DESEMBER 2021
APPENDISITIS AKUT
Disusun Oleh:
dr. Tiffany Christine Sagita
Pendamping:
dr. Yonada Christianto Sigalingging
BAB 1
PENDAHULUAN
mencegah pasien agar tidak terjadi perforasi tidaklah cukup hanya dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dalam menegakkan diagnosis pada pasien dengan gejala yang tidak khas,
dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang, salah satunya adalah
pemeriksaan hitung jumlah leukosit. Jumlah leukosit pada apendisitis akut
umumnya meningkat yaitu sekitar 10.000-18.000μl. Pada umumnya, jumlah
leukosit lebih dari 18.000μl menunjukkan telah terjadi perforasi dan peritonitis.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Usus besar atau kolon yang panjangnya kira-kira satu setengah meter
adalah sambungan dari usus halus dan mulai di katup ileokolik atau ileosekal,
yaitu tempat sisa makanan lewat, dimana normalnya katup ini tertutup dan akan
terbuka untuk merespon gelombang peristaltik dan menyebabkan defekasi atau
pembuangan. Usus besar terdiri atas empat lapisan dinding yang sama seperti usus
halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang
memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang.
Dinding mukosa lebih halus dari yang ada pada usus halus dan tidak
memiliki vili. Didalamnya terdapat kelenjar serupa kelenjar tubuler dalam usus
dan dilapisi oleh epitelium silinder yang memuat sela cangkir.
4
Anatomi Apendiks
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
(kisaran 3-15), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal
dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk
kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya. Keadaan ini
mungkin menjadi sebab rendahnya insidens apendisitis pada usia itu.
Secara histologi, struktur apendiks sama dengan usus besar. Kelenjar
submukosa dan mukosa dipisahkan dari lamina muskularis. Diantaranya berjalan
pembuluh darah dan kelenjar limfe. Bagian paling luar apendiks ditutupi oleh
lamina serosa yang berjalan pembuluh darah besar yang berlanjut ke dalam
5
mesoapendiks. Bila letak apendiks retrosekal, maka tidak tertutup oleh peritoneum
viserale.
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti
a.mesenterika superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal
dari n.torakalis X. Oleh karena itu, nyeri viseral pada apendisitis bermula di
sekitar umbilikus.
Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang merupakan arteri
tanpa kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya karena thrombosis pada infeksi,
apendiks akan mengalami gangren.
Fisiologi Apendiks
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lendir itu normalnya
dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Lendir dalam
apendiks bersifat basa mengandung amilase dan musin. Immunoglobulin
sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang
terdapat disepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA.
Immunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai perlindungan terhadap
infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendiks tidak mempengaruhi sistem
imun tubuh karena jumlah jaringan limfa disini kecil sekali jika dibandingkan
dengan jumlahnya disaluran cerna dan diseluruh tubuh.
Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri secara teratur kedalam
sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan lumennya cenderung kecil,
maka apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama rentan terhadap
infeksi.
2.2 Apendisitis
2.2.1 Definisi
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis.
Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada
kuadran kanan bawah rongga abdomen, penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat.
6
apendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh
yang masih kurang sehingga memudahkan terjadinya perforasi.
Sedangkan pada orang tua, perforasi mudah terjadi karena telah ada
gangguan pembuluh darah.
Apendiks vermiformis yang pernah meradang tidak akan sembuh
sempurna tetapi membentuk jaringan parut yang melengket dengan
jaringan sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan
berulang di perut kanan bawah. Sehingga suatu saat, organ ini dapat
mengalami peradangan akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi
akut.
2.2.5 Manifestasi Klinis
Gambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain
Nyeri abdominal
2,3
dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih keregio lumbal kanan.
nyeri timbul pada saat melakukan gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk,
dan mengedan. Nyeri ini timbul karena adanya kontraksi m.psoas mayor yang
menegang dari dorsal.
2. Bila apendiks terletak di rongga pelvis
- Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul gejala
dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat,
pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang (diare).
- Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat
terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya.
