Anda di halaman 1dari 34

AKUT ABDOMEN

dr. Nicko Rachmanio, Sp.B


Appendisitis Akut
Appendisitis
Patofisiologi

• Obstruksi (fecalith/edema limfe)  kongesti vena  obstruksi arteri

 hipoksia jaringan  inflamasi  gangrene  perforasi 

Peritonitis generalisata/ periappendikular infiltrate (abses appendiks)


Pemeriksaan khusus appendisitis
Rovsing’s sign Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri
pada sisi kanan.
Psoas sign atau Obraztsova’s sign Pasien dibaringkan pada sisi kiri, kemudian dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif
jika timbul nyeri pada kanan bawah.

Obturator sign Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif
jika timbul nyeri pada hipogastrium atau vagina.

Dunphy’s sign Pertambahan nyeri pada tertis kanan bawah dengan batuk

Ten Horn sign Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut pada korda spermatic kanan

Kocher (Kosher)’s sign Nyeri pada awalnya pada daerah epigastrium atau sekitar pusat, kemudian berpindah ke
kuadran kanan bawah.

Sitkovskiy (Rosenstein)’s sign Nyeri yang semakin bertambah pada perut kuadran kanan bawah saat pasien dibaringkan
pada sisi kiri
Bartomier-Michelson’s sign Nyeri yang semakin bertambah pada kuadran kanan bawah pada pasien dibaringkan
pada sisi kiri dibandingkan dengan posisi terlentang

Aure-Rozanova’s sign Bertambahnya nyeri dengan jari pada petit triangle kanan (akan positif Shchetkin-
Bloomberg’s sign)
Blumberg sign Disebut juga dengan nyeri lepas. Palpasi pada kuadran kanan bawah kemudian
dilepaskan tiba-tiba
Alvarado Score Skor
Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati ke perut kanan 1
bawah
Mual-Muntah 1

Anoreksia 1

Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2


Nyeri lepas 1

Demam diatas 37,5 ° C 1

Pemeriksaan Lab Leukositosis >10.000 2

Hitung jenis leukosit shift to the left 1

Total 10

Interpretasi dari Modified Alvarado Score:


1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut
Differential dx
Approach Appendisectomy
Peritonitis
Peradangan pada peritoneum :
1. Primer  infeksi melalui penyebaran bakteri secara limfogen dan
hematogen ke peritoneum, misalnya peritonitis TB
2. Sekunder  peradangan akibat infeksi dari luar peritoneum,
misalnya : perforasi usus, pemasangan drain ke dalam cavum
peritoneum
3. Tersier  peradangan berulang dari infeksi peritoneum
Bagaimana mendiagnosa suatu peritonitis ?
Anamnesa :
1. Keluhan utama : nyeri seluruh lapang perut/ minimal dua kuadran abdomen
2. Pada anak-anak biasanya cenderung rewel dan menangis, sering memegangi
perutnya.
3. Ada riwayat demam, biasanya didahului nyeri perut, nyeri alih.
4. Ada riwayat trauma
5. Perut kembung  segmental paralitik
6. Perubahan pola BAB  kasus malignansi
7. Riwayat tidak bisa BAB
8. Riwayat nyeri  hilang  nyeri, pada kasus peritonitis khemis, misalnya
perforasi gaster
• Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak sakit, lemah, delirium, koma
2. VS : hiperpireksia, takikardi, hipotensi
3. Abdomen : I : distensi, DC (+/-), jejas (+/-)
P : NT (+) min 2 kw, DM (+)
P : Tympani/hipertympani, pekak hepar (-)
A : BU (+) menurun
4. Skrotum  kemerahan pada anak
5. Rectal toucher : Ampulla longgar, NT seluruh lapang toucher
Radiologis
• Abdomen 3 posisi  legal formil
1. Free air (+/-), suprahepatal (LLD), subdiafragma (erect), entrapment
air (perforasi di retroperitoneal)
2. Perkabutan seluruh lapang abdomen
3. Psoas sign hilang
4. Pre peritoneal fat hilang
Penatalaksanaan
1. Pasang kateter urin  monitoring produksi urin
2. Pemasangan NGT  dekompresi
3. Rehidrasi  bila ada tanda2 dehidrasi
4. Pemberian antibiotika
5. Pemberian analgesic
6. Pemeriksaan laboratorium
7. Emergensi laparotomi  mencari sumber infeksi dan mencuci
cavum peritoneum
8. Bed rest
ileus
Obstruksi usus atau Ileus menurut Sjamsuhidajat adalah obstruksi
saluran cerna artinya disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan
dan elektrolit baik di dalam lumen usus bagian oral dari obstruksi
maupun oleh muntah.
1. Obstruksi mekanis (Ileus Obstruksi)
Terjadi obstruksi intramural atau obstruksi mural dari tekanan pada
dinding usus. Contoh kondisi yang dapat menyebabkan obstruksi
mekanis yang akut, misalnya, hernia strangulata, perlekatan,
intususepsi, tumor kronis misal akibat karsinoma yang melingkari.

2. Obstruksi Neurogenik (Ileus Paralitik)


Terjadi karena suplai saraf otonom mengenai endokrin seperti DM,
gangguan usus berhenti. Contoh: distropi otot, gangguan endokrin,
Bagaimana mendiagnosa ileus ?
Anamnesa :
1. BAB atau flatus terakir
2. Riw. Perubahan pola BAB
3. BAB lender darah (+/-)
4. Penurunan nafsu makan dan berat badan
5. Riw. Operasi di perut sebelumnya
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Muntah isi apa/warna
9. Komorbid lain
Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak kesakitan, lemah, sd penurunan
kesadaran
2. VS : takikardi, RR meningkat
3. Abdomen I : Distensi, Darm contour (+/-), Darm steifung
P : NT (+/-), Defans muskuler (-)
P : Hipertympani, pekak hepar (+)
A : BU (+) meningkat atau menghilang, metalik
sound/ borborigmi sound
4. Rektal toucher : Ampulla kolaps
Radiologis
Ro. Abdomen  legal formil
1. Dilatasi Sistema usus :
- hearing bone/coil spring
2. Air step ladder (panjang/pendek)
3. Distribusi udara usus tidak sampai ke distal
Penatalaksanaan
1. Pasang DC  evaluasi produk urin
2. Pasang NGT  dekompresi
3. Rehidrasi cairan
4. Pemberian antibiotik
5. Pemberian analgesik
6. Emergensi Laparotomi
Komplikasi Ileus
1. Syok
2. Perforasi
3. Sepsis
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai