportasi dan komunikasi yang tersedia di suatu wilayah juga mendapat
perhatian tim perencana. Data ini penting diketahui pada saat tim menyusun rencana pebgembangan
program kesehatan yang membutuhkan informasi tentang mobilitas penduduk, pengiriman data dan
logistik, supervisi, kemudian rujukan pasien dan sebagainya.

Semua data yang diperoleh dari hasil analisis situasi diolah dan dijadikan informasi. Berbagai jenis
informasi yang sudah dihimpun dibahas bersama dengan program terkait, dikoordinasikan,
diintegrasikan, dan ditukar dengan program lainnya sehingga semua informasi yang terkait akan menjadi
pengetahuan bersama yang sangat berharga untuk menyusun perencanaan terpadu.

Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari catatan rutin organisasi
kesehatan( kegiatan surveilan program puskesmas atau dinkes kabupaten/kota) atau dapat diambil dari
sektor lainnya yang ada di desa, kantor kecamatan, atau kantor dinkes kabupaten/kota. Dari laporan
kegiatan program puskesmas atau dinkes kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang jenis
dan distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah anggaran yang dialokasikan
untuk sektor kesehatan.

Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang kependudukan, data sosial ekonomi, data
geografi dan dat organisasi sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus dipilah-pilah lagi agar
diketahui mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan mana yang mungkin menjadi peluang
dan ancaman pada saat pelaksanaan program.

2) Mengidentifikasi masalah dan prioritasnya


Melalui analisis situasi akan dihasilkan berbagai macam data. Data dianalisis lebih lanjut menggunakan
pendekatan epidemiologi untuk dapat dijadikan informasi tentang distribusi di suatu wilayah,
berdasarkan kurun waktu tertentu dan pada kelompok masyarakat tertentu. Informasi lain yang perlu
dicari adalah bagaimana tanggapan masyarakat tentang maslah kesehatan masyarakat tersebut dan
bagaimana potensi organisasi untuk memecahkannya. Informasi tersebut dibutuhkan oleh pimpinan
untuk mengambil keputusan tentang bagaimana puskesmas akan mengembangkan program intervensi.

Semua aktivitas tersebut di atas adalah bagian dari proses identifikasi masalah, mulai dari langkah awal
mengkaji berbagai masalah kesehatan yang berkembang di wilayah kerja puskesmas, potensi puskesmas
untuk mengatasinya, sejauh mana bantuan dari dinkes yang dapat diperoleh.

Model identifikasi masalah di atas akan membantu untuk mengkaji suatu masalah kesehatan masyarakat
dan faktor-faktor risikonya (lingkungan dan perilaku masyarakat). Yang perlu dibedakan adalah masalah
program (input,proses,output, efek) dan yang mana masalah kesehatan masyarakat(outcome/dampak
dari sebuah sistem). Berikut ini adalah contoh enam pertanyaan kritis yang diajukan untuk
mengindentifikasi masalah kesehatan.

a.Apa jenis masalah kesehatan yang dihadapi (what is the problem)

b.Apa faktor-faktor penyebabnya ( why the problem does exist)

c.Siapa atau kelompok masyarakat mana yang paling banyak menderita (who is most affected by the
problem)

d.Kapan masalah tersebut terjadi (when was the problem exist)

e.Setelah keempat pertanyaan tersebut diajukan, penanggung jawab program akan dapat menyusun
rumusan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dihadapi. Untuk menyusun langkah-langkah
penanggulangan masalah tersebut, ada dua pertanyaan penting yang perlu dirumuskan yaitu : “Apa
kemungkinan dampak (akibat) yang muncul apabila masalah kesehatan tersebut tidak terpecahkan
(What kind of impact will be happen) dan apa kegiatan program yang bisa dikembangkan untuk
menagatasi (what plan of action should be taken).

3) Menentukan tujuan program

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menetapkan tujuan program. Semakin jelas
rumusan masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan kriteria di atas akan semakin mudah
menyusun tujuan program. Sebelum rencana kerja operasional disusun, beberapa pertanyaan berikut ini
wajib dipahami oleh tim perencana :

a.Berapa besar sumber daya yang dimiliki oleh organisasi (potensi organisasi-how many)?

b.Seberapa jauh masalah kesehatan masyarakat akan dipecahkan ( potensi organisasi-how many)?

c.Kapan target tersebut akan dicapai (target waktu-when)?


Merumuskan tujuan program operasional berdasarkan jawaban ketiga pertanyaan tersebut di atas akan
bermanfaat untuk :

1.Menetapkan langkah-langkah operasional program

2.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program

Perumusan sebuah tujuan operasional program kesehatan harus bersifat smart : spesifik,(jelas
sasarannya, dan mudah dipahami oleh staf pelaksana), measurable(dapat diukur kemajuannya),
appropriate (sesuai dengan strategi nasional, tujuan program dan visi/misi institusi atau sebagainya),
realistik (dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi yang tersedia), time bound
(sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat direncanakan untuk mencapai tujuan program
sesuai dengan target waktu yang ditetapkan).

Beberapa penjelasan berikut ini perlu diperhatikan untuk menyusun tujuan program.

-Tujuan program adalah hasil akhir sebuah kegiatan. Oleh karena itu, tujuan program dipakai untuk
mengukur keberhasilan kegiatan program.

-Tujuan harus sesuai dengan masalah, target ditetapkan sesuai dengan kemampuan organisasi, dan
dapat diukut.

-Tujuan penting untuk menyususn perencanaan dan evaluasi hasil akhir.

-Target operasional biasanya ditetapkan dengan waktu (batas pencapaiannya) dan hasil akhir yang akan
dicapai pada akhir kegiatan program (deadline). Di tingkat pelaksana, tujuan program kesehatan
dijabarkan dalam bentuk tujuan operasional (jelas besarnya sasaran dan target). Semakin tinggi jenjang
organisasi, semakin umum rumusan tujuannya.

-Berbagai macam kegiatan alternatif dipilih untuk mencapai tujuan program. Kegiatan untuk mencapai
tujuan program. Kegiatan untuk mencapai tujuan dikembangkan dari beberapa program terkait.

-Masalah dan faktor-faktor penyebab masalah serta dampak masalah yang telah dan mungkin terjadi di
masa depan sebaiknya dikaji lebih dahulu sebelum tujuan dan target operasionalnya ditetapkan.

4) Mengkaji hambatan dan kelemahan program

Langkah keempat proses penyusunan rencana adalah mengkaji kembali hambatan dan kelemahan
program yang pernah dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mewaspadai timbulnya
hambatan serupa.

Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi kendala dan hambatan yang
mungkin akan terjadi dilapangan pada saat program dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan
program dapat dikategorikan ke dalam :
a.Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi

Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi kerja staf rendah, pengetahuan dan
keterampilan kurang, staf belum mampu mengembangkan partisifasi masyarakat setempat. Peralatan
sterilisasi belum tersedia atau dana untuk membeli peralatan tersebut tidak dialokasikan. Arus informasi
tentang pelaksanaan program sangat lamban karena data yang tersedia kurang dapat dipercaya, kurang
akurat dan diolah secara manual. Laporan kegiatan program tidak dimanfaatkan untuk menyusun
rencana kegiatan program sehingga terperangkap pada rutinitasme; laporan kegiatan program dibuata
asal jadi saja, laporan ada tetapi kegiatan sering tidak dilakukan,supervisi lemah. Jumlah dana
operasional masih kurang, waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk menyusun rencana kerja.
Semua jenis hambatan ini sebenarnya harus dilakukan pada saat melakukan analisis situasi.