2.2.6 Pemeriksaan Fisik
Temuan fisik ditentukan terutama oleh posisi anatomis apendiks
vermiformis yang mengalami inflamasi, serta organ yang telah
mengalami ruptur ketika pasien pertama kali diperiksa. Tanda vital
seperti peningkatan suhu jarang >1oC (1.8oF) dan denyut nadi normal
atau sedikit meningkat. Apabila terjadi perubahan yang signifikan dari
biasanya menunjukkan bahwa komplikasi atau perforasi telah terjadi atau
diagnosis lain harus dipertimbangkan. Perforasi apendiks vermikularis
akan menyebabkan peritonitis purulenta yang di tandai dengan demam
tinggi, nyeri makin hebat berupa nyeri tekan dan defans muskuler yang
meliputi seluruh perut, disertai pungtum maksimum di regio iliaka kanan,
dan perut menjadi tegang dan kembung. Peristalsis usus dapat menurun
sampai menghilang akibat adanya ileus paralitik.
Pasien dengan apendisitis biasanya berbaring dengan terlentang,
karena gerakan apa saja dapat meningkatkan rasa sakit. Jika diminta
untuk menggerakkan paha terutama paha kanan pasien akan melakukan
dengan perlahan-lahan dan hati-hati.
Jika dilakukan palpasi akan didapatkan nyeri yang terbatas pada
regio iliaka kanan, biasanya di sertai nyeri lepas. Defans muskuler
menunjukkan adanya rangsangan parietal. Tanda rovsing adalah apabila
melakukan penekanan pada perut kiri bawah maka akan dirasakan nyeri
pada perut kanan bawah. Peristalsis usus sering didapatkan normal tetapi
11
sedikit tekanan, dimulai dari tempat yang jauh dari lokasi nyeri. Status
lokalis abdomen kuadran kanan bawah:
• Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan
kuadran kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda
kunci diagnosis.
• Nyeri lepas (+) karena rangsangan peritoneum. Rebound tenderness
(nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah
saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan
penekanan perlahan dan dalam di titik Mc. Burney.
• Defens muskuler (+) karena rangsangan m. Rektus abdominis.
Defence muscular adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang
menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale.
• Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran
kanan bawah apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri
bawah, hal ini diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan
karena iritasi peritoneal pada sisi yang berlawanan.
• Psoas sign (+). Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan
muskulus psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.
• Obturator sign (+). Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila
panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan ke arah dalam
dan luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium.
Skor Alvarado
Interpretasi:
Urinalisis
Sekitar 10% pasien dengan nyeri perut memiliki penyakit saluran
kemih. Pemeriksaan laboratorium urin dapat mengkonfirmasi atau
menyingkirkan penyebab urologi yang menyebabkan nyeri perut.
Meskipun proses inflamasi apendisitis akut dapat menyebabkan piuria,
hematuria, atau bakteriuria sebanyak 40% pasien, jumlah eritrosit pada
urinalisis yang melebihi 30 sel per lapangan pandang atau jumlah
leukosit yang melebihi 20 sel per lapangan pandang menunjukkan
terdapatnya gangguan saluran kemih.
Radiografi Konvensional
Pada foto polos abdomen, meskipun sering digunakan sebagai
bagian dari pemeriksaan umum pada pasien dengan abdomen akut,
jarang membantu dalam mendiagnosis apendisitis akut. Pasien dengan
apendisitis akut, sering terdapat gambaran gas usus abnormal yang non
spesifik. Pemeriksaan tambahan radiografi lainnya yaitu pemeriksaan
barium enema dan scan leukosit berlabel radioaktif.
Jika barium enema mengisi pada apendiks vermiformis, diagnosis
apendisitis ditiadakan.
Ultrasonografi
Ultrasonografi berguna dalam memberikan diferensiasi penyebab
nyeri abdomen akut ginekologi, misalnya dalam mendeteksi massa
ovarium. Ultrasonografi juga dapat membantu dalam mendiagnosis
apendisitis perforasi dengan adanya abses. Apendisitis akut ditandai
dengan: (1) adanya perbedaan densitas pada lapisan apendiks
vermiformis / hilangnya lapisan normal (target sign); (2) penebalan
dinding apendiks vermiformis; (3) hilangnya kompresibilitas dari
apendiks vermiformis ; (4) peningkatan ekogenitas lemak sekitar (5)
adanya penimbunan cairan.
