Anda di halaman 1dari 10

ETIKA MORAL

(ETIKA SEBAGAI CABANG FILSAFAT)


Disusun Oleh Kelompok 3 :
1. Halit Rahmat Hidayat
2. Gumilar Wirahadi Kusuma
3. Lasmaida Gultom
4. Nur Adindah Indah Permata Dewi
Pengertian Etika Moral ?
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978)
berarti kebiasaan atau model prilaku, atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk
sesuatu tindakan, dapat diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan
pembuatan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. etik adalah segala sesuatu
yang berhubungan/alasan tentang isu moral.

Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk memilih tindakan baik dan
buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan.

Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika merupakan ilmu tentang
moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia sebagai dasar prilakunnya.
Moralitas ciri khas manusia ?
Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk
(Bertens, 2002:7). Moralitas juga berperan sebagai pengatur dan petunjuk bagi manusia dalam
berperilaku agar dapat dikategorikan sebagai manusia yang baik dan dapat menghindari perilaku yang
buruk (Keraf, 1993: 20). Dengan demikian, manusia dapat dikatakan tidak bermoral jika ia berperilaku
tidak sesuai dengan moralitas yang berlaku. Velazquez memberikan pemaparan pendapat para ahli etika
tentang lima ciri yang berguna untuk menentukan hakikat standar moral (2005:9-10).
Kelima ciri tersebut adalah sebagai berikut:
1. Standar moral berkaitan dengan persoalan yang dianggap akan merugikan secara serius atau benar-benar
menguntungkan manusia. Contoh standar moral yang dapat diterima oleh banyak orang adalah
perlawanan terhadap pencurian, pemerkosaan, perbudakan, pembunuhan, dan pelanggaran hukum.

2. Standar moral ditetapkan atau diubah oleh keputusan dewan otoritatif tertentu. Meskipun demikian,
validitas standar moral terletak pada kecukupan nalar yang digunakan untuk mendukung dan
membenarkannya.

3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk kepentingan diri. Contoh pengutamaan
standar moral adalah ketika lebih memilih menolong orang yang jatuh di jalan, ketimbang ingin cepat
sampai tempat tujuan tanpa menolong orang tersebut.

4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak. Dengan kata lain, pertimbangan
yang dilakukan bukan berdasarkan keuntungan atau kerugian pihak tertentu, melainkan memandang
bahwa setiap masing-masing pihak memiliki nilai yang sama.

5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosakata tertentu. Emosi yang mengasumsikan
adanya standar moral adalah perasaan bersalah, sedangkan kosakata atau ungkapan yang
merepresentasikan adanya standar moral yaitu “ini salah saya,” “saya menyesal,” dan sejenisnya.
Pemahaman Berdasarkan Contoh

 Orang dapat dikatakan tidak bermoral apabila tingkah lakunya berlawanan dengan moralitas yang berlaku
dalam masyarakat. Contoh perbuatan yang berlawanan dengan moralitas masyarakat di Indonesia adalah
tidak adanya tenggang rasa terhadap orang yang berbeda agama. Sebagai masyarakat Indonesia yang plural
dengan suku, ras, dan agama, tentunya persoalan perbedaan tidak menjadi masalah, bahkan menjadi suatu
kebanggaan yang harus dijunjung tinggi dilatarbelakangi oleh makna dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Dengan demikian, orang yang tidak memiliki tenggang rasa atas perbedaan agama, di Indonesia, dianggap
tidak bermoral.
Hakikat etika filosofis
Etika filsafat sebagai cabang ilmu, melanjutkan kecenderungan seseorang dalam hidup sehari-hari.
Etika filsafat merefleksikan unsur-unsur tingkah laku dalam pendapat-pendapat secara sepontan.
Kebutuhan refleksi itu dapat dirasakan antara lain karena pendapat etik tidak jarang berbeda dengan
pendapat orang lain.

Etika filsafat dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis, metodis dan sistematis tentang tingkah laku
manusia dari sudut norma-norma susila atau dari sudut baik atau buruk. Dari sudut pandang normatif,
etika filsafat merupakan wacana yang khas bagi perilaku kehidupan manusia, dibandingkan dengan
ilmu lain yang juga membahas tingkah laku manusia.Etika filsafat termasuk salah satu cabang ilmu
filsafat dan malah dikenal sebagai salah satu cabang filsafat yang paling tua.
Hubungan manusia dengan moralitas
Moral memiliki arti yang hampir sama dengan etika. Etika berasal dari bahasa kuno yang berarti ethos dalam
bentuk tunggal ethos memiliki banyak arti yaitu tempat tinggal biasa, padang rumput, kebiasaan, adat, watak
sikap , dan caraberfiki. Dalam bentuk jamak ethos (ta etha) yang artinya adat kebiasaan. Moral berasal dari
bahasa latin yaitu mos (jamaknya mores) yang berarti adat, cara, dan tempat tinggal.

Moral yang pengertiaannya sama dengan etika dalam makna nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
Ada beberapa unsur dari kaidah moral yaitu :
• Hati Nurani Merupakan fenomena moral yang sangat hakiki.
Hati nurani merupakan penghayatan tentang baik atau buruk mengenai perilaku manusia dan hati nurani ini
selalu dihubunngkan dengan kesadaran manusia dan selalu terkait dalam dengan situasi kongkret. Dengan hati
nurani manusia akan sanggup mererfleksikan dirinya terutama dalam mengenai dirinya sendiri atau juga
mengenal orang.

• Kebebasan dan tanggung jawab.


Kebebasan adalah milik individu yang sangat hakiki dan manusiawi dan karena manusia pada dasar nya adalah
makhluk bebas. Tetapi didalam kebebasan itu juga terbatas karena tidak boleh bersinggungan dengan
kebebasan orang lain ketika mereka melakukan interaksi. Jadi, manusia itu adalah makhluk bebas yang dibatasi
oleh lingkngannya sebagai akibat tidak mampunya ia untuk hidup sendiri.

• Nilai dan Norma Moral.


Nilai dan moral akan muncul ketika berada pada orang lain dan ia akan bergabung dengan nilai lain seperti
agama, hukum, dan budaya. Nilai moral terkait dalam tanggung jawab seseorang.
Perbedaan antara hukum dan moral menurut para ahli

• K.Berten :
Hukum lebih dikodifikasikan daripada moralitas, artinya dibukukan secara sistematis dalam kitab perundang-
undangan. Oleh karena itu norma hukum lebih memiliki kepastian dan objektif dibanding dengan norma
moral. Sedangkan norma moral lebih subjektif dan akibatnya lebih banyak ‘diganggu’ oleh diskusi yang yang
mencari kejelasan tentang yang harus dianggap etis dan tidak etis. Meski moral dan hukum mengatur tingkah
laku manusia, namun hukum membatasi diri sebatas lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap
batin seseorang.

• Gunawan Setiardja membedakan hukum dan moral :


Dilihat dari dasarnya, hukum memiliki dasar yuridis, konsesus dan hukum alam sedangkan moral berdasarkan
hukum alam.
Dilihat dari otonominya hukum bersifat heteronom (datang dari luar diri manusia), sedangkan moral bersifat
otonom (datang dari diri sendiri).
Dilihat dari pelaksanaanya hukum secara lahiriah dapat dipaksakan,
Dilihat dari sanksinya hukum bersifat yuridis. moral berbentuk sanksi kodrati, batiniah, menyesal, malu
terhadap diri sendiri.
Dilihat dari tujuannya, hukum mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bernegara, sedangkan moral
mengatur kehidupan manusia sebagai manusia.
TERIMAKASIH
DAFTAR PUSTAKA
http://www.gusdurian.net/id/article/kajian/ABDURRAHMAN-WAHID-TENTANG-MANUSIA-MORALITAS/
http://mysterimanedin.blogspot.com/2012/03/hubungan-manusia-dengan-moral.html/
https://www.academia.edu/9075909/manusia_nilai_moral_dan_hukum
http://valiarina.blogspot.com/2012/12/etika-dan-moral.html
http://novinur.web.unej.ac.id/2015/06/03/manusia-etika-dan-moralitas/
https://www.apaitu.net/2010/1608/makna-moralitas-dan-lima-ciri-standar-moral/
http://asiyahtyas.blogspot.com/2016/12/hakikat-etika-filsafat.html
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-etika.html

Anda mungkin juga menyukai