b.Hambatan yang terjadi pada lingkungan

Hambatan geografis(jalan rusak), iklim atau musim hujan, masalah tingkat pendidikan masyarakat yang
masih rendah, sikap dan budaya masyarakat yang tidak kondusif (masih banyak tabu, salah persepsi,
mitos dan sebagainya). Semua kendala dan hambatan yang bersumber pada lngkungan seperti ini
sebaiknaya dianalisis pada saat melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat. Perilaku
masyarakat yang kurang partisipatif merupakan kendala utama pelaksanaan program. Di satu sisi,
keadaan lingkungan ini tidak selalu dianggap sebagai kendala tetapi dijadikan sebuah tantangan yang
perlu diantisipasi atau diatasi agar tidak menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Masalah
rendahnya pendidikan, rendah nya pendapatan, jalan rusak, kurang air minum adalah kendala yang
seharusnya ditangani oleh sektor lain( pendidikan, pembangunan ekonomi, PU, dan PDAM).

Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah sebagai berikut

-Susun daftra hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau para pelaksana,peralatan, informasi,
biaya dan waktu, geografis, iklim,dan peran serta masyarakat.

-Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang dianggap sebagai tantangan untuk
dimodifikasi atau dikurangi dan mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.

-Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi tetap waspada dengan berbagai
hambatan dan kendala di lapangan. Alternatif kegiatan yang dipilih untuk mencapai tujuan program dan
sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan kendala di lapangan diharapkan akan memberikan
hasil yang lebih optimal sehingga pelaksanaan manajemen program di lapangan lebih efektif, efisien dan
rasional.

5) Menyusun Rencana Kerja Operasional(RKO)


Hambatan (kelemahan) yang bersumber dari dalam organisasi harus dikaji dahulu sebelum rencana kerja
operasional disusun. Jika tidak, program yang akan dilaksanakan akan terhambat oleh faktor organisasi.
Faktor lingkungan di luar organisasi seperti peran serta masyarakat dan kerja sama lintas sektor juga
penting dikaji sebagai bagian dari strategi pengembangan program di lapangan.

Pada saat memasuki fase ini, tim perencana sudah menetapkan tujuan dan target yang ingin dicapai.
Langkah ini dilakukan sebelum proses penyusunan rencana kerja operasional. Format rencana kerja
operasional yang lengkap terdiri dari :

-Alasan utama disusunnya rencana kerja operasional (mengapa program ini dilaksanakan-why)

Latar belakang penyusunan RKO adalah masalah utama yang akan dipecahkan, dituangkan dalam bentu
ktujuan yang ingin dicapai. Latar belakang RKO berisi penjelasan terhadap pertanyaan mengapa kegiatan
program penting dilaksanakan. Informasi ini sudah dikumpulkan pada langkah analisis situasi

-Tujuan (apa yang ingin dicapai-what)

Tulis dengan jelas tujuan operasional program untuk mengukur keberhasilan program, misalnya: untuk
program penanggulangan diare perlu ditetapkan tujuan dengan target yang jelas yaitu turunnya kejadian
diare sampai 30% dalam kurun waktu 3 tahun di kalangan masyarakat desa.

-Kegiatan program (bagaimana cara mengerjakannya-how)

Jelaskan langkah-langkah praktis (kegiatan) yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan program
termasuk bagaimana mengatasi berbagai hambatan kendala yang mungkin muncul selama kegaiatan
berlangsung.

-Pelaksana dan sasaran (siapa yang akan mengerjakan dan siapa sasaram kegiatan program-who)

Berbagai kegiatan program harus ada penanggung jawabnya dan staf yang akan melaksanakan rencana
kegiatan tersebut. Pada bagian ini perlu ada penjelasan tentang jumlah dan jenis kualifikasi (jenis
keterampilannya) yang perlu dimiliki. Demikian pula dengan uraian tugasnya, sasaran kegiatan program
dan jumlah kelompok penduduk yang diaharpakan menerima pelayanan kesehatan untuk kurun waktu
tertentu (target cakupan) misalnya dibutuhkan kader aktif dan tiga petugas lapangan yang bertugas
melakukan supervisi.

-Sumber daya pendukung (what kind of support)

Buat daftar jenis dan jumlah peralatan (equipment support) yang diperlukan dan yang sudah tersedia
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan. Berapa dana yang diperlukan, berapa besar alokasinya untuk
setiap jenis kegiatan, apakah ada kebutuhan dana tambahan yang tidak diduga.

