Anda di halaman 1dari 28

Sebagian besar dari kita pasti mengenal satu orang yang sepertinya selalu membuat situasi

sulit dan tidak nyaman. Akan tetapi, menuding bahwa mereka sulit dan terlalu menuntut tidak
akan bermanfaat apa-apa, kemungkinan besar mereka justru tidak melihat hal itu sebagai
masalah. Apa pun penyebab yang membuat mereka berlaku demikian, gangguan kepribadian
ataukah masalah mendasar lainnya, Anda dapat mempelajari cara yang tepat untuk
berinteraksi dengan orang-orang yang sulit dan memelihara kewarasan Anda sendiri.
Bagian 1
Menangani Konflik
1.

1
Jangan defensif. Tetap tenang, dan sadari bahwa Anda tidak akan pernah menang dalam
argumen dengan orang yang sulit—dia dikatakan "sulit" karena ada alasan khusus. Dalam
pikiran orang yang sulit, Andalah masalahnya, dan tidak ada satu pun yang Anda katakan
dapat meyakinkan dia untuk mendengar cerita dari sisi Anda. Dia merasa bahwa opini Anda
tidak penting karena Andalah yang salah.
 Pikirkan apa yang akan Anda katakan sebelum mengatakannya dan apa tujuan
Anda berbicara dengannya. Jangan bereaksi impulsif karena dia menyinggung
Anda. Anda tidak harus membela diri dari orang ini.
 Gunakan pernyataan “aku”, bukan “kamu”. Contoh, jangan mengatakan “kamu
salah”. Cobalah kata-kata seperti “aku rasa pernyataanmu tidak benar”.
2.
2
Menjauhlah, tenangkan diri Anda, dan redakan ketegangan. Sikap yang tetap tenang saat
situasi memanas adalah kendali diri Anda yang paling tinggi. Menumpahkan kata-kata penuh
amarah atau bereaksi dengan emosi ekstrem seperti menangis hanya akan mendorong dia
untuk bersikap lebih sulit. Jangan tersinggung dengan reaksinya, dan jangan biarkan diri
Anda tersulut emosi saat menanggapinya.
 Lepaskan diri Anda secara emosional dari situasi tersebut, dan lakukan dengan
sikap seolah Anda tidak peduli. Tujuannya adalah berusaha jangan sampai Anda
terlibat dalam percakapan penuh emosi, menjaga jarak dan tidak membiarkan kata-
katanya membuat perasaan Anda tidak senang.
 Ubah situasi atau pembicaraan ke arah yang lebih positif dengan berfokus pada hal
lain yang tidak memicu perdebatan.[1] Bicarakan tentang cuaca, memancing, atau
keluarganya—apa pun yang akan mengalihkan perdebatan ke arah lain yang tidak
menyebabkan konflik lebih lanjut.
 Pertimbangkan fakta bahwa apa pun yang Anda lakukan atau katakan saat marah
dapat digunakan untuk melawan Anda. Jangan ditanggapi, kecuali jika Anda tidak
keberatan mendengar dia mengungkit komentar marah yang pernah Anda
keluarkan selama bertahun-tahun kemudian. Seseorang yang sulit ingin mendengar
Anda mengatakan sesuatu yang membuktikan bahwa Anda orang yang bermasalah.
[2]
 Jangan menghakimi apakah dia benar atau salah walaupun dia bersikap tidak
rasional. Sikap menghakimi kemungkinan hanya membuat perasaan Anda semakin
tidak enak.
3.

3
Hindari perdebatan. Jika memungkinkan, jangan berdebat dengan orang yang sulit. Cari
cara untuk setuju atau abaikan saja. Perdebatan hanya akan membuat Anda terlibat secara
emosional dan memicu respons Anda untuk melawan daripada harus kalah. Ini akan
mempersulit usaha Anda untuk berpikir jernih dan memberi respons yang tepat.[3]
 Orang-orang sulit senang bertengkar, jadi ketika Anda setuju dengannya atau
beberapa kebenaran dalam pernyataannya, Anda tidak memberi pertengkaran yang
dia inginkan. Jika dia memanggil Anda "bajingan", biarkan saja dan ingatlah apa
yang terjadi ketika Anda pernah pernah bereaksi dengan emosi. Ini berarti
mengabaikan detail dan hanya sepakat pada ide umum.[4]
4.
