ADE KOMALUDIN
e-mail: adekomaludin@yahoo.com
HP: 08122185679
1
Harus dimiliki semua
orang
KOMUNIS
(SOSIALIS)
PRINSIP HIDUP IDEOLOGI
ISLAM
PROGRAM HIDUP
(AMAL SHALEH) KAPITALIS
STANDAR KOMPETENSI
(TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM)
3
BAHAN AJAR
4
MATERI AJAR
No. (Balanced One-Semester Courses)
1 General Overview of Philosophy: Pengertian Filsafat
8 Ilmu, nilai serta ucapan para Shalihin (para Imam) tentang ilmu dan tauhid
9 Metoda ilmiah: (1) pengertian, (2) cara memperoleh kebenaran, (3) tahapan metoda
ilmiah, (4) deskripsi metoda ilmiah (L-H-V), dan (5) latihan
10 Teori kebenaran
11 Hukum kausalitas: (1) Pemahaman tentang takdir, (2) Prinsip-prinsip kausalitas, dan (3)
Hukum kausalitas fisikal dan spiritual
12 Derivasi (implikasi) hukum kausalitas umum
6
GENERAL OVERVIEWS OF PHILOSOPHY:
PENGERTIAN FILSAFAT
7
FILSAFAT (pengertian secara
semantik/etimologis): Berasal dari
bahasa arab, falsafah; dalam
bahasa Yunani menjadi philosophia
yang terdiri dari philos = cinta dan
shophia = pengetahuan/
hikmah/kebijakan. Jadi filsafat
adalah cinta
pengetahuan/hikmah/kebijakan
8
FILSAFAT
(pengertian terminologis):
“Adalah ilmu yang mempelajari
dengan sungguh-sungguh hakikat
kebenaran segala sesuatu” (M.A.
Rosali, 1988)
9
1. Suatu sikap;
2. Metode berpikir;
ARTI FILSAFAT 3. Kelompok teori;
SECARA 4. Analisis kritis bahasa dan
TERMINOLOGIS makna;
5. Pemahaman yang
komprehensif dan
mendalam.
10
DEFINISI FILSAFAT BERDASAR WATAK DAN
FUNGSI (Titus,dkk):
• Informal: sikap dan kepercayaan yang diterima secara tidak
kritis (misal fiqih);
• Formal: sikap kritis atas kepercayaan yang dijunjung tinggi
(misal tauhid);
• Spekulatif: hasil berbagai sains dan teknologi yang ditinjau
dari pengalaman kemanusiaan (misal dunia medis);
• Logosentris: analisis kata dan konsep (exp: there is no eternal
but change, tiada tuhan kecuali Tuhan, dll;
• Aktual: merupakan problem yang berkembang di masyarakat
dan dicari jawabannya (misal: kenapa kemiskinan sulit
dihilangkan?).
11
EROS:
Cinta biologis (cinta karena bentuk fisik)
AGAVE:
CINTA Cinta orangtua pada anak; Rasul pada umatnya;
Pemimpin ke rakyatnya; Rahmat Allah ke hambanya
PHILOS:
Cinta kepada Allah; kepada Rasul; Cinta kepada
keluarga Rasul
12
1. Cahaya hati (cahaya iman);
2. Pengetahuan mendalam
tentang Agama;
3. Kesucian batin;
4. Ketinggian akhlak;
ARTI HIKMAH 5. Pelembut hati;
ATAU 6. Rasa takut pada Allah;
AL-HIKMAH 7. Pengetahuan tentang diri;
8. Sesuatu yang berharga;
9. Al-Quran;
10.Kenabian;
11.Pemahaman thd al-Quran,
dst
13
Kata hikmah salah satunya terdapat pada:
QS: 62/2:
14
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT:
• Radikal: sampai ke akar persoalan;
• Kritis: tanggap thd persoalan yg berkembang;
• Rasional: dapat dijangkau akal/dapat dimengerti;
• Konseptual: hasil konstruksi pemikiran;
• Koheren: runtut, berurutan;
• Konsisten: berpikir lurus;
• Sistematis: saling berkaitan/teratur;
• Metodis: memiliki cara untuk memperoleh kebenaran;
• Komprehensif: menyeluruh;
• Bebas dan bertanggungjawab.
