Anda di halaman 1dari 22

Bab. 6.

Sistem Peredaran Darah Manusia


A. Struktur dan fungsi sistem peredaran darah
• Darah merupakan jaringan pengikat yang
berwujud cair dan tersusun atas dua kompo-
nen utama yaitu plasma dan elemen seluler,
yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit).

18/09/2019
a. Plasma darah
• Plasma darah tersususn atas 91,5% air (H2O) dan 8,5% zat-zat terlarut.
• Zat-zat terlarut tersebut tersusun atas protein (albumin, fibrinogen, dan globulin)
dan zat-zat lain (sari makanan, mineral, hormon, antibodi, dan zat sisa metabolisme
seperti urea dan karbon dioksida).
• Plasma darah berfungsi untuk mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
b. Sel darah merah (eritrosit)
• Berbentuk bulat pipih dengan bagian tengahnya cekung (bikonkaf), tidak memiliki
inti sel, warnanya merah yang disebabkan adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah .
• Hemoglobin merupakan suatu protein yang mengandung unsur besi. Setiap 1 mm³
darah terdiri atas 4-5 juta sel darah merah.
• Hemoglobin dalam sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengangkut oksigen
dari paru-paru ke sel-sel seluruh tubuh dalam bentuk oksihemoglobin dan
18/09/2019
mengangkut karbon dioksida dari sel-sel tubuh ke paru-paru dalam bentuk
karbaminohemoglobin.
• Persamaan reaksi kimia oksihemoglobin:

• Persamaan reaksi kimia karbaminohemoglobin:

• Sel darah merah (eritrosit) berfungsi untuk mengankut oksigen ke seluruh sel-sel
tubuh.
• Sel darah merah dibentuk di dalam sumsum merah tulang, namun selama dalam
kandungan sel darah merah dibentuk dalam hati dan limpa.
• Sel darah merah yang sudah tua dihancurkan oleh makrofag di dalam hati dan limpa,
18/09/2019
yang selanjutnya di dalam hati, hemoglobin akan dirombak, kemudian dijadikan
bilirubin (pigmen empedu).
c. Sel darah putih (leukosit)
• Bentuknya tidak tetap atau bersifat ameboid dan mempunyai inti. Setiap 1 mm³
darah mengandung sekitar 8.000 sel darah putih.
• Sel darah putih (leukosit) berfungsi untuk melawan kuman/bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh (sistem kekebalan butuh/imunitas)
• Jika jumlah leukosit di bawah 6.000 sel per 1 mm³ darah disebut sebagai kondisi
leukopenia.
• Jika jumlah leukosit melebihi jumlah normal (di atas 9.000 sel per 1 mm³) disebut
sebagai kondisi leukositosis.
• Berdasarkan ada tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma leukosit,
leukosit dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. 18/09/2019
18/09/2019
d. Keping darah (Trombosit)
• Bentuk trombosit beraneka ragam (bulat, oval, dan memanjang), tidak berinti dan
bergranula.
• Jumlah sel trombosit pada orang dewasa sekitar 200.000 – 500.000 sel per 1 mm³
darah.
• Keping darah (trombosit) berfungsi untuk proses pembekuan darah (proses
mengeringnya luka).
• Skema proses pembekuan darah:

18/09/2019
Golongan darah
• Darah dapat dikelompokkan berdasarkan sistem ABO, sistem Rhesus (Rh), dan sistem
MN. Namun sistem yang paling sering digunakan adalah sistem ABO dan sistem Rh.
• Berdasarkan sistem penggolongan ABO, darah dikelompokkan menjadi 4 golongan
yaitu: golongan darah A, B, AB, dan O.
• Pembagian sistem ABO ini dilakukan karena adanya perbedaan aglutinogen (antigen)
pada permukaan membran sel darah merah (eritrosit) dan antibodi (aglutinin) dalam
plasma darah.
• Ada dua jenis Antigen pada sel darah merah, yaitu antigen-A dan antigen-B.
• Ada dua jenis Antibodi dalam plasma darah, yaitu antibodi anti-A dan antibodi anti-B.
• Dua jenis antigen dan antibodi inilah yang akan menentukan jenis golongan darah.
18/09/2019
• Tabel karakteristik Golongan Darah A, B, AB, dan O :