4
Sadari bahwa kemungkinan Anda tidak akan bisa berbicara baik-baik
dengannya. Pembicaraan masuk akal dengan orang yang sulit cenderung tidak mungkin
dilakukan—paling tidak untuk Anda. Ingatlah setiap kali Anda mencoba berdiskusi dengan
kepala dingin tentang hubungan Anda dengan orang tersebut. Kemungkinan justru Anda yang
disalahkan.[5]
 Sikapi dengan diam atau cobalah bercanda dengannya kapan pun memungkinkan.
Ketahui bahwa Anda tidak dapat "meluruskan" orang yang sulit. Mereka tidak bisa
dan tidak mau mendengar akal sehat.
 Hindari situasi yang akan memojokkan Anda berdua dalam perdebatan. Jangan
menghadapinya satu lawan satu. Sarankan untuk mengundang pihak ketiga. Jika
dia menolak, tuntutlah sampai dia mau.
5.
5
Abaikan dia. Orang yang sulit umumnya ingin mencari perhatian, jadi begitu dia menyadari
bahwa Anda tidak akan memberi perhatian yang dia inginkan, dia akan berpindah kepada
orang lain yang akan bereaksi sesuai keinginannya. Menjauhlah dari urusannya, dari jalannya
dan hindari bicara dengan atau tentang dia.
 Ledakan emosi orang yang sulit sama seperti amukan anak kecil. Jangan hiraukan
dia kecuali jika ledakan emosinya menghancurkan, berbahaya atau mengancam
keselamatan. Usahakan untuk menghindari orang sulit yang sedang marah atau beri
dia alasan untuk meredakan emosinya.
6.
6
Ajukan pertanyaan yang memprovokasi pikiran. Mengajukan pertanyaan yang merujuk
pada suatu masalah kepada orang yang sulit atau kelompok yang Anda hadapi seperti
pernyataan “Ada masalah apa?” atau “Mengapa kamu berpikiran seperti itu?” bisa menolong.
Pernyataan seperti itu menunjukkan bahwa Anda terlibat aktif dalam pembicaraan dan
bersedia mencari apa yang menjadi sumber perdebatan. Anda dapat membantu seseorang
yang sulit dengan menata ulang posisinya dan menyoroti ketidakrasionalan yang dia lakukan
 Ketahui bahwa individu yang sulit mungkin menanggapi pertanyaan tersebut
dengan berusaha membuat masalah lebih rumit dengan cara mengumpat,
menyalahkan, mengganti topik pembicaraan atau berperilaku lain.
7.
7
Tenangkan diri Anda. Jika percakapan dengan orang ini sudah menguji kesabaran terakhir
Anda, menjauhlah dari situasi tersebut. Dia mungkin hanya ingin menyulut emosi Anda, jadi
tunjukkan bahwa perilakunya tidak berpengaruh apa-apa. Sebaiknya Anda menjauh atau
mengerjakan hal lain untuk menenangkan diri.
 Kalau perlu, hitung sampai sepuluh dalam hati.
 Jika dia masih bersikap sulit, abaikan saja. Nantinya dia akan diam sendiri setelah
menyadari bahwa dia tidak bisa memicu reaksi keras dari Anda.
8.
8
Sikapi dengan percaya diri. Nyatakan pandangan Anda dengan percaya diri dan tatap
matanya ketika berbicara. Jangan sampai Anda terlihat lemah di depan orang-orang seperti
itu. Jika Anda menatap lantai atau ke arah lain, dia bisa menanggap Anda lemah. Anda perlu
menampilkan sikap masuk akal tetapi tegas.
9.
9
Sesuaikan strategi Anda. Saat Anda tidak bisa menjauh, anggap pembicaraan tersebut
seperti permainan. Pelajari strategi orang tersebut, dan buat strategi yang berlawanan sebelum
konflik terjadi. Lama-kelamaan Anda akan mengetahui strategi apa yang berhasil dan apa
yang tidak, ditambah lagi Anda akan merasa lebih baik karena Anda mengambil tiga langkah
lebih awal untuk mengunggulinya di setiap perdebatan. Namun, ingatlah bahwa tujuan akhir
Anda adalah membebaskan diri secara mental, bukan menjadi lebih unggul.
 Jika dia menghampiri Anda di depan orang banyak dan membisikkan sesuatu yang
menurutnya tidak akan Anda tanggapi demi menghindari drama, jawab dengan
suara lantang, “Apa kamu benar-benar ingin membahas masalah itu di sini?” Ini
mungkin akan membuat dia terkejut dan akhirnya enggan menunjukkan
kenegatifan di depan banyak orang.
 Pertimbangkan konsekuensi potensial dari tindakan Anda ini jika rencana semula
tidak berjalan seperti yang diharapkan sehingga Anda juga dapat mempersiapkan
hal yang tidak terduga.
 Jika dia berhasil memancing reaksi Anda dengan cara lain, jangan terlalu
dipikirkan. Ingat-ingat saja apa yang terjadi dan kembangkan strategi yang lebih
baik untuk kesempatan berikutnya.
 Orang yang sulit dihadapi tidak akan terlalu sulit bila Anda dapat memprediksi apa
yang akan dia katakan atau lakukan selanjutnya.
10.
10
Perhatikan bahasa tubuh Anda. Sadari posisi tubuh, cara berjalan dan ekspresi wajah Anda
ketika berada di dekat orang ini. Kita mengungkapkan banyak emosi melalui komunikasi
nonverbal. Jangan sampai Anda mengungkapkan perasaan tanpa sadar. Selain itu, kontrol
bahasa tubuh akan membantu mempertahankan ketenangan Anda, dan dalam prosesnya
menimbulkan efek menenangkan pada diri orang sulit ini.
 Bicaralah dengan suara halus, gerakkan tubuh setenang mungkin.
 Hindari bahasa tubuh konfrontatif, seperti kontak mata dalam jangka waktu lama,
gerakan agresif, menunjuk atau berdiri tepat di depan wajahnya. Pertahankan
ekspresi wajah netral, jangan menggelengkan kepala dan jangan berdiri terlalu
dekat.[6]
Bagian 2
Menerima Situasi
1.

1
Pertimbangkan bahwa mungkin ini hanya masalah kecocokan. Walaupun seseorang
tampaknya cocok dengan siapa saja, namun bisa saja dia orang yang sulit bagi Anda.
Beberapa orang memang tidak serasi dan tidak cocok jika bersama. Mungkin sebenarnya
tidak ada yang salah dari diri Anda masing-masing, tetapi jika bersatu, sisi buruk keduanya
akan muncul.
 Bila orang yang sulit dihadapi membuat pernyataan seperti “semua orang
menyukaiku”, dia hanya berusaha menimpakan kesalahan pada Anda. Cara dia
berinteraksi dengan orang lain tidak relevan, karena ada masalah dalam cara
interaksi Anda berdua. Ingat bahwa menyalahkan tidak mengubah fakta.
2.

2
Jangan ikut bersikap “sulit”. Anda mungkin memiliki kecenderungan mengikuti perilaku
orang-orang sekitar. Karena itu, mungkin saja Anda mengadopsi sifat yang tidak Anda suka
ini secara tidak sengaja. Mungkin Anda bertindak dengan sikap manipulatif dan tidak
rasional yang sama sebagai respons menghadapi orang sulit. Ingatkan diri Anda ketika
menyadari sifat jelek tersebut mulai muncul, dan sungguh-sungguh berusaha tidak menirunya
.
3.
3
Pikirkan apa yang dapat Anda pelajari. Orang yang sulit dihadapi sebenarnya
menawarkan pengalaman hidup berharga. Setelah berhadapan dengan orang yang sulit, Anda
akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan banyak jenis orang. Cobalah bersikap positif,
dan sadari bahwa apa yang tampak tidak masuk akal bagi Anda mungkin cara dia mengatasi
masalah. Cobalah memandang interaksi ini sebagai sarana untuk membangun keunggulan diri
seperti fleksibilitas, keanggunan, dan toleransi.
 Jangan terkecoh oleh usia, kecerdasan atau status bila Anda ingin menentukan
tingkat kedewasaan seseorang.
4.
4
Bersiaplah menghadapi perubahan suasana hati dan emosi yang tiba-tiba. Jika Anda
berhasil meyakinkan orang sulit bahwa dia melakukan kesalahan, mungkin dia akan
mengalami keterpurukan emosi tiba-tiba. Bukannya percaya bahwa dia selalu benar, dia
memutuskan bahwa jika sekarang dia tidak benar, berarti selamanya dia akan selalu salah. Ini
adalah mekanismenya untuk menimbulkan simpati dari orang lain.