-Tempat (di mana kegiatan akan dilaksanakan (kapan kegiatan akan dilaksanakan-where)

Di bagian ini diberikan penjelasan tentang tempat kegiatan program,. Hal ini penting untuk dijelaskan
fase atau tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan. Kapan dimulai dan kapan berakhirnya. Untuk
kegiatan tahunan, fase kegiatannya dibagi dalam bulan. Kegiatan bulanan dibagi ke dalam fase mingguan
atau harian.

Dari penjelasan tentang fungsi perencanaan di atas, perencanaan mengandung lima unsur penting
yaitu :

-Unsur tujuan. Tujuan perencanaan harus jelas dirumuskan sesuai dengan hierarkinya. Tujuan
operasional harus mengikuti kaidah penyusunan sebuah tujuan.

-Unsur kebijakan. Kebijakan dalam perencanaan harus tercermin dalam strategi yang disusun oleh
pimpinan untuk mencapai tujuan program.perencanan

-Unsur prosedur. Dalam konsep perencanaan harus jelas standar operating prosedur setiap kegiatan.
Pembagian tugas dan hubungan kerja akan tercermin dalam unsur perencanaan ini.

-Unsur kemajuan/progress. Di dalam perencanaan harus ditulis dengan jelas target atau standar
keberhasilan program yang dipakai untuk melakukan evaluasi keberhasilan kegiatan.

-Unsur program. Program harus disusun berdasarkan prioritas masalah dan prioritas alternatif kegiatan
untuk mencapai tujuan perencanaan.

Untuk membuat RKO kita harus mengetahui:

-Why: Mengapa kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas.

-What: Apa tujuan yang ingin dicapai

--How : Bagaimana cara mengerjakannya

-Who : siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas

-What kind of support : Sumber daya pendukung

- Where: dimana kegiatan akan dilakukan tertera jelas.

-When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan kegiatan.

-Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun
lintas program yang terkait ).

C. Analisis SWOT

1. Definisi Analisis SWOT


Analisis swot adalah suatu metode perencanaaan strategi dengan mengidentifikasi berbagai faktor
secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan (Weaknesses)
suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari
lingkungan sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Dengan menggunakan
kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini
memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi.
Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan oleh mereka. SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan
dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh, program kerja.

2. Unsur-unsur SWOT

a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada kondisi yang sifatnya internal organisasi
agar supaya kegiatan-kegiatan organisasi berjalan maksimal. Misalnya : kekuatan keuangan, motivasi
anggota yang kuat, nama baik organisasi terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih,
anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang luas, dan lainnya.

b.Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada kondisi internal organisasi, akibatnya
kegiatan-kegiatan organisasi belum maksimal terlaksana. Misalnya ; kekurangan dana, memiliki orang-
orang baru yang belum terampil, belum memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota
kurang kreatif dan malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya.

c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif,yang dapat dan mampu
mengarahkan kegiatan organisasi kearahnya. Misalnya ; Kebutuhan lingkungan sesuai dengan tujuan
organisasi, masyarakat lagi membutuhkan perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
organisasi yang bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang tersebut, banyak pemberi
dana yang berkaitan dengan isu yang dibawa oleh organisasi dan lainnya.

d. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu menghambat pergerakan
organisasi. Misalnya : masyarakat sedang dalam kondisi apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut,
kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi lainnya sehingga ada banyak
competitor atau pesaing, isu yang dibawa oleh organisasi sudah basi dan lainnya

Dalam teknik analisis SWOT yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Analisis Internal

Analisis Kekuatan (Strenght)

Setiap bidan perlu menilai kekuatan dari kelemahannya dibandingkan para pesaingnya. Penilaian
tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti teknologi, sumber daya finansial, kemampuan
kemanufakturan, kekuatan pemasaran, dan basis pelaggan yang dimiliki. Strenght (kekuatan) adalah
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh bidan pesaing.