Keadaan apendisitis dengan perforasi ditandai dengan
16
BAB 3
STATUS ORANG SAKIT DAN FOLLOW UP
ANAMNESIS
Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien adalah anak tunggal. Ayah pasien bekerja pegawai negri, ibu
pasien seorang wiraswasta. Pasien tinggal bersama ayah dan ibu
Kesan : Keadaan social ekonomi cukup
Lifestyle
A. Pemeriksaan Umum
o Kesadaran : Composmentis
o GCS : E4V5M6 15
o Keadaan Umum : tampak sakit sedang
o Tinggi badan : 156 cm
o Berat badan : 53 kg
o Status gizi : 21,56 (Normoweight)
o
o Vital Sign : TD 120/80 mmHg
Nadi 110x/menit
Respirasi 22x/menit
Suhu 38,5oC
SpO2 99%
VAS 8
B. Pemeriksaan Khusus
o Kepala : Mesosefal
Mata :
Palpebra : edema (-)
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterik (-)
Pupil : isokor, 3mm/3mm
Refleks Cahaya : direk/indirek +/ +
Mulut :
Sianosis : (-)
T1-T1, hiperemis (-), Faring hiperemis (-)
o Leher :
Massa (-), pembesaran kelenjar limfonodi (-/-)
20
Cor
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV
midclavicularis sinistra
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II murni, reguler, bising (-)
Pulmo
Superior Inferior
Edema -/- -/-
21
DIAGNOSA SEMENTARA
Kolik abdomen ec dd/ 1.susp appendisitis, 2. Gastritis akut. 3. PID
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH LENGKAP
AUTOMATIC
Waktu Perdarahan 2 Menit 1-3
Waktu Pembekuan 8 Menit 5-15
Golongan Darah A
GULA DARAH
KGD Random 93 mg/dl 50-150
FAAL HATI
HBasAg Negatif Negatif
IMUNOSEROLOGI
HIV TEST Negatif Negatif
URINALISIS
hCG Negatif Negatif
Terapi sementara :
Inf RL 20 tpm
Persiapan operasi
23
BAB 4
DISKUSI
TEORI KASUS
Epidemiologi :
Pada remaja dan dewasa muda rasio perbandingan Seorang pasien perempuan dengan
antara laki-laki dan perempuan sekitar 3 : 2. usia 20 tahun.
Setelah usia 25 tahun, rasionya menurun sampai
pada usia pertengahan 30 tahun menjadi seimbang
antara laki-laki dan perempuan.
Diagnosis :
-Pada anamnesis dapat ditemukan :
1. Nyeri perut adalah gejala utama dari 1. Keluhan utama pasien nyeri
apendisitis. perut.
2. Gejala klasik nyeri viseral samar-samar dan 2. Berawal dari epigastrium,
tumpul di daerah epigastrium sekitar semakin menjalar ke perut kanan
umbilikus. bawah.
3. Nyeri perut disertai mual serta satu atau 3. Mual dijumpai, muntah
lebih episode muntah dengan rasa sakit, dan dijumpai.
setelah beberapa jam, nyeri akan beralih ke 4. Nafsu makan menurun.
perut kanan bawah pada titik McBurney.
4. Nafsu makan akan menurun.
Diagnosis :
-Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
1. Blumberg sign (+) 1. Blumberg sign (+)
2. Rovsing sign (+) 2. Rovsing sign (+)
3. Rebound tenderness (+) 3. Rebound tenderness (+)
4. Psoas sign (+) 4. Psoas sign (+)
5. Obturator sign (+) 5. Obturator sign (+)
6. Defans muscular (+) untuk peritonitis 6. Defans muscular (-)
Skor Alvarado : 7 (Appendisitis
Akut)
Diagnosis :
-Pemeriksaan penunjang : Usul USG Abdomen
1. USG: pembesaran ukuran appendix
25
BAB 5
KESIMPULAN
Seorang pasien perempuan, usia 20 tahun, datang dengan keluhan nyeri perut kanan
bawah sejak 12 jam lalu. Telah dilakukan tatalaksana medikamentosa (caira, analgetik,
antibiotik) serta operasi apendektomi segera di RSAM. Saat ini telah pulang setelah 3 hari
rawatan.
27
1.