Anda di halaman 1dari 34

REFERAT

REFERAT
“CA MAMMAE”
Pembimbing : dr. Arif Supono, Sp. B (K) Onk

Ratna Sari Eka Putri


EMBRIOLOGI PAYUDARA
• Payudara merupakan kelompok kelenjar besar berasal dari epidermis, terbungkus dalam fascia
yang berasal dari dermis, dan fascia superficial dari permukaan ventral dada.
• Minggu ke 5 atau 6 perkembangan fetus terdapat penebalan ektodermis → mammary ridges
atau garis susu → tidak menetap → membentuk jaringan primer → berdiferensiasi ke 15-20
filamen padat / jaringan sekunder → berkembang jaringan epitel disitu dan meluas ke sekitar.
• Payudara aksesoris (polymastia) atau puting aksesoris (polythelia) bisa muncul sepanjang garis
susu ini ketika regresi normal terjadi.

Pembentukan Payudara. A-C :


stadium pembentukan kelenjar dan
sistem duktus berasal dari epidermis.
Serta jaringan ikat berasal dari
mesenkim dermis. D : eversi putting
menjelang kelahiran.
ANATOMI
o Payudara (mammae) adalah struktur superficial
paling menonjol pada dinding toraks anterior.
o Glandula mammaria berada pada jaringan subkutan
yang menutupi musculus pectoralis major dan minor.
o Puncak tonjolan payudara adalah puting (papilla
mammae), dikelilingi area berpigmen sirkular pada
yang disebut areola.
o Diantara payudara dan fascia pectoralis terdapat
jaringan ikat loggar = spatium retromammari, yang
mengandung limfatik, pembuluh darah kecil, dan
lemak.
o Diantara lobulus terdapat jaringan ikat →
ligamentum cooper (ligamentum suspensorium),
memberi rangka untuk payudara.
o Payudara terdiri atas 15-20 lobulus kelenjar, masing-
masing mempunyai saluran ke papilla mammae,
yang disebut ductus lactiferous.
o Untuk lokasi anatomis, permukaan payudara dibagi
menjadi empat kuadran.
VASKULARISASI
Arteri
 Cabang a.perforantes dan cabang a.intercostalis
anterior pada a.thoracica interna, yang berasal
dari a.subclavia
 A.thoracica lateral dan a.thoracoacromialis
(cabang a.Axillaris).
 A.intercostalis posterior (cabang aorta
thoracica)
Vena
Drainase terutama ke v.axillaris dan v.thoracica
interna.
DRAINASE LIMFATIK
Aliran limfe pada payudara
dibagi menjadi 2 kelompok :
kelompok axilla dan
kelompok mammaria interna.
97% aliran limfatik menuju
ke kelenjar getah bening
axilla.
3% menuju ke kelenjar getah
bening mammaria interna.
KGB axilla
Level I : lateral dari
m.pectoralis minor.
Level II : posterior dari
m.pectoralis minor.
Level III dan nodus
subclavicular : medial dari
m.pectoralis minor.
PERSARAFAN HISTOLOGI
Persarafan payudara berasal dari cabang kutaneus Payudara dewasa terdiri dari 3 jaringan utama :
anterior dan lateral nervi intercostales IV-VI. Epitelium glandular
Fibrous stroma
Jaringan adiposa
Payudara remaja dominan epitelium dan stroma.
Payudara wanita postmenopause dominan jaringan
adiposa.
FISIOLOGI Payudara pada fase fisiologis yang
Payudara mengalami 3 macam perubahan yang
dipengaruhi oleh hormon. berbeda. A, Remaja. B, Hamil. C,
1. Ketika kelahiran hingga pubertas Laktasi. D, Usia lanjut
2. Masa reproduksi hingga masa klimaterium
3. Menopause
Fase remaja (A) : dipicu oleh estrogen dan
progesteron, diproduksi oleh ovarium, diatur oleh
hipofisis. Pada usia reproduksi  mengikuti siklus
haid. Hari ke-8 haid, payudara membesar dan
beberapa hari sebelum haid terjadi pembesaran
maksimal.
Fase hamil (B) dan laktasi (C) : saat kehamilan dan
menyusui terjadi hiperplasi dan hipertrofi duktus
alveoli. Sekresi hormon prolaktin memicu alveolus
menghasilkan air susu dan disalurkan ke sinus,
selanjutnya dikeluarkan melalui duktus ke puting
susu. Pada kehamilan, terjadi penyusutan dari fibrous
stroma, dan terbentuk formasi baru dari acini atau
lobus, dan disebut adenosis of pregnancy. Setelah
melahirkan terjadi pengurangan yang tiba-tiba dari
hormon plasental, disertai peningkatan dari hormon
prolaktin, yang akan mencetuskan terjadinya laktasi.
Fase usia lanjut (D) : pascamenopause terjadi involusi
kelenjar payudara di mana struktur kelenjar hilang
diganti oleh lemak.
DEFINISI CARCINOMA MAMMAE
• Kanker adalah penyakit gen yang berakibat sifat sel abnormal, tumbuh tidak terkendali,
penyebaran ke organ vital, dapat mengakibatkan kematian.
• Carcinoma mammae (karsinoma payudara) adalah tumor maligna, biasanya merupakan
adenokarsinoma yang berasal dari sel-sel epitel ductus lactiferi pada lobul glandula mammaria.