Analisis Kelemahan (Weaknesses)


Merupakan keadaan bidan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekurangan serta
kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. Jika orang berbicara tentang kelemahan yang
terdapat dalam tubuh suatu satuan yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal
sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja yang
memuaskan. Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan tersebut bisa terlihat
pada sarana dan prasarana yang dimiliki atau tidak dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah,
keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan tuntutan pasar, dan tingkat perolehan keuntungan
yang kurang memadai.

2) Analisis Eksternal

Analisis Peluang (Opportunity)

Setiap bidan memiliki sumber daya yang membedakan dirinya dari bidan lain. Peluang dan terobosan
atau keunggulan bersaing tertentu dan beberapa peluang membutuhkan sejumlah besar modal untuk
dapat dimanfaatkan. Dipihak lain, bidan-bidan baru bemunculan. Peluang pemasaran adalah suatu
daerah kebutuhan pembeli di mana bidan dapat beroperasi secara menguntungkan.

Analisis Ancaman (Threats)

Ancaman adalah tantangan yang diperlihatkan atau diragukan oleh suatu kecenderungan atau suatu
perkembangan yang tidak menguntung-kan dalam lingkungan yang akan menyebabkan kemerosotan
kedudukan seorang bidan. Pengertian ancaman merupakan kebalikan pengertian peluang. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan.

Jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi yang bersangkutan baik untuk masa sekarang
maupun di masa depan. Dengan melakukan

3. Tujuan Analisis SWOT

Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk
yang sesuai dengan keinginan klien dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada.

Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal
sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan keputusan
strategi selau berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan (kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Faktor
eksternal ini dapat berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan
peluang dan sebaliknya ada yang memberikan ancaman.
Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang
menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini
maupun yang akan datang.

Analisis SWOT mengarahkan analisis strategi dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan
(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang merupakan
hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan. Maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman
yang dihadapi serta kekutan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap
lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan
strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya.

Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-faktor internal dan
eksternal perusahaan yang telah dianalisis. Apabila terdapat kesalahan, agar perusahaan itu berjalan
dengan baik maka perusahan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang
yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengetahui kelemahan yang dihadapi agar
menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.

4. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam bisnis apa perusahaan beroprasi,
dan arah mana perusahaan menuju ke masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai
keberhasilan manajemen dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Manfaat dari analisis
SWOT adalah merupakan strategi bagi para stakeholder untuk menetapkan sarana-sarana saat ini atau
kedepan terhadap kualitas internal maupun eksternal.

Penggunaan analisis SWOT yang efektif memberikan 4 manfaat bagi bidan dalam perencanaan

5. Fungsi Analisis SWOT

Ketika suatu perusahan mengorbitkan suatu produk tentunya pasti telah mengalami proses
penganalisaan terlebih dahulu oleh tim teknis corporate plan. Sebagian dari pekerjaan perencanaan
strategi terfokus kepada apakah perusahaan mempunyai sumber daya dan kapabilitas memadai untuk
menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Pengenalan akan kekuatan yang dimiliki akan membantu
perusahaan untuk tetap menaruh perhatian dan melihat peluang-peluang baru. Sedangkan penilaian
yang jujur terhadap kelemahan-kelemahan yang ada akan memberikan bobot realisme pada rencana-
rencana yang akan dibuat perusahaan.

Maka, fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap
kondisi eksternal perusahaan.

Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi yang memberikan andil
terhadap kualitas mutu pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-
faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:

1. Menyiapkan sesi SWOT.

2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.

3. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.

4. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.

5. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.

6. Manfaat Analisis Swot Dalam Perencanaan Mutu Pelayanan Kebidanan

1. Strengths (kekuatan)

a. Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat dengan melakukan pemeriksaan secara langsung
melalui posiandu kepada ibu hamil,post partum dan balita

b. Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.

c. Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu (yaitu
pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).

d. Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit.

e. Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja sama
dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun
beranak, dokter, dsb.

f. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan ( mengenai penyampaian informasi ).

g. Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan.

h. Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai
masalah kesehatan

2. Weakness (kelemahan)

a. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine

b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih

c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak

d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga kesehatan.