• Sistem penggolongan darah berdasarkan sistem Rhesus (Rh) dapat digolongkan


menjadi dua kelompok, yaitu: Rhesus positif (Rh+)dan Rhesus negatif (Rhˉ)
• Tabel karakteristik Golongan Darah berdasarkan sistem Rhesus (Rh) :

18/09/2019
• Golongan darah sangat penting pada proses transfusi darah. Transfusi darah adalah
proses pemindahan darah dari donor (pemberi) ke resipien (penerima).
• Jika seseorang mendapatkan transfusi
darah dari donor yang golongan darahnya
berbeda dengan golongan darahresipien,
dapat menyebabkan darah si resipein
megalami pembekuan atau penggumpalan
yang dapat menyebabkan kematian.

18/09/2019
• Golongan darah AB disebut resipien
universal karena dapat menerima darah dari
golongan darah apapun. Golongan darah O disebut donor universal karena dapat
memberi darah ke golongan darah apapun. 18/09/2019
2. Jantung dan Pembuluh Darah
a. Jantung
• Jantung berfungsi sebagai alat untuk memompa darah, sehingga darah dapat mengalir ke
seluruh tubuh.
• Jantung terdiri atas 4 ruangan yaitu:
1. Serambi (atrium) kiri
2. Serambi (atrium) kanan
3. Bilik (ventrikel) kiri
4. Bilik (ventrikel) kanan
• Di dalam jantung terdapat saraf khusus yang disebut pacu jantung (pacemaker) yang dilakukan
oleh nodus sinoatrial.
• Pacu jantung berperan dalam pengaturan irama detak jantung. Terdapat alat pacu jantung
buatan dengan energi dari baterai. 18/09/2019
b. Pembuluh Darah
• Pembuluh darah dibedakan menjadi 3, yaitu: pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik
(vena), dan pembuluh kapiler.
• Pembuluh nadi (arteri) berisi darah yang mengandung oksigen (o2), kecuali pembuluh
arteri pulmonalis.
• Pembuluh balik (vena) berisi darah yang mengandung karbon dioksida (CO2), kecuali
vena pulmonalis.
• Ujung arteri dan vena bercabag-cabang menjadi pembuluh-pembuluh kecil yang
disebut pembuluh kapiler.
• Pada pembuluh kapiler terjadi pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida antara
darah dengan jaringan tubuh.

18/09/2019
18/09/2019
c. Peredaran darah pada manusia
• Peredaran manusia disebut peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda.
• Peredaran darah manusia disebut peredaran darah tertutup, karena darah berredar di
dalam pembuluh darah.
• Peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena dalam setiap beredar,
darah melewati jantung sebanyak dua kali.
• Peredaran darah ganda dibagi menjadi: peredaran darah kecil dan peredaran darah
besar.
1) Peredaran darah kecil
• Jantung – paru-paru – jantung.
• Bilik kanan – paru-paru – serambi kiri
18/09/2019
2) Peredaran darah besar
• Jantung – seluruh tubuh – jantung.
• Bilik kiri – seluruh tubuh – serambi kanan.
Mekanisme peredaran darah pada manusia.
• Darah dari seluruh tubuh (mengandung CO2)
– serambi kanan – katup trikuspidalis – bilik
kanan – arteri pulmonalis – paru-paru (terjadi
pertukaran karbon dioksida (CO2) dan oksigen
(o2)) - vena pulmonalis (darah mengandung O2)
– serambi kiri – katup bikuspidalis – bilik kiri
– aorta (pembuluh arteri besar) – darah yang mengandung O2 diedarkan ke seluruh tubuh.
18/09/2019
18/09/2019
d. Frekuensi Denyut Jantung
• Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut jantung yaitu:
1) Kegiatan atau aktivitas tubuh.
2) Jenis kelamin, umumnya perempuan frekuensi denyut jantungnya lebih tinggi daripada laki-
laki. Normalnya denyut jantung perempuan berkisar antara 72-80 denyutan/menit,
sedangkan laki-laki berkisar antara 64-72 denyutan/menit.
3) Suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh, maka semakin cepat frekuensi denyut jantung.
4) Umur, semakin bertambah umur seseorang, semakin rendah frekuensi denyut jantung.
5) Komposisi ion, berdenyutnya jantung secara normal, tergantung pada keseimbangan
komposisi ion di dalam darah. Ketidakseimbangan ion, dapat meyebabkan bahaya bagi
jantung.

18/09/2019
B. Gangguan atau kelainan pada sistem peredaran darah dan upaya untuk mencegah serta
menanggulanginya.
1. Jantung koroner
• Terjadi jika arteri koronaria tidak dapat menyuplai darah yang cukup ke otot-otot jantung
karena tersumbat oleh lemak atau kolesterol.
• Gejalanya : dada , sakit pada bagian lengan dan punggung, napas pendek dan kepala pusing.
• Upaya pencegahannya: melakukan olahraga teratur, menjaga pola makan sehari-hari,
menghindari minuman beralkohol, menghentikan kebiasaan merokok, menghindari stres
berlebihan, dan menjaga berat badan dalam kondisi ideal.
2. Stroke
• Terjadi karena kematian pada jaringan di otak yang disebabkan kurangnya asupan oksigen di
otak. Hal ini terjadi karena pembuluh darah pada otak tersumbat oleh lemak atau kolesterol,
atau salah satu pembuluh darah di otak pecah.
18/09/2019
• Usaha pencegahan penyakit stroke sama dengan pencegahan penyakit jantung koroner.
3. Varises
• Varises adalah suatu keadaan di mana pembuluh darah balik (vena) mengalami
pelebaran dan terpuntir (biasa terjadi pada daerah kaki).
• Upaya pencegahannya: ketika tidur kaki dinaikkan (± 15-20 cm) setelah melakukan
aktivitas berat, menghindari berat badan berlebihan, menghindari terlalu berdiri lama,
berolahraga secara teratur, menghindari memakai sepatu hak tinggi.
4. Anemia
• Terjadi karena kekurangan hemoglobin atau kekurangan sel darah merah, yang dapat
disebabkan terganggunya produksi eritrosit (karena tubuh kekurangan zat besi) atau
terjadi karena pendarahan. Gejala: tubuh terasa lesu, kepala pusing, muka pucat.
• Upaya pencegahannya: selama menstruasi mengonsumsi makanan yang mengandung
zat besi dan makanan bergizi. 18/09/2019
5. Hipertensi dan hipotensi
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
• Terjadi jika tekanan darah di atas 120/80 mmHg, yang dapat disebabkan karena
arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olehraga,
stres, mengonsumsi minuman beralkohol atau banyak mengandung garam, lemak, dan
kolesterol.
• Gejala: sakit kepala, kelelahan, pusing, pendarahan dari hidung, mual, muntah, dan
sesak napas.
• Upaya pencegahan: jika obesitas harus menurunkan berat badan, hindari mengonsumsi
minuman beralkohol dan makanan yang berlemak (kolesterol tinggi), olahraga teratur,
tidak merokok, hindari faktor-faktor yang menyebabkan stres.

18/09/2019
Hipotensi (tekakan darah rendah)
• Terjadi jika tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg.
• Gejala: sering pusing, sering menguap, penglihatan kurang jelas ketika sehabis duduk
lama lalu berjalan, keringat dingin, cepat lelah, denyut nadi lemah, dan pucat.
• Upaya pencegahan: banyak minum air putih (8-10 gelas per hari), mengonsumsi
minuman yang meningkatkan tekanan darah (seperti kopi), mengonsumsi makanan
yang mengandung garam, olahraga secara teratur.

18/09/2019

Anda mungkin juga menyukai