 Sebagian individu yang sulit menggunakan perilaku acak untuk mengejutkan dan
membingungkan orang lain. Kemungkinan dia juga tidak menyadari hal itu. Lawan
dorongan untuk membiarkan perilaku tidak terduga itu mengintimidasi Anda.[7]
 Jangan biarkan dia membuat Anda bingung dengan bertingkah seolah dia yang
disusahkan. Jika dia benar-benar menyesali apa yang dia lakukan, tanggapi dengan
positif tetapi jangan beri peluang padanya untuk memanipulasi Anda.
5.
5
Berfokuslah pada hal positif. Kebanyakan orang memiliki sifat yang menetralkan sifat
buruk, jadi cobalah memikirkan hal baik dari orang ini. Pasti dia pernah melakukan sesuatu
yang baik, atau ada saat-saat Anda bisa terhubung dengannya. Jika Anda tidak bisa
memikirkan apa pun yang positif, buat satu pernyataan untuk diri sendiri, “Semua manusia
itu berharga” atau “Tuhan menyayanginya” untuk membantu mengendalikan diri Anda,
walaupun Anda sendiri tidak menyukai atau menghargai orang tersebut.
6.
6
Bicaralah dengan orang lain. Jika Anda mengenal seseorang yang akan memahami situasi
Anda dengan orang ini (teman baik, keluarga, kolensor, dll.) bicaralah dengan mereka.
Mereka mungkin akan memahami Anda, dan pasti akan membantu Anda agar merasa lebih
baik. Sebaiknya si pendengar tidak mengenal orang sulit yang sedang Anda hadapi, dan tidak
terlibat dalam situasi yang sama (misalnya bukan rekan kerja).
 Curahkan perasaan Anda dalam jurnal atau kepada komunitas daring jika Anda
merasa perlu.
Bagian 3
Melindungi Diri Sendiri
1.
1
Pertahankan harga diri Anda. Mempertahankan citra diri yang positif di hadapan orang
yang menggambarkan Anda sebagai orang jahat akan membutuhkan usaha. Daripada
mendengarkan apa yang dikatakan orang itu, sebaiknya Anda berfokus pada orang-orang
yang mengenal Anda dengan baik dan membuat Anda merasa nyaman. Sadari bahwa orang
sulit ini hanya ingin menyakiti Anda untuk membuat dirinya sendiri lebih baik.
 Pahami bahwa masalahnya di sini adalah dia—bukan Anda. Mungkin ini sulit
karena dia pandai menimpakan kesalahan dan membuat Anda merasa bersalah.
Tetapi jika Anda menerima tanggung jawab untuk kesalahan dan kekurangan Anda
serta mencoba memperbaiki diri, sangat besar kemungkinannya bukan Anda orang
sulit yang bermasalah di sini.
 Ketika dia membuat pernyataan yang ditujukan untuk menyakiti Anda, sadari
bahwa dia ingin orang lain berpendapat bahwa dia baik. Ketahui bahwa Anda tidak
memerlukan pengakuan seperti itu.
 Jika penghinaan tersebut tidak berdasarkan fakta, abaikan saja. Anda tidak seburuk
yang dia inginkan.
2.
2
Lindungi privasi Anda. Orang yang sulit biasanya mencari cara untuk menggunakan
informasi pribadi, sekecil dan sesepele apa pun itu, untuk melawan Anda. Dia dapat
mengarang kisah lengkap dan menggambarkan Anda sebagai orang jahat hanya berdasarkan
komentar kecil yang pernah Anda keluarkan. Sebagai ahli manipulasi, dia juga sangat pandai
membuat Anda membuka diri dan menceritakan semua hal.[8]
 Jangan menceritakan apa pun yang bersifat pribadi pada orang ini, walaupun dia
tampak normal atau bersikap seperti teman baik. Apa pun yang Anda katakan atau
ceritakan padanya secara pribadi tiba-tiba dapat berbalik menghantui kehidupan
pribadi dan profesional Anda.
3.
3
Jadilah orang yang berlawanan darinya. Jadilah orang yang “mudah”, buat diri Anda dan
kehidupan Anda contoh toleransi, kesabaran, kerendahan hati dan kebaikan. Usahakan untuk
selalu menjadi orang yang masuk akal. Pertimbangkan semua sisi cerita sebelum mengambil
kesimpulan.