15
MANFAAT FILSAFAT BAGI MAHASISWA
• Membiasakan diri untuk berpikir kritis;
• Membiasakan diri untuk bersikap logis-
rasional, dan argumentatif;
• Bersikap toleran dalam perbedaan
pandangan/pendapat;
• Mengajarkan cara berpikir yang cermat dan
tak kenal lelah;
• Tidak merasa paling benar; dst
16
PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
17
Filsafat ilmu adalah bagian dari filsafat yang
menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakikat
ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di
dalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu sosial. Di
sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan
epistemologi dan ontologi.
(Wikipedia Bahasa Indonesia:2016)
18
Philosophy of science is a branch of
philosophy concerned with the foundations,
methods, and implications of science. The
central questions of this study concern what
qualifies as science, the reliability of scientific
theories, and the ultimate purpose of
science.
https://en.wikipedia.org/wiki/Philosophy_of_science (2016)
19
FILSAFAT ILMU (1):
“Ialah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah
dan cara-cara memperolehnya”
(Beerling, dkk, 1986)
EPISTEMOLOGI:
Bagaimana cara mendapatkan ilmu itu?
HAKIKAT 1.Ada metodenya (biasanya digunakan
(YANG INGIN metode ilmiah), lihat uraian
selanjutnya;
DIJAWAB) 2.Pendekatan;
3.Klasifikasi;
FILSAFAT ILMU 4.Model dan alat analisis, dst.
AKSIOLOGI:
Kegunaan ilmu?
1.Menemukan kebenaran;
2.Menemukan keyakinan;
3.Menemukan ide, gagasan, dst.
21
SUMBER ILMU PENGETAHUAN
22
ALLAH
MANUSIA AWWAM
RASIO
(OTAK/AKAL) RASA (HATI)
PENGAMATAN (PENGALAMAN)
PENGETAHUAN (KNOWLEDGE)
Proses pengembangan
ilmu
PENGULANGAN
ILMU (SCIENCES)
23
KETERANGAN:
• Awwam: manusia biasa;
• Knowledge (Pengetahuan): a proposition confirmed
by adequate evidence (H.H.Titus, 1959);
• Sciences (Ilmu): a body of systematic knowledge
built-up through experimentation and observation
(H.H. Titus, 1959);
• Proposition: keterjalinan fakta yang satu dengan
fakta yang lain.
24
SUMBER ILMU:
"Ana madinatul 'ilmi wa 'aliyun
babuha, faman arodal 'ilma fal
yatil baba"
(Mustadrak al-Hakim, III:16, 127)
25
MANUSIA PILIHAN (PARA SHALIHIN)
26
SILSILAH NABI MUHAMMAD SAW
ISMAIL
ISHAQ
HASYIM
YAKUB
ABDUL MUTHALIB YUSUF
AYUB
5. MUHAMMAD AL-BAQIR
Lahir 1 Rajab 57 H (677-734 M). Ia wafat diracun
oleh Hisham bi Abdul Malik, Khalifah bani Umayah
28
6. JAFAR SHADIQ
Lahir 17 Rabiul Awwal 83 H (702-765). Ia syahid diracun oleh al-Mansur, Khalifah
bani Abassiyah. Ia adalah guru Imam Abu Hanifah. Murid beliau 4000 orang,
termasuk Jabr bin Hayan At-Thusi (ahli Matematika), Sufyan Tsauri dan beberapa
ulama sunni.
7. MUSA AL-KADZIM
Lahir 17 Shafar 128 H (745-799). Ia wafat diracun
oleh Harun al-Rasyid, Khalifah bani Abassiyah
8. ALI ARRIDHO
Lahir 11 Dzulqodah 148 H (765-818 M). Ia wafat
diracun oleh al-Ma’mun, Khalifah bani Abassiyah
9. MUHAMMAD AL-JAWAD
Lahir 10 RAJAD 195 H (811-835 M). Ia wafat
diracun oleh al-Mu’tasim, Khalifah bani Abassiyah
29
10. ALI AL-HADI
Lahir 15 Zulhijjah 212 (828-686 M). Ia wafat diracun oleh
Mu’taz, Khalifah bani Abassiyah
31
KONSEP DASAR ILMU:
ASAL KATA:
Dari Bahasa Arab, ‘allama = mengetahui; aalim = yang
mengetahui; ulamaa = orang yang memiliki pengetahuan luas
tentang Agama (Islam)
R. HARRE (1995):
A collection of well-attested theories which explain the pattern
regularities and irregularities among carefully studied
PENGERTIAN phenomena
ILMU
(SCIENCES)
H.H.TITUS (1959)
Sciences is a body of systematic knowledge built-up through
experimentation and observation
32
STRUKTUR ILMU
33
KONSTRUK (DIMENSI): Konsep yang lebih abstrak;
FAKTOR (variabel): Fakta yang satu yang bisa mempengaruhi yang lain;
PROPOSISI: keterjalinan fakta yang satu dengan fakta yang lain (embrio
teori); Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara
empiris disebut hipotesis;
POSTULAT/AKSIOMA: Sesuatu yang dianggap benar, tanpa perlu bukti.
