• Hospital-acquired pneumonia (HAP) merupakan penyebab paling
umum kedua dari infeksi diantara pasien di Rumah Sakit, dan sebagai penyebab utama kematian karena infeksi (mortalitas-rate sekitar 30- 70%), dan diperkirakan 27-50% berhubungan langsung dengan pneumonia. Definisi - etiologi • Hospital-acquired pneumonia (HAP) adalah suatu pneumonia yang terjadi 48 jam atau lebih setelah pasien masuk rumah sakit, dan tidak dalam masa inkubasi atau diluar suatu infeksi yang ada saat masuk rumah sakit. • Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus (MSSA dan MRSA), Pseudomonas aeruginosa, Gram negatif batang yang tidak memproduksi ESBL dan yang memproduksi ESBL (Enterobacter sp., Escherichi coli, Klebsiella pneumonia) Klasifikasi • Community-acquired Pneumonia (CAP) • Hospital-acquired Pneumonia (HAP) atau Health care-associated Pneumonia (HCAP) • Ventilator-acquired Pneumonia (VAP) Faktor risiko pada pneumonia nosokomial
Gangguan pertahanan host / Tingkatkan Pertumbuhan berlebih dari organisme yang
aspirasi ganas
Endotracheal tube Penggunaan antibiotik dalam waktu lama
Posisi terlentang Iatrogenik (cuci tangan yang tidak memadai)
Gangguan status mental Saluran vena sentral
tabung nasogastrik Sering dirawat di rumah sakit, tinggal di
rumah sakit dalam waktu lama
Sedasi Peralatan pernapasan yang terkontaminasi
Administrasi H2 antagonis atau protein
reseptor inhibitor pompa Patofisiologi 1. Inokulasi langsung 2. Penyebaran melalui pembuluh darah 3. Inhalasi bahan aerosol 4. Kolonisasi dipermukaan mukosa Patofisiologi 1. Zona luar : alveoli yang terisi dengan bakteri dan cairan edema. ( Kongestif ) 2. Zona permulaan konsolidasi : terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah. ( Red Hepatization ) 3. Zona konsolidasi yang luas : daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan jumlah PMN yang banyak. (Grey Hepatization) 4. Zona resolusi : daerah tempat terjadi resolusi dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar makrofag. (Resolution)
Red hepatization ialah daerah perifer yang terdapat edema dan
perdarahan 'Gray hepatization' ialah konsolidasi yang luas. Manifestasi klinis • demam, menggigil, berkeringat, batuk (produktif, atau non produktif, atau produksi sputum yang berlendir dan purulent), sakit dada karena pleuritis dan sesak. • Sering berbaring pada posisi yang sakit dengan lutut bertekuk karena nyeri dada. Diagnosis 1. Gambaran klinis a. Anamnesis : Demam, batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang disertai darah, sesak napas dan nyeri dada. b. Pemeriksaan fisik Temuan pemeriksaan fisis dada tergantung dari luas lesi di paru. Pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit tertinggal waktu bernapas, palpasi fremitus dapat mengeras, perkusi redup, auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah kasar pada stadium resolusi. Diagnosis • pemeriksaan laboratorium • peningkatan jumlah leukosit, biasanya >10.000/ul kadang-kadang mencapai 30.000/ul, dan pada hitungan jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatan LED • pemeriksaan mikrobiologis. • Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal, aspirasi jarum transtorakal, torakoentesis, bronkoskopi, atau biopsy. • pemeriksaan apus Gram, Burri Gin, Quellung test dan Z. Nielsen. • titer antibody Gambaran radiologi Tatalaksana 1. Antibiotik Pemberian antibiotik pada penderita pneumonia sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya, akan tetapi karena beberapa alasan yaitu : a. penyakit yang berat dapat mengancam jiwa b. bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu sebagai penyebab pneumonia. c. hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu maka pada penderita pneumonia dapat diberikan terapi secara empiris 2. Suportif Suportif • O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96% • Humidifikasi dengan nebulizer • Pemberian cairan • Pemberian kortikosteroid • Obat inotropik seperti dobutamin atau dopamin * bila terdapat komplikasi gangguan sirkulasi atau gagal ginjal prerenal. • Ventilasi mekanis *jika hipoksemia persisten, gagal nafas,Retensi sputum yang sulit diatasi secara konservatif • switch teraphy • Pseudomonas maka antibiotik yang direkomendasikan adalah antipseudomonas betalaktam (piperasillin-tazobaktam 4-5 gram tiap 6 jam intravena • atau sefepim 1-2 gram tiap 12 jam intravena • atau imipenem 500 mg tiap 6 jam • atau morepenem 1 gram tiap 8 jam) ditambah kuinolon (siprofloksasin 400 mg tiap 12 jam intravena atau levofloksasin 750 mg per hari intravena). • Methycillin Resistance S.aureus (MRSA) maka antibiotik yang direkomendasikan adalah vankomisin 15mg/kgBB tiap 12 jam atau linzolid 600 mg tiap 12 jam dengan penyesuaian dosis. • Tanpa faktor risiko patogen multy drug reaction maka antibiotik yang direkomendasikan : • seftriakson 1-2 gram perhari intravena • atau sefotaksim 1-2 gram tiap 6-8 jam intravena • siproflksasin 400 mg tiap 8 jam intravena • Disertai faktor risiko patogen multi drug reaction maka antibiotik yang direkomendasikan adalah • betalaktam : seftazidim 2 gram tiap 8 jam intravena • atau sefepim 2 gram tiap 8-12 jam intravena • piperasillin/tazobaktam 4-5 gram tiap 6 jam • imipenem 500 mg tiap 6 jam intravena Prognosis • Angka mortalitas PN dapat mencapai 33-50%, yang bisa mencapai 70% bila temasuk yang meninggal akibat penyakit dasar yang dideritanya. Penyebab kematian biasanya adalah akibat bakteriemi terutama oleh Ps. Aeruginosa atau Acinobacter spp. Komplikasi • endocarditis • pericarditis • empyema • acute respiratory distress syndrome (ARDS)