EPIDEMIOLOGI DAN ETIOLOGI


o Kanker payudara adalah masalah utama kesehatan masyarakat bagi wanita di seluruh
dunia.
o Di Amerika Serikat, kanker payudara tetap menjadi kanker yang paling sering pada
wanita dan penyebab kematian kanker kedua.
o Pada 2017, diperkirakan ada 255.180 kasus baru kanker payudara, dengan 41.070
kematian.
o Antara 1950 dan 2014, tingkat kematian akibat kanker payudara menurun di Amerika
Serikat sebesar 38,5% dan pengurangan serupa telah diamati di negara lain.
FAKTOR RESIKO
Demografi

Faktor Resiko Tinggi Resiko Rendah Usia lanjut

Usia Lebih dari 50 tahun Kurang daro 35 tahun


Penduduk di negara maju (USA dan negara barat)
Negara kelahiran Eropa Utara Asia atau Afrika
Amerika Utara Status ekonomi tinggi hingga menengah
Riwayat keluarga Ya
Usia kehamilan pertama Lebih dari 30 tahun Kurang dari 20 tahun
Genetic dan familial
Nullipara (tidak memiliki anak dan Ya
tidak menyusui) Mutase genetic BRCA1, BRCA 2, CHEK2, p53, ATM, NBS1, LKB1

Riwayat carcinoma mammae Ya Riwayat kelainan payudara pada anggota keluarga yang berusia
muda (<40 tahun)
Sejarah hyperplasia atipikal Ya

Riwayat menderita hiperlasia atipik


Reproduksi dan hormonal Gaya Hidup
Riwayat menderita kanker pada salah satu payudara
Usia menerache <10 tahun
Asupan lemak jenuh
Usia menopause >55 tahun Riwayat kanker payudara pada laki-laki
Berat badan:
Usia kehamilan pertama >35 tahun Riwayat kanker ovarium
 Pramenopouse, BMI <35
Hormon eksogen:  Pascamenopause, BMI >35
 Sedang menggunakan kontrasepsi oral Lingkungan