Contoh 1 + 1 = 2
TEORI: Saling hubungan antar konsep, antar definisi, antar proposisi,
yang dicanangkan untuk mengantisipasi atau meramalkan gejala-gejala.
Contoh teori permintaan, dst.
DALIL: Premis-premis yang diterima sehingga dijadikan azas yang pasti;
HUKUM: Teori yang sudah berulangkali terbukti tahan uji;
Premis: adalah sesuatu yang dianggap benar sebagai landasan penarikan kesimpulan
34
PEMBAGIAN ILMU
35
ILMU-ILMU DEDUKTIF
PEMBAGIAN ILMU
(Beerling, dkk:
1986)
ILMU-ILMU EMPIRIK
(INDUKTIF)
36
JENISNYA:
Ilmu Matematika
PENGERTIAN:
Proses penarikan kesimpulan (penelitian) yang dimulai dari
hal-hal umum (teori, dalil, dll) menuju ke kesimpulan khusus
ALIRAN-ALIRAN:
Logisme, Formalisme, dan Intuisionisme (lihat uraian
selanjutnya)
37
LOGISME (Frege and Russel):
Berusaha agar Ilmu Matematika dikembalikan kepada logika
FORMALISME (Hilbert):
ALIRAN-ALIRAN
Teori Matematika dipandang sebagai kumpulan rumus-
ILMU DEDUKTIF
rumus dari dan atau menurut hukum-hukum tertentu
38
SIKLUS EMPIRIK:
(1) Observasi, (2) induksi, (3) deduksi (proses hipotesis), (4)
kajian (eksperimen/verirfikasi/falsifikasi/konfrmasi), dan (5)
evaluasi
PENJELASAN ILMIAH:
ILMU-ILMU Yang ingin cicapai oleh ilmu-ilmu empirik adalah
EMPIRIK menetapkan, menggambarkan dan akhirnya menjelaskan
(INDUKTIF) (menafsirkan) gejala-gejala tertentu dalam pengalaman
yang diselidikinya
39
ILMU YANG BEBAS NILAI:
Ilmu yang tidak terkait/tidak dikaitkan dengan nilai-nilai
normatif
NILAI ILMU:
Dilihat sampai sejauhmana ilmu itu berguna bagi
kemanusiaan dan kebahagiaan (duniawi dan ukhrowi)
40
UCAPAN PARA SHALIHIN TENTANG
ILMU DAN TAUHID
41
Ucapan Imam Jafar Shadiq:
"Kebiasaan orang yang bodoh yaitu: (1)
Menjawab sebelum mendengar, (2) berdebat
sebelum memahami permasalahan, dan (3)
menghukum sesuatu yang tidak
diketahuinya"
(Fatih Guven, 1995;247)
42
IMAM MUSA AL-KADZIM BICARA TENTANG ILMU:
43
UCAPAN IMAM HUSAIN:
“tanda-tanda orang yang berilmu adalah
yang menjaga tutur katanya dan mengetahui
berbagai bidang ilmu pengetahuan”;
44
KECERDASAN IMAM MUSA AL-KADZIM
TENTANG TAUHID:
45
Pertama, Allah sendiri yang melakukan
sementara manusia benar-benar tak
berdaya. Kedua, Allah dan manusia sama-
sama berperan atas perbuatan-perbuatan
tersebut. Ketiga, manusia sendiri yang
melakukannya.
46
Maka, jika asumsi pertama yang benar, Allah tidak
adil kalau menghukum dosa-dosa manusia, karena
manusia tidak melakukannya. Demikian juga jika
asumsi kedua yang benar, Allah tidak adil jika Dia
menghukum manusia, karena di dalamnya Allah
berbuat sebagai sekutu. Tinggal alternatif ketiga,
yakni bahwa manusia bertanggung jawab
sepenuhnya atas perbuatannya sendiri”.
47
METODA ILMIAH
48
METODA ILMIAH (pengertian):
Merupakan cara memperoleh dan
menyusun tubuh
pengetahuanyang didasari pada:
(1) pemikiran yang logis;
(2) menggunakan uji hipotesis, dan
(3) dilakukan verifikasi.