 Sama seperti perilaku buruk yang berpengaruh negatif pada kita, perilaku baik
seperti toleransi, kesabaran dan kebaikan hati juga dapat memengaruhi orang lain
agar menjadi lebih baik.
 Akui bahwa Anda tidak sempurna. Anda tidak harus benar sepanjang waktu, tetapi
curahkan usaha terbaik. Hargai dia, dan jika Anda tidak menerima penghargaan
yang sama darinya, ketahui bahwa itu bukan masalah Anda. Anda akan mengalami
hari-hari yang menyenangkan dan tidak menyenangkan sama seperti semua orang
lain dalam hidup Anda.
4.
4
Jangan berfokus padanya. Walaupun dalam hidup ini Anda tidak bisa menghindari orang
yang sulit, jangan pikirkan dia ketika Anda tidak bersamanya. Ingat bahwa memikirkan dia
sepanjang waktu sama seperti mengorbankan waktu yang berharga untuknya padahal dia
tidak peduli pada Anda. Lakukan aktivitas lain dan cari teman-teman baru, dengan begitu
Anda tidak menyia-nyiakan waktu dengan terus memikirkan apa yang dia katakan atau
lakukan.
5.
5
Ketahui bahwa Anda mungkin harus menghadapi penyerangan emosional. Orang yang
menyerang sisi emosional akan menghancurkan Anda dengan kata-kata dan tindakannya. Dia
menggunakan taktik seperti mempermalukan, menganggap Anda tidak ada, mengkritik,
mendominasi, menyalahkan, menuntut dan menjauhi secara emosional untuk membuat Anda
bergantung padanya. Jangan pernah membiarkan apa yang dikatakannya menentukan siapa
Anda. Ketahui bahwa apa yang dia katakan atau lakukan datang dari masa kanak-kanak yang
tidak menyenangkan atau problem masa lalu yang dia arahkan pada Anda.[9]
 Tindakan terbaik adalah bersikap baik dan ramah meskipun dia bertindak seperti
orang berengsek yang berhak mendapatkan perhatian negatif.
 Jika dia kesepian tetapi tidak tahu cara yang benar untuk mendapatkan perhatian,
dia akan menghargai apa yang Anda lakukan dan akan berubah.
 Jika pada dasarnya dia memang bajingan yang senang membuat orang lain marah,
berarti apa yang Anda lakukan akan semakin membuat dia kesal karena dia tidak
bisa menemukan cara untuk membuat Anda marah. Pada akhirnya dia tidak akan
mengganggu Anda lagi.
6.
6
Tetapkan batasan. Buat aturan tentang apa yang bisa dan tidak bisa ditoleransi dalam
hubungan atau pertemanan dengannya. Tentukan bahwa tidak ada satu pun dari Anda boleh
berperilaku atau membahas topik, peristiwa, dan orang-orang tertentu yang telah ditetapkan.
Mungkin sebaiknya Anda duduk dan berbicara serius, dan nyatakan semua batasan apa yang
boleh dan tidak boleh dilakukan serta konsekuensi jika batasan tersebut dilanggar. Izinkan dia
memilih apakah akan mengikuti peraturan tersebut atau tidak.
 Tulis beberapa ide, dan curahkan semua keinginan dan kebutuhan Anda. Ajak dia
duduk bersama dan bicara. Jika dia menyela, minta dia diam dan teruslah bicara
sampai Anda selesai. Anda harus jujur. Beri ultimatum jika memang harus, tetapi
tetap jaga fokus untuk bertahan dan mengubah perilaku buruknya.
 Jika Anda memutuskan untuk bertahan dalam hubungan pribadi dengan seseorang
yang sulit, jaga kewarasan Anda setiap saat.[10] Carilah satu hobi dan berfokus di
situ, bergabung dengan kelompok dukungan atau mendalami agama.
 Pastikan Anda menjatuhkan konsekuensi jika batasan dilanggar. Jangan abaikan
pelanggaran apa pun. Jika Anda berkata akan pergi jika dia melanggar batas,
pergilah.
7.