 Menjalani terapi hormone >10 tahun


Konsumsi alcohol yang berlebihan Riwayat menjalani radiasi pengion > 10 tahun
 Menggunakan dietilistilbestrol (DES) pada masa kehamilan
Merokok Pajanan DDT, cadmium
KLASIFIKASI
1) Non Invasive Carcinoma
 Ductal carcinoma in situ (DCIS)
Jenis terbanyak dari ca mammae non-invasif.
Tumbuh di epitelium ductus. Ditandai dengan
ruang diskret yang terisi dengan sel malignan.
Lebih heterogen dibanding lobular carcinoma in
situ (LCIS).
Secara patologis dibagi menjadi tipe papillary,
cribiform, solid, dan comedo.
80% kasusnya non-palpable, diketahui dengan
mammogram.
 Lobular carcinoma in situ (LCIS) Ductal Carcinoma
Tumbuh di epitelium lobular. Dikenali dengan in situ (A) dan Sel-
sel kanker
acini yang terisi penuh sel malignan, dengan garis
menyebar keluar
lobulus normal. dari ductus,
Faktor resiko berkembangnya ca mammae invasif. menginvasi
Non-palpable, tidak ditemukan pada jaringan sekitar
mammogram. dalam mammae
(B)
2) Invasive carcinoma
 Paget’s disease dari papilla mammae
Ductal carcinoma yang menyerang puting dengan scaling, lesi
eczematoid.
Invasive ductal carcinoma
• Jenis ca mammae terbanyak (85%)
• Terlihat sebagai abnormalitas diskrit pada mammogram.
• Sering teraba sebagai benjolan kecil di payudara.
Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous,
simplex) (80%) = massa soliter dan keras. Batasnya kurang
tegas dan pada potongan melintang, tampak permukaannya
membentuk konfigurasi bintang di bagian tengah dengan
garis berwarna putih kapur atau kuning menyebar ke
sekeliling jaringan payudara.
Medullary carcinoma (4%) = kanker payudara yang invasif
dan merupakan kanker payudara herediter yang
berhubungan dengan BRCA-1. Karakterisitik mikroskopik
dari medullary carcinoma berupa (1) infiltrat limforetikular
yang padat terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2)
inti pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk dan mitosis
aktif; (3) pola pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal
atau tidak ada diferensiasi duktus atau alveolar.
Mucinous (colloid) carcinoma (2%) = kanker
payudara yang invasif, muncul sebagai massa tumor
yang besar dan ditemukan pada wanita yang lebih
tua.
Papillary carcinoma (2%) = kanker payudara yang
invasif. Ditemukan pada wanita dekade ketujuh dan
sering menyerang wanita non kulit putih. Ukurannya
kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm.
Tubular carcinoma (2%) = kanker payudara yang
invasif. Ditemukan pada wanita perimenopause dan
pada periode awal menopause.
Invasive lobular carcinoma (10%)
Sering tidak terdeteksi secara klinis dan sering lolos dari
deteksi mammografi hingga penyakitnya meluas. Gambaran
histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat,
nucleoli tidak jelas, dan sedikit sitoplasma.
Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell,
apocrine)
PATOFISIOLOGI
PATOLOGI
Ca mammae non Ca mammae
invasif invasif

Lobular carcinoma Ductal carcinoma


in situ (LCIS) invasif

Ductal carcinoma Lobular carcinoma


in situ (DCIS) invasif

Carcinoma mammae non invasif. A, Lobular


carcinoma in situ (LCIS). B, Ductal carcinoma in situ
(DCIS) tipe solid. C, Ductal carcinoma in situ (DCIS)
tipe comedo. D, Ductal carcinoma in situ (DCIS) tipe
cribiform.
Carcinoma mammae invasif. A, Ductal
carcinoma invasif. B, Lobular carcinoma
invasif.
GEJALA KLINIS
Massa tumor
Perubahan kulit
Perubahan papilla mammae
Pembesaran kelenjar limfe regional
Massa tumor Perubahan kulit Perubahan papilla Pembesaran kelenjar limfe
mammae regional

1. Tidak nyeri 1. Lesung pada kulit 1. Retraksi papilla 1. soliter atau multiple
2. Lokasi massa sering di (Dimpling) 2. Sekret papilar 2. awalnya mobile
kuadran lateral atas 2. Berkerut seperti kulit 3. Krusta, deskuamasi 3. saling berkoalesensi
3. Lesi soliter jeruk (Peau d’orange) atau adhesi dengan
4. Batas tidak tegas 3. Nodul satelit kulit jaringan sekitarnya
5. Massa cenderung 4. Ulserasi 4. dapat membesar
membesar bertahap 5. Perubahan inflamatorik
dalam beberapa bulan
DIAGNOSIS
Diagnosis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesa
Fisik Penunjang

Patologi
Laboratorium Radiologi
Anatomi

Mammografi USG MRI


Kelainan yang dapat ditemukan pada payudara. A, Nipple discharge. B,

ANAMNESA Paget disease pada puting susu. C, Dimpling pada kulit karena adanya
traksi pada ligamen Cooper. D, Peau d’orange
Identitas
Keluhan utama
Riwayat menderita kanker sebelumnya
Riwayat keluarga
Riwayat menstruasi
Riwayat melahirkan dan menyusui
Riwayat terapi hormon
Riwayat terapi radiasi
Retraksi Putting

Ulserasi pada payudara kanan


PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi Palpasi

Inspeksi pada kedua payudara, axiila, dan


sekitar klavikula
palpasi parenkim payudara untuk
identifikasi tumor primer dan palpasi
axilla, infraklavikula, dan supraklavikula
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dianjurkan :
Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan perkiraan metastasis.
Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu ulang untuk follow up. Tumor marker yang
dianjurkan untuk evaluasi adalah CA 15-3, dengan nilai normal <31,3 U/mL.