3. Opportunities (peluang)
a. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke seluruh daearah pedesaan

b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.

c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang
kesehatan.

d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.

e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh pemerinta, dan
JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.

f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan
memperluas sarana dan prasarana kesehatan

g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan bukan oleh
dukun.

h. Adanya kebijakan Jamkesmas.

4. Threats (ancaman)

a. Perekonomian, informasi dan teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih
tingginya angka kematian ibu.

b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.

c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti pendarahan, keracunan
kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.

d. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.

7. Diagram SWOT

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, organisasi ini masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi. Diversifikasi yakni membuat strategi yang berbeda (lain
dari yang biasanya) dengan memanfaatkan kekuatan internal, sehingga dimasa yang akan datang
memungkinkan terciptanya peluang.

Kuadaran III : Organisasi medapatkan peluang (eksternal) yang sangat besar, tetapi dilain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/ kelemahan internal. Fokus organisasi ini adalah meminimalkan masalah-
masalah internal organisasi sehingga dapat merebut peluang dari luar tersebut dengan baik.
Kuadran IV : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal. Strategi yang digunakan yakni mempertahankan diri untuk
membangun kekuatan internal dan meminimalisir kelemahan.

8. Persiapan dalam melakukan analisis SWOT

Sebelum anda melakukan diagnosis terhadap organisasi anda, maka yakinkan dulu bahwa seluruh
informasi yang berkaitan dengan organisasi telah dengan mudah anda dapatkan (termasuk SDM anggota
anda). Hal ini agar menghindari kesalahan dalam melakukan diagnosis organisasi. Informasi-informasi
tersebut didapatkan dengan cara melibatkan seluruh pelaku organisasi, sehingga para anggota organisasi
pun terbuka terhadap segala kompetensi yang mereka miliki, yang nantinya sangat bermanfaat bagi
organisasi.

Selanjutnya, janganlah bersikap otoriter dalam mengambil data untuk didiagnosis. Karena jika ada
pemimpin yang otoriter dan tidak mampu menampilkan data yang otentik, maka akan terjadi kesalahan
dalam mendiagnosis yang berdampak pada kesalahan mengambil strategi kedepan untuk organisasi.
Untuk itu bersikap terbukalah dan demokratis terhadap seluruh pelaku organisasi. Dan penting diketahui
bahwa dalam melakukan analisis SWOT, pengetahuan dan pemahaman akan visi/ misi organisasi harus
diketahui secara baik, sehingga analisis akan mengarah pada pencapaian tujuan organisasi.

9. Matriks SWOT

Yang anda lakukan selanjutnya yakni mendata seluruh indikasi organisasi secara jelas, sehingga
memudahkan dalam mencari strategi yang tepat dan efektif. Untuk memudahkan menganalisis
gunakanlah matriks SWOT. Matriks SWOT adalah alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi
yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis ini dalam dunia
kedokteran dimisalkan sebagai sebuah alat diagnosa untuk mendeteksi dan menemukan jenis penyakit
pada pasien, dengan cara menampung/mendata terlebih dahulu keluhan-keluhan yang diutarakan
pasien.

Dalam menyajikan matrik SWOT, Kekuatan (Strengths) harus didata oleh pelaku organisasi. Dengan kata
lain menampung seluruh kekuatan lembaga atau organisasi yang mencakup SDM, kantor atau
sekretariat, jaringan dan sarana prasarana yang dimiliki. Kelemahan (Weaknesses) juga mencakup yang
kelemahan-kelemahan internal organisasi yang demikian itu. Sehingga Strengths dan Weaknesseses
adalah kondisi internal lembaga yang dirasakan atau ditemukan saat ini. Setelah itu pikirkan dan lihatlah
di luar organisasi (lingkungan masyarakat dan sekitarrnya) begitu banyak Kesempatan (Opportunities),
segera anda tuliskan lalu data potensi eksternal itu. Adapun kondisi eksternal yang mengusik eksistensi
lembaga anda berupa Ancaman (Threats) juga perlu anda data. Untuk memudahkan anda dalam
pendataan, anda dapat menggunakan tabel diagnosis SWOT.
Setelah melakukan pendataan dan mendeteksi potensi internal dan eksternal organisasi, berikutnya
adalah membuat matriks SWOT. Dalam membuat matriks SWOT, seluruh data dari tabel diagnosis
ditransfer kedalam bentuk matriks SWOT, untuk dicarikan strategi yang tepat.