7
Ambil jalan terpisah. Pada akhirnya nanti Anda mungkin perlu memisahkan diri dari orang
sulit dalam hidup Anda. Walaupun dia adalah anggota keluarga, mungkin pada titik tertentu
Anda harus menghentikan kedekatan. Hubungan jangka panjang dengan orang sulit tidak
akan sehat. Jauhkan dia dari hidup Anda sedapat mungkin.[11]
 Menjauhlah setelah Anda pergi meninggalkannya. Jangan kembali, walaupun cinta
Anda sangat besar atau jika dia berusaha meyakinkan Anda bahwa dia telah
berubah.
 Jika sekarang Anda tidak bisa pergi atau membuat dia yang pergi, tinggalkan
hubungan tersebut secara mental sampai Anda dapat meninggalkannya secara fisik.
 Memutuskan hubungan dengan orang sulit pada awalnya mungkin menyakitkan
tetapi akan terasa melegakan setelah Anda bisa mengatasinya.
Bagian 4
Menghadapi Berbagai Tipe Kepribadian
1.
1
Cobalah mengetahui apa aspek dirinya yang sangat mengganggu Anda. Kita semua
memiliki aspek kepribadian tertentu yang dapat dideskripsikan orang lain dalam beberapa
kata. Sebagian orang suka bergantung, mengontrol, bermain sebagai korban, bersikap pasif-
agresif, sangat dramatis atau super kompetitif. Jika Anda dapat mendeskripsikan apa aspek
kepribadiannya yang menciptakan gesekan dengan Anda, mungkin Anda bisa menentukan
cara spesifik untuk menghadapinya.[12]
 Tipe yang suka bergantung biasanya merasa tidak percaya diri dan sangat
menginginkan kasih sayang dan cinta karena dia merasa lemah dan mengidolakan
orang yang lebih kuat.[13]
 Tipe mengontrol biasanya adalah orang perfeksionis dan kritis yang harus selalu
benar dan sering menyalahkan orang lain untuk perilakunya sendiri.[14]
 Tipe kompetitif selalu ingin menang dan sering kali menganggap semua jenis
hubungan, pembicaraan atau aktivitas sebagai kontes untuk membuktikan bahwa
dia lebih baik dalam segala hal.[15]
 Orang pasif-agresif mengekspresikan sikap bermusuhan secara tidak langsung
dengan menyinggung sisi sensitif orang lain dengan halus. Contoh kata-kata yang
sering dia ucapkan adalah “jangan mengkhawatirkan aku, aku baik-baik saja”
ketika Anda tahu jika Anda melanjutkan apa pun yang Anda lakukan, Anda akan
menghadapi masalah.
2.
2
Ketahui sikap seperti apa yang tidak akan berhasil dalam menghadapi orang
sulit. Beberapa hal bisa berhasil baik bagi beberapa jenis orang, tetapi bagi yang lain
mungkin tidak. Anda mungkin harus mencoba-coba lebih dahulu untuk mengetahui sikap
seperti apa yang berhasil menghadapi orang sulit. Ada juga kemungkinan bahwa tidak ada
yang bisa Anda lakukan untuk mempermudah hubungan dengannya.
 Menghindari tipe orang yang suka bergantung hanya akan membuat dia lebih gigih.
Akan tetapi, menolaknya secara terbuka dapat mengubah dia jadi musuh. Jika Anda
menjauh, dia akan sakit hati.[16]
 Dengan tipe yang suka mengontrol, Anda tidak boleh mengatakan bahwa Anda
benar dan dia salah. Dia harus selalu benar apa pun yang terjadi, dan walaupun
kenyataannya Anda lebih baik, si perfeksionis dan kritis ini tidak akan mengalah.
[17]
 Orang yang sangat kompetitif akan menggunakan kelemahan apa pun yang Anda
miliki untuk melawan Anda, jadi jangan menunjukkan emosi di depannya. Jika
Anda melawan dan mencoba menang, dia cenderung akan meninggalkan Anda atau
tidak akan pernah menyerah.[18]
 Jangan bersepakat dengan orang yang suka mengeluh atau mencoba
menenangkannya. Dia hanya akan mengarahkan kemarahan pada hal lain.
 Orang yang suka bermain sebagai korban ingin agar Anda merasa prihatin padanya.
Jangan menawarkan simpati, dan jangan biarkan dia membuat alasan. Lebih baik
Anda bersikap praktis dan tawarkan bantuan dengan cara lain.[19]
3.

