Anda di halaman 1dari 9

Asep Yudha Wirajaya

 Pria dan wanita memang berbeda cara


berpikirnya.
 Beda pendapat memang biasa, namun terlalu
sering atau malah berubah jadi pertengkaran.
 Terlalu sering bertengkar juga tidak baik.
 Untuk mengupayakan hubungan yang lebih
harmonis, tentunya harus ada komitmen dan
usaha.
 Nah, boleh dong dimulai dengan Anda, para
wanita/pria yang bijaksana.
 Upayakan mengganti kalimat yang cenderung
bias ketika keluar dalam keadaan emosi, dengan
kalimat yang lebih manis nan konstruktif.
 Hindari: "Kamu tak pernah membantu di rumah!"

 Ganti dengan: "Alangkah indahnya kalau kamu


bisa membuang sampah-sampah ke tempat
sampah di depan rumah sebelum jam 8 nanti. Mau
yaa"

 Alasannya: Jangan beranggapan bahwa pasangan


Anda bisa membaca pikiran Anda. Lebih baik
berikan permintaan yang spesifik daripada
"menyerang" bombardir secara personal.
 Hindari: "Aku tak tahan kalau kamu ngomong
teriak-teriak!"

 Ganti dengan: "Saya pengen banget mendengar


apa yang mau kamu sampaikan. Tapi tolong donk
intonasi suaranya diturunkan supaya saya bisa
mengerti."

 Alasannya: Memahami perspektif pasangan


membuat ia merasa didengarkan, dan bisa
membuat keadaan lebih damai. Dengan
mengeluarkan apa yang Anda inginkan, akan ada
jalan untuk memperbaiki tingkah laku.
 Hindari: "Kamu telat lagi! Sama seperti saat perayaan
ulang tahun pernikahan kita!"

 Ganti dengan: "Saat menunggu kamu datang tadi aku


agak merasa frustrasi dan kesal. Boleh tahu nggak,
apa yang membuatmu terlambat tadi?"

 Alasannya: Dengan memberinya kesempatan untuk


menceritakan alasan keterlambatannya, Anda
bersikap adil. Ketika Anda mengungkit-ungkit
kejadian yang sudah lampau itu bukan lagi
membicarakan masalahnya, tapi merupakan tanda
bahwa Anda masih belum melupakan masa lalu.
 Hindari: "Saya nggak pernah bilang begitu!"

 Ganti dengan: "Saya nggak ingat pernah bicara


seperti itu. Saya tahu ketika sedang emosi atau
marah, kata-kata nggak enak didengar sering keluar
tanpa sadar. Jika memang benar saya pernah bicara
seperti itu, saya minta maaf yaa."

 Alasannya: Daripada mengelak dari tuduhan


pasangan Anda, coba menempatkan diri dalam
posisi yang sama dengan Si Dia untuk mencari
kebenaran dalam pernyataannya (meskipun hal ini
tidak mudah, dibutuhkan kebijaksanaan untuk
melakukannya).
 Hindari: "Kamu nggak pernah mendengarkan
aku!"

 Ganti dengan: "Ada yang ingin saya bicarakan


dengan kamu. Apakah ini waktu yang baik
untuk kita bicara?"

 Alasannya: Ketika Anda mengatakan "Kamu


nggak pernah" atau "Kamu selalu", hal ini justru
memberi cap kepada Si Dia. Sebaiknya fokus
kepada peristiwa yang sedang dihadapi.

Anda mungkin juga menyukai