49
DUA PENDEKATAN (cara)
memperoleh kebenaran:
(1) Pendekatan non-ilmiah,
(2) Pendekatan ilmiah
50
AKAL SEHAT (Common sense):
Serangkaian konsep yang memuaskan untuk kegunaan
praktis kemanusiaan
PRASANGKA:
Kecenderungan orang kearah pembuatan generalisasi
yang terlalu cepat
INTUISI:
I. PENDEKATAN
Menentukan pendapat melalui proses yang tidak
NON-ILMIAH disadari atau tidak dipikirkan terlebih dahulu
UJI COBA:
Penemuan kebenaran yang diperoleh dengan tidak
menggunakan langkah-langkah yang sistematis
51
Diperoleh dengan
menggunakan
Metoda Ilmiah melalui
II. PENDEKATAN
Penelitian Ilmiah.
ILMIAH
Kebenaran yang
diperoleh terbuka untuk
diuji oleh siapa saja
52
TAHAPAN METODA ILMIAH:
LOGICO-HYPOTETICO-VERIFICATIF
53
Premis
2. DALIL:
3.
1. LANDASAN 4. 5.
PERUMUSAN
PERUMUSAN TEORITIS PENGUJIAN PENARIKAN
HIPOTESIS
MASALAH DAN STUDI HIPOTESIS KESIMPULAN
(Ho dan Ha)
EMPIRIS
Keterangan:
54
DESKRIPSI METODA ILMIAH
(L-H-V)
55
JUDUL: SYARAT-SYARAT JUDUL YANG BAIK
56
DARI MANAKAH MASALAH ITU MUNCUL?
57
DALIL: LANDASAN TEORITIS DAN STUDI EMPIRIS
58
PERUMUSAN HIPOTESIS
59
PENGUJIAN HIPOTESIS
60
KESIMPULAN
61
CONTOH-CONTOH JUDUL PENELITIAN:
62
LATIHAN:
PROSES PENENTUAN KESIMPULAN ILMIAH DENGAN
MENGGUNAKAN METODA ILMIAH (LOGICO-HIPOTETICO-
VERIFIKATIF = L-H-V)
TEORI KORESPONDENSI:
Suatu pernyataan dianggap benar jika materi
TEORI pengetahuan yang dikandungnya
berhubungan dengan obyek yang dituju oleh
KEBENARAN pernyataan tersebut (induktif); atau didukung
oleh bukti empiris yang kuat. Contoh ibukota
RI adalah Jakarta
TEORI PRAGMATIS:
Suatu pernyataan dianggap benar, jika
pernyataan tersebut mempunyai keguanaan
praktis dalam kehidupan manusia. Contoh
ada teori tertentu (misal teori X) yg
bermanfaat dlm dunia medis, dst. Jd, teori X
itu benar, karena bermanfaat. 64
PRINSIP KAUSALITAS
(HUKUM SEBAB AKIBAT):
PENGANTAR PEMAHAMAN TENTANG
TAKDIR DAN PRINSIP DASAR
FILSAFAT ILMU
65
PEMAHAMAN TENTANG TAKDIR:
1. TAKDIR JABARIYAH (TAKDIR DETERMINISTIK)
66
SETIAP SESUATU MEMILIKI SEBAB:
MENGAPA………….?
67
PRINSIP-PRINSIP KAUSALITAS:
68
QS: 36/36-40
36. Maha Suci Tuhan yang Telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
37. Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah
malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta
mereka berada dalam kegelapan.
38. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah
ketetapan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.
39. Dan Telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga
(Setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua [1267].
40. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang. dan masing-masing beredar pada garis
edarnya.
70
QS: 62/1
71
HUKUM KAUSALITAS FISIKAL
DAN SPIRITUAL
Sekaitan dengan pernyataan di atas maka sebab pun ada dua,
yaitu sebab-sebab yang bersifat: (1) fisikal/materi, dan (2)
spiritual (ruhani/non-materi).
Dalam hubungan ini kita kenali dalam tauhid istilah al-bada.
Yaitu suatu peristiwa dimana pengaruh kekuatan spiritual
menjadi lebih besar (dahsyat) dibanding dengan pengaruh faktor
fisikal. Contoh-contoh sekaitan dengan peristiwa ini, perhatikan:
Kisah Nabi Yusuf, Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Nabi
Sulaiman, dan Imam-Imam suci lainnya (lihat bagan
sebelumnya).
72
HUKUM KAUSALITAS DAN AL-BADA
SEBAB-SEBAB FISIKAL
(BISA POSITIF/NEGATIF)
TAKDIR: AKIBAT
SEBAB-SEBAB SPIRITUAL
(BISA POSITIF/NEGATIF)
74
DERIVASI (IMPLIKASI) PRINSIP-PRINSIP
KAUSALITAS UMUM
• Prinsip kausalitas menjadi asas pertama semua ilmu
pengetahuan dan teori-teori eksperimental;
• Berbagai upaya pemaparan segala bidang pemikiran
manusia bergantung pada diterimanya prinsip
kausalitas;
• Tidaklah mungkin bahwa untuk memaparkan prinsip
kausalitas didasarkan pada persepsi inderawi yang
subjektif;
75
• Walaupun eksperimen tidak mampu
mengungkapkan sebab tertentu, kepercayaan
filosofis terhadap keberadaan sebab tetap kuat,
sesuai dengan prinsip kausalitas;
• Kegagalan eksperimen mengungkapkan sebab,
disebabkan karena dua hal: (1) karena eksperimen
itu terbatas, (2) karena sebab yang tidak diketahui
itu berada di luar pikiran empirikal (berada di luar
alam dan materi);
76
DALIL-DALIL (NASH) TENTANG HUKUM
SEBAB-AKIBAT SPIRITUAL
77
QS: 17/1:
Kekuatan spiritual Nabi Muhammad SAW sungguh
sangat luar biasa
78
QS: 12/93:
Sebab Spiritual (doa dan gamis Nabi Yusuf
bisa menyembuhkan mata ayahnya yang
buta karena menangisi Nabi Yusuf)
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini,
lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan
melihat kembali; dan bawalah keluargamu
semuanya kepadaku".
79
QS: 6/160:
Satu amal kebaikan mengakibatkan 10 kali lipat
penggantinya
80
QS: 2/261:
Disebabkan berbuat baik, maka Allah
melipatgandakan penggantinya
81
QS: 13/39:
Allah bisa menghapus apa yang sudah ditetapkan-
Nya karena pengaruh faktor spiritual kita
82
POTONGAN DOA PAGI DAN SORE:
83
DOA :
“………Jika aku sudah ditetapkan dalam Umm
al-Kitab sebagai orang yang celaka, jadikanlah
aku orang yang bahagia, sesungguhnya
Engkau menghapus apa yang Engkau
kehendaki dan menetapkan apa yang Engkau
kehendaki. Di sisi-Mu Umm al-Kitab
(Doa Pagi dan Sore)
84
CONTOH HUKUM KAUSALITAS FISIKAL DAN SPIRITUAL DALAM
KEGIATAN BISNIS
87
Kepemimpinan (X1)
Motivasi (X2)
Kinerja Karyawan
(Y)
Lingkungan Kerja (X3)
Budaya
Organisasi (X4)
88
PENJELASAN:
89
LITERATUR
Beerling, dkk. (terjemahan, 1986). Pengantar Filsafat Ilmu. Penerbit Tiara Wacana, Yogyakarta, Indonesia.
Cooper, D.R., and Emory, C.W., (1995). Business Research Methods. Richard, Irwin, Chicago, USA.
Chun, C. L., (1975). Path Anakysis--a Primer. Pacific Grove, California.
Fazlur Rahman (terjemahan, 2000). Filsafat Shadra. Penerbit Pustaka, Bandung, Indonesia.
Guven, Fatih (terjemahan, 1995). 560 Hadis dari 14 Manusia Suci. Penerbit Yayasan Islam Al-Bagir, Bangil,
Indonesia.
Herman Soewardi (1999). Roda Berputar Dunia Bergulir: Kognisi baru tentang timbul-tenggelamnya sivilisasi,
Bakti Mandiri, Bandung
Ibrahim Amini (terjemahan, 2002). Imam Mahdi: Penerus Kepemimpinan ILahi. Penerbit, Islamic Center
Jakarta, Indonesia.
Issac, S., and Michael, W.B., (1982). Handbook In Research and Evaluation, Edits Publishers, San Diego,
California, USA.
Ja'far Subhani Syaikh (1990). Memilih Takdir Allah menurut al-Quran dan Sunnah. Pustaka Hidaya, Jakarta
Muhammad Baqir As-Sahdr (terjemahan, 1991). Falsafatuna. Penerbit Mizan, Bandung, Indonesia.
Muthahari, Murtadha (1992). Perspektif al-Quran tentang Manusia dan Agama. Mizan, Bandung
Osman Bakar (terjemahan, 1997). Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu. Penerbit Mizan,
Bandung, Indonesia
90