Setelah anda memasukan data ke matriks SWOT, maka selanjutnya adalah menentukan strategi dengan
mempertimbangkan berbagai indikasi yang telah anda data. Adapun strategi-strategi tersebut, yakni :

-Strategi OS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran organisasi yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Inilah
yang merupakan strategi agresif positif yaitu menyerang penuh inisiatif dan terencana. Datalah program
atau kegiatan yang akan dilaksanakan, kapan waktunya dan dimana dilaksanakan, sehingga tujuan
organisasi akan tercapai secara terencana dan terukur. Dalam strategi SO, organisasi mengejar peluang-
peluang dari luar dengan mempertimbangkan kekuatan organisasi.

-Strategi OW adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan dalam organisasi. Dalam hal ini perlu dirancang strategi turn around yaitu
strategi merubah haluan. Maksudnya, terkadang anda harus mundur satu atau dua langkah ke belakang
untuk maju melangkah jauh ke depan. Peluang eksternal yang besar penting untuk diraih, namun
permasalahan internal atau kelemahan yang ada pada internal organisasi lebih utama untuk dicarikan
solusi, sehingga capaian peluang yang besar tadi perlu diturunkan skalanya sedikit. Dalam hal ini
kelemahan-kelemahan organisasi perlu diperbaiki dan dicari solusinya untuk memperoleh peluang
tersebut.

-Strategi TS adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang dimiliki organisasi untuk
mengatasi ancaman yang terdeteksi. Strategi ini dikenal dengan istilah strategi diversifikasi atau strategi
perbedaan. Maksudnya, seberapa besar pun ancaman yang ada, kepanikan dan ketergesa-gesaan hanya
memperburuk suasana, untuk itu pahamilah bahwa organisasi anda memiliki kekuatan yang besar yang
bersifat independen dan dapat digunakan sebagai senjata untuk mengatasi ancaman tersebut. Mulailah
mengidentifikasi kekuatan dan menggunankannya untuk mengurangi ancaman dari luar.

-Strategi TW adalah strategi yang diterapkan kedalam bentuk kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Karena dalam kondisi ini,
organisasi anda sedang dalam bahaya, kelemahan menimpa kondisi internal sedangan ancaman dari luar
juga menyerang. Bila anda tidak mengambil strategi yang tepat, maka kondisi ini bisa berdampak buruk
bagi citra dan eksistensi organisasi kedepan, Yang perlu anda lakukan adalah bersama seluruh elemen
organisasi merencanakan suatu kegiatan untuk mengurangi kelemahan organisasi, dan menghindar dari
ancaman eksternal.

Secara garis besar dalam penentuan strategi, yakni jika kelemahan organisasi besar, walaupun ada
peluang ataupun ancaman, maka yang perlu dilakukan adalah mengadakan konsolidasi internal.
konsolidasi internal bertujuan untuk menguatkan kembali kelemahan-kelemahan organisasi, seperti
SDM, infrastruktur, pendanaan dan lainnya, sehingga mampu menghadapi ancaman serta menangkap
peluang dari eksternal.

Sedangkan kalau yang terjadi adalah organisasi memiliki kekuatan yang besar, maka organisasi dapat
membuat strategi dengan perencanaan yang matang, sistematis dan terukur dengan memanfaatkan
sumber daya potensial organisasi.

Anda mungkin juga menyukai