3
Cari tahu apa yang akan berhasil. Anda bisa membantu mengatasi beberapa hal negatif
pada orang-orang dengan kepribadian tertentu. Gunakan kekuatannya untuk membantu
menyelesaikan konflik, tekanan dalam hubungan dan kelemahan kecil. Menghadapi beberapa
tipe kepribadian dengan cara ini mungkin akan menimbulkan hasil positif.
4.
4
Hadapi tipe orang yang suka bergantung, mengontrol dan kompetitif. Pahami mengapa
beberapa tipe orang tertentu bersikap seperti yang mereka lakukan. Orang yang terlalu
bergantung membutuhkan bimbingan dan tanggung jawab supaya dia memiliki kepercayaan
diri. Orang yang suka mengontrol biasanya merasa tidak yakin dan takut pada kekurangannya
sendiri. Tipe kompetitif sangat peduli pada citra diri, sehingga biasanya dia sangat baik dan
murah hati setelah menang.
 Terhadap orang yang suka bergantung, tunjukkan cara melakukan segala sesuatu
dan biarkan dia melakukannya sendiri. Jangan biarkan dia meyakinkan Anda
bahwa seharusnya dia tidak mencoba karena Anda dapat melakukannya lebih baik.
Cari situasi yang membutuhkan bantuan dan mintalah bantuannya.[20]
 Jangan terintimidasi atau membiarkan kata-kata tipe pengontrol memengaruhi
Anda. Buat pengakuan bila Anda berhasil melakukan sesuatu dengan baik tetapi
jangan berdebat jika dia mengatakan sebaliknya.[21]
 Anda bisa membiarkan tipe kompetitif menang. Jika Anda sedang berdiskusi
dengannya tetapi dia tidak mau mengalah, akui posisinya dan minta waktu untuk
melakukan riset lebih banyak.[22]
5.
5
Hadapi orang yang suka mementingkan diri sendiri, pengeluh atau yang senang
berperan sebagai korban. Pahami bahwa orang yang mementingkan diri sendiri harus
merasa didengarkan. Orang yang banyak mengeluh biasanya memendam kemarahan dari
masalah yang tidak terselesaikan, dan juga butuh didengarkan. Orang yang berperan sebagai
korban selalu mendapat kesialan sehingga dia memiliki alasan atas kegagalan atau
ketidakmampuan mencapai sesuatu.
 Jika Anda menghadapi orang yang suka mementingkan diri sendiri, dengarkan saja.
[23]
 Hindari orang yang banyak mengeluh, akui apa yang dia rasakan dan cobalah untuk
menjauh sebisa mungkin.[24]
 Abaikan alasan yang dikatakan pemain korban atas keterlambatan atau timbulnya
masalah dan beri reaksi yang sama seperti yang akan Anda berikan pada orang lain.
Anda bisa memberi saran tetapi jangan melibatkan diri secara emosional.[25]
6.
6
Hadapi tipe dramatis dan pasif-agresif. Tipe kepribadian dramatis hidup untuk mencari
perhatian, dan sering kali bertindak terlalu jauh untuk mendapatkannya. Dia harus tinggal di
lingkungan yang tepat, memakai pakaian yang tepat dan memasukkan anak-anaknya ke
sekolah yang tepat. Tipe pasif-agresif biasanya menunjukkan sikap bermusuhan karena dia
tidak tahu cara mengekspresikan keinginan dan kebutuhannya dengan efektif.
 Tipe dramatis biasanya dijuluki "ratu drama”, terlepas dari jenis kelaminnya.
Jangan sampai Anda terjebak dalam drama dan naik-turun emosi yang diciptakan
orang ini. Dengarkan, tetapi jaga jarak.
 Hadapi orang pasif-agresif dengan membicarakan perilaku dan situasi yang
menjadi masalah. Kemudian berlatihlah menyelesaikan masalah dengan tidak
bereaksi terhadap sikap bermusuhan yang dia lancarkan. Tetapkan batasan, dan
dorong dia untuk mengekspresikan keinginan dan kebutuhannya dengan lebih baik
serta cara meminta sesuatu dengan tegas.[26]
Tips
 Jika Anda merasa menjadi orang yang sulit, semestinya dari langkah pertama Anda sudah
menyadari bahwa Anda orang yang sulit. Belajarlah mempertimbangkan pendapat orang lain
dengan pikiran terbuka. Pertahankan pendapat Anda, tetapi ketahui bahwa pendapat Anda
belum tentu benar.

Anda mungkin juga menyukai