Pemeriksaan Imunohistokimia
• Dilakukan untuk membantu terapi target, antara lain pemeriksaan status ER (estrogen receptor),
PR (progesterone receptor), c-erbB-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p-53, ki67, dan Bcl2.
• Kanker payudara yang cenderung memiliki prognosis yang lebih baik pada kanker payudara
yang memiliki ER (+) atau PR (+) karena masih peka terhadap terapi hormonal.
• Kanker payudara memiliki sejenis protein pemicu pertumbuhan yang disebut HER2/neu.
• Kanker payudara yang memiliki status ER(-), PR (-), HER2/neu (-), yang disebut sebagai triple
negated, cenderung agresif dan prognosisnya buruk.
RADIOLOGI
Mammografi
o Merupakan madalitas radiologi primer untuk skrining wanita asimptomatis.
o Menggunakan sinar X pada jaringan payudara yang dikompresi.
o Sensitifitas mammografi terbatas terhadap densitas payudara.
o Mammografi untuk usia dibawah 35 tahun sering tidak cukup membantu.

Gambaran mammogram A. Massa stellate pada payudara.


Kombinasi kepadatan dengan batas spikula dan distorsi dari
Mammogram pada payudara sehat. A, Payudara arsitektur payudara sekitarnya menunjukkan suatu
premenopause dengan dense fibroglandular pattern. B, keganasan. B. Clustered microcalcifications. Kalsifikasi halus,
Payudara postmenopause dengan fibroglandular pattern yang pleomorfik, dan linear yang mengelompok bersama-sama
sedikit. menyarankan diagnosis ductal carcinoma in situ.
Mammogram yang Mammogram yang
menunjukkan carcinoma menunjukkan deskripsi
shape dan margins
massa dan malignancy
Ultrasonografi (USG)
→ sangat berguna untuk membedakan apakah lesi yang terdeteksi pada mammografi adalah solid
atau kistik, dimana salah satu kelebihan USG adalah dalam mendeteksi massa kistik. Gambaran
USG pada benjolan yang harus dicurigai ganas di antaranya :
 Permukaan tidak rata
 Taller than wider
 Tepi hiperekoik
 Echo interna heterogen
 Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan dan masuk ke dalam tumor membentuk sudut 90
derajat.
Ultrasound pada payudara menunjukkan carcinoma (yang ditunjuk)
MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Berguna untuk mendeteksi tumor payudara primer yang telah menunjukkan metastase KGB
axilla tanpa adanya bukti tumor payudara primer dari mammografi.
Sensitifitas : MRI pada payudara menunjukkan carcinoma pada payudara kiri
(yang ditunjuk). A, Pre-kontras. B, Post-gadolinium contrast.
>90% untuk mendeteksi kanker invasif
<60% untuk mendeteksi DCIS
MRI pada payudara menunjukkan carcinoma pada payudara
kiri (yang ditunjuk) spiculated margins.
PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
1. Biopsi jarum halus Core cut biopsy pada
payudara
2. Tru-cut biopsi atau core biopsy
3. Biopsi terbuka

Bone Scan, Foto Toraks dan USG


Abdomen
Bone scan bertujuan untuk evaluasi metastasis di tulang.
Foto toraks dan USG abdomen rutin dilakukan untuk melihat
adanya metastasis di paru, pleura, mediastinum, tulang-tulang
dada dan organ visceral (terutama hepar).
STAGING
TNM stage Deskripsi patologikal
Primary Tumor (T)
TX Tumor primer tidak bisa diperiksa
T0 Tumor primer tidak terbukti
Tis Carcinoma in situ
Tis (DCIS) Ductal carcinoma in situ
Tis (LCIS) Lobular carcinoma in situ
Tis (Paget) Paget’s disease pada puting payudara tanpa tumor
T1 Tumor 2 cm atau kurang pada dimensi terbesar
T1mi Mikroinvasi 0,1 cm atau kurang pada dimensi terbesar
T1a Tumor lebih dari 0,1 cm tetapi tidak lebih dari 0,5 cm pada dimensi terbesar
T1b Tumor lebih dari 0,5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm pada dimensi terbesar
T1c Tumor lebih dari 1 cm tetapi tidak lebih dari 2 cm pada dimensi terbesar
T2 Tumor lebih dari 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T3 Tumor lebih dari 5 cm pada dimensi terbesar
T4 Tumor berukuran berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada / kulit
T4a Ekstensi ke dinding dada, tidak termasuk otot pectoralis
T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi kulit payudara atau satellite skin nodules pada payudara yang sama
T4c Gabungan T4a dan T4b
T4d Inflammatory carcinoma
Regional Lymph Nodes (N)
pNX KGB regional tidak dapat dinilai (misalanya : sudah diangkat)
pN0 Tidak ada metastasis KGB regional
pN1 Metastasis KGB axilla ipsilateral level I dan II yang masih dapat digerakkan
pN1mi Mikrometastasis (>0,2 mm <2 mm)
pN1a Metastasis 1-3 KGB axilla, minimal 1 metastasis >2,0 mm
pN1b Metastasis KGB mammaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi tidak terlihat secara
klinis
pN1c Metastasis 1-3 KGB axilla dan KGB mammaria interna dengan metastasis mikro melalui sentinel node biopsy tetapi
tidak terlihat secara klinis
pN2 Metastasis 4-9 KGB axilla atau KGB mammaria interna yang terdeteksi secara klinis jika tidak terdapat metastasis KGB
axilla secara klinis
pN2a Metastasis 4-9 KGB axilla
pN2b Metastasis KGB mammaria interna, terlihat secara klinis tanpa metastasis KGB axilla
pN3 Metastasis >10 KGB axilla; atau metastasis KGB infraklavikular atau KGB mammaria interna yang terdeteksi secara
klinis; atau metastasis >3 KGB axilla dan KGB mammaria interna dengan metastasis mikro atau metastasis makro yang
terdeteksi dengan sentinel node biopsy tapi tidak terdeteksi secara klinis; atau metastasis KGB supraklavikular
ipsilateral
Distant metastase (M)
M0 Tidak ada metastasis jauh secara klinis ataupun radiografi
cM0(i+) Tidak ada metastasis jauh secara klinis ataupun radiografi, tetapi terdapat deposit dari tumor sel secara molekuler
ataupun mikroskopik di peredaran darah, bone marrow, atau KGB nonregional lain yang tidak lebih besar dari 0,2 mm
pada pasien yang tidak ada gejala dan tanda adanya metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
• Pengelompokan Stadium Kanker Stadium I

Stadium T N M
Stadium 0 Tis N0 M0
Stadium IA T1 N0 M0
Stadium IB T0 N1mic M0
T1 N1mic M0
Stadium IIA T0 N1 M0
T1 N1 M0
T2 N0 M0 Stadium IIA

Stadium IIB T2 N1 M0
T3 N0 M0
Stadium IIIA T0 N2 M0
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1-N2 M0
Stadium IIIB T4 N1-N2 M0
Stadium IIB Stadium IIIB

Stadium IV

Stadium IIIA Stadium IIIC


SKRINING SADARI
o Dilakukan setiap bulan, hari ke 7-10 setelah hari pertama haid.
o Dilakukan mulai usia 15 tahun ke atas.
Langkahnya :
1. Memandang kedua payudara di depan cermin dengan posisi lengan terjuntai ke bawah,
selanjutnya berkacak ke pinggang.
2. Lalu mengangkat kedua lengan.
3. Lihat dan perhatikan tanda-tanda adanya pengeluaran cairan dari puting susu.
4. Posisi berbaring, raba kedua payudara dengan cara melingkar atau vertikal.
5. Meraba payudara dalam keadaan basah dan licin, misal dengan menggunakan sabun. Raba
dalam posisi berdiri.
PREVENSI
 Prevensi primer : mengurangi atau meniadakan faktor-faktor resiko yang diduga sangat erat
kaitannya dengan peningkatan insiden carcinoma mammae.
 Prevensi sekunder : skrining secara rutin untuk mencegah terjadinya carcinoma mammae
stadium lanjut. Mastektomi Radikal Modifikasi

PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan
a. Mastektomi
Mastektomi Radikal Modifikasi (Patey)
Pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta tumor, kulit di atas tumor, komplek puting-areola dan fasia
pektoralis, disertai diseksi kelenjar getah bening axillaris level I sampai II secara satu kesatuan (en bloc).
Mastektomi Radikal Klasik (Halsted)
Pengangkatan payudara beserta tumor, kulit di atas tumor, kompleks puting-areola, musculus pectoralis
mayor dan minor, serta kelenjar getah bening axillaris level I, II, dan III secara satu kesatuan (en bloc).
Mastektomi Simpel
Mengangkat seluruh payudara beserta tumor, kulit di atas tumor, dan komplek puting-areola, tanpa diseksi
kelenjar getah bening axilla.
b. Breast Conserving Treatment
Meliputi : BCS (Breast Conserving Surgery) dan radioterapi.
Pembedahan atas tumor payudara dengan mempertahankan bentuk payudara, dibarengi atau tanpa dibarengi
dengan rekonstruksi.
Tindakan : lumpektomi atau kuadrantektomi disertai diseksi KGB axilla level 1 dan level 2.
Breast Conserving Surgery. A, Insisi untuk mengangkat tumor
maligna dilakukan tepat pada tumor atau sekitar areola. Setelah
mastektomi parsial selesai dilakukan, kerusakan parenkim
ditutup (inset) untuk tunjuan kosmetik. B, Insisi transversal
pada bawah garis rambut axilla dilakukan untuk pembedahan
axilla atau sentinel node biopsy. Batas-batas diseksi axilla adalah
vena axillaris superior, musculus latissimus dorsi, dan dinding
dada medial.
c. Pembedahan pada axilla
Jika ada metastase ke nodus axillaris. Dapat dilakukan axillary sampling, minimum 4 nodus diambil untuk
dilakukan analisis histologi, bila positif ada tumor pada sampel yang diperiksa, maka dilakukan
pembedahan pada axilla, mengangkat seluruh nodus lateral dan nodus axillaris level II.
d. Rekonstruksi payudara
Tergantung dari berbagai faktor, seperti ukuran payudara, kecukupan flap kulit, apakah radioterapi sudah
dilakukan sebelumnya atau belum, ukuran abdomen dan operasi abdomen sebelumnya, dan kemauan
pasien.
2. Kemoterapi
Kombinasi kemoterapi first line :
CMF (cyclophospamide, methotrexate, 5 fluorouracil)
CAF (cyclophospamide, doxorubin, 5 fluorouracil)
CEF (cyclophospamide, epirubicin, 5 fluorouracil)
3. Terapi hormon
Merupakan terapi sistemik kanker payudara yang ditujukan pada sel kanker yang memiliki
reseptor hormon positif.
Yang digunakan adalah tamoxifen atau inhibitor aromatase.
4. Terapi target
Merupakan obat yang memblokade pertumbuhan sel kanker secara spesifik sesuai dengan
karakteristik tumor.
 Yang menjadi target adalah molekul yang terdapat pada sel kanker untuk proses karsinogenesis
dan diharapkan tidak bekerja pada sel normal.
Contoh terapi target adalah anti HER-2 (trastuzumab), lapatinib, bevacizumab (anti VEGF),
dan m-TOR inhibitor.
5. Radioterapi
• Dapat diberikan pada seluruh stadium ca mammae, tergantung apakah pasien ditatalaksana
dengan mastektomi, ukuran tumor, dan jumlah getah bening yang mengandung tumor.
• Regimen radioterapi yang dapat digunakan : cobalt-60, megavoltage X-rays, elektron dan
orthovoltage X-rays.
Dosis radioterapi seluruh payudara adalah :
o 25 fraksi x 2 Gy diikuti booster tumor bed 5-8 fraksi x 2 Gy (regimen konvensional).
o 16 fraksi x 2.65 Gy (tanpa booster) (regimen hipofraksinasi Wheelan).
o 15 fraksi x 2.68 Gy (booster 5 fraksi x 2 Gy) (regimen hipofraksinasi START B).

PROGNOSIS
KESIMPULAN
 Ca mammae adalah tumor maligna, muncul pada bagian ductus lobular terminal, dapat berasal
dari epitel ductal ataupun dari epitel lobular.
 Faktor resiko yaitu jenis kelamin, usia, negara kelahiran, riwayat keluarga perempuan tingkat
pertama, genetik, usia kehamilan pertama, nulipara, riwayat ca mammae, riwayat menarche,
menopause, paritas, infertilitas, penggunaan hormon eksogen, dan obesitas.
 Penting sekali dilakukan skrining rutin. Salah satu skrining yang dapat dilakukan oleh setiap
wanita kepada dirinya sendiri adalah SADARI.
 Penatalaksanaan ca mammae merupakan suatu pendekatan multidisiplin. Hal ini tergantung dari
stadium penyakit dari pasien.
 Prognosis untuk carcinoma mammae ditentukan berdasarkan status tumor, nodus yang terkena,
dan ada tidaknya metastase.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai